“kalian saling kenal?” Tanya cemal kepada Aliando & Prilly yang sepertinya masih terkejut & Tidak menyangka bahwa kedua nya bisa bekerja dalam 1 kantor yang sama.
“Ya,” Jawab Prilly dan aliando secara bersamaan tanpa menjelaskan bahwa kedua nya pernah menjalin hubungan yang JELAS, tidak seperti sekarang yang tidak menentu.
oOo
Siang pukul jam 12.00 WIB.
Prilly baru saja keluar dari lift yang mengantarkan nya ke lantai 1.
Prilly berjalan tergesah - gesah di lobby perusahaan menuju Pintu keluar yang tersedia.
Siang pukul jam 12.00 WIB.
Prilly baru saja keluar dari lift yang mengantarkan nya ke lantai 1.
Prilly berjalan tergesah - gesah di lobby perusahaan menuju Pintu keluar yang tersedia.
'Brukkk'
Prilly bertabrakan dengan seseorang yang berjalan di arah lawan.
Prilly bertabrakan dengan seseorang yang berjalan di arah lawan.
“Ya ampun, hhh.” dengus kesal seseorang itu memunguti beberapa lembar kertas yang jatuh ketika bertabrakan dengan Prilly.
“maaf bel maaf, saya gak senghaja.” Ucap prilly. Ia memunguti kertas kertas tersebut, membantu seseorang yang ternyata itu adalah Bella.
“maaf maaf! Jalan kok gak liat liat.” Batin bella.
“Iyaa, Gak apa apa Kak.” Jawab bella. kemudian ia berdiri setelah merapihkan kertas kertas yang sempat berjatuhan ke lantai itu. bella menunjukan senyuman kecutnya.
“Saya permisi dulu ya,saya buru buru.” Tanpa ingin berlama lama, Prilly pun segera melanjutkan langkah kakinya, karena ia harus segera menjemput Anak kesayangan nya—Alicya.
selang beberapa menit kemudian, Mike menghampiri bella dengan tergesah gesah.
“Sayang, kamu gak apa apa kan?? kamu gak lecet kan?? gak ada luka kan??” tanya Mike dengan sangat cemas, karena ia sempat melihat Bella bertabrakan dengan prilly.
“Gak, aku gak apa apa.” Jawab bella.
Mike mengalihkan pandangan nya ke suatu arah, ia menatap langkah Prilly yang semakin berlalu dari pandangan nya.
“jadi prilly kerja disini? GAWAT!
Bisa - bisa Kak ali deket lagi sama Prilly. Gue gak akan biarin itu terjadi.” Batin mike.
Pasalnya mike Baru tahu bahwa prilly bekerja di tempat perusahaan Keluarga nya. ini memang pertama kali Mike datang ke perusahaan, itupun karena dia ingin mengetahui bagaimana perasaan aliando bekerja diperusahaan ini.
Bisa - bisa Kak ali deket lagi sama Prilly. Gue gak akan biarin itu terjadi.” Batin mike.
Pasalnya mike Baru tahu bahwa prilly bekerja di tempat perusahaan Keluarga nya. ini memang pertama kali Mike datang ke perusahaan, itupun karena dia ingin mengetahui bagaimana perasaan aliando bekerja diperusahaan ini.
oOo
“Cia, ayo sayang..” Prilly menghampiri Alicya yang berdiri di depan gerbang sekola.
“Ayoo.” Prilly meraih pergelangan tangan Sang anak yang kemudian ia bawa dari depan gerbang itu menuju taksi yang berhenti di tepian jalan.
“Prilly..” tiba tiba saja seseorang telah berhasil menghentikan langkah prilly.
Prilly menolehkan kepalanya kearah sumber suara.
“Papaaa..” Alicya begitu sumringah melihat sosok verrel yang menurutnya adalah ayah kandungnya.
sebelum Alicya lari menghampiri verrel, dengan cepat prilly menahan nya.
“Verrel? Mau apa lagi kamu??”Tanya Prilly kepada verrel yang baru saja keluar dari mobil mewahnya dan menghampiri prilly.
“tanda tangan Surat perceraian kita.” Ujar verrel sembari menyodorkan selembar (?) kertas (surat) perceraian antara dirinya dan prilly.
“Apa tidak bisa di rumah? Kenapa harus didepan anak kita?” Protes prilly. Prilly senghaja memelankan nada bicaranya kepada Verrel.
“Anak kita? Anak kamu kali. Udah tanda tangan! lebih cepat lebih baik." ujar verrel.
Prilly pun segera mentanda tangani Surat perceraian tersebut, padahal ia ingin semua ini tidak di saksikan oleh Anak nya.
“Ini..” Prilly menyerahkan kembali surat tersebut.
Verrel pun segera masuk ke dalam mobil mewahnya.
“Papaaa, papaaa mau kemanaaa??? Papaaa gak bawaa kami Pulaaaang?? Papaaaa.” Alicya teriak, sambil lari ke mobil Verrel yang sudah melaju cepat di jalan raya, Alicya pun terpaksa menghentikan Aksinya, ia hanya bisa memandang mobil verrel yang semakin menjauh.
“Papaaa jangaaaan tinggalin Ciaaaaa.” Teriak Cia sampai ia tidak dapat menahan kesedihan nya, Airmatanya pun sudah pecah saat ini juga.
Prilly menghampiri Alicya kemudian duduk berlutut dihadapan alicya. prilly meletakkan tangan nya di kedua bahu Alicya.
"Denger mama sayang.
Kamu gak boleh sedih. ada mama disini, ada mama. kamu gak sendiri. Ada mama yang akan menemani kamu.” Prilly meriah tubuh Alicya kedalam pelukan nya, memberi ketenangan untuk Alicya.
Kamu gak boleh sedih. ada mama disini, ada mama. kamu gak sendiri. Ada mama yang akan menemani kamu.” Prilly meriah tubuh Alicya kedalam pelukan nya, memberi ketenangan untuk Alicya.
sementara itu..
di belakang Prilly ada aliando yang diam membatu, memandangi Prilly & Alicya dengan tatapan sendu nya.
entah apa yang aliando rasakan melihat dua bidadari dalam hidupnya meneteskan airmata,
airmata keduanya yang menjadi
Duri di hati kecil aliando.
di belakang Prilly ada aliando yang diam membatu, memandangi Prilly & Alicya dengan tatapan sendu nya.
entah apa yang aliando rasakan melihat dua bidadari dalam hidupnya meneteskan airmata,
airmata keduanya yang menjadi
Duri di hati kecil aliando.
“suatu saat, aku akan ubah airmata kesedihan itu, jadi airmata kebahagaiaan.” aliando membatin lirih,seolah berjanji pada dirinya sendiri, dia akan merubah airmata menyakitkan itu jadi airmata kebahagiaan yang tak bisa di ucapkan dengan kata kata.
“Om Ali.” Pekik Alicya, ia melihat aliando yang sedang menyaksikan keduanya.
Prilly refleks melepaskan pelukan nya dan menolehkan kepala kebelakang.
“Aliando..” Prilly memekik kaget dengan hadirnya aliando.
oOo
Kini Prilly sudah tiba di kantor bersama aliando.
Ya, Sebelum kembali ke kantor, aliando & Prilly tentu mengantakan Alicya ke apartemen, terpaksa prilly harus membiarkan Alicya sendirian di apartement.
Kini Prilly sudah tiba di kantor bersama aliando.
Ya, Sebelum kembali ke kantor, aliando & Prilly tentu mengantakan Alicya ke apartemen, terpaksa prilly harus membiarkan Alicya sendirian di apartement.
“makasih ya pak.” Ujar prilly kepada aliando.
“panggil aliando, kaya baru kenal aja.” Protes Aliando sambik tercengir kuda mendengar prilly memanggilnya 'pak'
“Tapikan kamu atasan saya.” Jawab prilly. Mungkin alangkah baiknya jika ia memanggil aliando 'pak'karena disini prilly adalah bawahan aliando.
“Biasa aja ah.” Aliando kekeuh ingin Prilly bersikap seperti biasanya.
“Jadi? Prilly udah kenal lama sama pak ali? hhh gue gak boleh keduluan sama Dia! meski gue udah punya Mike, tapi akan jauh lebih baik kalau gue juga bisa memiliki Kakaknya.” batin bella. Ya saat bella melintas, ternyata ia diam diam mendengar percakapan keduanya saat berjalan di Lobby menuju lift.
oOo
Beberapa jam kemudian.
Sekitar pukul jam 8 malam, kebetulan Prilly tidak lembur jadi ia bisa pulang tidak terlalu malam.
Beberapa jam kemudian.
Sekitar pukul jam 8 malam, kebetulan Prilly tidak lembur jadi ia bisa pulang tidak terlalu malam.
Kini Prilly berada di apartement aliando,
Alicya lah yang memaksa prilly untuk main ke kamar apartemen aliando.
Alicya lah yang memaksa prilly untuk main ke kamar apartemen aliando.
“Ayoo ciaa tangkap Om.”
“awaaaas yaaa Om.”
“Ayoo kejar aja kalau bisa.”
“Hahaha awaaas yaaa Om... Ciaa tangkep lho.”
“Silahkan aja kalau bisa. wleee..”
Prilly hanya terkekeuh, membiarkan Aliando dan Alicya berlarian mengelilingi dirinya.
Alicya tampak begitu ceria dan semangat untuk mengejar aliando yang terus menghindar.
Alicya tampak begitu ceria dan semangat untuk mengejar aliando yang terus menghindar.
“Haaaappp. kenaaa. Hahahaa.” Cia berhasil meraih tangan kekar aliando, membuat aliando terpaksa menghentikan langkahnya.
oOo
Setelah cukup lama berkejar kejaran kini alicya meminta prilly dan aliando untuk adu panco.
Setelah cukup lama berkejar kejaran kini alicya meminta prilly dan aliando untuk adu panco.
sebelah Tangan Aliando + Prilly sudah saling berpegangan kuat.
tidak seperti orang yang sedang beradu panco pada umumnya, justru mereka saling tatapan dengan pandangan yang berbeda, pandangan penih cinta hingga mengukirkan senyuman di bibir Prilly maupun aliando.
tidak seperti orang yang sedang beradu panco pada umumnya, justru mereka saling tatapan dengan pandangan yang berbeda, pandangan penih cinta hingga mengukirkan senyuman di bibir Prilly maupun aliando.
“3...2..1....Mulaaaai!!”
Setelah mendengar aba aba dari alicya, aliando & prilly pun segera memulai.
“Ayoo Mamaa... mama... mama... ayoo... Mama.. mamaaaa...” Alicya begitu antusias memberi semangat kepada prilly.
“Ayoo Om ali...” kali ini Alicya memberi semangat kepada Aliando.
“Apaa ituu..” Ucap prilly sembari mebelalak'an wajahnya dan memandang kesuatu arah.
“apaan?” Aliando menolehkan kepalanya kearah yang prilly tuju.
“YEAYYY MENANGGGGG.” Prilly berhasil mengalahkan aliando dengan mudah, meski ia harus membohongi aliando terlebih dahulu.
“Yeaay mama menangggg.” Alicya teriak kegirangan.
“Waah curaaang Nihh curaaang..” protes aliando..
Aliando pun menggerakan jemari jemarinya dengan cepat di perut prilly (Dariluarbaju) membuat prilly merasa kegelian.
Aliando pun menggerakan jemari jemarinya dengan cepat di perut prilly (Dariluarbaju) membuat prilly merasa kegelian.
“Ahahahaahaha.”
oOo
Aliando membaringkan tu uh Alicya di atas ranjang tempat tidur prilly.
Kemudian Aliando melapisi sebagian tubuh licya dengan selimut tebal.
Aliando membaringkan tu uh Alicya di atas ranjang tempat tidur prilly.
Kemudian Aliando melapisi sebagian tubuh licya dengan selimut tebal.
“makasih ya li udah nemenin cia sampe dia tidur? maaf ngerepotin” Ucap Prilly.
“Gak ngerepotin, bagaimana pun dia anak aku.” Jawab Aliando sambil tersenyum tulus kepada prilly.
Prilly membalas senyuman itu dengan manis.
“Iya.” Prilly sedikit menundukan kepalanya, ia tidak bisa menyembunyikan merah merona yang hadir dipipi putihnya, mengingat kebersamaan tadi membuat prilly senang.
“Kalau gitu aku keluar dulu.” Pamit aliando.
aliando pun pergi setelah mengantarkan alicya ke apartemen Yang prilly tempatkan.
oOo
beberapa harinya...
beberapa harinya...
'ddrrrt...drrrt..drrrtt..'
Prilly terpaksa menghentikan aktivitasnya sejenak,
ia meriah ponsel nya yang terletak di atas meja.
ia meriah ponsel nya yang terletak di atas meja.
(Via telfon)
“Hallo kak?”
(Adel)
(Adel)
“Ada apa del?” (prilly)
“kakak kerumah sakit sekarang ya,” (adel)
“emang kenapa??” (prilly)
“Pokonya kakak kesini, ke rymah sakit ****” (adel)
“Tap—"
Tuttt....tuttt...tuttt
Prilly terpaksa menghentikan ucapan nya karena adel sudah menghentikan pembicaraan dengan mematikan telfon.
“ada apa ini?” Prilly bertanya tanya di dalam benaknya. Rasa takut melanda pikiran prilly.
oOo
beberapa menit kemudian, Prilly sudah tiba di rumah sakit yang ia tuju, untung saja yoriko dan cemal mengizinkan kan nya untuk pergi keluar dengan waktu yang tidak bisa lama.
beberapa menit kemudian, Prilly sudah tiba di rumah sakit yang ia tuju, untung saja yoriko dan cemal mengizinkan kan nya untuk pergi keluar dengan waktu yang tidak bisa lama.
“Ada apa?? kenapa Mah? siapa yang sakit?” tanpa basa basi prilly langsung menanyakan kepada sang mama yang sedang berada di depan salah satu ruangan.
“Prill, papa kamu cry emotikon, penyakit jantung nya kumat.” Jawab mama april dengan suara yang lirih dan menyedihkan.
“hah? kok Bisa??.” tanya prilly.
“Jadi gini, perusahaan papa kamu BANGKRUT, dan ternyata papa kamu punya hutang ke bank, terus bank menyita rumah,mobil dan lain nya karena papa kamu udah gak bisa bayar. dna sekarang mama bingung harus tinggal dimana.” Jelas mama april.
“Astagfirullah. gasp emotikon ya..yaudah nanti kalian tinggal di apartemen aku aja.” Prilly tidak bisa apa apa selain membuka kan pintu selebar lebarnya untuk Kedua orang tuanya beserta sang adik—adelia artamevia.
“aku ngeKost aja kak.” Ujar Adel.
“Yaudah, kalau perlu apa apa bilang sama kakak ya.” jawab Prilly.
Selang beberapa menit, dokte yang menangani pak Bram pun keluar dari ruang rawat.
“Dok gimana Suami saya?”
“Gimana papa saya?”
“iya dok papa saya baik baik aja kan?”
Dokter itu hanya menatap sedih Kearah Mama april, prilly dan adel yang menanyakan keadaan Pak bram saat ini.
“kenapa dokter diem aja?” Mama april sudah tidak sabar mendengar jawaban dari dokter yang ia harap suami tercinta nya akan baik baik saja.
“Hmm..” dokter pun mulai angkat bicara, walau sepertinya dokter tersebut berat untuk mengatakan nya.
“........”
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar