Pagi itu terdengar suara riuh perdebatan antara seorang ayah dan anaknya, siapa lagi kalo bukan P. Rizal dan Prilly.
"Pah, Prilly tuh uda gede, Prilly mau nentuin masa depan Prilly sendiri, bukannya terus2 an ngegantung ke papah." ucap gandis berhijab bernama Prilly tersebut sambil menghempaskan tubuh ke sofa.
"Kamu yakin di pesantren itu pilihan kamu? " sahut papah Prilly ragu2
"1000% yakin pah. Prilly janji kok di sna Prilly bisa jaga diri." ucapnya terus merayu sang papah.
Tak tega melihat anaknya terus merengek meminta untuk ke pesantren akhirnya Rizal pun berfikir sejenak untuk menemukan sebuah ide.
"Boleh yah pah." ucap Prilly memelas.
Sebenarnya Rizal sangat tidak yakin dengan pilihan putrinya, bagaimana tidak, kadang2 makan saja masih nyuapin, bagaimana bisa dia kepingin masuk ke pondok pesantren.
"Papah tanya dulu sama mamah." jawab Rizal sembari menuju ke dapur.
Di dapur mereka kembali berdebat lagi meminta pendapat mamah Ully.
"Pril, kamu yakin mau ke pesantren? " tanya sang ibunda kepada Prilly.
"Yakin mah." Jawab Prilly penuh antusias.
"Kalo ada apa2 nanti yang tanggung jawab siapa? " Tanya mamah Ully lagi.
"Papah aja mah, soalnya kata pak ustad tuh yah kalo anak yang belum memiliki keluarga sendiri itu masih tanggung jawab orang tua." Jawab Prilly enteng bak tanpa beban.
"Trus tadi yang ngotot minta ke pesantren siapa? " Tanya mamahnya lagi.
"Prilly." Jawabnya ragu2.
"Jadi? "
"Iya deh iya nanti yang tanggung jawab Prilly kok, mamah sama papah tenang aja tinggal duduk manis di rumah, ini pilihan Prilly."
"Yaudah, tapi terserah papah yah yang nentuin podok pesantrennya." Ucap Rizal mengalah pada putrinya yang memang sangat menginginkan ke pondok pesantren.
"Okelah." Jawab Prilly antusias seketika.
-----oooOooo-----
Keesokan paginya semua barang telah siap. Prilly pun terlihat anggun memakai pakaian berwarna pink tua dengan dibaluti jilbab berwarna glamour. Hari ini dia akan berangkat menuju ke pesantren pilihan sang papah.
"Mah, doain yang terbaik buat Prilly yah." Ucapnya sembari mencium punggung tangan sang mamah.
"Pasti, kamu di sana hati2 yah, jaga diri baik2, belajar yang bener."
"Iya mah, yaudah Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Dalam perjalanan Prilly dan Rizal hanya diam, prilly yang fokus ke hp dan Rizal yang konsentrasi nyetir.
"Eh pah, pondok pesantrennya yang mana." Ucap Prilly membuka suara.
"Pondok pesantrennya milik temen papah di kantor, jadi papah gak perlu khawatir sama kamu."
"Okelah pah."
Hari ini, esok, dan seterusnya, aku akan memulai hidup baru dan suasana baru menjadi seorang santriwati.
* hari ini adalah harapan dan hari esok adalah tujuan *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar