Advertisement

Advertisement

Cerbung Nakal Aliando dan Prilly Terbaru Romantis Part 10

“Siapa tuh Mar?” Ali melirik gadis yang berada di samping Mario saat ini. Sepertinya masa jomblo mario telah berakhir.
“Ada deh”
“Gaya banget lo. Mentang-mentang udah punya cewek” Mario hanya terkekeh mendengar ucapan Ali yang terkesan memarahinya.
“Yang.. Si Mario udah nggak jomblo lagi nih” Teriak Ali yang menghebohkan sesisi rumahnya.
“Serius bang? Mana ceweknya? Cantik nggak?”
“Mana li mana?”
Prilly dan juga Rey yang sedari tadi berada di ruang makan pun berlari ketika mendengar teriakan Ali. Meninggalkan pekerjaannya hanya untuk melihat kekasih Mario.
“Lho Hanum?” Mario sempat terkejut ketika Prilly mengenali gadis yang sekarang tengah ia bawa untuk makan malam bersama.



“Prilly?”
“Lo kenal hanum prill?” Prilly menganggukkan kepalanya antusias dan berlari untuk memeluk Hanum yang ternyata adalah sepupunya.
“Anak sekolah sebelah kan? Pacar lo ya Mar?” Mario menganggukkan kepalanya kikuk bercampur bingung.
“Dia sepupu gue. Awas lo macem-macem sama dia” Mendengar penjelasan dari Prilly membuat Mario ber-oh ria namun juga merasakan tegang ketika prilly mengancamnya. Gadis ini tidak pernah main-main dengan ucapannya. Sabar Mario!.
“Ya udah ayo. Katanya Rey mau nraktir kita” Ujar Mario, namun dengan cepat Rey menggelengkan kepalanya, “nggak jadi kak, kita makan malam di rumah aja. hehe kapan-kapan aja ya”
“Dasar bocah pelit, sama kayak abangnya” cibir Mario, “cewek lo mana?” Lanjutnya.
“Tunggu se–” Ucapan Rey terpotong ketika sapaan manis terdengar di ambang pintu rumahnya, “Hay..”
Cantik, semua mata tertuju pada gadis cantik dengan dress putih selutut. Matanya birunya yang indah semakin membuat kecantikannya bertambah.
“Hay, aku Zahra”
“Gue Ali”
“Gue Mario”
Rey memutar kedua bola matanya malas melihat kakaknya yang terlalu semangat untuk berkenalan dengan pacar barunya. Apa prilly kurang cantik menurutnya?.
“Inget.. Itu pacar adiknya ya. Nggak usah genit bisa kan?” Ali menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya ketika prilly berbisik di telingannya.
“Syukurin lo. Kak prilly ngambek” Cibir Rey yang membuat semua orang terkekeh geli. Ali tak menghiraukannya dan memilih untuk mengejar prilly yang sudah menjauh untuk ke arah meja makan.
...
“Gue bisa bantu apa yang?” Seperti tak ada orang di sampingnya. Prilly terus saja mempersiapkan makan malam untuk teman-temannya tanpa memperdulikan ali yang terus membujuknya.
“Yang.. Marah ya sama gue?” Ali mendengus sebal ketika prilly masih saja tak bersuara.
“Prilly!”
“Sayang..”
Masih tak ada jawaban. Ali menghela nafasnya panjang dan menarik lengan prilly hingga jatuh di dalam dekapannya, “Maafin gue ya”
“Janji deh nggak kayak gitu lagi” Ujar Ali lembut, tangannya menangkup kedua pipi prilly dan menatap dalam kedua matanya.
Hingga pandangnnya kini turun beralih menatap bibir tipis prilly. Entah dorongan dari mana, Ali semakin memperdekat jarak di antara mereka. Hidung mereka bersatu yang membuat prilly menutup kedua matanya rapat-rapat.
Semakin dekat hingga..
“Woy.. Pada mau ngapain tuh?” Shit! Ali menjauhkan wajahnya dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.
“Kalau mau ena-ena jangan disini dong” ucap Mario yang membuat pipi prilly memerah. Bagaimana ia tak malu jika kepergok akan berciuman dengan Ali. Ya tuhan...
“Dikit lagi bang. Waktu lo nggak tepat”
Tak.
Awss.
Rey meringis kesakitan ketika satu jitakan yang di berikan ali mendarat sempurna di kepalanya.
“Otak lo kotor.” Zahra hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat perdebatan lucu dari adik kakak di hadapannya saat ini.
“Udah ah. Ayo makan” semua menganggukkan kepalanya dan segera mendekat ke arah meja makan.
...
“Ali...” Teriakan Prilly membuat Ali membalikkan badannya dan merentangkan kedua tangannya.
Bug.
Ali tersenyum dan memeluk prilly dengat erat. Tak perduli dengan beberapa pasang mata yang melihatnya saat ini. Koridor sekalah tak begitu ramai di pagi seperti ini, jadi mereka tak perlu malu hanya karena berpelukan saja.
“I love you” Bisik Ali lembut, “I love you too"
“Tunggu..” Ali mengerutkan keningnya heran ketika prilly mengendus baju seragamnya.
“Lo ngerokok ya?” Setelah tau bau yang menyengat di seragam ali membuat prilly melepaskan pelukannya dan menatap tajam ke arah Ali.
“Enggak yang. Sumpah!” Ali membentuk huruf V pada jari telunjuk dan tengahnya.
“Bohong!”
“Serius. Ini tuh tadi temen gue yang rokok di sebelah gue. Jadi asapnya kena baju gue” Ujar Ali.
Prilly mencoba mencari kebohongan di mata ali namun nihil. Tak ada kebohogan disana.
“Ok. Gue percaya” Ali bernafas lega dan kembali menarik tangan prilly kedalam pelukannya.
“Pelukan aja terus” Sontak prilly dan ali melepaskan pelukannya ketika sadar Mario sudah berada di sampingnya.
“Jangan iri dong mas” Goda Ali dan Mario hanya membalasnya dengan cibiran.
“Ayo masuk kelas li” Ali menggengkan kepalanya, “gue masih mau sama prilly kali mar”
“Alay lo! Udah ayo buru ke kelas”
“Love you sayang” Ali mendaratkan ciuman jarak jauh pada prilly sebelum benar-benar menjauh karena tarikan tangan dari Mario.
...
“Kenapa tadi diem aja sih? Kenapa nggak ngelawan? Dasar bego!”
“Muka lo jadi kayak setan gini kan”
“Sakit nggak?”
“Kalau sakit bilang. Biar gue ngobatinnya pelan-pelan”
“Kenapa diem aja sih?”
“Gue lagi ngomong, lo dengerin gue nggak sih?”
Cup.
“Katanya aku nggak boleh berantem lagi. Ya udah aku diem aja, lagian ini itu nggak sakit. Aku dengerin kamu kok”
Prilly sempat terdiam ketika ali mencium bibirnya secara tiba-tiba.
“Mana lagi yang sakit?” Ali tersenyum manis menanggapi sikap prilly yang ia rasa tengah salah tingkah.
“Lagian dia kan yang nyari gara-gara?” Tanya prilly yang tidak tau pasti kenapa ali bisa bertengkar dengan anak kelas 2. Yang ia tahu adik kelasnya itu tengah mencoba memancing emosi ali.
“Udah nggak usah di bahas” Prilly menganggukkan kepalanya dan kembali mengobati luka lebam ali.
Krekk.
Suasana seketika menjadi hening ketika Rey dan Zahra masuk ke dalam ruang Uks. Bukan itu yang membuat ali maupun prilly terkejut tapi Rey, Rey masuk dengan banyak luka di wajahnya.
“Rey.. Lo berantem?” Rey hanya menganggukan kepalanya dengan sesekali meringis menahan sakit.
“Rey kenapa sih Ra?” Tanya Prilly lagi pada Zahra.
“Berantem sama anak kelas sebelah kak” Ali mengangkat sebelah alisnya, “kenapa bisa berantem?”
“Dia mau coba-coba gangguin Zahra bang. Gue nggak terima”
Ali menggelengkan kepalanya pelan, “Posesif”
“Emangnya lo kagak? Ngaca” Prilly menahan tawanya setelah mendengar Rey yang terus membalas ucapan Ali dengan ketus.
“Ketawa aja” Kesal Ali. Sontak prilly tertawa terbahak-bahak yang membuat ali semakin kesal.
“Kok di ketawain beneran sih yang”
“Katanya tadi ketawa aja” ujar prilly di sela tawanya. Namun seketika tawanya mereda ketika ali membekap mulut prilly dengan tepalak tangannya.
“Woy bang lepasin kakak ipar gue. Kasian tuh kagak bisa nafas” Teriak Rey yang akhirnya membuat ali melepaskan bekapanannya.
“Kamu bisa diem nggak sih?” Sentakan yang keluar dari mulut Zahra membuat Rey menutup mulutnya rapat-rapat.
“Jadi cowok tuh nggak usah terlalu petakilan bisa nggak sih?” Prilly dan ali hanya saling melirik sembari menahan tawanya yang hampir meledak. Melihat Rey yang hanya diam tanpa membantah ucapan Zahra. Kicep.
“Maaf..” Lirih Rey dan menggenggam tangan Zahra erat.
“Ehm.. Duh yang di sini panas banget ya” Ali berdeham keras mencoba untuk menganggu adiknya.
“Ini emang ruangan yang panas atau kita yang kepanasan ya li. Adududu so sweet banget ya..” Timpal prilly yang berhasil membuat pipi tirus Zahra merona.
“Kita bisa lebih romantis dari mereka sayang..” Prilly sempat terkekeh ketika ali mengedipkan sebelah matanya.
“Gue ke kelas duluan ya Rey. Jangan ena-ena lo” Tawa ali dan juga prilly pecah ketika mendengar teriakan Rey dari dalam Uks.
Menggoda adiknya memang sudah menjadi bakat terpendamnya sejak dulu.


Tag:

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas