Advertisement
Advertisement
Cerbung Aliando dan Prilly "Cinta Dua Menara" Part 9
“Apa?? Prilly diculik?” Pekik Aliando ketika mendapati kabar itu dari Gritte.
“Iya kak, saat itu, keadaan bener-bener ga berpihak sama gue dan Prilly. Prilly dibawa orang-orang itu, tapi gue sama sekali ga bisa nolongin dia kak! Maminya Prilly sekarang jatuh sakit waktu tau Prilly diculik, dan papinya sekarang lagi nunggu waktu supaya bisa langsung lapor ke polisi, kak? Gue bingung sekarang!” Ujar Gritte yang dilanda kepanikan.
“Lo ikut gue, kita cari Prilly saat ini juga. Cepetan !!!” Ujar Aliando yang mendadak menarik lengan Gritte begitu saja untuk segera masuk kedalam mobilnya.
******
Berjam-jam sudah Aliando dab Gritte di sibukkan dengan pencarian sosok Prilly yang telah diculik oleh beberapa orang saat tengah berada dalam kegiatan kampus. Entah mengapa tiba-tiba saja beberapa sosok lelaki keliar dari dalam sebuah mobil lalu menyeret paksa tubuh Prilly kedalam mobil itu, sementara Gritte yang jelas tengah bersama Prilly saat itu, dibiarkan saja dan meninggalkan gadis itu di sisi jalan tersebut. Tentu, ini membuat Gritte sangat panik dan yang hanya ada dalam pikirannya hanyalah Aliando sang ketua senat yang harus ia beritahukan mengenai hal ini.
Di dalam hatinya, Aliando terus saja bergumam panik, tanpa banyak orang yang tahu behwa sebenarnya Aliando telah mengungkapkan perasaannya terhadap Prilly beberapa hari yang lalu. Meskipun tak dapat balasan yang berarti dari Prilly sendiri, namun kejadian penculikan yang di alami Prilly benar-benar membuat Aliando terpukul dan merasa telah gagal menjaga gadis yang selama ini telah didambakannya itu.
FLASHBACK ***
Sore itu, setelah selesainya kegiatan kampus, seperti biasa Aliando langsung saja menarik lengan Prilly sesaat keluar dari dalam kelasnya. Lelaki itu tak begitu perduli meski Prilly terlihat kesal dengan dirinya karena telah menarik lengan gadis itu begitu saja.
“Lo apaan sih? Urusan gue sama lo-kan udah selesai? Sekarang, buat apa lo tarik-tarik gue kaya gini? Gue udah muak berurusan terus sama lo, gue capek tau ga sih lo?!” Teriak Prilly menyuarakan kekesalannya. Saat itu, posisinya telah berada di dalam mobil Aliando, hatinya terasa begitu membara untuk menyeruakkan amarahnya.
Aliando sejenak terdiam, mencoba menahan diri untuk tidak ikut terpancing. Lelaki itu kemudian mengubah posisinya untuk menghadap kearah Prilly saat itu juga.
“Gue ga punya banyak waktu buat berurusan lagi sama lo! Sekarang, apa yang lo mau dari gue supaya lo ga terus-terusan gangguin gue kaya gini!” Seru Prilly lagi mencoba untuk meredam emosinya.
“Okey, gini.. Gue tau, gue selalu buat salah sama lo, gue selalu nyuruh lo ini itu dibawah ancaman yang gue kasih ke lo. Okey, untuk itu sekarang gue mau minta maaf sama lo. Maafin gue. Jujur, apa yang selama ini gue lakuin sama lo, itu adalah cara yang bisa gue lakuin supaya gue bisa terus-terusan deket sama lo.” Ujar Aliando dengan suara yang lebih tenang, bahkan terdengar seperti berbisik. Sejujurnya, ini membuat Prilly merasa aneh sendiri dengan apa yang dilakukan lelaki itu hari ini.
“Engga, sekarang mau lo apa? Gausah sok-sok minta maaf tapi lo bakal sering perlakuin gue seenak jidat lo itu deh! Gue udah capek berurusan sama lo, di sini gue mau kuliah, bukan jadi babu ketua senat yang ga tau adat kaya lo!” Cerca Prilly lebih emosi.
“Iya okey, gue tau gue salah! Asal lo tau, gue lakuin semua itu karena gue suka sama lo. Gue sayang sama lo, dan gue langsung tertarik sama lo begitu gue liat lo untuk pertama kalinya saat itu! Apakah untuk hal itu juga gue tetap salah sama lo?” Tandas Ali langsung begitu saja mengakui semuanya membuat Prilly benar-benar tercengo.
“Lo semakin ga jelas tau ga? Udah ah! Gue , mau , pulang!” Geram Prilly yang langsung mencoba bergegas keluar dari dalam mobil itu, namun dengah gerakan yang lebih cepat, Aliando berhasil menahan Prilly dan cup... Aliando malah mengecup sekilas bibir cantik Prilly begitu saja.
Sontak, Prilly yang terkejut, membulatkan matanya sempurna seraya menutup bibirnya sendiri dengan jari-jarinya sebelum akhirnya gadis itu menampar lelaki itu karena geram dengan refleks.
“Tampar lagi, Prill! Tampar gue terus kalau itu membuat benci lo terhadap gue bisa berubah menjadi sebuah perasaan yang sama seperti apa yang udah gue rasain selama ini. Jujur Prill, selama ini tuh udah cukup buat gue tahan-tahan perasaan gue. Gue tau, cara gue mungkin salah selama ini? Tapi lo ga pernah taukan? Segelisah apa malam gue? setiap kali hari-hari gue, gue penuhi dengan jailin lo supaya gue bisa terus deket sama lo! Gue serius, gue ga main-main, perasaan gue ga bisa terus-terusan berpura-pura seperti apa yang selama ini gue paksain. Gue cuma mau, lo juga bisa ngerasain apa yang gue rasain Prill?” Seru Aliando dengan seriusnya. Prilly yang sudah menangis, tak bisa berkutik lagi, matanya yang nanar, menatap Aliando penuh bersit kemarahan. Semua yang dilakukan lelaki itu, sangatlah membuatnya merasa lelah. Namun, hatinya tidak dapat memungkiri untuk ikut mengakui bahwa perasaan itu telah mulai adanya.
“Please, stop ganggu gue! Gue cuma mau sendiri, jangan coba-coba lo berani temuin gue. Jujur, ini semua buat gue merasa ga nyaman dengan keadaan ini. Please, jangan halangi gue lagi, gue cuma mau sendiri sekarang!” Ujar Prillu lali setelaj itu dia pergi dan meninggalkan Aliando begitu saja dengan terus menahan kesedihan hatinya.
*****
“Gritte, lo serius ga tau kemana kita harus cari penculik itu lagi?” Tanya Aliando masih dilanda kegelisahan.
“Astaga kak, kalau gue emang tau dimana tempat penculik itu, gue akan arahin lo buat kita segera kesana! Kita ga akan buang-buang waktu kaya gini buat meterin seluruh jakarta.” Sahut Gritte yang masih kebingungan.
“GPS ! Coba, coba lo cari GPS handphone Prilly sekarang. Kita bisa cari tau lewat GPS itu.” Seloroh Aliando tiba-tiba membuat Gritte hampir terkena jantung. Dengan gerak cepat Gritte langsung meraih ponselnya dan mencari titik kordinat sinyal ponsel Prilly.
“Kak, ketemu!” Teriak antusias Gritte setelah menemukan titik Prilly.
“Oh ya? Di mana? Kita harus cepet susulin kesana!” Pekik Aliando langsung gencar.
“Ah, ini.. Titiknya ada di Jakarta Selatan, kak? Tepatnya di Jalan Sudirman no 43 yang letaknya dua kilometer dari jalan besar.” Seru Gritte serius.
“Oke, kita kesana sekarang juga.”
***
Sementara itu sebuah bangunan yang megah, terlihat begitu sepi seperti tak berpenghuni. Namun, di depan terasnya tampak beberapa orang bertubuh kekar yang sepertinya adalah penjaga rumah itu. Berselang beberapa lamanya, seorang pemuda tampan berjas mulai beranjak keluar dari dalam mobil mewahnya yang membawanya kepada bangunan tersebut.
“Bagaimana dengan gadis itu? Lo berhasil bawa dia?” Tanya pemuda itu begitu disegani oleh para penjaga bertubuh kekar itu.
“Siap, tuan muda. Gadis itu telah berhasil kami bawa. Dia berada di kamar yang sudah tuan sediakan sebelumnya.” Sahut salah satu penjaga terlihat patuh.
“Bagus! Kerja yang baik. Kalau gitu, antar gue ke sana!” Pinta pemuda itu.
“Baik tuan, mari saya antar.!” Seru seorang penjaga menuruti keinginan tuan mudanya.
Pemuda itupun lantas berjalan mengikuti pesuruhnya untuk menuju ketempat dimana seorang gadis yang dimaksudnya berada di sana.
Bersambung ....
Cerbung Aliando dan Prilly "Cinta Dua Menara" All Part >TAMAT<
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar