Rasa keram mulai menyerang perut bawah Prilly, awalnya hanya sesekali, namun makin lama makin sering dan__rasanya luar biasa sakit.
Rasa sakit itu semakin menjalar diperut Prilly, sehingga wanita mungil itu meringis kesakitan. Cairan bening mulai keluar dari sudut matanya.
Dia segera menghubungi kakak nya Aryani agar segera datang ke Apartemen nya.
Rasa sakit itu semakin menjalar diperut Prilly, sehingga wanita mungil itu meringis kesakitan. Cairan bening mulai keluar dari sudut matanya.
Dia segera menghubungi kakak nya Aryani agar segera datang ke Apartemen nya.
Saat ini Ali sedang berada di LN, tak mungkin Prilly memberitahu Ali saat ini tentang keadaan nya.
“PRILLY!“ Aryani berteriak panik ketika melihat adiknya sudah terduduk dilantai. Ada air yang merembes membasahi bajuu Prilly, air yang diyakini Aryani adalah air ketuban.
Setelah minta bantuan Aryani segera membawa Prilly ke rumah sakit menggunakan ambulance yang sudah ditelpon oleh rendra Suami Aryani.
Keluarga mereka menyusul belakangan.
Keluarga mereka menyusul belakangan.
**
`Ya اَللّهُ , jika engkau kehendaki, lahirkan lah bayi ini dengan selamat.. `
Batin Prilly sambil mencoba melawan rasa sakit yang terus menyerang, rasa nyeri dan perih yang teramat sangat tak bisa dilukiskan.
Batin Prilly sambil mencoba melawan rasa sakit yang terus menyerang, rasa nyeri dan perih yang teramat sangat tak bisa dilukiskan.
“Ayo dek.. Kamu harus kuat..“ Aryani mencoba merasakan perih nya kuku Prilly yang menancap di pergelangan nya.
Dia tak tega melihat sang adik yang tengah berjuang melahirkan itu.
Sampai akhirnya suara tangis bayi menggema diruangan serba putih itu. Suara tangisan yang membuat Prilly meneteskan air mata.
Perjuangan yang tak sia-sia.
Semua rasa sakit, perih terganti dengan bayi mungil yang tak ternilai harga nya.
Bayi lucu tanpa cacat sedikit pun, bayi berjenis kelamin laki-laki inilah yang mampu membuat Prilly bertahan.
Dia tak tega melihat sang adik yang tengah berjuang melahirkan itu.
Sampai akhirnya suara tangis bayi menggema diruangan serba putih itu. Suara tangisan yang membuat Prilly meneteskan air mata.
Perjuangan yang tak sia-sia.
Semua rasa sakit, perih terganti dengan bayi mungil yang tak ternilai harga nya.
Bayi lucu tanpa cacat sedikit pun, bayi berjenis kelamin laki-laki inilah yang mampu membuat Prilly bertahan.
“Alhamdulillah..“ Lirih Prilly setelah semuanya beres, dia pun telah dipindahkan ke ruangan inap pasien.
**
`tap..tap..tap..`
Suara derap sepatu terdengar dilorong-lorong rumah sakit. Langkah panjang yang tergesa-gesa bahkan sang pemilik langkah hampir saja bertabrakan dengan orang yang ditemui nya.
Dia berlari seperti orang kesetanan menuju ruangan sang Istri berada.
Dia berlari seperti orang kesetanan menuju ruangan sang Istri berada.
Setelah sampai didepan ruangan yang ia rasa benar, segera ia buka pintu dengan tak sabaran.
`Ceklek!“
“Sayang!“ Seru Ali setelah melihat Prilly yang menyambut kedatangan nya dengan seulas senyuman.
Ali duduk disamping kasur Prilly dan mencium kening wanita itu sekilas.
Ali duduk disamping kasur Prilly dan mencium kening wanita itu sekilas.
“Maaf, aku gak ada disamping kamu..“
Ali menggenggam lembut tangan Prilly yang terbebas dari infus.
Ali menggenggam lembut tangan Prilly yang terbebas dari infus.
Hening!
Untuk beberapa saat Prilly hanya mampu tersenyum,_ wanita itu mengerahkan seluruh kekuatan hatinya agar terlihat tegar dihadapan Ali.
Wanita mana sih yang tak menginginkan didampingi Suami ketika melewati detik-detik menegangkan dalam hidupnya?
Melewati proses demi proses ketika melahirkan buah hati mereka.
Untuk itu Prilly mencoba tidak egois!
Wanita mana sih yang tak menginginkan didampingi Suami ketika melewati detik-detik menegangkan dalam hidupnya?
Melewati proses demi proses ketika melahirkan buah hati mereka.
Untuk itu Prilly mencoba tidak egois!
“Heii.. Kamu kenapa Prill??“ Tanya Ali dengan suara rendah selembut mungkin, lebih terdengar seperti sebuah bisikan.
“N-nggak apa-apa kak, cuman masih lemes aja..“ Senyuman itu!
Senyuman palsu, senyuman yang terukir didalam kepedihan.
Senyuman yang membuat orang melihatnya merasa kalau Prilly baik-baik saja.
Senyuman palsu, senyuman yang terukir didalam kepedihan.
Senyuman yang membuat orang melihatnya merasa kalau Prilly baik-baik saja.
Ruangan itu kembali hening, hanya suara tetesan air impus yang menjadi musik dalam ruangan berbau obat-obat itu.
“Dimana dia Prill?_dimana jagoan kita itu?“ Tanya Ali lagi setelah teringat dengan bayi mungil yang diceritakan Kakak Ipar nya lewat telpon ketika pesawatnya mendarat diJakarta.
“Hemm.. Dia ...“ Kalimat Prilly menggantung diudara ketika suara knop pintu dibuka seseorang.
Dari ambang pintu muncul sosok Aryani sambil menggendong bayi mungil adiknya.
Aryani menyerahkan bayi mungil itu kepada Ali secara hati-hati.
Dari ambang pintu muncul sosok Aryani sambil menggendong bayi mungil adiknya.
Aryani menyerahkan bayi mungil itu kepada Ali secara hati-hati.
“Subhanallah..“ Lirih Ali.
Diperhatikan nya secara intens bayi mungil yang sedang terlelap itu.
Alis tebal, bulu mata lentik, bibir tipis memerah, hidung lencir dan pipi chubby. Menggemaskan. Perpaduan Prilly dan Ali. Sempurna! Tanpa cacat fisik sedikit pun. Benar-benar gambaran seorang Aliando dan Prilly.
Diperhatikan nya secara intens bayi mungil yang sedang terlelap itu.
Alis tebal, bulu mata lentik, bibir tipis memerah, hidung lencir dan pipi chubby. Menggemaskan. Perpaduan Prilly dan Ali. Sempurna! Tanpa cacat fisik sedikit pun. Benar-benar gambaran seorang Aliando dan Prilly.
“Siapa yang mengadzani kak?“ Tanya Ali pada Aryani.
“Abah, Li..“
“Siapa namanya Kak?“ Tanya Prilly.
“Raffa Pratama Al-Syarief..“ Gumam nya dengan senyuman tipis. Aryani dan Prilly hanya mengangguk setuju.
**
Tak ada yang tahu arah kehidupan ini kemana akan mengalir.
Hanya sang pemilik alam semesta yang tahu akan segalanya.
Inilah yang terkadang disebut takdir.
Setiap hati yang bersih, pasti tidak akan mementing kan diri sendiri. Tidak akan egois. Dia akan lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.
Hanya sang pemilik alam semesta yang tahu akan segalanya.
Inilah yang terkadang disebut takdir.
Setiap hati yang bersih, pasti tidak akan mementing kan diri sendiri. Tidak akan egois. Dia akan lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.
Kenapa ?
Kenapa semuanya seperti ini?
Kenapa semuanya seperti ini?
Prilly mencoba menggigit bibir bawahnya ketika semua yang dia lakukan berakibat seperti ini.
Dan sekarang dia terdampar disini? Ditempat ini!
Ditempat Suami nya! Ralat, ditempat Istri pertama Suami nya juga tinggal.
Dan sekarang dia terdampar disini? Ditempat ini!
Ditempat Suami nya! Ralat, ditempat Istri pertama Suami nya juga tinggal.
Tidak akan ada yang mampu hidup dalam satu naungan dengan madu. Tak ada yang mampu jika kalian tak dianggap dirumah ini. Seperti orang asing! Sakit bukan?
Inilah yang Prilly rasakan, semuanya bearawal dari kebodohan nya sendiri.
Inilah yang Prilly rasakan, semuanya bearawal dari kebodohan nya sendiri.
Setelah umur Raffa 5 bulan, ia memilih ikut Ali ke Jakarta karena Ali tak ada pekerjaan diBandung lagi.
Dan bodohnya lagi, _bagaimana bisa seorang Prilly memutuskan untuk tinggal satu atap dengan Ali dan juga Linda.
`supaya Raffa dan Nabila tak jauh dari Ayah nya`
Pikiran yang konyol bukan! Kenapa ada wanita berhati selembut sutra dan sebening air susu seperti Prilly ini?
Dan bodohnya lagi, _bagaimana bisa seorang Prilly memutuskan untuk tinggal satu atap dengan Ali dan juga Linda.
`supaya Raffa dan Nabila tak jauh dari Ayah nya`
Pikiran yang konyol bukan! Kenapa ada wanita berhati selembut sutra dan sebening air susu seperti Prilly ini?
Hidup seatap dengan suami sendiri, dengan pengakuan status kepada Linda kalau dia hanyalah sebatas Sahabat Ali ketika sekolah dulu.
Ada lagi alasan paling konyol yang Prilly katakan. Dia bilang sudah janda!
Ali hanya bisa diam ketika keputusan itu diambil Prilly.
Bingung!
Inilah yang terjadi.
Ada lagi alasan paling konyol yang Prilly katakan. Dia bilang sudah janda!
Ali hanya bisa diam ketika keputusan itu diambil Prilly.
Bingung!
Inilah yang terjadi.
“Prilly, ayo ajak Raffa ke taman belakang.. Kita santai-santai disana..“ Ajak Linda ketika melihat Prilly sedang membereskan meja makan.
“Duluan aja mbak, aku mau beres-beres dulu..“ Sahut Prilly dengan senyuman palsu nya seperti biasa.
Dia terkadang merutuki diri sendiri kenapa dia tak bisa mengukir senyuman dengan hati yang tulus.
Dia terkadang merutuki diri sendiri kenapa dia tak bisa mengukir senyuman dengan hati yang tulus.
Linda berlalu sambil membawa Raffa dalam gendongan nya. Yap, seandainya dia tahu kalau itu adalah anak Ali, entah apa yang akan terjadi.
Keluarga itu berkumpul ditaman belakang rumah. Prilly menggelar tikar diatas rumput hijau dan meletakan makanan dan minuman. Ali hanya tersenyum melihat Prilly yang begitu sangat rajin dan telaten. Tapi dia juga merasa sedih karena tak mampu memberitahukan hubungan dia dan Prilly.
“Sini Raffa biar sama aku aja..“ Ali mengambil Alih Raffa yang tengah digendong Linda. Bayi lucu menggemaskan itu membuat hati Ali seketika jadi adem ayem. Nabila sangat senang karena bisa punya teman.
**
Ketika semua penghuni telah tertidur lelap, Prilly berjalan menuju samping rumah, _tepat nya duduk dipinggiran kolam renang.
Dia mencelupkan kaki nya kedalam air kolam, mencoba meresapi kesejukan yang telah menjalar ditubuhnya.
Dia mencelupkan kaki nya kedalam air kolam, mencoba meresapi kesejukan yang telah menjalar ditubuhnya.
“Orang asing..“ Gumam nya miris. Setiap hari melihat Linda bergelayutan manja dengan Ali, membuat dada Prilly sesak setiap menyaksikan hal itu.
“Prill, kamu ngapain malam-malam disini?“
“Ah!“ Prilly sedikit tersentak ketika mendengar suara bariton Ali yang tiba-tiba muncul dibelakang nya. Prilly mengusap dada berkali-kali mencoba menetralisirkan rasa kagetnya.
“Kak? Ngapain?“ Kini wanita itu malah melontarkan pertanyaan balik, dia bahkan celingukan melihat keadaan sekitar, taku kalau-kalau Linda muncul.
“Jangan cemas, Linda dan Nabila sudah tidur..“ Ali seakan mengerti apa yang Prilly rasakan.
Dia duduk disamping Prilly dan ikut mencelupkan kaki nya didalam air kolam yang sejuk. Ditatap nya mata Prilly, namun wanita itu memalingkan wajah nya ke arah lain, tak ingin Ali tahu kalau hatinya saat ini sedang dilanda kegundahan.
Dia duduk disamping Prilly dan ikut mencelupkan kaki nya didalam air kolam yang sejuk. Ditatap nya mata Prilly, namun wanita itu memalingkan wajah nya ke arah lain, tak ingin Ali tahu kalau hatinya saat ini sedang dilanda kegundahan.
“Aku tau apa yang kamu rasakan Prill, aku minta maaf karena terlalu banyak menggoreskan luka dihati mu..“
Prilly memejamkan matanya ketika mendengar kalimat Ali, hatinya terpiuh. Dia tak akan egois untuk mengambil keputusan yang salah. Dia tidak ingin anaknya terpisah dari Ayah nya sendiri kalau dia memutuskan pernikahan ini.
Rumit, terlalu rumit dan sakit untuk dijalani.
Prilly memejamkan matanya ketika mendengar kalimat Ali, hatinya terpiuh. Dia tak akan egois untuk mengambil keputusan yang salah. Dia tidak ingin anaknya terpisah dari Ayah nya sendiri kalau dia memutuskan pernikahan ini.
Rumit, terlalu rumit dan sakit untuk dijalani.
“Nggak apa-apa kak.. Aku ngerti, disini_aku yang seharusnya minta maaf karena sudah jadi benalu..“ Lirihnya dengan hati yang mula ketir.
“Sayannngg.. Aku gak tau harus bilang apa lagi sama kamu.., kamu terlalu sempurna buat lelaki bajingan seperti ku..“ Ali menyenderkan kepala Prilly dibahunya, di usapnya dengan lembut pipi chubby Prilly.
“Emergency Weding..“ Lirih Prilly..
Malam pun turut merunduk sedih menyanyikan simponi cinta bergenre pilu yang menyayat hati lewat tiupan angin malam yang berhembus.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar