Tak beberapa lama aku dan papa sampai di sebuah pondok pesantren. Namanya tertera Arrizqi.
Tok ..tok ..tok .. papa sudah mulai mengetuk pintu rumah sang pemilik pesantren.
Tok ..tok ..tok .. papa sudah mulai mengetuk pintu rumah sang pemilik pesantren.
"Assalamualaikum." Ucap papa.
"Waalaikumsalam." Ucap seseorang sembari membukakan pintu.
"Ya ampun Rizal. Apa kabar? "Tanya seseorang tadi yang tak lain adalah om Syarief.
"Baik."
"Mari masuk."
Aku dan papa pun masuk.
"Tumben2 an nih. Ada apa." Ucap om Syarief.
"Ini, Prilly ngotot minta di pondokin, yah aq inget kalo kamukan punya pondok pesantren." Ucap papa.
"Subhanallah, iya nanti biar aq yang urus, tnang aja."
"Aku titip Prilly yah, dan Prilly kamu di sini2 baik2 yah."
" Iya pah." Jawab qw.
"Waalaikumsalam." Ucap seseorang sembari membukakan pintu.
"Ya ampun Rizal. Apa kabar? "Tanya seseorang tadi yang tak lain adalah om Syarief.
"Baik."
"Mari masuk."
Aku dan papa pun masuk.
"Tumben2 an nih. Ada apa." Ucap om Syarief.
"Ini, Prilly ngotot minta di pondokin, yah aq inget kalo kamukan punya pondok pesantren." Ucap papa.
"Subhanallah, iya nanti biar aq yang urus, tnang aja."
"Aku titip Prilly yah, dan Prilly kamu di sini2 baik2 yah."
" Iya pah." Jawab qw.
Papa pun pulang, kini aq tengah diberi penjelasan sama om syarief. Mulai dari peraturan dan lain sebagainya.
"Prilly, kamu tidur di asrama putri nomor 3A ya, disana ada Dinda yang sekamar sama kamu." Ucap om Syarief.
"Baik, makasih om, Prilly langsung ke asrama aja."
"Panggilnya abi aja, oh iya nanti kalo ada masalah gak usah sungkan2 buat cerita"
"Iya, makasih bi"
"Prilly, kamu tidur di asrama putri nomor 3A ya, disana ada Dinda yang sekamar sama kamu." Ucap om Syarief.
"Baik, makasih om, Prilly langsung ke asrama aja."
"Panggilnya abi aja, oh iya nanti kalo ada masalah gak usah sungkan2 buat cerita"
"Iya, makasih bi"
Saat aku berjalan mencari kamar asramaku tiba2 seseorang menabrakku. Gak kenceng sih, tapi sukses bikin aku hampir jatuh. Tapi entah mengapa serasa punggungku ada yang menopang. Saat aku membuka mata benar saja seseorang telah menolong qw. Subhanallah tampan sekali dia. Wajahnya mirip Abi. Apa jangan2 dia putranya Abi. Astaghfirullah apa yang aku pikirkan. Aku pun tersadar setelah bertatapan dengannya cukup lama. Aku langsung mengambil posisi berdiri di hadapannya.
"Maaf, maaf banget aku gak sengaja." Ucapnya ramah.
"Iya gapapa kok."
"Kamu ada yang sakit."
"Enggak."
"Oh iya namaku Aliando Syarief panggil Ali aja."
"Aku Prilly Latuconsina, Prilly, oh iya kamu putranya om Syarief yah."
"Iya, emmz kamu mau kemana, kayaknya santri baru soalnya aku belum pernah lihat kamu sebelumnya."
"Oh iya aku santri baru, ini tadi aku nyari asrama putri nomor 3A tpi gak tau dimana."
"Kalo gak keberatan aku bisa anter kok."
"Oh iya makasih."
"Iya gapapa kok."
"Kamu ada yang sakit."
"Enggak."
"Oh iya namaku Aliando Syarief panggil Ali aja."
"Aku Prilly Latuconsina, Prilly, oh iya kamu putranya om Syarief yah."
"Iya, emmz kamu mau kemana, kayaknya santri baru soalnya aku belum pernah lihat kamu sebelumnya."
"Oh iya aku santri baru, ini tadi aku nyari asrama putri nomor 3A tpi gak tau dimana."
"Kalo gak keberatan aku bisa anter kok."
"Oh iya makasih."
Ali pun menunjukkan beberapa ruangan sebelum sampai di asramaku. Dan tak beberapa lama kami telah sampi di depan asrama putri nomor 3A.
"Udah sampai, ini kamar kamu." Ucapnya setelah tiba di depan ruangan 3A.
"Trimakasih yah, emmmzz aq langsung masuk aja."
"Iya, aku juga mau ke asrama, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Udah sampai, ini kamar kamu." Ucapnya setelah tiba di depan ruangan 3A.
"Trimakasih yah, emmmzz aq langsung masuk aja."
"Iya, aku juga mau ke asrama, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Aku pun langsung mengetuk pintunya karna tadi Abi bilang di sini aku sekamar sama cwe.
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum." Seruku dari luar.
"Waalaikumsalam." Seorang gadis cantik membukakan pintu untukku.
"Maaf ini Dinda ya."
"Iya, ini siapa."
"Aku Prilly, santri baru di sini dan kebetulan kata Abi, emmz maksudnya om Syarief aku sekamar sama kamu."
"Oh iya silahkan masuk, kamu kenal sama ustadz Syarief?"
"Oh iya, dia temennya papa di kantor."
"Oh kalo begitu kamu istirahat dulu aja, uda jam istirahat kok, ntar masalah barang2 kamu, aq bntu beresin."
"Makasih yah."
Dinda hanya menjawab dengan senyum.
Aku pun memutuskan untuk tidur, berhubung ini adalah bulan Ramadhan jadi aku harus ekstra menyimpan tenagaku.
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum." Seruku dari luar.
"Waalaikumsalam." Seorang gadis cantik membukakan pintu untukku.
"Maaf ini Dinda ya."
"Iya, ini siapa."
"Aku Prilly, santri baru di sini dan kebetulan kata Abi, emmz maksudnya om Syarief aku sekamar sama kamu."
"Oh iya silahkan masuk, kamu kenal sama ustadz Syarief?"
"Oh iya, dia temennya papa di kantor."
"Oh kalo begitu kamu istirahat dulu aja, uda jam istirahat kok, ntar masalah barang2 kamu, aq bntu beresin."
"Makasih yah."
Dinda hanya menjawab dengan senyum.
Aku pun memutuskan untuk tidur, berhubung ini adalah bulan Ramadhan jadi aku harus ekstra menyimpan tenagaku.
* Pertemuan yang tak disengaja itu di sebut kebetulan, tapi entah seterusnya *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar