Advertisement
Advertisement
Cerbung Aliando dan Prilly "Stars In Your Eyes" Part 13
Luka Prilly sudah kembali dijahit, dan kini ia hanya tidur dengan memandang sendu kearah jendela kamarnya, saat itulah Al masuk kedalam dengan membawa satu mangkok bubur untuk Prilly.
“Ini, kakak bawakan bubur kesukaanmu. Sekarang buka mulutmu, aaaa~” Al menyodorkan sendok yang penuh dengan bubur yang akan ia masukan kedalam mulut Prilly.
Prilly memalingkan wajahnya, ia menghindar dari bubur yang akan di suapkan ke mulutnya
“Ada apa? Bukankah kau sangat menyukai bubur ini?”
“Aku sedang tidak selera makan,…"Prilly menolak bubur pemberian dari Al.
"Ya sudah kalau kamu belum lapar, kakak tarok buburnya dimeja ya. Tapi Nanti, kau harus menghabiskanya."
"Kak, bolehkah aku bertemu dengan Ali?" Tampa memperdulikan ucapan Al, Prilly malah kembali membahas tentang keinginanya untuk bertemu dengan Aliando.
"Sampai kapanpun kakak tidak akan mengizinkanmu untuk bertemu dengan Pria itu lagi. Sebaiknya kamu lupakan dia, kakak tidak ingin kau terluka nantinya." Al segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar Prilly. Sedangkan Prilly hanya bisa tertunduk sedih atas ucapan Al yang melarangnya untuk bertemu dengan Aliando.
3 hari kemudian
Tampak Prilly tengah mengendap2 keluar dari kamar rawatnya.
Tujuan Prilly keluar dari kamarnya hanyalah satu, yaitu Ali. Menit itu juga Prilly segera menuju kekamar Ali.
Saat Prilly sudah berada dilorong rumah sakit, Tepat pada saat itu juga Prilly melihat Aliando keluar dari kamarnya, namun Aliando sendiri tidak menyadari kehadirannya.
Kaki Prilly bergerak mendekati Aliando. Matanya tak lepas memandangi sosok pria yang berjalan membelakanginya. Ada banyak hal yang berkeliaran di pikirannya. Apakah benar pria itu adalah Ali yang dikenalnya? Ia ingin melihat lebih dekat pria itu dan memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa perkiraannya tidaklah salah.
Langkah kaki Aliando tiba-tiba saja terhenti saat merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, Ali membalikan badanya dan matanya langsung menangkap sosok gadis yang sangat ia kenali kini ada dihadapanya, Prilly. Ali bisa melihat dengan jelas raut wajah Prilly yang menunjukkan ekspresi serupa dengan dirinya.
Keduanya saling berpandangan cukup lama, seperti saling melempar dan menjawab pertanyaan lewat tatapan mata. Aliando sendiri masih berpikir, mencoba untuk mencari alasan agar ia bisa menghindar dari Prilly.
Perlahan Prilly mulai mendekati Aliando dan saat tidak ada lagi jarak diantara mereka, tangan Prilly mulai meraba wajah Aliando. Sedangkan Aliando sendiri tak memberi reaksi apapun , Ia hanya memperhatikan gadis itu bahkan tiap gerak -gerik nya . Setelah selesai meraba wajah Ali, Prilly langsung tersenyum lebar menatap Ali.
"Ali...! Aku sudah merasa yakin, kau adalah Ali." Ucap Prilly bahagia
"Ya..ini adalah aku, Ali. Sebaiknya kita bicara ditaman rumah sakit saja." Ali mengajak Prilly ketaman. Sesampainya mereka ditaman, mereka langsung duduk dibangku salah satu yang ada ditaman itu. Cukup lama mereka terdiam satu sama lain, hingga akhirnya Ali memecah keheningan dengan menanyakan keadaan Prilly..
"Apa lukamu sudah membaik?"
"Ya, apalagi lukaku ini sudah mulai mengering, dan besok aku sudah diperbolehkan untuk pulang." Jawab Prilly penuh senyum.
"Syukurlah!!! Terimakasih kau telah menyelamatkanku malam itu. Tapi,aku minta padamu jangan kau lakukan tindakan bodoh itu lagi. Apa yang sudah terjadi belakangan ini… Maafkan aku, mari kita tinggalkan semuanya." Prilly merasa dunianya terhenti saat Aliando mengatakan itu padanya. tenggorokannya tercekik tidak tahu apa yang harus ia katakan.
"Kenapa, kenapa kau lakukan itu. Apa kau akan menjauhiku?" Prilly tidak tau kenapa malah kata itu yang keluar dari mulutnya.
"Karena ini semua hanya usaha ku untuk membalaskan dendam pada kakakmu dengan cara memanfaatkanmu." Aliando tersenyum, di paksakan.
"Saat itu, kau sedang dalam kondisi rapuh dan aku datang di saat yang tidak tepat dengan sebuah niat yang jahat. Perasaan apapun yang pernah kita miliki… Lupakan saja. Kita hanya terbawa suasana."
Tanpa sadar, Aliando menggenggam erat gelas yang dipegangnya.
"Terbawa suasana, apa maksudmu setelah kau menganggapku alat pembalasan dendammu, kini kau malah mengatakan hal yang keji padaku. Kau pasti bohongkan Ali? Ini tidaklah benar, kau pasti juga mencintaiku?" Ucap Prilly dengan suara getar.
"Maafkan aku. Sungguh, aku tidak pernah bermaksud untuk mempermainkanmu, sungguh."
Prilly menggigit bibir, menahan isakannya yang sudah sampai diujung bibirnya.
"Aku tidak berharap kamu akan memaafkan aku. Kamu berhak membenci ku."
Prilly membuang wajah ke samping. Cairan bening itu menetes begitu Prilly mengedipkan matanya.
'Aku tidak boleh menangis, sesakit apapun itu. aku tidak boleh menangis.' Batin Prilly. Tangannya bergerak untuk menghapus air mata nya kasar. Dan untunglah, Aliando tidak menyadarinya.
"Kamu bisa senang sekarang, kamu bisa menemui kebahagianmu dengan Pria yang pantas untukmu."
Tidak, Prilly tidak bahagia sama sekali. Hatinya perih, kata-kata Aliando bagai jarum yang menghujam hatinya tanpa henti.
Prilly pun akhirnya membuka suara.
"Tidak, aku tidak merasa bahagia sama sekali. Perlu kau ketahui selama ini aku sangat menderita, menderita akan pemikiranku sendiri. Aku selalu memikirkan orang yang tidak pernah aku lihat sama sekali."
"Tapi hatiku merasakan ada perasaan cinta untukmu. Aku tahu kau adalah Pria baik Ali, walaupun dulunya kau mengurungku dirumahmu, tapi kau tidak pernah menyentuhku. Karena itulah aku menyukaimu Ali." Ucap Prilly sedih.
"Tidak usah sedih begitu, aku ucapkan terimakasih atas perasaan dan pemikaran baikmu untukku," Aliando menjentik dahi Prilly. "Seiring berjalannya waktu, kau pasti bisa melupakan semuanya."
Prilly diam. Aliando benar-benar keterlaluan.
"Kita hanya perlu berpisah, saling menjauhi, dan menjalani hidup dengan normal seperti biasa. Anggap saja semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk." Aliando menatap Prilly yang tetap diam dengan tatapan sendu. Aliando tidak menginginkan ini, sungguh.
Aliando mendengus. Ia belum pernah jatuh cinta. Dan begitu ia merasakan nya pada gadis dihadapannya kini, dia harus segera meninggalkan gadis itu. hati Aliando perih. Gadis dihadapannya tampak sedih, rapuh, dan menyedihkan. Aliando tidak berani mengira Prilly begini karena dirinya. Dia tidak pantas. Dia hanya seorang pemuda brengsek yang tega menyakiti gadis seperti Prilly. Dia benar-benar tidak pantas.
"Satu menit lagi." Aliando melirik arlojinya.
Prilly gelisah diposisinya. Satu menit tidaklah cukup. Ia sama sekali tidak ingin menjauh dari Ali. Prilly menatap Ali, dan pemuda itu pun membalasnya. Kini detik demi detik terasa begitu berharga bagi keduanya.
"Jadi.." Ali mulai berdiri dari duduknya. "Selamat tinggal.."
Prilly menatap Aliando dengan pandangan memohon, tapi Ali malah memalingkan wajah dan mulai melangkah. Tanpa sadar, Prilly menahan tangan Ali, menahan pemuda itu untuk pergi.
"Jangan pergi…" suara Prilly bergetar.
Ali diam, dia tidak berbalik. Jika dia berbalik maka dia akan menghancurkan pertahanannya. Ali menghela nafas dan tetap melanjutkan langkahnya.
Prilly masih terduduk ditempatnya, menatap punggung Ali yang semakin menjauh. Ia tidak pernah merasa sesedih ini ketika ditinggal seseorang.
Lagi-lagi Prilly teringat kata-kata Ali. Mungkin semua ini hanya tentang 'terbawa suasana'.
Prilly menunduk, kemudian terisak keras. Lagi-lagi dia menangis karena pemuda itu.
***
Aliando kini sudah pulang dari rumah sakit, dan kini ia sudah berada dikamarnya sendiri. Aliando menghela nafas, lalu memejamkan matanya. Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah Prilly yang tersenyum. Ali langsung terduduk dan mengacak-ngacak rambutnya brutal.
"Cukup hapus dia hari ini, lepaskan dia." Gumamnya.
Aliando tidak bisa membiarkan ini menjadi semakin rumit. Sebelum ini menjadi lebih rumit, ia memlih untuk segera menyudahinya. Dia sudah melakukan sesuatu yang benar dimana ia menepati janjinya pada Al untuk menjauhi Prilly. Dia hanya harus meyakinkan diri.
Ingatan Aliando kembali pada kejadian ditaman belakang rumah sakit sore tadi, saat dia mengatakan selamat tinggal pada Prilly. Dia tidak pernah menyangka rasanya akan sesakit ini. Tidak pernah.
.
.
Bersambung...
Cerbung Aliando dan Prilly "Stars In Your Eyes" All Part >TAMAT<
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar