Advertisement

Advertisement

Cerbung Aliando dan Prilly "Kesempurnaan Cinta" Part 2



"Pak madi, kalau bapak berani menghukum prilly, saya bisa loh pak, bikin bapak pensiun hari ini juga."
Prilly benar-benar terkejut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Igo barusan. Bagaimana tidak, Igo yang lemot, yang penakut dan jarang nyambung kalau diajak ngobrol ternyata bisa bergaya se-cool ini untuk menolongnya.
"Igo?" Pak Madi menatapnya tak percaya. Wajahnya yang tadi seperti harimau kelaparan sekarang jadi lebih mirip seekor tikus yang siap diterkam si kucing. "Saya hanya menjalankan prosedur saya"
"Apa Bapak nggak dengar tadi, kan prilly bilang kalau dia nggak memulai semua ini duluan? Dia mukulin cewek centil itu kan karena ngebelain temennya. Ya, kan?"
"Go..." Prilly menyenggol lengan Igo, memberi isyarat pada cowok itu agar tak meneruskan aksinya. Tapi sepertinya Igo tetap pada pendiriannya.
"Saya tinggal telepon papa saya aja, gampang kok." ucap Igo santai. Kontan saja semua itu membuat Pak Madi terlihat bertambah cemas.
"Iya... Bapak ngerti." Pak madi memilih mengalah. melawan anak pimpinannya sama saja dengan cari mati.
"Oke, satu lagi pak. Tolong cewek-cewek ini aja yang di-skors!"
"WHAAT??" terdengar teriakan cempreng itu protes.
Igo lalu menarik tangan prilly meninggalkan kantor yang jadi tempat paling menyeramkan bagi para siswa disini. Guru BP-nya Galak sih!
"Thanks ya Go, udh nyelamatin gue dari masalah ini."
Igo tersenyum sembari memandangi prilly. "Gue kan udah bilang berkali-kali sama lo, gue bakal nolongin lo dari semua masalah-masalah lo. Oh iya, muka lo nggak apa-apa kan? Gue obatin ya?"
Prilly menepis pelan tangan Igo yang hampir mengenai pipinya lalu tersenyum agak dipaksakan. Selama ini Igo memang selalu baik padanya. Kata Lala sih, Igo suka padanya. "Nggak apa-apa kok. Cuman memar doang. Ya udah, gue pulang dulu ya?". Prilly sebenernya sedikit tidak enak meninggalkan 'pahlawan' yang dengan sukarela membantunya itu tanpa menawarkan sesuatu sebagai ucapan terimakasih. Tapi sumpah, Prilly memang benar-benar tidak tahu harus berkata apalagi.
"Gue anter ya?"
'Aduh...ngapain lagi nih orang pake acara mau nganterin segala? Bikin gue tambah nggak enak hati aja..
"Aduh, nggak udah Go. Ntar motor gue gimana? Mada mau dititipin sama Pak ilham?"
"Tenang aja. Motor lo entar gue anterin kerumah."
'Dasar oramg gila. Nggak ada kerjaan bnget dia?..
"Nggak usah Go, Gue pulang sendiri aja. Gue bisa kok."
"Eh.. nggak baik loh cewek cantik jalan sendirian. Apalagi lo luka gitu. Entar kalo lo kenapa-napa gimana? Siapa yang mau nolongin lo?"
"Igo, makasih banget atas tawaran lo. Tapi gue bisa pulang sendiri." Prilly mulai gregetan. Bicara sama cowok ini memang butuh kesabaran extra. Bagaimana tidak, kadamg untuk menghitung 125×5 saja Igo butuh waktu hampir 10 menit untuk menjawabnya!
"Yaudah deh. Tapi janji entar kalau udah nyampe, SMS gue oke?"
'Idihhh..siapa elo?
"Oke!"
Prilly langsung buru-buru menjauh menuju parkiran. Yang ia pikirkan saat ini hanyalan segera menghilang dari pandangan Igo. Entah kenapa kadang-kadang cara Igo menatap Prilly, membuatnya merasa risi.
Prilly segera men-strater motor matiknya, dan dalam 20 menit ia sudah tiba dirumah dan tak butuh waktu lama, handphone disaku roknya bergetar. Sebuah SMS masuk.
From: Igo
Time: 13:45:11
Gmn cantik? udah nyampe? Msh utuh, kan? Lukanya jgn lupa diobatin ya?
Prilly lalu buru-buru membalas,
To: Igo
Time: 13:45:59
Udh. Mksh.

Cerbung Romantis Aliando dan Prilly Terbaru

Suasana dirumah memang selalu sepi di jam-jam seperti ini. Maklumlah, ayah Prilly sedang ada di luar kota untuk mengurusi bisnisnya dan bundanya sedang bertugas dirumah sakit sebagai dokter spesialis mata. Sedangkan Rendy abang prilly satu-satunya itu pasti belum pulang kuliah. Paling hanya Bi Yum yang sedang masak atau membereskan dapur. Prilly memutuskan untuk langsung kekamarnya saja.
Prilly berjalan sedikit lunglai menaiki tangga. Tangan kanannya masih memegang luka memar dipipinya yang mulai terasa nyeri. Begitu pintu kamar terbuka, ia segera merebahkan diri di tempat tidur tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.
'Igo...Igo... kenapa sih, lo segitu baiknya sama gue?
Prilly jadi teringat seseorang. Seseorang yang harusnya menjadi alasan baginya untuk tidak dekat dengan cowok manapun. Ya, seseoramg yang sudah empat bulan ini menjadi tunangannya
Pertama kali melihat Ali, Prilly sempat merasa kalau cowok yang dijodohkan dengannya itu tidaklah buruk. Aliando Syarief, seorang siswa pemegang juara umum bertahan disekolahannya, seseorang yang punya otak yang encer, dann... Wajahnya yang.....hmmm...CAKEP! Prilly tidak bisa memungkiri kalau gaya rambut spike-nya itu pastilah membuat banyak cewek mengejar-ngejar Ali. Apalagi kedua rahangnya yang kokoh dan terlihat gagah. Mungkin tak ada cewek didunia yang menolak untuk dia pacari.
Tapi kesan pertama ternyata tak selalu berakhir kesan baik juga. Prilly langsung merasa kesal luar biasa saat setengah jam setelah mereka pertama kali bertemu, Ali membuat kata-kata 'MESRA' ke telinga prilly.
""Lain kali, kalau mau ketemu sama keluarga calon suami, pakai baju yang agak anggun sedikit ya? Lo nggak mau kan gue jadi malu gara-gara terpaksa tunangan sama cewek kaya elo?""
"Pliss deh...'kayak elo?What's mean? Emangnya gue kayak cewe apa sih?Emangnya salah kalau datang kerumah calon mertua pake celana jeans sama kaos oblong doang? Lagian belum tentu juga bakal nikah nantinya!
Kata-kata ali itu benar-benar bikin prilly ingin menonjok mukanya. Kalau saja di acara itu hanya ada mereka berdua, prilly berani memastikan kalau ia siap mengeluarkan jurus-jurus taekwondo yang pernah ia pelajari!!
Itu baru kekesalan pertama yang prilly terima dari mulut 'MANIS' Ali. Karena lagi-lagi cowok itu bikin ulah, dan itu dihari pertunangan mereka.
Prilly sudah berjuang dengan susah payah agar bisa mengenakan kebaya yang dibelikan bunda untuk acara yang seharusnya ia jalani bersama orang yang dia cintai itu. Bunda bahkan membujuk inka hampir 2jam, dan mendandaninya dengan bantuan seoramg perias terkenal dijakarta, tapi hasilnya?
"" Percuma. Mau pake baju apa pun, lo nggak bakal keliatan anggun. Mana ada sih cewek yang grusak-grusuk kayak elo?""
Prilly mencoba menahan diri. Ia hanya menatap Ali yang hari itu berjas rapi dengan tatapan tajam. Rasanya Prilly ingin segera lari, membatalkan pertunangan ini dan lenyap dari pandangan ali untuk selama-lamanya. "Siapa juga yang ingin dijodohin sama dia? Ini tuh cuman karena terpaksa, karna gue ngehormatin Eyang. Gue nggak pernah mimpi bakal dijodohin dengan cara sekeji ini dengan orang yang nggak punya nurani pula!" Batinnya.
Pertunangan ini memang ajaib, aneh dan gila buat Prilly. Bayangkan saja, setelah acara dan syukuran yang hanya dihadiri keluarga dekat itu digelar, Ali sama sekali tidak menghubunginya lagi! Apa ini yang disebut sebuah pertunangan?
Prilly tersentak dari lamunannya saat didengarnya suara pintu diketuk. Tapi belun lagi prilly menyuruhnya masuk, Rendy sudah nongol dipintu.
"Novel Harry Potter pada kemana sih?" tanyanya tanpa basa-basi
"Dipinjem Burhan."
"Semua?"
"Iya, dari jilid satu sampe tujuh."
"Tuh anak minjem apa ngerampok?"
"Ya minjemlah." jawab prilly setengah hati. Dilihatnya Abangnya itu mendekat sambil memperhatikan wajahnya.
"Apa?" tanya prilly galak.
"Kenapa muka lo?"
Prilly buru-buru menutupi wajahnya. ia benar-benar lupa kalau pipinya ada luka memar hasil bertengkar dengan Sonia disekolah tadi.'Ketahuan dehhh,,,'
"Enggak. Nggak kenapa-napa."
"Lo berantem lagi? Gue bilangin bunda, baru tahu rasa lo..."
Prilly melotot, ia mengguncangkan tinjunya ke arah rendy. Rendi meringis lalu mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruh 'V'.
"Pisss... Ampun deh, Prill.."
"Awas kalo lo berani bilang sama bunda!" Ancamnya.
"Iya.." Rendy ngeri jadinya. Selama ini ia memang lebih takut pada prilly daripada sama preman yang sering nongkrong dijalan dekat kampusnya. Maklumlah, pukulan Prilly memang sakit banget sih!
Prilly buru-buru meraih handphonenya saat didengarnya ada suara getar disampingnya.
"Ya? Kenapa La?"
"Lagi dimana sih? Gue udah di PS sama burhan! Cepetan!" terdengar suara cempreng Lala dari seberang sana. Hampir saja ia lupa kalau punya janji ketemuan dengan Lala dan Burhan. *Terlalu astik ngelamun sihh...
"Ya udah tungguin aja. Sejam lagi gue kesana,"
"Lama amat?Cepetan!"
"Eh Non, gue kesana naik motor bukan naik jet!"
"Iya!Iya! Pokoknya buruan deh!"
Prilly memilih menutup teleponnya duluan. Suara Lala memang tidak ada bedanya, ditelepon ataupun langsung sama-sama bikin telinga sakit:v
"Mau kemana?" tanya Rendy.
"Mau tau aja!" Prilly mencibir.
"Eh, mau cari selingkuhan ya?"
"Selingkuhan apaan?"
"Inget loh, lo itu udah punya Ali. Jangan sampe lo lupa terus nyari cowok lain diluar sana,"
Prilly mendengus.
'Nggak Ayah, nggak Bunda, nggak Rendy....Semua sama saja. Kenapa sih kayaknya nggak ada satu orangpun yang ngerti keadaan gue? Gara-gara pertunangan sialan ini, kayaknya smua jadi serba nggak boleh!'
"Iya, gue tau. Sana keluar!"
Bukannya keluar Rendy malah berdiri didepan pintu sambil menaik turunkan alisnya menggoda Prilly.
"Udah sana keluar!" Prilly mendorong Rendy, tapi cowok itu memegang ke pintu erat-erat. Ia malah tersenyum semakin lebar.
"RENDYY!!!!"bentak Prilly
"Keluar nggak?" Inka mengepalkan tangannya, lalu mengarahkannya pada Rendy, tapi Rendy sukses mengelak.
Rendy, udah dong jangan bercanda lagi. Gue lagi nggak mood!"
Rendy tetap tak beranjak juga.
BUGG!!!
Kali ini pukulan Prilly tepat mengenai perut Rendy. Ia buru-buru keluar sambil memegangi perutnya, tak mau dapat pukulan untuk yang kedua kalinya dari adiknya itu.
Setelah Rendy pergi, Prilly tetkikik-kikik sendiri. "Rasain!"
Prilly segera mengganti pakainnya dan mengoleskan sedikit bedak untuk menutupi memarnya. 'Semoga tidak kelihatan... harapnya.
************
Mata prily berkeliling mengitari sekelilingnya. tapi sosok yang ia cari belum muncul juga. Tiba-tiba.....
"HEYY!!"
Masih setengah kaget prilly mendekat. Sosok berkaca mata dengan bingkai hitam tebal plus celana cutbray ala tahun 70-an andalannya ternyata sudah berdiri di belakang prily.
"Sialan lo! Bikin gue kaget aja! Eh, Lala mana?"
"Dia nyuruh gue nungguin lo disini, dia lagi disalin dreamband katanya!"
"Dreamband? Creambath kali!"
"Yaaa...itu dehh. Oh iya, Kesana yuk! Tadi gue liat ada syal bagus."ajak Burhan sambil menunjuk kesebuah toko aksesori. Mereka lalj berjalan beriringan.
"Nih liat deh Prill, bagus kan? Coraknya kotak-kotak kecil, terus bahannya juga bagus. Ya, kan?"
Prilly memperhatikan syal ditangan Burhan dengan tatapan sedikit aneh. "Sejak kapan lo jadi pinky boy?"
"Bukan buat gue lah!"
"Bukan buat lo? Terus buat siapa?"
"Buat Lala,"
"Buat gue yang warna biru ya?"Prilly mengambil satu lagi syal berwarna biru muda, warna favoritnya.
"Buat lo entar-entar aja ya?Gue belum ada duit. Lo tau sendirikan, kemaren gue baru masukin vespa gue ke bengkel?"
Prilly tersenyum. Akhir-akhir ini prilly mulai merasa ada sesuatu antara Lala dan Burhan. Maksudnya, Burhan sepertinya mulai memperlihatkan perhatian yang lebih kepada Lala. Mungkin Burhan suka padanya.
"Mbak, syal ini tolong dibungkus ya?" Sebuah tangan tiba-tiba terulur meraih syal biru yang tadi dipegang Prilly.
"Igo?" Prilly sedikit terkejut karna tak menyangka bisa bertemu Igo disini. "Elo kok bisa disini?"
"Iya, tadi gue kerumah lo. Kata Rendy lo nggak ada. Gue cari-cari ternyata lo disini." Seorang mbak-mbak pramuniaga lalu mengambil syal ditangan Igo.
"Nggak usah Mbak," Prilly buru-buru menahan. Ia tak mau harus. berhutang lagi pada Igo karna kebaikan cowok itu.
"Loh? Kok nggak usah? Tadi katanya mau?"
"Gue bercanda kok,"
Igo malah bergegad menuju kasir untuk membayarnya. "Oh iya, lo mau gue bayarin sekalian?" Igo melirik Burhan yang hanya terbengong.
Burhan menggeleng cepat.
Beberapa menit lamanya Prilly hanya diam memandangi bungkusan kertas coklat muda di tangannya. Sesekali ia melihat ke arah eskalator menunggu Lala, tapi orang yang ditunggu tak muncul juga. Padahal mereka sudah disana hampir 1 jam.
Prilly lalu meraih handphone dari saku jeans-nya dan menekan angka 5, panggilan cepat Lala. Bukannya mendengar suara telepon tersambung, malah suara mesin penjawab yang langsung membuat prilly sadar, ia lupa kalau pulsanya tinggal 255 perak lagi.
"Han, pinjem HP lo dong!"
"HP gue juga gak ada pulsanya..."Burhan nyengir.
Beberapa saat Prilly terdiam bingung sampai Igo mengulurkan benda berwarna hitam padanya. Handphone.
"Apaan nih?"
"Udah pake aja!" Igo tersenyum.
Dengan perasaan agak canggung Prilly akhirnya menerima tawaran Igo. Ia segera menekan nomor Lala yang sudah ia hafal luar kepala, ternyata Igo sudah men-save-nya. Dan tanpa menunggu lama, Prilly sudah mendengar suara Lala ditelinganya.
"Ya Igo? Ada apa nih? Kok tumben telepon?
"Ini gue, Prilly."
"Loh, handphone Igo kok bisa ada di elo?" Lala heran.
"Udah, nggak usah bawel. Gue nggak sengaja ketemu dia tadi. Lo ngapain aja sih di salon?"
"Hehehe... Ada something yang nggak yang nggak bisa gue ceritain sekarang. Lo tau nggak, sekarang disamping gue ada cewek keren!"
"Siapa lagi yang lo gaet? Bukan pacar atau suami orang, kan?" canda prilly
"Eh, sialan lo! Ya enggaklah!"
"Ya udah, cepetan ke sini aja, gue laper nih!"
"Lo, Burham sama Igo tunggu aja di foodcourt. Ntar gur nyusul."
Telepon ditutup.
'Dasar temen durhaka. Seneng banget bikin orang nunggu.'
"Lala di mana Prill?" tanya Burhan. Ia kelihatan mulai gelisah.
"Kita ke foodcourt aja duluan, yuk?
"Lala?"
"Yaelah... Lala nggak bakal kenapa-napa. Entar dia nyusul. Tadi dia udah bilang sama gue."
Mereka bertiga lau berjalan menuju salah satu restoran fastfood dan setelah menunggu 10 menitan, Lala muncul dengan tanktop orange muda dan gaya rambut yang sedikit berbeda. Belum lagi gelang, anting dan bando yang menempel di tubuhnya, semua serba baru. Di sebelahnya seoramg cowok asing yang terlihat dewasa dan dandanannya dandy banget. Sepertinya dia seorang eksekutif muda. Dasar Lala! Prilly mulai merasa ada hawa panas di sebelahnya karna Burhan kali menatap tak senang pada cowok itu.
"Gaya baru, Non?" tanya Prilly.
"Iya dong... Emangnya elo, dari dulu nggak pernah ada kemajuan!Hehehe...,"
"Sialan lo!"
"Oh iya. Kenalin, ini Brian. Bri, kenalin nih inka, Igo sama Burhan. Temen-temen gue." Lala tersenyum manis. "Brian kerja di salah satu perusahaan tekstil terkenal di jakarta lohh. Dia juga lulus cumlaude waktu kuliah dulu."
"Lala berlebihan tuh," cowok bernama Brian itu lantas mengulurkan tangannya menyalami Prilly, Igo dan yang terakhir Burhan. Senyum simpatik yang terukir di bibir Brian ternyata malah membuat Burhan terlihat tambah kesal.
"Oh iya, pada mau makan apa nih?" tanya Brian ramah.
"Udah, gue aja yang pesan." Igo buru-buru berdiri. "Lo makan apa Pril?"
"Gue mau milkshake sama cheese burger aja." jawab Prilly.
"Prilly sih nggak bakal jauhh-jauh dari milkshake! Bosen gue. Gue spaghetti sama orange juice aja." kali ini lala yang menyahut.
"Saya capuchicno aja."
"Lo Han?" tanya Igo.
"Sup manusia ada nggak?" ujarnya spontan. Prilly melirik Burhan dan memberi isyarat padanya untuk tidak bertingkah yang aneh-aneh. Burhan membuang muka sambil memperbaiki kaca matanya yang melorot ke hidung.
"Burhan sama kayak Lala." Prilly yang menjawab.
"Enggak, gue sama kayak Prilly aja,"
Dan setelah itu, Igo pergi untuk memesan makanan. Beginilah repotnya makan di restoran seafood, harus rela datang sendiri untuk memesan.
Sambil menikmati makanan, sesekali mereka berbincang. Mulai dari perkenalan Brian dengan Lala yang tidak disengaja sampai masalah politik yang sedang hangat ini.
"Prill, gimana memarnya?Masih sakit?" Lagi-lagi Igo berusaha menyentuh pipi Prilly, tapi ia sukses mengelak sambil memasang senyum masam.
"Nggak apa-apa kok." Jawab Prilly seadanya.
"Memangnya kenapa?" kali ini Brian yang bertanya.
"Biasa, dia tuh kan dulu ikut klub taekwondo. Sekarang udah berhenti, tapi masih sering praktek." Lala terkikik. Prilly langsung melototinya sewot.
"Oh, ikut taekwondo juga? Dulu saya juga ikut bela diri. Tapi belum sampai ban hitam udah keluar." Brian tersenyum kharismatik.
Hari merangkak semakin sore. Harus buru-buru pulang... Seengaknya pas Bunda pulang dari rumah sakit, udah ngelihat batang hidung gue ada dirumah..Prilly membatin.

Bersambung ...

Cerbung Aliando dan Prilly "Kesempurnaan Cinta" All Part>TAMAT<

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas