Advertisement
Advertisement
Cerbung Aliando dan Prilly "Emergency Life" Part 6
“....... Gue ga ngerti kenapa gue kaya gini sekarang.!” Jerit Aliando frustasi setelah menjelaskan mengenai perasaannya yang kini mendadak berubah menjadi tidak tega terhadap gadis itu.
Louis dan Fero sedikit terkikik, mengetahui hal itu. Aliando Syarief, mulai mengenal cinta? Apa iya? Humm..! Kedua lelaki itu tampak saling berpandangan sebelum akhirnya mereka meladeni ketidak konsistenan sahabatnya itu.
“Nah, apa gue bilang.! Ini alasan gue kenapa gue ngadain taruhan itu, ya kaya gini. Sekarang, dugaan gue terbuktikan? Lo itu ga akan mampu sekejam itu sama cewek, Li.! Se-hyper apapun lo, gue tau kalau lo itu engga akan pernah bisa main kasar.!” Ujar Louis segitu yakinnya.
“Gue yakin, Li. Perasaan lo itu adalah Cinta. Jujur, awalnya gue ga percaya kalau lo bisa ngerasain itu semua. Tapi sekarang, gue yakin kalau lo beneran cinta sama cewek itu. Gue rasa, lo harus ekspresikan rasa cinta lo itu dengan tindakan, Li. Supaya, lo ga kaya gini. Gue yakin, Prilly juga akan merasakan hal yang sama seperti lo, kalau lo bisa memperlakukan dia dengan cara yang lebih baik.” Tutur Fero kini menasehati Aliando yang terlihat begitu frustasi.
“Jadi, menurut lo berdua gue cinta sama dia? Please, lo berdua kalau bicara serius deh! Yakinkan gue, kalau perasaan gue ini salah!”
“Loh? Kenapa harus yakinin lo bahwa rasa itu salah? Lo malu ya sama dia? Kalau lo ga yakin sama perasaan lo sendiri, lo coba aja sakiti dia satu kali lagi. Kalau lo ngerasa lo ga tega dengan perlakuan lo sendiri, itu berarti lo bener-bener cinta sama dia.! Gampang-kan?” Sahut Fero.
“Jangan sakiti dia dong? Lo gimana sih! Awas aja ya kalau lo berdua nyakitin bini gua!” Dumel Aliando tak terima dengan saran yang diberikan Fero padanya.
“Yaudah, mulai detik ini lo coba ekspresikan perasaan lo sesuai dengan kemauan hati lo. Apa adanya lo aja, intinya jangan terlalu dibuat-buat. Kalau semuanya berjalan tulus, pasti lo bahagia. Kita akan ikut bahagia kalau lo bahagia. Lo taukan kita bertiga sudah bersahabat sejak lama?” Seru Louis menepuk bahu Aliando sebagai tanda keperduliannya dia.
Aliando sedikit merasa tenang, setelah mendapatkan wejangan dari kedua sahabatnya itu.
***
Prilly masih disibukkan dengan pekerjaan rumah yang ia lakoni seorang diri, peluhnya terlihat mengalir membasahi wajah cantiknya karena mungkin terlalu lelah. Melihat Prilly yang masih bergelut dengan setrikaannya yang benar-benar menumpuk, Aliando memutuskan untuk berjalan menghampiri Prilly.
Prilly masih menyetrika pakaian yang mengharuskannya bergelut dengan hawa panas, sesekali gadis itu menyeka keringatnya yang selalu saja melalui pelipisnya. Tanpa disadari Prilly, Aliando telah berada dibelakangnya dan langsung meraih lengannya yang bergerak menyeka keringatnya.
“Lo capek ya?” Tutur Aliando seraya menggenggam lengan Prilly yang telah diraihnya.
Prilly terperangah, ia betul-betul merasa bingung dengan sikap suaminya yang mendadak berubah seperti ini.
“Cukup ya nyetrikanya? Besok atau lusa, gue akan minta mang Ujang dan bibi datang kesini untuk bantu lo beresin rumah. Jadi, lo ga mesti repot-repot kerjain pekerjaan rumah sendirian kaya gini lagi.!” Imbuh Aliando memberikan senyum termanisnya tanpa melepaskan genggamannya dari lengan gadis itu.
“Kak, kakak kenapa? Kakak mabuk ya? Aku bantu kakak istirahat di kamar kakak ya?” Sahut Prilly yang tak mengerti dengan perubahan sikap Aliando yang drastis begini, bahkan Prilly mengira bahwa Aliando berada dalam pengaruh alkohol yang membuatnya tak sadar telah berkata selembut itu padanya.
“Engga.. Gue serius kok. Lo berhenti dulu ya setrikanya? Kalau lo kecapean, lo bisa sakit” Seru Aliando begitu lembutnya bahkan lengannya bergerak untuk menyeka peluh yang mengalir deras di pelipis Prilly.
Prilly tak menyangka Aliando bisa bersikap semanis ini kepadanya, bahkan mata bulatnya terus tertuju ke wajah Aliando yang masih sibuk memainkan peluhnya, hingga kemudian pandangan mereka bertemu ketika Aliando mengarahkan indera penglihatannya kearah Prilly.
“Ya Allah, semoga perubahan yang terjadi pada kak Ali bukan sekedar keajaiban semata, pasalnya, keajaiban yang aku tahu itu tidak akan bisa bertahan lebih lama. Sementara, aku akan lebih nyaman hidup bersama suamiku yang seperti saat ini, bukan yang pagi tadi ataupun yang kemarin-kemarin. Meski hatiku belum sepenuhnya untuk kak Ali, aku membutuhkan kehangatan seperti ini di rumah yang megah ini. Rumah yang kini menjadi tempat perlindunganku, bukan rumah yang justru mengikis kehidupanku.” Gumam batin Prilly tanpa memalingkan pandangannya sedikitpun.
Pertemuan mata mereka sore itu, membuat mereka benar-benar seperti melayang bersama rona mereka. Tanpa kesadaran mereka, wajah mereka justru bergerak semakin mendekat karena tatapan mereka yang terlalu dalam. Namun, tak sampai satu senti jarak mereka, justru Aliando mendadak tersadar dan terperanjat memisahkan diri dari tubuh mungil Prilly dengan salah tingkah.
“Eumm.. Maaf, gue baru pulang kantor, gue ke kamar dulu ya? Mau mandi.” Seru Aliando bergegas menuju kamarnya dengan terburu-buru. Rasanya ia begitu malu sekali, karena tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
Prilly terlihat merona pada pipi chubby-nya, ia seperti terbang bersama bayang-bayang mimpinya yang timbul karna perilaku Aliando yang sepertinya sudah menunjukkan perubahan.
“Ya Allah, semoga perubahan yang terjadi pada kak Ali, bukan hanya keajaiban semata. Karena bagiku, keajaiban takkan mungkin bisa bertahan lebih lama.” Gumam batin Prilly penuh pengharapan.
Sepeninggalan Aliando yang bergegas ke kamarnya untuk membersihkan diri, Prilly berpaling untuk mempersiapkan makan malam untuk suaminya.
***
Malam harinya,
Tepat di depan meja makan, suasana diantara keduanya sempat menghening sebelum akhirnya Prilly berinisiatif untuk mengoleskan sebuah selai kacang di selembaran roti tawar yang telah di siapkannya.
“Lo buat roti untuk siapa?” Tanya Aliando mulai membuka suara, ia tampak heran melihat gadis itu menyiapkan sebuah roti, namun selama ini ia tak pernah melihat gadis itu menyantap roti dengan selai apapun yang tersedia di rumah itu. Prilly terengah.
“Untuk kakak.? Kenapa? Aku salah ya kak? Kalau gitu, aku minta maaf ya kak? Aku pikir, kakak sudah bosan dengan makanan yang biasa kakak delivery, karena sekarang kakak duduk disini, makanya aku siapkan roti ini untuk kakak. Haduh, aku minta maaf ya kak? Kakak pasti lagi tungguin makanan pesanan kakak ya?” Seru Prilly merasa salah. Melihat itu, Aliando sedikit tersenyum masam karena ia merasa lucu sendiri.
“Lo ga harus segitunya juga kok. Justru, gue sudah bosan dengan makanan yang biasa gue delivery, apalagi roti ini? Kalau gue minta lo masakin buat gue, apa lo keberatan?” Ujar Aliando mendadak meminta Prilly memasak untuknya. Sungguh ini hal yang sangat membuat Prilly tak percaya, dengan tatapan matanya yang berbinar Prilly mengangguk bersedia untuk memasakkan Aliando seperti yang diminta oleh lelaki itu.
“Aku ga akan keberatan kok, kak? Kakak mau aku buatkan apa untuk makan malam kali ini?” Seru Prilly yang kemudian disambut dengan sebuah tanya kesediaannya.
“Gue mau, lo masakin nasi goreng yang dulu pernah engga gue makan, kali ini gue akan makan nasi goreng itu sebagai permohonan maaf dari gue sama lo. Enggapapakan?” Pinta Aliando penuh berharap. Prilly langsung bersedia untuk membuatkan nasi goreng itu untuk Aliando.
Di dapur, ketika Prilly tengah memasak nasi gorengnya, Aliando datang menghampiri Prilly. Tanpa alasan apapun, Aliando langsung saja memeluk pinggang ramping Prilly dari arah belangkang hingga membuat Prilly mendadak menghentikan aktivitasnya itu.
“Kakak? Apa yang kakak lakukan?” Tanya Prilly panik begitu ia merasa seseorang telah mendekap pingganya dengan begitu agresif.
“Izinkan aku untuk seperti ini, kumohon? Jangan paksa aku untuk melepaskanmu. Asal kamu tahu, Prilly. Kamu telah membuat aku hidup penuh dengan rasa bersalah karena telah menyakiti gadis lugu sepertimu. Aku telah salah memperlakukanmu dan menjadikanmu sebagai alat balas dendamku untuk ayah kamu. Prilly maafkan aku atas segala perlakuan aku terhadap kamu, kumohon izinkan cinta ini bisa menebus semua rasa takut, pedih dan luka kamu yang sudah aku buat selama ini? Aku mencintai kamu Prilly, cinta yang tidak pernah aku rencanakan bahkan tidak pernah terduga oleh aku sendiri. Bisakah kamu menerima aku sebagai suamimu? Aku berjanji akan memperlakukanmu lebih baik, aku akan menjadi suami yang kamu inginkan, asalkan aku bisa membuat kamu bahagia ketika bersama aku.” Ujar Aliando yang sepertinya benar-benar serius. Prilly hanya bisa terdiam, tanpa bisa berkata apapun lagi dengan pernyataan yang dibuat oleh Aliando sendiri.
Cerbung Aliando dan Prilly Terbaru
Keesokan harinya,
Sesampainya Aliando di kantor, seperti biasa kedua sahabatnya Fero dan Louis telah menunggu di dalam ruangannya. Dengan langkah yang santai, lelaki itu menghampiri mejanya.
“Wess!! Bos ganteng kita udah datang nih!” Sikut Louis begitu melihat kedatangan Aliando dari dalam ruangan.
“Good morning pak boss! Mwehee..” Sambut Fero sedikit menyeringai konslet.
“Ini, kunci mobil gue. Sesuai perjanjian yang pernah kita buat, gue mengaku kalah. Gue benar-benar jatuh cinta sama Prilly sebelum usia pernikahan gue genap satu tahun. So, congrats lo berdua berhasil memenangkan taruhan itu.!” Ujar Aliando begitu saja menyerahkan kunci mobilnya kepada Fero dan Louis. Kedua orang itu bahkan tak menyangka, bahwa Aliando benar-benar memberikan mobil kesayangannya untuk mereka berdua.
“Lo yakin, Li? Mobil kesayangan lo benar-benar kasih dikasih ke kita?” Tanya Louis coba meyakinkan.
Aliando mengangguk seraya mengambil posisi duduknya.
“Yah.! Gue serius, lagipula lo taukan? Kalau gue itu gapernah main-main?” Seru Aliando meyakinkan. Fero dan Louis tampak mengangguk paham, seraya menyeringai bangga telah mendapatkan mobil mewah yang akan dibagi dua oleh mereka nantinya.
“Oke, kalau gitu rencana lo mengenai pernikahan lo itu bagaimana? Mau berlanjut dengan rencana awal, atau lo mau rubah haluan untuk melepaskan dia?” Tanya Louis semakin mengarah pada pembicaraan serius.
“Apa lo bilang? Melepaskan dia? Hahah, engga! Gue ga akan lepasin dia. Mungkin, sebelumnya gue begitu sangat mudah untuk mendapatkan dia. Karena, gue sadar gue terlalu kejam mendapatkan dia dengan sebuah paksaan yang membuatnya menderita. Dan ketika gue telah mencintai dia seperti ini, lalu harus melepaskannya lagi, bahkan gue ga yakin kalau gue bisa mendapatkan dia kembali dengan begitu mudah. Gue ga mau menyesal dengan kebodohan gue yang kedua kalinya untuk melepaskan dia. Saat ini, dia begitu sangat berharga untuk gue, bahkan terlalu berharga untuk dilukai.” Jelas Aliando penuh dengan perasaan.
“Terus, bagaimana dengan misi balas dendam lo? Berhenti aja gitu?” Sahut Fero seperti tak ingin itu terhenti.
“Yah, gue akan menghentikan semua itu. Gue akan fokus untuk membangun rumah tangga gue bersama Prilly. Meskipun berawal dari peristiwa buruk, setidaknya gue akan berusaha untuk menjadikan semua ini sebuah perjalanan yang menyenangkan untuk Prilly.” Jawab Aliando begitu yakin seyakin-yakinnya.
Fero dan Louispun berusaha memahami, merekapun lantas bergegas untuk kembali ke meja kerja yang sempat mereka tinggalkan.
***
Hari telah berlalu,
Aliando telah pulang beberapa jam yang lalu. Semenjak perlakuan Aliando kemarin, Prilly sedikit merasa canggung untuk bertemu dengan Aliando. Entah mengapa, jantungnya selalu berdegup lebic cepat setiap kali keadaan memintanya untuk berada dalam satu waktu bersama lelaki itu.
Aliando benar-benar berubah.
Berubah menjadi sosok yang lebih baik, Prilly sangat bersyukur karena Allah telah membukakan hati lelaki itu hingga dirinya bisa diterima dengan perlakuan yang lebih manusiawi.
Di sela-sela kegiatannya menata piring-piring diatas meja makan, Aliando kembali mengulang ulahnya yang kemarin. Lagi-lagi, ia memeluk pinggang ramping Prilly dari arah belakang, dan membuat Prilly harus kembali terkejut.
“Kak?” Pekik Prilly dengan bola mata yang membulat, seperti hampir keluar dari kelopaknya karena ia terlalu gugup dipeluk Aliando seperti itu.
“Ssttt!” Desis Aliando meminta Prilly untuk tidak menolaknya dengan terus melanjutkan pelukan itu terhadap Prilly lebih agresif lagi.
Selain lingkaran tangan Aliando yang memeluk pinggang Prilly lebih erat, lelaki itu mulai menggerakan kepalanya untuk mengarahkan hidungnya menghirup aroma tubuh Prilly yang berkulit mulus itu, bermain-main dibelakang leher tempurung Prilly lalu berlanjut menjilati daun telinga Prilly hingga membuat gadis itu kegelian yang disertai dengan desiran darahnya yang bergejolak.
“Kak? Eemmhhh.. Sshh..” Rintih Prilly mulai merasa panik.
Entah memang tak terdengar atau pura-pura tak mendengar, Aliando tak memperdulikan rintihan Prilly yang meminta dilepaskan, lelaki itu justru malah mendorong Prilly hingga tersudut di dinding terdekat secara perlahan-lahan sebelum akhirnya ia memutar tubuh Prilly hingga menghadapnya.
Prilly tak bisa melakukan apapun, karena kedua lengannya digenggam erat oleh Aliando tepat di atas kepalanya, sementara lengan kiri lelaki itu justru menahan kepala Prilly yang terus saja bergerak menyulitkan aktivitas Aliando yang hendak melumat bibirnya.
“Kak? Shh.. Hiks!” Rintih Prilly yang tak bisa mengontrol dirinya, gadis itu tampak menangis karena rasa takutnya yang tak biasa. Sementara Aliando, justru tetap tak bergeming, kini ia malah mulai melepas kancing-kancing baju kemeja putih Prilly yang tengah dikenakan.
Belum sempat semuanya terlepas, bel pintu utama rumah mereka mendadak berbunyi, hingga membuat Aliando berhasil menghentikan aktivitasnya.
“Siapa sih, malam-malam gini bertamu? Cp, Arhh!” Ujar Aliando frustasi, ia meninju dinding tepat disisi wajah Prilly yang masih tertahan di sudut itu karena kedua lengannya masih bertumpu pada dinding yang menghalangi pergerakan Prilly.(?).
“Kak, aku.. Bu..ka pintu dulu ya?” Seru Prilly memiliki kesempatan untuk terlepas dari Aliando untuk malam ini. Aliandopun mengangguk, dengan perasaannya yang kesal.
~
“Assalamu'alaikum..”
“Wa'alaikum sallam... Bibi? Mang Ujang?” Pekik Prilly tersenyum merekah begitu melihat pembantu rumah tangga Aliando kembali bekerja disini. Rupanya, Aliando benar-benar kembali memanggil pembantu mereka, Prillypun langsung menyuruh keduanya untuk masuk dan menaruh barang bawaan mereka sebelum akhirnya Prilly meminta keduanya untuk menghadap pada Aliando.
Bersambung.....
Cerbung Aliando dan Prilly "Emergency Life" All Part >TAMAT<
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar