Advertisement
Advertisement
Cerbung Aliando dan Prilly "Stars In Your Eyes" Part 14
Cinta itu bagian dari hidup dan pasti penuh dengan perjuangan. Kadang cinta terasa begitu menyakitkan bagi dirimu sendiri. Tapi, jangan pernah merasa di dunia ini hanya kaulah yang paling menderita, apalagi hanya karena cinta. Kebahagiaan dan penderitaan itu relatif. Semua orang pasti pernah merasakannya. Jangan terlalu terbawa suasana bahagia, juga jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Berfikirlah lebih positif. Jalan keluar dari apapun akan terbuka lebar jika kita mengahadapi dunia ini seperti air yang mengalir..
***
Prilly POV
Satu bulan berlalu dengan sangat lambat bagiku. Aku tidak pernah sesedih ini. Aku juga tidak pernah mengira, melupakan mu akan membutuhkan waktu sepanjang ini. Aku kira, dalam waktu sesaat aku akan segera lupa dengan mu. Tapi aku salah, kamu masih memenuhi sesak ruang di hati dan pikiranku. Bahkan, sampai sekarang kamu masih yang terhebat.
Satu bulan harusnya waktu yang cukup untuk sekedar menghilangkan perasaan yang kau sebut 'terbawa suasana' ini. Namun ternyata, hari demi hari ku lewati, dirimu masih pada posisimu dihati ku.
Melupakan tidak pernah mudah. Merelakan sesuatu yang ada menjadi tidak ada tidaklah semudah saat kau mengatakannya. Mengapa di otakku, kau tidak beranjak sedikit pun. Dan aku masih sering menangisi apa yang telah terjadi diantara kita.
Apa ini tujuan mu? Menyakitiku sampai ke bagian terdalam ku? Jika iya, maka kau berhasil dengan nilai yang sangat sempurna.
Kau masih bisa ku lihat. Sosok mu masih berdiri tidak jauh dari tempatku. Tapi kenapa sulit bagi ku untuk menggapai mu?
Terakhir kita bicara, kau memilih untuk menyerah dan melepaskanku. Bahkan saat itu kau tidak menoleh lagi kearah ku ketika aku menahan mu pergi. Kau meminta kita berpisah. Tanpa pelukan terakhir, hanya sebuah kata yang begitu menyayat nadi.
Penyekapan itu? astaga, aku bahkan sudah melupakan masalah kau menyekapku dirumahmu. Toh, aku juga sudah benar-benar terjerat olehmu. Masalah itu atau bukan aku sudah tidak peduli lagi.
Prilly POV End
"Kau menangis lagi?" Suara bass itu membuat Prilly tersentak, gadis itu segera menghapus air matanya. Ia mengangkat wajah menatap Al yang kini tengah menatapnya dengan pandangan rumit. Prilly tersenyum, miris.
Al menghela nafas. Ia menuntun tubuh Prilly untuk berdiri menghadapnya. Prilly hanya diam.
"Kumohon, jangan siksa aku dengan melihat keadaan mu yang seperti ini. Prilly, bangkitlah." Al menarik Prilly kedalam pelukannya. Membenamkan kepala gadis itu didadanya.
Al menghela nafas kala tangis Prilly meledak didadanya. Sakit. Al sakit mendengar isakan putus asa Prilly. Dia sakit melihat Prilly seperti ini.
"Tenanglah.." Al mengeratkan pelukannya.
***
Pagi harinya, Al tampak panik karena dia tidak menemukan keberadaan Prilly. Setiap rumah sudah ia telusuri, namun Al tetap tidak dapat menemukan keberadaan Prilly. Tiba2 saja Ada satu pemikiran yang terlintas dikepalanya, Ali. Al langsung menghubungi Ali.
Setelah menghubungi Ali, Al semakin panik setelah mendengar dari Ali kalau Prilly tidak ada bersamanya.
Sedangkan Ali sendiri, ia juga tidak kalah paniknya dari Al setelah mengetahui Prilly menghilang dari pagi tadi. Ali langsung pergi meninggalkan pekerjaanya begitu saja. Sang manajer langsung mencegahnya pergi, namun Ali tidak mengubrisi teriakan manajernya. Mobilnya pun langsung melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan tempat itu.
"Prilly, dimana kau sekarang. Semoga kau baik2 saja." Gumam Ali cemas.
***
Disisi lain tampak Prilly tengah melamun disebuah gedung yang tinggi.
"Sekarang aku disini, di bagian paling atas gedung tempat pertama kali aku bertemu denganmu. Entah apa yang membawaku ketempat ini. tempat dimana,, ‘mungkin aku bisa mengakhiri semuanya" batin Prilly. Tapi.. akh!! Hentikan semua pemikiran ini... tapi, jika mengakhiri hidup adalah jalan terbaik,,, apa boleh buat..."
"Ali,, dimana kau? Aku membutuhkanmu... aku mecintaimu....."
***
Sampai malampun Ali belum juga dapat menemui keberadaan Prilly, ia tampak frustasi berat dan memukul stir mobilnya dengan penuh amarah. Tiba-tiba suatu tempat terlintas di benaknya. Entah hanya firasatnya atau apapun itu, Aliado merasa Prilly ada disana. Tempat itu mungkin cocok untuk seseorang yang sedang putus asa seperti Prilly. Dengan secepat kilat Aliando menuju ketempat itu. Setelah ia berada di gedung itu, Ali segera menuju lift.
"semoga dia ada disana,, tapi, semoga akupun belum terlambat" Ucap Ali dalam hati.
Dan benar saja firasat Ali. Prilly ada disana. Naasnya Prilly akan melakukannya. Tapi.........
“Prilly...... PRILLY!!!!!” Ali meneriaki nama Prilly dengan keras dan berharap Prilly akan menggagalkan aksi bunuh dirinya.
Dan beruntung, Prilly mendengar namanya dipanggil sehingga ia mengentikan satu langkah terakhirnya.
Satu langkah lagi yang mungkin dapat mengakhiri hidupnya.
“Prilly! Berbaliklah! Kumohon berbalik dan lihat aku! Kumohon hentikan, jangan lanjutkan lagi!!” Ali berteriak seraya berlari kearah Prilly.
Prilly mengenali suara ini. air matanya jatuh dan kakinya serasa sangat lemas. Dia mundur beberapa langkah tanpa membalikan tubuhnya. Ketika kakinya sudah tidak sanggup lagi menahan tubuhnya dan sesaat ketika tubuh Prilly akan ambruk, Ali memeluknya dari belakang agar tubuh Prilly tidak jatuh.
“Aku mencintaimu Prilly.. Sungguh aku sangat mencintaimu.... jangan melakukan hal bodoh seperti ini lagi, jangan membuat aku khawatir..” Ucap Aliando di telinga Prilly masih dalam posisi memeluknya dari belakang.
“hiks... hiks.. hiks......” Prilly tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya menangis terisak. Ali membalikkan tubuh Prilly agar menghadap kearahnya.
Ali menatap mata Prilly dalam.
Dia menghapuskan setiap air mata yang keluar dari mata Prilly. Tersirat rasa penyesalan yang sangat dalam pada diri Aliando. Penyesalan karena telah membuat wanita yang dicintainya hampir mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
“Maafkan aku Prilly.... aku bersalah.....” kata Aliando ketika Prilly sudah mulai bisa mengontrol dirinya.
“aku membutuhkanmu Ali,, kumohon jangan meninggalkanku....” kata Prilly lirih. Hampir seperti berbisik.
“Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku berjanji. Aku akan terus berada di sampingmu...”
"Aku sangat mencintaimu. Aku juga membutuhkanmu Prilly..” Ucap Aliando kembali. Mendengar ucapan Aliando seperti itu, Prilly kembali memeluk Ali dengan erat.
“engh,,, Prilly, aku tidak bisa bernafas”
“itu pantas kau dapatkan karena selama ini telah membuatku sulit bernafas juga”
“Maafkan aku Prilly”
Prilly melepaskan pelukannya. Ali menatap mata Prilly dalam. Ali mendekatkan wajahnya pada wajah Prilly dan....
Chu ...
Aliando mencium kening Prilly hangat. Dia berjanji tidak akan membuat wanita yang dia cintai kembali menderita.
Prilly dan Aliando menghabiskan waktu dengan memandang langit malam yang penuh dengan bintang dari atas gedung tersebut.
***
Kini Aliando dan Prilly sudah berada di Villa yang ada didekat pantai, Villa itu yang tak lain adalah tempat perpisahan mereka 2 tahun yang lalu. Dan kini mereka kembali ke Villa itu lagi. Ali hanya tersenyum sebentar menatap Prilly yang tidur dengan penuh ketenangan. Setelah cukup puas memandang Prilly, kemudian Ali keluar dari kamar Prilly, langkah Ali tertuju pada salah satu ruangan yang ada di Villa itu.
Setelah ia mendapat tempat yang aman, akhirnya Ali mengambil ponselnya di kantong celananya. Ia memutuskan untuk menghubungi Al.
"Ya, ini aku Ali. Prilly sudah aman bersamaku." Ucap Ali mengawali pembicaraan mereka ditelfon.
"Baiklah malam ini aku membiarkanmu bersama Prilly. Tapi untuk selanjutnya akui tidak akan..." Ucapan Al terpotong oleh Ali.
"Apa kau ingin memisahkan aku dengan Prilly lagi. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, kami saling mencintai dan aku akan memperjuangkanya. Jadi kau tidak perlu memintaku untuk menjauhinya. Aku janji, aku akan melindungi Prilly dari segala bahaya. Jadi kau tidak perlu memisahkan kami lagi." Ucap Ali penuh penekanan, setelah itu ia langsung menutup telvonnya.
***
Keesokan harinya
"Prilly...... Prilly !’ Ali menepuk pipi Prilly lembut, gadis itu masih tertidur dengan nyenyak.
"Ngh...... Masih ngantuk Li......"Prilly menepis tangan Aliando, membuat laki laki itu tergelak.
"kalau kau tidak segera bangun, kau akan melewatkan matahari terbitnya. Ayo bangun pemalas...... Atau ...... aku harus menciummu seperti putri tidur?’
"Ahh..... Ali....." Prilly mengerjap, ia langsung bangun dari tidurnya dan tersipu malu mendengar Ali mengatakan itu padanya.
"Tidurmu nyenyak mungil?’
"I-iya. Kenapa aku tidur disini?" Prilly melihat sekeliling. Seingatnya, mereka duduk di balkon semalam.
"Kau yang berkeras tidak mau tidur di kamar. Kau ini kadang bisa sangat keras kepala ya. Untung saja tidurmu nyenyak, jadi aku pindah ke dalam. Kalau tidak, bisa-bisa kita membeku di luar sana.
Prilly semakin tersipu malu mendengarnya. "Kau tau Prilly, waktu itu aku berpikir. 2 tahun yang lalu tepatnya Ditempat ini, Betapa pendeknya malam itu, saat aku masih ingin bersamamu, aku harus merelakanmu terbang dari sisiku. Malam yang indah, tapi pagi yang sangat menyedihkan. Sepanjang hari itu aku terus teringat padamu" Tutur Aliando mengenang masa lalu mereka.
"Sebenarnya, sejak kapan kau menyukaiku?" Tanya Prilly.
"Aku mengagumimu sejak pertama kali melihat mu.aku sudah jatuh cinta padamu." Ucap Aliando tulus.
"Ayo bangun Prilly, sudah hampir terang." Aliando berdiri dan menarik Prilly bersamanya. Keduanya berjalan menuju balkon. Ali bergegas membuka pintu ganda yang terbuat dari kaca tersebut. Terlihat matahari baru keluar dari peraduannya.
"Wah, indah sekali ............. " Prilly berpagangan pada pagar balkon
"Yah, indah sekali. Saat itu, kau juga menunjukkan pemandangan indah padaku. Maka aku ingin menunjukkan yang sama padamu."
Prilly menjadi bingung mendengarnya, apa maksud dari Ali kalau ia pernah menunjukan pemandangan indah pada Pria itu. Padahal dulu dia kan buta, dan tidak tahu apa2. Ali tersenyum melihat ekpresi kebingungan Prilly, lalu ia merangkul bahu Prilly
"Prilly."
Matanya menatap Prilly dalam-dalam
"Ya wajahmu itulah pemandangan yang indah bagiku. Dimalam hari kau bagaikan bintang dimataku, dan siangnya kau bagaikan pelangi dimataku. Kaulah satu2nya yang mampu membuatku sadar akan cinta yang sebenarnya. Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi."
’Aku..... Apa aku harus percaya dengan ucapanmu itu? Aku seperti orang bodoh aja mendengarnya. Akan lebih baik kalau kau tidak sesempurna ini. Tidak setampan ini, yang digilai banyak wanita. Keadaan anda ini membuatku semakin merasa tidak pantas, membuat posisi kita semakin timpang" Prilly menghembuskan napas berat, Ali tersenyum mendengarnya.
"Oh silakan. Tertawakan saja aku..... kebodohanku selalu membuat Kau senang kan?" Ali tersenyum lagi mendengar ucapan prilly yang tidak ada habisnya,ia nyaris tertawa.
"Kau memang menyebalkan....kau" Ucapannya terputus karena Aliando tiba tiba membungkam mulutnya dengan ciuman penuh hasrat.Tak peduli mata Prilly melotot saking kagetnya, Aliando menuntun bibir Prilly bergerak bersama bibirnya.
’Berhentilah bicara Prilly, kau berisik sekali" Aliando mendesis
"Prilly...... Kau tidak tau bagaimana rasanya mengetahui itu." Bisik Aliando di sela ciumannya.
" Kau tidak tau betapa kerasnya aku berusaha menyangkal hal itu. Saat aku menyadari kau adalah belahan jiwaku. Aku sadar, betapa kesepiannya aku selama ini." Prilly menutup matanya, merasakan nafas Aliando yang lembut meniup wajahnya, menikmati bisikan merdu yang menggelitik telinganya. Dikalungkannya tangannya ke leher Prilly.
Aliando memeluk Prilly semakin erat, seolah tidak ingin ada sedikitpun celah memisahkan meraka.
"Kumohon Prilly, jangan pernah tinggalkan aku. Jangan pernah.........’Meraka kembali berciuman, di bawah matahari pagi yang mulai terang, dengan ombak kecil menggoda kaki telanjang mereka, disaksikan sekelompok kepiting yang malu-malu mengintip.........
.
.
Bersambung...
Cerbung Aliando dan Prilly "Stars In Your Eyes" All Part >TAMAT<
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar