Tak terasa kita telah sampai di depan asramaku.
"Dah sampai, aku masuk dulu yah." Ucapku hendak masuk.
"Trus gue lo anggurin gituh."
"Lhah yang maksa ikut siapa?"
"Lo mah gituh."
"Alah, bilang aja mau gue temenin kan?"
"Nah tu lo tau."
Aku pun menemani Ali d dpan asramaku.
"Eh prill jalan2 yuk bosen di rumah."
"Mau kmana sih, gak enak kalo ada yang lihat tau."
"Udahlah ntar aq bilangin umi, pasti ngizinin deh."
"Lhah abi?"
"Udahlah gampang, yuk."
Aku dan Ali pun langsung menuju umi abi di rumah dan yang benar saja kita kok malah di boleh in yah. Gmana sih.
"Prill, besok kmasi barang2 kamu." Ucap abi tiba2 yang membuatku kaget.
"Lhah Prilly tinggal dimana."
"Mulai besok kamu tinggal disini, kamu boleh ikut ngaji di pondok, tapi kalo masalah tempat tinggal sama makan dan lain sebagainya kamu bisa tinggal disini."
Lhah ini critanya gimana, ah udahlah terserah aja.
"Trus ntar kalo papah sma mamah tau gimana bi?"
"Tadi uda abi kasih tau kok, ngizinin."
"Dah sampai, aku masuk dulu yah." Ucapku hendak masuk.
"Trus gue lo anggurin gituh."
"Lhah yang maksa ikut siapa?"
"Lo mah gituh."
"Alah, bilang aja mau gue temenin kan?"
"Nah tu lo tau."
Aku pun menemani Ali d dpan asramaku.
"Eh prill jalan2 yuk bosen di rumah."
"Mau kmana sih, gak enak kalo ada yang lihat tau."
"Udahlah ntar aq bilangin umi, pasti ngizinin deh."
"Lhah abi?"
"Udahlah gampang, yuk."
Aku dan Ali pun langsung menuju umi abi di rumah dan yang benar saja kita kok malah di boleh in yah. Gmana sih.
"Prill, besok kmasi barang2 kamu." Ucap abi tiba2 yang membuatku kaget.
"Lhah Prilly tinggal dimana."
"Mulai besok kamu tinggal disini, kamu boleh ikut ngaji di pondok, tapi kalo masalah tempat tinggal sama makan dan lain sebagainya kamu bisa tinggal disini."
Lhah ini critanya gimana, ah udahlah terserah aja.
"Trus ntar kalo papah sma mamah tau gimana bi?"
"Tadi uda abi kasih tau kok, ngizinin."
Aku dan Ali pun segera berpamitan untuk sekedar cuci mata, bodoh amat ntar di omongin orang.
"Pegangan." Perintah Ali padaku.
"Enggak, udahlah cepetan."
"Beneran gak mau pegangan, ok."
Tiba2 Ali mengegas motornya lalu di rem lagi yang sukses bikin aku langsung memeluknya.
"Tadi gak mau pegangan sekarang malah peluk2, bukan muhrim."
"Kamu sih modusin aku mulu kerjaannya."
"Sekali2 doang."
Kami pun langsung bergegas ntah mau kemana.
"Pegangan." Perintah Ali padaku.
"Enggak, udahlah cepetan."
"Beneran gak mau pegangan, ok."
Tiba2 Ali mengegas motornya lalu di rem lagi yang sukses bikin aku langsung memeluknya.
"Tadi gak mau pegangan sekarang malah peluk2, bukan muhrim."
"Kamu sih modusin aku mulu kerjaannya."
"Sekali2 doang."
Kami pun langsung bergegas ntah mau kemana.
"Sebenernya mau kemana sih Li?" Tanyaku pada Ali.
"Orang aku juga gak tau."
"Lhah kamu gimana sih."
"Udahlah diem aja, ntar juga tau sendiri."
"Li, aku takut kalo besok kita di jadiin fitnah gimana coba, kamu sih."
"Pokoknya ntar kalo ada fitnah macem2 alhamdulillah dong."
"Kok alhamdulillah sih?"
"Ya ntar aku bilang kalo kamu calon istri aku trus langsung nikahin kamu sekalian biar gak ada fitnah lagi. Bereskan"
"Terserah deh, dasar keras kepala."
"Orang aku juga gak tau."
"Lhah kamu gimana sih."
"Udahlah diem aja, ntar juga tau sendiri."
"Li, aku takut kalo besok kita di jadiin fitnah gimana coba, kamu sih."
"Pokoknya ntar kalo ada fitnah macem2 alhamdulillah dong."
"Kok alhamdulillah sih?"
"Ya ntar aku bilang kalo kamu calon istri aku trus langsung nikahin kamu sekalian biar gak ada fitnah lagi. Bereskan"
"Terserah deh, dasar keras kepala."
Dan kami pun telah sampai di tempat tujuan Ali. Ternyata Ali membawaku ke pasar malem.
"Wah pasar malem, lama banget aku gak kesini." Ucapku.
"Suka?"
"Suka kok, disini kan rame jadi ntar kalo kamu mau macem ga bisa."
"Ga bakal macem2 kok, belum halal juga gak ada manfaatnya."
"Wah pasar malem, lama banget aku gak kesini." Ucapku.
"Suka?"
"Suka kok, disini kan rame jadi ntar kalo kamu mau macem ga bisa."
"Ga bakal macem2 kok, belum halal juga gak ada manfaatnya."
Aku dan Ali pun berjalan menyusuri pasar malam.
"Dulu aku sering kesini Prill waktu kaia blum sibuk sperti sekarang, eh Prill mau arum manis gak?" Ucapnya.
"Boleh juga tuh."
"Dulu aku sering kesini Prill waktu kaia blum sibuk sperti sekarang, eh Prill mau arum manis gak?" Ucapnya.
"Boleh juga tuh."
Aku dan Ali pun langsung menuju ke pedagang arum manis yang berada di sebrang jalan.
* cinta itu pasti punya 1000 cara untuk menyatukan pemerannya *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar