Setelah beli arum manis Ali mengajakku untuk menaiki keranjang cinta. Nih orang yah udah tau aku takut ketinggian masih aja nekat.
"Ayo dong Prill, pliiiss." Ucapnya memelas.
"Ta ..tapi akukan takut."
"Udah ayolah gak usah takut."
Yaudah terpaksa aku nurut sama Ali.
Di dalam keranjang cinta aku hanya diam tak bergeming.
"Lo beneran takut Prill?"
"Yaiyalah, lo sih bandel."
"Yaudah m.f."
Ali pun mendekat ke arahku.
"Eh mau ngapain?" Selidikku.
"Katanya takut yaudah aku temenin, gimana sih."
"Oh yaudah."
Dan tiba2 GREEEK si keranjang cinta mendadak berhenti tepat dimana aku dan Ali ada di atas.
"Ali aku takut." Ucapku sambil menggenggam erat tangan Ali.
"Gak usah takut, palingan di bawah lagi naikin atw nurunin orang."
Dan tiba2 Ali menarikku hingga aku berada dalam dekapannya. Suara detak jantungnya bahkan dapat aku rasakan. Hembusan nafasnya sangat terdengar jelas di telingaku. Dan tak beberapa lama. GREEEK keranjang cinta pun berjalan kembali.
"Ta ..tapi akukan takut."
"Udah ayolah gak usah takut."
Yaudah terpaksa aku nurut sama Ali.
Di dalam keranjang cinta aku hanya diam tak bergeming.
"Lo beneran takut Prill?"
"Yaiyalah, lo sih bandel."
"Yaudah m.f."
Ali pun mendekat ke arahku.
"Eh mau ngapain?" Selidikku.
"Katanya takut yaudah aku temenin, gimana sih."
"Oh yaudah."
Dan tiba2 GREEEK si keranjang cinta mendadak berhenti tepat dimana aku dan Ali ada di atas.
"Ali aku takut." Ucapku sambil menggenggam erat tangan Ali.
"Gak usah takut, palingan di bawah lagi naikin atw nurunin orang."
Dan tiba2 Ali menarikku hingga aku berada dalam dekapannya. Suara detak jantungnya bahkan dapat aku rasakan. Hembusan nafasnya sangat terdengar jelas di telingaku. Dan tak beberapa lama. GREEEK keranjang cinta pun berjalan kembali.
* cinta itu sulit di tebak oleh nalar tapi dapat di rasakan oleh hati *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar