Advertisement

Advertisement

Cerbung Aliando dan Prilly "Pengorbanan Cinta" Part 8


"nama Om itu aliando, tapi Kamu bisa panggil 'Om ali'" jawab lelaki baik hati yang ternyata itu adalah aliando.
"Oh Om ali, grin emotikon hehe." alicya tercengir, menunjukan sederet gigi Putih nya itu sembari mengangguk mengerti.
oOo
Mobil angkut'an umum yang Alicya tumpangi sudah tiba di rumah mewah tempatnya tinggal bersama Sang Mama dan papa yang tak lain adalah Prilly & Verrel.
Ya, Alicya terpaksa pulang naik kendaraan umum, karena verrel belum juga datang untuk menjemputnya.
alicya memasuki Rumah nya nan luas itu,
Ia lari kecil menghampiri Verrel yang berada di Ruang utama.
"Papa??? kok papa gak jemput cia sih?" Alicya menanyakan alasan apa yang membuat verrel tidak menjemputnya.
Namun Verrel mengabaikan gadis kecil yang cantik itu,
ia begitu sibuk dengan laptop dan beberapa lembar kertas yang ada di atas meja.
"Papa? Jawab ciaa dong.." alicya merengek meminta Verrel untuk menjawab pertanyaan darinya.
Verrel mendengus kesal, ia menghentikan aktivitasnya sejenak sembari memalingkan pandangan nya kearah Alicya
"CIA!"
Verrel membentak keras Gadis kecil yang menurutnya sudah meganggu pekerjaan nya.
"Kamu bisa LIAT GAK?! Papa itu lagi SIBUK! Kamu malah ganggu, nanya ini itu! SANA deh! Ganggu aja."
Cia menundukan kepalanya, ia shock mendengar bentakan kasar yang lagi-lagi dilontarkan oleh verrel.
Ya, pasalnya ini memang bukan yang pertama Alicya mendengar dan mendapatkan bentakan kasar dari Verrel.
"Kan cia cuma nanya." alicya mepelankan nada bicaranya kepada verrel.
"Udah sanaaa! Dasar anak haram, ganggu Mulu hidupnya." Verrel melanjutkan aktivitas yang sempat ia hentikan itu.
"Anak haram???" spontant alicya mendongakkah wajahnya, ia benar benar kaget mendengar Verrel menyebutkan dengan 'anak haram'.
mata indah milik alicya itu memandang wajah verrel dengan tatapan seolah bertanya apa maksud nya itu?
"APA? Kamu tuh emang ANAK HARAM! Mama kamu itu, cewe GAK BENER! buktinya dia hamil diluar nikah." secara tidak langsung Verrel seperti membuka aib prilly di masa lalu kepada Gadis Mungil itu.
"VERREL!!" Suara mengejutkan itu berhasil membuat Verrel dan alicya serontak(?) mengalihkan pandangan nya kearah sumber suara.
'tap....Tap...Tap...'
Prilly melangkah cepat menghampiri Kedua nya di Ruang utama.
Prilly masih mengenakan pakaian kantornya karena baru saja ia pulang dari kantor tempatnya bekerja,
Setiap siang/sore prilly memang menyempatkan diri untuk pulang menemui sang anak.
"Apa apa'an kamu? Kenapa kamu ngomong kaya gitu ke Cia?" protes Prilly tidak terima atas apa yang diceritakan verrel kepada Putri pertama nya—alicya.
"kamu bener bener keterlaluan! aku udah gak Kuat hidup sama kamu rel, selama ini aku bertahan karena aku pikir kamu bisa berubah. Tapi apa? makin menjadi-jadi! Aku mau kita pisah aja. aku gak—"
"Ada apa ini?" prilly menghentikan ucapan nya, dan menolehkan kepalanya kearah sumber dimana suara itu berasal.
"Mama, papa??" Prilly memekik terkejut melihat Kedua orang tuanya datang ke rumah ini tanpa sepengetahuan nya.
"Apa maksud kamu bilang gitu ke Verrel?" Tanya Pak Bram.
"aku mau pisah sama dia pah, aku gak bisa pertahanin rumah tangga ini, aku gak kuat sama sikap dia yang kaya gitu. ngebentak lah, apa lah, aku gak kuat." ucap prilly.
"Mungkin kamu salah paham sama dia, dia itu baik sama kamu, kenapa kamu malah mau Pisah sama dia?" yang pak bram tau Verrel memang baik - baik saja seperti biasa, itu karena pak bram tidak pernah memergoki Bagaimana verrel jika membentak/memarahi Prilly ataupun Alicya.
"Cukup pah, Pokonya aku mau CERAI!" Prilly tetap bersikeras dengan keputusan nya yang sudah bulat itu.
"Oke, kalau kamu mau cerai, KELUAR dari RUMAH INI!" Sambung verrel dengan penekanan kata kata yang ia lontarkan kepada prilly.
"Oh, oke gak masalah." Prilly tersenyum kecut dan tidak keberatan jika ia harus keluar dari rumah ini.
Prilly bergegas memasuki kamarnya selama beberapa menit,setelah itu tak lama prilly Keluar dari kamar nya sambil menyeret koper yang berisikan pakaian-pakaian dan beberapa barang kesayangan nya.
Prilly senghaja tidak membawa pakaian Milik Alicya, karena ia pikir ia bisa membelikan yang baru setelah mendapatkan gaji nya 2 hari lagi.
"ayo sayang kita pergi." Prilly meraih pergelangan tangan Alicya yang kemudian ia tarik pelan keluar dari Rumah itu.
"Prilly..." Saat Mama april akan mengejarnya, dengan cepat pak bram menahan nya dengan memegang pergelangan tangan nya.
"Biarin, nanti juga dia balik kesini lagi." ucap pak bram dengan santai.
oOo
"coba aja kalau kamu masih hidup li,
aku pasti gak akan semenderita ini hidup sama verrel.
aku akan lakuin apapun asalkan hidup sama kamu,
ngurusin alicya bareng-bareng, sampe dia remaja, sampe dia dewasa, sampe saat nya dia ngurusin kita di massa tua nanti.
tapi sayang nya semua itu gak seperti yang aku ingin.
kamu udah pergi ninggalin aku, kamu udah pergi cry emotikon hiks.." Prilly membatin lirih.
Pandangan nya kosong menatap luar lewat kaca mobil taksi yang terbuka.
prilly tidak menyadari jika airmata nya sudah mengalir deras di pipi nya, mengingat sosok aliando yang tiba tiba saja terlintas dari pikiran nya.
"Mama kenapa?" tanya alicya yang mendengar suara isak tangis prilly yang pelan namun terdengar menyakitkan dan terkesan miris.
suara lucu alicya berhasil menarik prilly kealam nyata, prilly membuyarkan lamunannya sambil menyeka airmatanya.
"Iyaa?" dengan cepat prilly menolehkan kepalanya kearah alicya.
"mama gak apa apa kok salah." Jawab
prilly sambil menunjukan senyuman palsunya kepada Alicya untuk meyakini nya bahwa prilly baik - baik saja.
"Ini apa??? jangan nangis mah." Tangan mungil Alicya menyeka sisa (?) cairan bening yang ada di pipi Prilly.
"Mama tadi kelilipan." Jawab prilly yang terus mencoba meyakini Sang anak.
oOo
beberapa menit kemudian..
Taksi yang tumpangi oleh Prilly & alicya berhenti di depan sebuah apartement mewah.
"mah? kita akan tinggal disini?" tanya alicya sambil memandangi apartemen tersebut.
"Nggak sayang, kita cari kontarkan disekitar sini yaa." Jawab prilly.
Prilly berjalan sembari memegang tangan Alicya.
"mah?? Cia haus." ucap alicya menghentikan langkahnya sejenak, di ikuti oleh prilly yang juga menghemtikan langkahnya.
"Bentar ya, mama beli minuman dulu, kamu tunggu disini."
Alicya mengangguk dalam arti IYA,
kemudian prilly segera menyebrangi jalanan untuk ke salah satu warung tempat jualan minuman.
"Ciaaa????" Tiba tiba saja ada seseorang yang memanggil nama cia dan berhasil membuat alicya memalingkan pandangan nya kebelakang.
"Om Aliii...." wajah sendu alicya seketika berubah menjadi sumringah melihat Aliando baru keluar dari mobil taksi lain dan datang menghampirinya.
"Kamu ngapain ada disini???" tanya Aliando dengan nada bicara yang cukup lembut dan halus.
"cia lagi nunggu mama." jawan alicya.
"emang mama kamu lagi dimana?" tanya aliando.
"mama cia lagi beli minuman." jawab Alicya.
"Oh gituu.." aliando mengangguk mengerti.
"Om mau cia kenalin gak sama mama cia?" tanya alicya.
"hmm, boleh." jawab Aliando sambil menganggukan kepalanya dalam arti ia mau dikenalkan kepada mama dari alicya.
"Ciaa...." Aliando dan alicya menolehkan kepala kearah sumber suara.
"Ini minuman—" Prilly senghaja menghentikan ucapan nya, begitu terkejutnya ia melihat siapa yang ada dihadapan nya bersama alicya.
'brakkk' seluruh tubuh prilly serasa begitu melemas, sampai 2 minuman yang prilly beli tadi terlepas dari tangan prilly dan jatuh begitu saja.
"Prilly." sama seperti aliando yang terbelalak kaget melihat sosok perempuan yang Masih ia cintai sampai saat ini.
'brukkk' kali ini yang jatuh dan ambruk adalah tubuh prilly, ya prilly jatuh pingsan seketika.
"maaamaaaa..." Alicya teriak histeris melihat Sang mama tergeletak di bawah.
"Astagfirullah, prilly.." Aliando meraih
tubuh mungil prilly.
Ia membopong dan membawa prilly.
"ayoo cia." Aliando mengajak alicya untuk mengikuti kemana dirinya pergi.
oOo
Prilly PoV on~
aki perlahan membuka mataku,
pandangan nya masih samar samar dan pertama yang aku lihat adalah wajah lelaki yang juga sampai saat ini aku cintai.
"Ali.." entah mengapa Suara ku nyaris tak terdengar, aku sempat memejamkan matanya dalam beberapa detik, kemudian pandangan nya kembali Dapat melihat jelas.
"kamu gak apa apa?" tanya lelaki itu.
aku merubah posisiku menjadi Duduk diatas sebuah sofa tempat lelaki itu membaringkan tubuhku.
"A..aku pasti lagi mimpi..." Ini sangat sulit ku percaya, bahkan rasanya seperti mimpi. apa mungkin ada lelaki yang wajah nya kebetulan mirip dengan aliando? hanya penampilan nya saja yang beda.
"Ini aku ali.." ucapnya dengan mata yang berkaca kaca.
"gak mungkin, ali udah meninggal.." Lirihku, aku menggelengkan kepala.
Apa mungkin dia memang aliando? sedangkan 6 tahun yang lalu aku lihat sendiri ia jatuh dan hanyut di sungai deras.
Lelaki yang mengaku aliando itu memegang kedua bahu ku, sambil menatap matanya dengan penuh arti.
Aku tidak bisa membendung airmataku melihat lelaki itu meneteskan cairan bening dari sudut matanya.
"Aku ali, aku masih hidup prill, ceritanya panjang, nanti aku ceritain. Ya allah, aku kangen banget sama kamu prilly." Lelaki itu menarik ku kedalam dekapan hangatnya, membuat isak tangis nya terdengar jelas ditelinga ku.
Aku seraya memejamkan mataku sambil membalas pelukan nya.
sementara alicya? ia hanya diam kebingungan menyaksikan Aku dan lelaki yang mungkin ia kenal.
oOo
"Akhirnya aku ketemu sama kamu li." Setelah mendengar penjelasan dari aliando, kini aku percaya bahwa dia memang aliando, lelaki yang begitu aku cintai.
aku sangat senang, sampai aku tidak bisa berkata kata dan hanya bisa menangis haru.
"Aku juga, Takdir cinta yang udah mempertemukan kita ;') setelah 6 tahun lama nya." Aku dapat melihat bahwa aliando sedang merasakan apa yang kini aku rasakan.
"kalian udah kenal???" Akhirnya Alicya angkat bicara ,setelah cukup lama hanya menyaksikan saja, kini anakku mulai berbicara..
(author poV on)
Aliando meraih Alicya ke atas pangkuan nya, memeluk tubuh mungilnya dengan lembut.
"dia temen mama.." Jawab Prilly, ia terpaksa bohong karena merasa ini belum waktunya memberitahu yang sebenarnya.
'cupppp' aliando mengecup puncak kepala alicya dengan lembut, seraya memejamkan matanya dengan lirih dan berbarengan dengan airmata Aliando yang lagi lagi lolos dari sudut matanya.
"Ini ayah sayang cry emotikon, ini ayah kamuu.
Kamu cantik banget nak, kamu persis kaya prilly—Bunda kamu.
suatu saat kamu akan tau kalau om ini adalah ayah kamu, cry emotikon
maafin ayah, karena selama kamu lahir ayah gak ada di samping kamu.
padahal ayah mau ada di saat kamu lahir didunia ini, ayah mengumandangkan adzan ditelinga kamu, ayah merawat kamu,
tapi apa boleh buat? ayah baru dikasih kesempatan merawat kamu dari sekarang, walau terpaksa ayah harus berperan sebagai teman mama kamu, dan Orang yang kamu sebut om.
tapi nanti, pasti semua akan berubah jadi yang sebenarnya." Batin aliando.
oOo
beberapa hari kemudian...
sudah beberapa hari ini prilly tinggal di apartemen milik aliando,bersama sang anak.
Kebetulan aliando punya 2 apartemen, dan prilly tinggal di apartemen nya yang terletak di lantai 21, tak jauh dari kamar apartemen yang aliando tempati.
sementara itu...
di tempat lain.
Pak bram keluar dari mobil mewah berwarna silver miliknya,
pak bram melangkah untuk memasuki Kantor nya, namun tiba tiba saja ada salah satu orang yang membekap mulut pak bram, dan satunya lagi mengangkat tubuh pak bram.
"Papaa.." pekik Adel, ia baru saja keluar dari mobil, dan tak senghaja melihat pak bram dibawa pergi oleh 2 orang berotot.
"Papaa..." Adel masuk kembali ke dalam mobil nya, untuk mengikuti kemana mobil itu melaju.
oOo
Prilly sedang ada di salah satu taman bermain bersama aliando, untuk menemani alicya bermain, kebetulan ini adalah tanggal merah.
'drrttt....Drrttt....Drrttt'
Prilly dapat merasakan ponsel nya bergetar, prilly langsung menatap layar ponselnya.
"Adel.." pekik prilly, melihat(?) siapa yang sedang menghubungi ponselnya.
Prilly pun mengangkat telfon dari sang adik.
(via telfon)
" Hallo del, ada apa??? " (prilly)
".............."
"APA??? PAPA DI CULIK??? Terus gimana???" (prilly)
".............."
"Oh okee oke nanti kakak kesana.." (Prilly)
tutt.....tuttt...tuttt
Prilly segera menutup telfon nya.
"aku harus pergi sekarang." ucap prilly kepada aliando.
"Cia, ayoo kita pergi." ajak prilly.
"kamu kenapa??? ada apa sih???" tanya aliando, ia ikut panik melihat prilly yang lebih terlihat panik.
"kata adel, papa diculik, dan a...a..ku aku harus.."
"udah udah, nanti aja diceritainya, ayoo aku anter.." Ajak aliando.
oOo
setelah memberitahu bahwa sang papa di bawa Oleh 2 orang misterius, Kini Adel menghentikan mobilnya di tepian jalan, tidak jauh dari sebuah rumah kosong tempat Dimana 2 orang itu membawa sang papa..
sementara di dalam sana,
pak bram duduk di sebuah kursi, dengan keadaan kedua tangan pak bram di ikat kuat.
"Apa apaan ini? lepaskan saya! atau kalian berdua akan saya Penjarakan!" ancam pak bram.
"anda siapa?! apa salah saya?" Tanya pak bram kepada seorang lelaki yang ada di depan nya.
Lelaki itu membalikan tubuhnya setelah membelakangi pak bram.
"Hallo Bram. Apa kabar??? masih inget sama saya?? saya yakin kamu inget sama saya. dan saya yakin kamu juga tau apa kesalahan yang pernah kamu lakuin." Lelaki itu tersenyum licik, sambil mengayunkan kakinya kedepan dalam beberapa langkah.
"kamu gasp emotikon." pak bram terkejut melihat siapa yang sudah menyuruh dua orang berotot itu untuk membawanya ke tempat ini.
"Nyawa harus di BALAS dengan nyawa, iyakan bram??? haha."
Lelaki itu tertawa licik.
Ia menyodorkan sebuah pisau yang sebelum nya ia sembunyikan di balik punggung nya.
"jangan lakuin ituu.." ucap pak bram dengan tatapan hati hati, memandangi pisau itu semakin mendekat kearah wajah nya.
"kenapa bram? hahaha, berdoa aja di detik detik kematian kamu." Sepertinya Lelaki itu akan segera menusukan pisau tersebut ke salah satu bagian tubuh (?) Milik pak bram.
"STOOPPPPPP!"
Pak bram, lelaki itu, dan 2 orang berotot tersebut menolehkan kepalanya kearah sumber suara.
ada beberapa orang berdiri di ambang pintu rumah kosong tersebut.
"Papaaa.." Adel segera lari menghampiri papanya, ia mendorong kedua Orang itu sampai jatuh, dan langsung membuka ikatan pada kedua tangan Pak bram.
Sedangkan lelaki itu diam membatu, ia terbelalak memandangi Sosok aliando yang juga hadir di tempat ini bersama prilly & gadis kecil.
'brakkk' Pisau yang di genggam oleh lelaki itu jatuh dari tangan nya,
tatapan nya tidak lepas dari Sosok aliando yang tampaknya juga terkejut melihat siapa dalang dibalik semua kejadian ini.
bukan hanya lelaki itu, tapi pak bram juga terkejut dan tak percaya dengan hadirnya aliando.
'tesss' setetes cairan bening berhasil lolos dari sudut mata lelaki tersebut, entah apa yang ia rasakan melihat aliando ada dihadapan nya.
"............."
Bersambung...

Tag: ,

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas