“Kaali, sebenarnya Kaali darimana ajah sih? Aku sampai lelah tau nggak sih mencari-cari Kaali.” Tanyaku masih tetap tenang dan serileks mungkin.
“Kaali tadi habis dari proyek sayang. Kebetulan, Klien perusahaan Kaali yg dari jepang, sudah sampai di jakarta. Dan Kaali harus menemuinya untuk membahas proyek.” Jelas Kaali yg sudah pasti bohong itu. Aku tahu, kalau Kaali sebenarnya tidak pergi ke proyek dan menemui kliennya yg dari jepang itu. Aku tahu, kalau Kaali sebenarnya menemui Nick temannya hanya untuk mencari-cari informasih saja tentang keberadaan Ghina yg notabennya masih kekasih masalalunya itu. Tapi kenapa dia harus berbohong sih? Apa sepenting itu kah sosok Ghina dihatinya, sehingga Kaali tidak ingin aku mengetahuinya.
“Oh. Yaudah, Kaali mandi gih sekarang. Aku sudah siapin air hangat dan juga makan malam untuk Kaali.” Ucapku sedikit mengalihka pembahasan dan juga penjelasan Kaali yg nantinya pasti membuatku semakin drop dan kecewa.
Sejenak, aku melangkahkan langkah ku mengarah ke dapur untuk menyiapkan makan malam dengan Kaali. Tapi tiba-tiba saja, langkahku terhenti dan Kaali memelukku begitu saja dari arah belakang yg sempat membuatku terkejut bahkan tersentak kaget.
Sejenak, aku melangkahkan langkah ku mengarah ke dapur untuk menyiapkan makan malam dengan Kaali. Tapi tiba-tiba saja, langkahku terhenti dan Kaali memelukku begitu saja dari arah belakang yg sempat membuatku terkejut bahkan tersentak kaget.
“Kamu pasti belum mandi juga kan?” Tanya Kaali yg masih melingkarkan tangannya itu diperutku. Aku mengangguk pelan.
“Kalau begitu, Kaali ingin kita berdua mandi dalam 1 kamar mandi. Mau yah sayang, Please......” Ungkapnya terus menggoda dan merengek-rengek padaku. Aku sedikit berfikir tentang hal yg tadi aku dengar soal Pembicaraan Ghina. Sebenarnya, aku ingin mengiyakan ajakan Kaali untuk menemaninya mandi malam ini. Tapi, rasanya hatiku masih belum bisa menerima ucapan dan perbuatan Kaali yg memang menyakitkan itu. Yah menyakitkan!! Ternyata Ghina adalah kekasih Kaali di masalalunya. Dan sampai saat ini juga, Kaali masih menyayanginya walaupun Kaali sendiripun tahu kalau dirinya sudah menikah.
“Mmm, aduuuuhh badan Prilly kok nggak enak banget yah Kak rasanya. Kayaknya, Prilly sakit deh.” Ucapku masih tetap mencari alasan dan alasan untuk aku menghindar dari godaan dan rayuan Kaali. Aku bukannya tidak ingin berhubungan lagi dengannya, tapi aku hanya butuh waktu untuk memulihkan semua rasa sakitku ini yg Kaali berikan bertubi-tubi.
“Apa,? Kamu sakit? Kalau kamu sakit, lebih baik kamu nggak usah menyiapkan makan malam sayang. Kaali nggak ingin sesuatu hal terjadi lagi padamu. Kaali antar ke kamar yah, kamu harus banyak-banyak istirahat.” Ucapnya menuntun bahkan membopongku menuju kamar apartemen di lantai atas dengan begitu romantis dan perhatiannya. Entahlah, apa perhatian ini tidak akan lama lagi akan hilang, sirna dan tidak menjadi milikku lagi?
____oOo____
Author POV
Kini Ali dan Prilly sama-sama tengah menikmati malam yg memang dingin didalam kamar Apartemen. Mereka tidak bercinta, melainkan hanya menikmati malam dingin ini dengan tanpa bergeming bahkan bergurau sedikitpun. Ali pun yg memang merasa aneh dengan sikap Prilly hari ini akhirnya memberanikan diri untuk memulai obrolan-demi obrolan.
“Sayang, kenapa kamu belum tidur juga? Bukankah, kamu lagi nggak enak badan?” Tanyanya kini membalikkan tubuhnya menghadap tubuh Prilly dalam posisi memeluknya dari samping.
“Aku nggak bisa tidur kak.”
“Kenapa? Memangnya ada yg tengah kamu fikirkan, sayang?”
“Entahlah Kak. Aku hanya memikirkan nasib teman wanitaku yg sedang diujung tanduk.” Jawabnya simple yg sempat membuat Ali mengerutkan keningnya terkejut.
“Diujung tanduk? Kenapa? Apa rumah tangga temanmu lagi ada masalah?”
“Bukan hanya masalah Kak, tapi suaminya terlibat suatu perselingkuhan dengan kekasih masalalunya!”
`DEGG`
Ali tersentak kaget ketika Prilly menyebutkan bahkan menyelipkan kata-kata "perselingkuhan dengan kekasih masalalunya".
Sesaat Ali terdiam tanpa bergeming sedikitpun. Didalam hati “Oh YaAllah, apakah Prilly sudah mengetahui tentang Ghina kekasih masalaluku itu? Apa Mungkin dia sudah mengetahui semuanya?” Ucapnya dalam hati terus berharap agar Prilly tidak mengetahui semuanya. Karena apah? Aliando pun tidak ingin menyakiti hati Prilly kembali untuk yg kedua kalinya.
Sesaat Ali terdiam tanpa bergeming sedikitpun. Didalam hati “Oh YaAllah, apakah Prilly sudah mengetahui tentang Ghina kekasih masalaluku itu? Apa Mungkin dia sudah mengetahui semuanya?” Ucapnya dalam hati terus berharap agar Prilly tidak mengetahui semuanya. Karena apah? Aliando pun tidak ingin menyakiti hati Prilly kembali untuk yg kedua kalinya.
“Kaali, kenapa diam?” Tanya Prilly memang mengetahui kalau Ali pasti lambat laun akan merasakan perubahan yg terjadi pada dirinya. Yah, dirinya memang tidak ingin menunjukan perasaan lemah bahkan kecewanya atas sikap Ali, melainkan Ia hanya ingin Ali bisa merasakan apa yg dia rasakan sampai saat ini ketika harus dibohongi bahkan dinomerduakan dengan wanita lain yg notabennya masih kekasih masalalu Ali itu. Entahlah apa yg akan dilakukan Prilly untuk menunjukan sikap tegar dan kuatnya itu didepan Ali. Karena memang, dirinya begitu rapuh dan lemah ketika menyadari, kalau terdapat pihak ke3 dirumah tangga mereka.
“Mmm, nggak kok sayang. Ini udah malam juga kan, Kaali harus tidur karena besok Kaali ada meeting penting dengan klien dari singapore. Good night my princess I love you” ucap Ali kembali memeluk bahkan mencium Bibir, pipi kanan-kiri Prilly dan kening serta dagunya lalu melanjutkan untuk tidur.
`CUPP`
“Meeting? Bukankah, besok itu hari libur?” Tanyanya dalam hati.
~
-Prilly POV
Esok paginya...
“Kaali....” Panggilku. Aku menoleh kesamping ranjangku, tapi tidak kutemukan juga sosok laki-laki itu yg kini sudah menjadi suamiku.
“Kaali, kemana yah?” Fikirku, aku bergegas bangkit dan langsung mencari-cari sosok Kaali ditiap sudut Apartemen ini bahkan sampai taman belakang. Tapi tiba-tiba saja, aku mendengar sebuah suara percakapan yg memang tak asing lagi bagiku. Itu seperti suara Kaali, tapi dengan siapa? Wait-wait, dia Nick! Yah, itu suara Nick teman Kaali yg waktu malam itu. Tapi, ada apa Nik sepagi ini ke Apartemenku. Bahkan terlihat mereka sedang mengobrolkan obrolan yg serius sekali.
Aku perlahan mengikuti arah dari suara itu yg rupanya mengarah ke teras Apartemen depan. Ku dengarkan pembicaraan-pembicaraan mereka secara sedetail mungkin. Yah, lagi-lagi nama GHINA terselipkan dalam pembicaraan mereka. Tapi kali ini, Nick seperti sudah mendapatkan informasi mengenai keberadaan Ghina di Jakarta.
“Ghina? Ghina siapa yg Kaali maksud?” Sejenak, aku kembali mengingat-ngingat nama gadis yg pernah ku temuin di sebuah Resto akhir pekan lalu. Apa mungkin dialah yg Kaali maksud? Atau mungkin siapa? Tapi, betapa terkejutnya aku ketika Kaali memantapkan niatnya untuk menemui Ghina siang ini disebuah Resto.
“Baiklah, ntar siang aku ingin menemui Ghina! Atur bagaimanapun rencana kamu, tapi aku ingin tidak ada media ataupun orang lain yg mengetahuinya!”
`DEGG`
Aku tersentak kaget ketika Kaali berucap, "Aku tidak ingin ada orang lain yg mengetahuinya!"? Berarti, Kaali ingin dirinya berduaan dengan Ghina di Resto? Tanpa aku, ataupun siapapun? Oh Ya Allah, apakah ini adalah awal dari keretakan rumah tanggaku.
~
“Kaali...” Panggilku. Dia menoleh lalu kembali tersenyum bahkan mencolek pipiku.
“Ada apa sayang?” Tanyanya langsung duduk di dekat ranjang sizeku di kamar.
“Kaali mau kemana? Ini kan hari libur! Kenapa mesti berangkat sih?” Tanyaku kemudian memanyunkan bibirku beberap centi, dan... Sudah taulah yaw gimana reaksi Kaali ketika melihatku manyun seperti ini. Yah, dia menciumnya. Tapi tidak lama, hanya beberapa detik saja!
“Kaali harus bertemu klien lagi sayang.” Jawabnya yg sangat-sangat berbohong itu. Aku udah tau, kalau dia memang sedang berbohong!
“Klien lagi, klien lagi! Kapan ada waktu buat aku sih? Dari kemarin, Kaali sibuk terus kan dengan klien Kaali yg dari jepang itu? Lantas, buat akunya kapan? Ini weekend loh kak, waktunya berkumpul dengan keluarga! Pokoknya, Kaali harus dirumah bersama aku. Titik!” Ku luapkan semua emosiku dan amarahku. Yah, bukan cuma beralasan ingin berdua saja dengan Kaali karena ini memang hari weekend! Tapi, aku juga ingin menggagalkan rencana Kaali dengan Ghina yg hari ini akan ada pertemuan!
“Nggak bisa sayang. Kaali sudah janji, kalau weekend ini Kaali akan membahas soal proyek kerja sama perusahaan kita.” Ucapnya tetap mengacuhkan ku bahkan nekat pergi dari Apartemen membawa mobil.
Aku mengikutinya dari arah belakang menggunakan taksi. Karena apah? Karena kalau aku menggunakan mobilku, Kaali pasti mengenalinya dan rencanaku untuk mengikutinya pasti berantakan dan gagal.
Aku mengikutinya dari arah belakang menggunakan taksi. Karena apah? Karena kalau aku menggunakan mobilku, Kaali pasti mengenalinya dan rencanaku untuk mengikutinya pasti berantakan dan gagal.
Aku mengikuti mobil Kaali yg mengarah ke sebuah Resto elit bernuansa biru muda itu. Sejenak, aku memandangi bahkan mencari-cari sosok Ghina yg akan ditemuin Kaali.
Tiba-tiba saja, sosok gadis yg cenderung menyebalkan itu nampak hadir juga mengunjungi resto. Tapi untuk apa? Lantas, dimana teman-temannya itu? Kenapa dia terlihat seorang sendiri seperti ini?
Pertanyaan itu kian mencolok dihatiku dan rasa penasaran juga kian mendorongku untuk segera memasuki resto dan melihat apa yg terjadi dengan Kaali dan gadis menyebalkan itu.
Tiba-tiba saja, sosok gadis yg cenderung menyebalkan itu nampak hadir juga mengunjungi resto. Tapi untuk apa? Lantas, dimana teman-temannya itu? Kenapa dia terlihat seorang sendiri seperti ini?
Pertanyaan itu kian mencolok dihatiku dan rasa penasaran juga kian mendorongku untuk segera memasuki resto dan melihat apa yg terjadi dengan Kaali dan gadis menyebalkan itu.
`DEGGG`
“Kaali....” Ucapku pelan tapi cukup keras. Ternyata benar, Kaali bersama gadis menyebalkan itu. Mereka tengah asyik berbincang bahkan saling tatap menatap. Emosiku tidak bisa lagi ku tahankan apalagi kuredam. Ku melangkah gontai dengan mata yg sudah berkaca-kaca, hati yg meledak-ledak atau bahkan kalau kalian memakai kacamata 4 dimensi, mungkin si tanduk sudah muncul dikepalaku. Aku mengarah ke arah mereka berdua yg memang lagi asyik mengobrol itu.
“Hay....” Sapaku ramah tamah, sopan dan sangat lembut bahkan senyum lebar ini selalu terpancar dari bibirku. Sejenak Kaali masih terdunduk, tapi begitu mendengar suaraku yg memang merdu ini, barulah ia mendongakan kepalanya ke arahku begitu juga dengan Gadis menyebalkan bernama GHINA.
“Pri...Prilly.” Panggilnya masih dengan suara terbata-bata. Yah, bagaimana sih yah suara orang yg kalau sudah ketangkap basah tuh.
Apalagi Ghina, dia malah menatapku dengan tatapan tajam bahkan bangkit dari duduknya dan sok mencari muka di depan Kaali.
Apalagi Ghina, dia malah menatapku dengan tatapan tajam bahkan bangkit dari duduknya dan sok mencari muka di depan Kaali.
“Elo? Ngapain lo disini? Oh gue tau, lo mau menganggu gue lagikan dengan kekasih gue ini?” Cerocosnya!
`DEGG`
Lagi-lagi aku tersentak kaget! Bahkan air mata ini mulai menetes tanpa bisa ku cegah. Aku menepis kasar air mata ini, aku tidak ingin Kaali ataupun Ghina melihatku menangis! Aku kuat! Aku tegar! Aku bisa menjalankan hidup seperti ini. Liku-liku adalah temanku, semangat Prilly.
“Ohh jangan khawatir apalagi cemas! Aku nggak akan mengganggu kalian! Havefun yah weekend ini, kalian pasangan yg sangat romantis!” Ucapku masih dengan senyum lebar yg mungkin akan menutupi kesedihan bahkan kesakitan hatiku. Yah, aku tidak ingin mereka mengetahui kesedihan bahkan keterpurukanku,. Aku hanya ingin, mereka mengetahui arti senyum dan bahagiaku walaupun tanpa mereka! Aku yakin, aku mampun menjalankannya.
“Prilly....” Panggil Kaali, bahkan dia mencegah langkahku untuk pergi. Dia menarik pergelangan tanganku dengan tatapan penuh penyesalan. Aku menepisnya dengan kasar-kasar tanpa menoleh bahkan merespond. Ku biarkan Kaali menatap punggungku dengan sebuah rasa penyesalan!
Aku pergi menjauh dari mereka! Mereka yg membuatku terpuruk seperti ini.
Aku menangis, aku tidak mampu lagi membendung bahkan menahan air mataku. Aku menangis setelah meninggalkan mereka berdua yg nampak berbahagia itu.
Aku? Aku apa sih! Aku hanyalah gadis biasa yg bukan keturunan konglomerat ataupun kerajaan, lebih tepatnya seorang adik yg masih polos yg berharap cinta tulus dari kakaknya yg masih mencintai wanita lain. Huhh, bagaikan memeluk bukan! Tidak ana pernah sampai.
Aku pergi menjauh dari mereka! Mereka yg membuatku terpuruk seperti ini.
Aku menangis, aku tidak mampu lagi membendung bahkan menahan air mataku. Aku menangis setelah meninggalkan mereka berdua yg nampak berbahagia itu.
Aku? Aku apa sih! Aku hanyalah gadis biasa yg bukan keturunan konglomerat ataupun kerajaan, lebih tepatnya seorang adik yg masih polos yg berharap cinta tulus dari kakaknya yg masih mencintai wanita lain. Huhh, bagaikan memeluk bukan! Tidak ana pernah sampai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar