Advertisement

Advertisement

Cerbung Aliando dan Prilly "Dia Jodohku??" Part 4


“Oh, jadi ini yg namanya Prilly?” Tanya Kaia tetap tersenyum padaku. Aku mengangguk pelan, dan tak lain ulasan senyum ini tetap menemaniku.
Tapi wait-wait! Kenapa bisa Kaia mengenalku dan mengetahui namaku? Apa mungkin, Alibaba yg menceritakannya? Oh Ya Allah, dia ini benar-benar membuatku gila.
-Flashback On-
“Hey Al, kenapa melamun sih?” Tanya Kaia tiba-tiba saja muncul dan hadir didepanku. Sudah kayak jelangkung saja, datang tak jemput pulang yah biarin saja.
“Al galau Kai” jawabku sangat simple. Karena memang, aku lagi galau berat (gaber).
“Tumben, seorang Aliando Nathael galau. Biasanya, jam-jam segini penyakit keluyuran ke club malamnya kambuh. Tapi kok sekarang sudah nggak lagi? Apa karena Felly?” Aku menggeleng pelan tanpa menjawabnya.
“Lantas, karena siapa? Bukankah, pacarmu sekarang itu Felly?” Nampaknya, Kaia begitu penasaran dan ingin tahu dengan semuanya.
“Karena gadis cantik, mungil, yg menutupi auratnya dengan jilbab.” Jawabku yg sontak membuat Kaia berhasil membulatkan matanya dengan sempurna.
“Berjilbab? Siapa? Wait-wait, terus Felly mau dikemanain Al?”
“Felly akan Al simpan di kantong ajaibnya doraemon.” Jawabku terkekeh yg lagi-lagi membuat Kaia terlihat kesal dengan gurauanku.
“Allllllll....” Geramnya. Aku cukup terkekeh dengan sikap Kaia.
“Namanya Prilly. Dia gadis berjilbab yg telah membuat Al jadi seperti ini Kai. Dia mengajarkan Al banyak sekali makna dari hidup, menghargai waktu, dan nggak membuang waktu dengan percuma.” Jelasku.
“Dia tidak seagama dengan kita?” Aku mengangguk memantapkan hatiku untuk lebih mendekatkan diriku lagi dengan dia.
“Tapi itu nggak menutup kemungkinan untuk Al bisa mencintai dia kan Kai? Bukankah, di Agama kita pun sama sekali nggak melarangnya yah? ” Kaia mengangguk, dan semakin membuatku lebih bersemangat lagi untuk mendapatkan Prilly.
-Flashback Off-
“Cantik, perfect. Kenapa kamu tidak dari dulu Al mencari pacar seperti ini?” Ucapnya lagi yg sempat membuatku tersentak kaget.
`Degg`
Apa maksudnya? Kenapa bisa, Kaia menganggapku ini adalah kekasih Aliando? Kenapa juga, Aliando mengenalkanku padanya sebagai kekasih? Padahalkan, aku ini jelas-jelas temannya. Dan dia kan sudah mempunyai kekasih.
“Pacar? Aku bu.......”
“Awwwwwh..” Aliando tiba-tiba saja menginjakkan kakinya keras-keras kearah kaki mungilku. Sungguh sakit dan nyeri rasanya.
“Jangan bicara apa-apa lagi, kalo gue belum mempersilahkan elo buat ngomong! Dengar, Prilly? Kalo elo tetap nggak bisa diem, gue cium lo!!” Oh YaAllah, lagi-lagi Alibaba mengancamku dengan ancaman akan menciumku! Benar-benar menyebalkan tuh cowok! Memangnya, tidak ada ancaman lain apa selain akan dicium?
Gumamnya sangat pelan ditelingaku yg sempat membuat bulu kudukku sedikit merinding. Tapi apa maksudnya? Kenapa dia tidak memperbolehkan aku berkata jujur pada Kaia? Aneh!!
Tidak berapa lama, pintu tiba-tiba saja terbuka dengan sangat kerasnya..
`BRAKK..`
Munculah sesosok perempuan cantik, putih dengan amarah yg meledak-ledak sepertinya. Dia menatap dan mengarah ke arahku dengan sangat cepat dan tajam. Lalu, tamparan ini tiba-tiba saja mendarat begitu saja di pipi kiriku.
`PLAKKK`
Dia menamparku, bahkan dia dengan beraninya menjambak dan sengaja melepaskan hijab yg sedang ku pakai saat ini.
“Oh! Jadi gara-gara gadis murahan ini, kamu sampai tega membohongiku Al? Kenapa kamu bilang, kalo kamu saat ini sedang belajar kelompok dengan teman-temanmu? Tapi apah? Padahal, kamu saat ini sedang enjoy-enjoynya kan dengan gadis ini? Kamu tega Al! Kamu tega melakukan hal ini padaku!” Omelnya, lalu kembali menatap wajahku dengan sangat tajamnya. Bahkan Ali, Ali tetap diam dengan perlakuan kekasihnya ini padaku.
“Dan elo! Jangan pernah elo ganggu hubungan gue dengan Al! Aliando jelas-jelas sudah memiliki pacar! Elo itu perempuankan? Pasti elo merasakan apa yg gue rasakan ketika melihat Al berduaan dengan lo dan tega membohongi gue! Gue harap, elo bisa berfikir dulu sebelum bertindak!” Omelnya lagi kembali ingin menamparku. Tapi untungnya, Aliando berhasil menghalanginya dan menyelamatkanku.
“Cukup!! HENTIKAN Felly! Aku mohon hentikan! Kamu boleh marah, kesal padaku. Tapi tolong, jangan pernah kamu menampar bahkan merendahkan Prilly seperti itu. Ini semuanya bukan salah dia. Ini salahku. Aku yg mengajaknya untuk maen kerumahku.” Jelas Ali menengahi perdebatan diantara aku dengan Felly.
“Oh, jadi gadis murahan ini bernama Prilly? Okeh baiklah, kalo kamu tidak terima aku menampar dan menghinanya, untuk saat ini dan seterusnya kamu harus jauhin dia! Jauhin gadis ini, kalo kamu tidak ingin aku menyakitinya lagi. Bagaimana Al? Apa kamu menyetujuinya?” Tanyanya sedikit memaksa Aliando. Terlihat sekali raut wajah cemas dan kekhawatiran terpancar dari sisi sudut matanya. Bahkan, Aliando terlihat bingung untuk menjawab apa.
“TIDAK !! Aku tidak akan pernah menjauh dari Prilly. Dia itu gadis yg baik-baik. Tidak seperti kamu, Felly. Kamu hanyalah Gadis yg tidak tau menau apa itu artinya kehidupan. Yg kamu tau, hanya club malam dan shopping shopping shopping dan shopping!” Bentaknya. Aku benar-benar tidak menyangka akan terjadi perdebatan seperti ini. Bahkan ini adalah salahku. Ini gara-gara aku, hubungan Aliando dengan Felly seperti ini. Oh YaAllah, Maafkan aku..
“Apa kamu bilang Al? Tidak? Hello, sadar Aliando sadar! Kamu itu pacar aku, dan akan tetap menjadi pacarku selamanya. Kenapa gara-gara gadis murahan ini, kamu jadi berubah seperti ini padaku? Ingat Al, aku sama kamu tidak jauh berbeda. Kita sama-sama menyukai dunia malam kan? Jadi jangan pernah sama-samakan aku dengannya. Oh aku tau, kamu suka kan sama gadis murahan ini?” Lagi-lagi bentakan demi bentakan begitu terdengar jelas dirumah Aliando.
Kaia yg tidak tega melihatku dijadikan orang ketiga pun langsung berniat mengajaku untuk pulang. Tapi, lagi-lagi Aliando mencegah dan menarik tanganku untuk tetap disini dan tidak meninggalkannya.
“Prilly, jangan pergi. Gue mohon, tetaplah disini!” Tegasnya menarik pergelangan tanganku. Aku bingung, harus bagaimana disini. Dan akhirnya, Kaia pun tetap menyuruhku untuk disini dan tidak meninggalkan Ali.
“Biarkan Gadis murahan ini pergi! Kenapa harus sih kamu mencegahnya Al? Dia itu hanyalah gadis yg tidak tau malu yg dengan beraninya mendekati kamu Al.”
“Aku tegesin sekali lagi yah Felly, jangan pernah kamu maki-maki dia. Karena Prilly jauh lebih baik darimu. Dia gadis yg baik-baik, dan......... Aku menyukai dia.”
`Degg`
Apah? Aliando menyukaiku? Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa ini terjadi? Ini semua diluar dugaanku! Oh Ya Allah, aku harus berbuat apa? Mana mungkin Aliando mencintaiku?
-Author POV-
“APAH? Ini tidak mungkin Al. Kamu itu pacar aku! Kamu itu milik aku, bukan milik gadis murahan ini! Kamu pasti bercanda kan Al? Apa kamu lupa, kita berpacaran sudah sangatlah lama. Tapi kenapa, gara-gara gadis ini kamu sampai tega melakukan hal itu Al.?” Tak henti-hentinya Felly menitikan Air matanya. Bahkan ketika Aliando mengutarakan niatnya untuk PUTUS, Felly langsung terlihat begitu drop dan terpukul.
“Itu dulu. Tapi sekarang, rasa sayang dan cinta aku telah berubah menjadi rasa persahabatan. Yg memang, diantara kita sudah tidak cocok lagi.” Jelasnya lagi yg lag-lagi membuat Felly terus meneteskan Air matanya. Prilly yg saat itu memang menyaksikan perdebatan keduanya pun memilih diam dan terus mencoba untuk meredam amarah Aliando.
“Aliando, aku mohon jangan kamu bentak Felly seperti itu. Kalian masih saling mencintai! Aku yakin itu,. Dibalik sikap Felly yg mungkin kamu anggap buruk, aku yakin disitulah sikap Felly akan berubah dengan sendirinya. Hadapi semuanya dengan kepala dingin Al, jangan terpancing emosi. Emosi tidak akan pernah menyelasaikan masalah!” Prilly berusaha menengahi perdebatan diantara keduanya, tapi tetap gagal. Bahkan, Felly kembali mendaratkan tamparannya lagi hingga pipi Prilly terlihat memar. Semua ini mengundang perdebatan sengit antara keduanya. Bahkan Aliando, dia pun terlihat sangat emosi melihat gadis yg di sukainya harus mendapatkan tamparan ini kembali.
`PLAKK`
“Jangan ikut campur urusan gue! Jangan sok baik ataupun sok bijak deh! Elo tau, perdebatan ini dimulai karena adanya elo! Karena hadir lo yg membuat hubungan gue dengan Al diujung tandung! Semua ini gara-gara elo gadis murahan!” Bentak Felly kembali menatap bahkan akan mendaratkan tamparannya lagi dipipi Prilly. Tapi untungnya, Aliando berhasil menahan dan mencegahnya.
“HENTIKAN!! Jangan sekali-kali kamu membentak bahkan menampar Prilly. Ini semua memang salahku, bukan salah Prilly.!”
“Tapi Al, ini memang salah gadis murahan ini. Dia memang gadis yg tidak tau malu!”
“CUKUP Felly cukup! Mulai saat ini juga, detik ini juga aku minta PUTUS! P-u-t-u-s. The End, TAMAT, Udahan, Erexemo, Game Over, pokoknya PUTUS!!”
`DEGG..`
Batin Prilly tergoyahkan, ketika Aliando mengutarakan kata PUTUS didepannya bahkan Kaia kakaknya. Terlihat sekali, tetesan air mata yg kini mulai membanjiri pipi mulus Felly sudah semakin menjadi-jadi. Felly tak henti-hentinya menangis mendengar penuturan Al yg tiba-tiba saja mengutarakan kata PUTUS.
“Apaaaaaaaaa?” Sesaat, tiba-tiba saja tubuh Felly ambruk kelantai dengan kondisi yg memang lemah dengan penuturan Aliando. Ini semuah semakin membuat batin Prilly terus menjerit tanpa henti-hentinya. Prilly terus merasa bersalah atas semua ini.
“Ali, kamu Gila apa? Putus? Tolong Al, fikirkan baik-baik lagi keputusanmu ini. Aku yakin, kamu sebenarnya amat sangat mencintai Felly Al. Dia itu mencintaimu lebih dari kamu mencintainya. Aku mohon, jangan putusin Felly gara-gara aku. Aku hanyalah seo____”
“Cukup Prilly! Jangan pernah elo belain dia. Apa elo tau, gue mutusin Felly karena gue menyukai elo. Gue suka elo Prilly, gue mencintai lo.” Jelasnya lagi, yg kembali membuat Prilly merasa bersalah atas berakhirnya hubungan Aliando dengan Felly.
“Tapi caramu salah besar Aliando. Bukan begini cara yg aku mau. Kamu boleh menyukai siapa saja yg kamu anggap dia itu baik untukmu. Tapi tidak seharusnya juga kan, kamu memutuskan Felly dengan cara seperti ini. Walau bagaimanapun juga, Felly adalah gadis yg pernah kamu cintai dan kamu perjuangkan dulu sampai sekarang. Aku tidak ingin, menjadi pihak ke 3 diantara kalian Al” Prilly tak henti-hentinya untuk mencoba meredam emosi Ali agar Ali bisa memikirkan kembali tindakannya itu. Tapi tetap, Ali tidak bisa lagi melanjutkan hubungannya dengan Felly, dikarenakan memang tidak ada kecocokan lagi diantara mereka. Apalagi sifat Felly yg bisa dibilang arrougant dan terlalu over itu.
“Elo bukan pihak ke3 Prilly. Berakhirnya hubungan gue dengan Felly, itu semua karena memang sudah tidak adalagi kecocokan diantara kita berdua. Please..... Gue nggak mau kalo elo terus menerus menyalahkan diri elo sendiri seperti ini. Ini semua bukan gara-gara elo Prilly. Ini semua keputusan gue yg paling tepat.” Aliando tak henti-hentinya juga menjelaskan, kalau semua ini memang bukan karena dia dan sama sekali tidak terdapat pihak ke3 dalam hubungannya. Karena memang, ini adalah sebuah keputusan yg terbaik menurut Aliando.
..............
Sejak kejadian yg memang tak mengenakan hati waktu kemarin pun, kini Prilly terlihat semakin pendiam. Dia bahkan tidak pernah lagi keluar dari kelasnya hanya untuk sekedar makan di kantin. Yah, itu semuah memang ia lakukan karena sengaja. Prilly sengaja melakukan hal itu, karena ia ingin sedikit menjauh dari Aliando.
Bukan karena Aliando non-muslin, tapi melainkan karena Prilly masih tidak bisa menerima perlakuan Aliando kemarin.
Aliando memutuskan hubungannya dengan Felly kekasihnya, karena Aliando tengah menyukai dan mencintai Prilly. Prilly semakin tak enak hati, jika terus mengingat-ngingat kejadian kemarin yg sempai melibatkan dirinya dalam sebuah perdebatan.
“Elo yakin Bie, nggak mau ikut gue ke kantin? Ntar elo sakit lagi, kan elo belum sarapan.” Ajak Mila selaku sahabat Prilly. Mila pun merasakan perubahan yg aneh pada sosok sahabatnya itu. Tidak seperti biasanya, sahabatnya itu murung seperti ini.
Yah, Prilly memang dikenal sebagai gadis yg periang dan ceriah disekolah. Mangkanya, Mila begitu heran dengan sikapnya yg pendiam seperti ini.
“Duluan ajah Mil, aku lagi nggak laper kok.” Elak Prilly.
“Tapi Bie, nanti elo sakit. Kan hari ini kita ada pelajaran tambahan sampai jam 4 sore, gue nggak mau kalo elo sampai pingsan.”
“Aku nggak apa-apa Mila. Jangan cemaskan aku. Aku hanya ingin sendiri untuk saat ini. Jadi, biarkan aku dikelas sendiri.” Ucapnya lagi membereskan buku-buku pelajaran dan memasukannya ke dalam tas.
“Elo lagi nggak ada masalah kan, Bie?” Tanya Mila sangat penasaran, Prilly tetap menggeleng pelan dan kembali mendudukan tubuhnya ke kursi sekolah.
“Baiklah. Tapi elo tenang ajah, gue pasti akan bawain elo makanan biar elo nggak sakit” ucapnya langsung melangkahkan kaki ke arah kantin, tanpa menunggu jawaban Prilly.
“Aku nggak sakit, Mila. Aku hanya ingin sendiri. Mungkin, inilah caraku untuk melupakan semua hal yg telah terjadi selama ini padaku...” Gumamnya pelan dan kembali menyenderkan tubuhnya ke meja.
~
-Ali Pov-
Tak henti-hentinya aku mencari sosok gadis mungil itu. Dan tak henti-hentinya juga, aku terus memikirkan nasib cintaku yg mungkin tidak akan pernah terbalaskan. Aku yakin betul, hati ini selalu nyaman dan damai jika berada didekatnya. Tapi kurasa, ini hanyalah impian. Karena aku pun tahu, Prilly tidak akan menerima aku untuk dia jadikan kekasihnya dengan alasan, dia tida ingin mendekati Zinah.
Alasannya memang benar, dia tidak ingin berpacaran dengan lawan jenisnya sebelum dia benar-benar sah dimata agama dan negara. Karena hal itulah, mengapa aku sampai bisa tertarik bahkan menyukainya. Sungguh, dialah sosok gadis yg kucari selama ini. Sosok yg tidak pernah memikirkan kebahagiaannya sendiri, melainkan tetap memikirkan kebahagiaan orang lain,.
“Dimana elo Prill? Kenapa sampe sekarang, gue belum juga nemuin elo. Apa mungkin, elo nggak berangkat sekolah hari ini? Ahh, itu nggak mungkin. Gue tau, elo itu murid yg paling rajin disini. Lantas, elo kemana?” Aku tetap mencari sosok Prilly keliling area sekolah. Tapi tetap tidak ditemukan. Untunglah, Alku sekilas melihat sosok Mila yg memang adalah sahabatnya Prilly.
“Hey elo..!” Panggilku setengah berteriak. Lalu mengarah ke arahnya.
“Gue?” Aku mengangguk.
“Elo Mila kan, sahabatnya cewek kuper? Ehh maksud gue, Prilly.” Tanyaku yg sempat membuat Mila sedikit bingung. Mila mengangguk mantap.
“Ada apa, elo mencari Prilly?”
“Gue hanya ingin memastikan keadaannya saja. Apa Prilly berangkat sekolah hari ini?” Mila kembali mengangguk yg cukup membuat aku tersenyum sumringah dan bernafas lega.
“Lantas, kemana dia? Kenapa gue nggak pernah melihatnya berlalu lalang disekolah ini?”
“Prilly galau! Dia semakin pendiem dikelas. Bahkan, Prilly sempat nggak ingin keluar kelas dan memilih tempat untuk sendiri.” Jelasnya yg sempat membuat aku sedikit cemas dan gelisah.
“Galau? Ingin sendiri? Memangnya, Prilly kenapa?”
“Gue pun nggak tau. Tapi gue rasa nih yah, dia sedang banyak masalah deh. Buktinya aja waktu 2 hari yg lalu, nyokapnya nelfon gue dan nanyain Prilly.”
“Nelfon elo dan nanyain Prilly?” Aku semakin tertarik dengan penjelasan Mila mengenai Prilly. Akhirnya aku meminta Mila untuk menjelaskan semua yg telah terjadi pada Prilly. Dan Mila pun tak berapa lama langsung menceritakan semuanya padaku. Aku sempat tersentak kaget, ketika Mila menjelaskan tentan Prilly yg terus menerus di pojokan dalam masalah kemarin. Aku sempat meminta bantuan Mila untuk mengantarkanku menemui orang tua Prilly dirumahnya. Dan untungnya pun, Mila bersedia membantuku untuk menjelaskan semua persoalan yg sempat memancing perdebatan antara ibu dan anak ini.
“Apa, elo bisa mempertemukan gue dengan Prilly sekarang? Gue hanya ingin meminta maaf padanya atas kejadian kemarin.” Jelasku, Mila mengangguk dan langsung mengarahkan langkahnya ke Taman belakang sekolah menemui Prilly.
~
“Itu Prilly Al. Gue pun kasihan dan cemas melihat kondisinya sekarang. Dia semakin murung dan tertutup dengan masalahnya. Gue takut, hal yg tidak inginkan akan terjadi dengannya. Cepat temuin Prilly Al, gue harap elo lah yg bisa membuat keceriaan Prilly kembali lagi.” Yah benar kata Mila. Walau bagaimanapun, ini semuah salahku. Andai waktu itu aku tidak memaksanya untuk menemuiku. Pasti ini tidak akan terjadi. Apalagi kemarin, Felly begitu kerasnya menapar Prilly dan menghinanya. Oh Tuhan, aku sungguh merasa bersalah padanya. Maafkan aku Tuhan.
“Prill........” Panggilku, dia menoleh sejenak. Lalu kembali lagi memalingkan wajahnya menghindariku. Kurasa, dia benar-benar marah dan kecewa padaku.
“Apa elo kecewa dan marah sama gue?” Tanyaku sangat hati-hati, Prilly tetap diam tidak bergeming sama sekali. Aku mencoba mendekatinya, bahkan tetap menatap wajahnya yg terlihat murung itu.
Ku cermati wajahnya yg sedikit sembab itu. Yah, kurasa Prilly habis menangis. Terlihat sekali, mata yg dulunya cantik bulat, tapi kini layu dan sembab. Wajahnya pun nampak memerah dan murung, bahkan sedikit air matanya pun masih menetap disudut pipi kirinya.
“Elo nangis?” Tanyaku mengamati wajahnya. Dia menatapku sejenak, dan kembali memalingkannya lagi .
“Jawab gue Prill, elo nangis gara-gara gue kan Prill?” Tanyaku kembali memastikan. Sesaat suasana hening, tapi tidak berapa lama, Prilly kembali membuka suaranya.
“Untuk apa kamu menanyakan semua ini, Aliando? Bukankah, kamu sudah mengetahui jawabanku tanpa harus ku jawab?” Dia berbalik tanya padaku. Benar dugaanku, dia sepertinya benar-benar kecewa denganku. Bahkan mungkin, marah padaku. Tapi karena apa?.
“Tapi karena masalah apa, Prilly? Bukankah, diantara kita nggak ada masalah? Lantas, kenapa elo kecewa?” Tanyaku lagi. Dia langsung menoleh bahkan menatap wajahku dengan tatapan tajam. Aku sempat ngeri melihat tatapan Prilly yg menyeramkan ini. Tidak biasanya Prilly menatapku semarah ini.
“Diantara kita memang nggak ada masalah. Tapi antara kamu dengan Felly, itu yg membuat masalah baru dihidupku!”
“Maksud elo? Elo masih marah, gara-gara gue mutusin Felly karena gue suka sama elo? Benarkah itu, Prilly?” Prilly diam, kembali diam.
“Okeh, baiklah. Kalo elo masih merasa nggak enak dengan keputusan gue untuk mutusin Felly, okeh. Gue mulai sekarang akan melupakan semua yg sudah gue ucapkan didepan elo. Termasuk, gue sudah ngungkapin kalo gue suka bahkan mencintai elo. Itu kan yg elo mau, Prilly?” Aku tidak bisa menahan amarah ini lagi. Ku luapkan semuanya didepan Prilly. Biarlah Prilly mengetahui sifat asliku yg memang pemarah ini. Toh, dia pun tidak mengizinkan aku untuk menyukainya bahkan mencintainya. Jadi, untuk apalagi!
Aku pergi meninggalkan Prilly ditaman. Mungkin sikapku tidak gentle-man dalam menghadapi Prilly. Tapi inilah sifat asliku. Aku memang bukan tipe cowok yg romantis dan terlalu care. Aku yah aku, dengan segala keterbatan dan kekuranganku. Karena memang aku bukanlah manusia yg sempurna.
“Tunggu.....” Cegahnya, Prilly mencegahku Untuk pergi. Aku berbalik badan dan menatap bahkan kembali mendekatinya.
“Yah...” Jawabku meminta penjelasan.
“Perbaikilah hubungan kalian berdua. Aku tau, kalian berdua masih saling mencintai. Mungkin, rasa bosan dan egoh yg membuat dan mengalahkan rasa sayang kalian. Aku percaya, kalian bisa mengatasi semuanya tanpa mengutarakan kata PUTUS.! ” Ucapnya. Aku lagi-lagi harus menelan kekecewaan dengan ucapannya.
“Baiklah, kalo itu mau elo. Gue akan turutin! Gue harap, elo nggak akan pernah menyesal di kemudian hari karena kata-kata dan keinginan elo sendiri. Gue cinta elo Prill, lebih dari Felly mencintai gue. Tapi kalo hidup elo merasa terganggu gara-gara adanya gue, baiklah! Gue akan meninggalkan elo dan kembali mencintai Felly walaupun hati gue tetap menolaknya! Selamat tinggal Prilly, semoga kamu mendapatkan laki-laki yg memang lebih dari aku.” Ucapku lirih, tanpa sadar air mata ini menetes dengan secepat itu dihadapannya. Aku menangis? Yah, baru pertama kali ini aku menangis karena seorang wanita yg telah mencuri hatiku. Yah, dialah Prilly Latuconsina.
“Yah tentu Aliando. Allah pasti akan memberikan jodoh untukku yg baik dan pastinya laki-laki itu akan selalu menjagaku selama-lamanya! Bukan malah laki-laki yg rela meninggalkan kekasihnya, demi mendapatkan dan bisa bersama dengan gadis lain! Kau fikir, dengan tindakan yg konyol itu kau akan bahagia dengan gadis pilihanmu? Tidak! Gadis itu bahkan tidak akan pernah bahagia, karena apa? Karena dia terus menerus merasa bersalah karena sudah dengan bodohnya menerima cinta laki-laki yg tidak bertanggung jawab!” Jelasnya yg semakin membuatku tidak mengerti.
“Apa maksud elo Prilly?” Tanyaku penasaran dengan ucapannya.
“Kau lah laki-laki itu, Aliando! Kau laki-laki yg tidak bertanggung jawab!” Bentaknya.
“Gue? Tidak bertanggung jawab? Hahaha, gue selalu bertanggung jawab Prilly! Ingat itu!” Aku pun kembali menegeskan kata-kataku yg lagi-lagi membuat Prilly bangkit dari duduknya dan menatap wajahku.
“Kalau kau laki-laki yg bertanggung jawab, nikahin Felly. Dan jauhin aku!”
`DEGG...`
Saat itu juga, tas dan minuman kaleng yg ku genggam tiba-tiba saja terjatuh entah kenapa. Syok? Pastinya. Aku tersentak kaget dengan ucapannya yg memaksaku untuk menikahi Felly.
“Apa maksud elo, Prilly? Jangan membuat gue semakin kesal! Jawab gue!” Tanpa bisa kutahan, amarah ini semakin meluap-luap diubun-ubunku.
“Ahh sudahlah Aliando, aku benar-benar lelah dengan masalah yg menghimpitku terus menerus seperti ini. Pertama, aku dan mamah ku harus saling berdebat tanpa menemukan solusi sampai sekarang. Dan apa kamu tahu, itu semuah karena kamu Aliando! Dan yg kedua, aku selalu diteror bahkan selalu disalahkan dan dituduh sebagai orang ketiga dalam hubungan kamu dengan Felly. Bahkan.................” Prilly menghentikan sejenak ucapannya yg semakin membuatku penasaran.
“Bahkan apa?”
“Bahkan sekarang, Felly sedang hamil. H-A-M-I-L!! Dia tengah mengandung anak kamu Aliando!”
`Degg`
Lagi-lagi aku tersentak kaget karena penuturan dan penjelasan Prilly. HAMIL? Itu tidak mungkin! Jangankan menyentuh tubuh Felly, mencium bibirnya saja aku tidak pernah melakukannya. Ini Gila!! Kurasa ini perbuatan Felly yg sangat Gila!!
“Apa? Hamil?” Tanyaku benar-benar tidak percaya dengan ucapan Prilly yg ku dengar barusan. Prilly mengangguk pasrah, yg kembali membuat emosiku memuncak!
“Nggak! Ini nggak mungkin! Bukan gue yg ngehamilin Felly! Harus elo tau Prill, Felly adalah wanita malam. Dia kupu-kupu malam yg selalu tangkrang sana tongkrong sini di diskotik. Bukan cuma itu, dia pun sering chek-in dengan laki-laki lain selain gue! Jadi, mungkin saja itu anak dari salah satu teman chek-innya kan?”
`PLAKK`
Aku sangat tersentak kaget, ketika dengan beraninya tangan mungil dan lembut Prilly berhasil mendaratkan tamparan keras ini dipipiku. Yah, dia menamparku! Prilly dengan beraninya menamparku. Oh Tuhan, kasar sekali gadis ini.
“Elo nampar gue? ELO UDAH TEGA NAMPAR GUE, Prilly! Shiiittt, elo sama aja kaya Felly! Sama-sama keras dan tidak punya hati! Munafik elo Prill, elo munafik!” Bentakku sangat keras, keras sekali. Yah, aku melihat Prilly menitikan air matanya dihadapanku.
“Gue kira, elo adalah gadis yg berbeda dari gadis-gadis lainnya. Tapi dugaan gue SALAH! Ternyata, elo sama ajah kayak Felly dan gadis lainnya. Manis di depan Prill, tapi elo busuk dibelakang! Thanks atas tamparan ini, semoga elo puas udah nampar gue!” Bentakku untuk yg kesekian kalinya. Aku muak, kutinggalkan dia yg masih menangis dengan menundukan kepala dan wajahnya.
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menamparmu Al. Aku hanya ingin.........”
“Ingin apa? Ingin menunjukkan sifat asli elo yg memang sangat keras ini, Hah? Gue udah tau Prill, udah tau semuanya kalo elo tuh memang bukanlah yg terbaik untuk gue! Gue salah udah suka dan naruh harapan buat elo!”
“Maafkan aku Al. Aku tau aku salah dengan caraku yg seperti itu. Tapi ini semuah aku lakukan demi Felly Al, demi masa depan anak kalian berdua.” Jelasnya lagi yg semakin membuatku muak.
“Anak? Anak siapa,? anak gue gitu maksud elo? Gue kan udah tegasin, kalo janin yg ada didalam rahim Felly, itu bukan anak gue! Bukan gue ayah biologis dari anak itu! Bukan gue!”
“tapi bukti udah mengarah ke kamu Al. Felly udah jelasin semuanya ke aku kemarin malam. Kalau dia sedang mengandung anak kamu.” Jelasnya laggi, kali ini Prilly memberikan aku beberapa foto intimku dengan Felly dikamar hotel. Itu memang diriku, itu memang wajahku, tapi demi Tuhan itu bukanlah aku.
“Sekarang sudah jelas kan Al, sudah ada buktinya kan? Kalau kamu memang adalah ayah biologis janin yg Felly kandung. Astaghfirullah Aliando, aku benar-benar nggak menyangka dengan semuah ini. Kamu telah merenggut kesucian gadis itu Al.” Dia tak henti-hentinya memojokanku. Aku semakin muak, hingg aku kembali membentaknya.
“Ini bukanlah tubuh gue! Ini editan! Dia bukan gue, percaya sama gue Prill.”
“Ini kamu Al, ini wajahmu.”
“Bukan! Ini bukan gue.” Bentakku langsung meninggalkannya ditaman.
...................
-Prilly Pov-
Kemana ku harus melangkah....
Jejakmu samar-samar ku ikuti.
Kemana ku harus melangkah...
Cintamu terlalu sulit untukku!
Terangilah kasih, lentera cintamu itu.
Agar ku tak jatuh dalam kegelapan..
Agar ku tak jatuh dalam kegelapan..
Sebait lirik lagu yg sedang kuputar ini, mewakilan perasaan lelah dan kecewa ku atas sikap Aliando yg memang tidak bisa ku percaya.
Yah, Aliando menghamili Felly? Itu memang tidak mungkin! Aku kenal betul Aliando. Dia memang cowok konyol, tapi dibalik kekonyolannya dia itu bertanggung jawab. Dan tidak mungkin, seorang Aliando melakukan hal yg tercela seperti itu. Tapi Felly, dia telah berhasil membuat kedua orang tuaku percaya kalau ini memang salah Aliando.
Yah, kemarin malam pas aku pulang dari rumah Aliando, Felly sengaja menemuiku dirumah dan bertemu langsung dengan kedua orang tuaku. Bahkan mengobrol.
-Flashback On-
`tok...tok..tok`
Belum sempat aku menaiki anak tangga rumahku, suara ketukan pintu terdengar ditelingaku dengan begitu keras. Aku membalikan tubuhku dan langsung bergegas membukakan pintu. Dan kebetulan juga, kedua orang tuaku tengah menonton tv diruang keluarga setelah mereka berdua memarahiku atas keterlambatanku pulang sekolah.
“Felly.......?” Aku tersentak kaget, ketika yg datang adalah Felly. Kekasih Aliando. Ia menghampiriku dengan wajah yg memerah dan kedua mata yg sembab. Sepertinya Felly habis menangis.
Dia memelukku dengan sangat erat yg membuat kedua orang tuaku pun tersentak kaget dan mengahampiri aku dengan Felly.
“Siapa nak?” Tanya papahku.
“Teman Pah.” Jawabku langsung mengajak Felly memasuki rumahku dan kubuatkan dia 1 gelas teeh hangat untuk menenangkan fikirannya sejenak.
“Sebenarnya, apa tujuanmu kesini Fell? Apa ada yg menyakitimu, sampai kamu menangis seperti itu?” Tanyaku langsung pada topik pembicaraan dan pembahasan.
“Gu. . . . Gue Hamil Prill.!”
`DEGGG`
Betapa terkejutnya aku dan kedua orang tuaku, ketika mendengar pengakuan dari Felly kalau dirinya sekarang tengah hamil dan mengandung.
“Apa, Hamil?” Tanya Papahku sangat syok dan histeris. Ya, Papah ku mungkin sangat kecewa dengan sosok Felly yg tengah hamil diluar nikah. Apalagi, aku memperkenalkan dia disini sebagai teman ku. Pasti, Papahku langsung menyuruhku untuk menjauhinya demi kebaikan ku.
Felly mengangguk mantap, masih dengan tetesan air mata yg mengalir dipipinya.
“Siapa yg menghamilimu Nak?” Tanya Mamahku, sudah siap siaga menanti jawaban dan pengakuan dari mulut Felly langsung. Sedangkan aku, aku hanya diam dan terus diam. Roman-romannya, pasti bakal berujung ke perdebatan. Ya, aku sudah merasakan hawa yg panas dan tidak enak disini. Apa mungkin, nama 'Ali' akan dibawa-bawa dalam masalah ini? Semoga saja tidak.!
“Aliando, Tante. Yah, dialah yg menghamiliku. Ali Prill, yg sudah membuatku seperti ini.” Jelasnya lagi.
`DEGG`
Aku kembali tersentak kaget ketika mendapati dan menjumpai nama 'Ali' didalamnya. Sudah ku duga, pasti masalah ini akan mengarah ke perdebatan antara aku dengan kedua orang tuaku. Walau bagaimanapun jugakan, aku pernah menceritakan sosok Ali pada Mamahku waktu itu.
“Nggak mungkin Fell! Ali nggak mungkin berbuat hal sekeji itu. Pasti kamu salah paham deh. Nggak mungkin ini ulah Ali Fell! Nggak mungkin.” Sergapku menepis prasangka buruk itu.
“Ali? Apa dia itu Aliando temanmu Prilly?” Tanya Mamahku begitu khawatir dan was-was. Benarkan dugaanku, pasti masalah ini berujung perdebatan. Aku mengangguk pasrah.
Dan berharap, ini adalah salah paham dan hanya kekeliruan Felly saja. Yah, semoga saja.
-Flashback Off-

Bersambunggggg

Tag: , ,

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas