Advertisement

Advertisement

Cerbung Aliando dan Prilly "Cinta Dua Menara" Part 10


“Bagaimana dengan gadis itu? Lo berhasil bawa dia?” Tanya pemuda itu begitu disegani oleh para penjaga bertubuh kekar itu.

“Siap, tuan muda. Gadis itu telah berhasil kami bawa. Dia berada di kamar yang sudah tuan sediakan sebelumnya.” Sahut salah satu penjaga terlihat patuh.

“Bagus! Kerja yang baik. Kalau gitu, antar gue ke sana!” Pinta pemuda itu.

“Baik tuan, mari saya antar.!” Seru seorang penjaga menuruti keinginan tuan mudanya.

Pemuda itupun lantas berjalan mengikuti pesuruhnya untuk menuju ketempat dimana seorang gadis yang dimaksudnya berada di sana.

Sementara itu,
Prilly tampak tengah bersusah payah untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan yang menjerat tubuhnya di sebuah kursi yang berada di dalam suatu kamar megah yang sama sekali tidak ia kenali kamar siapa? Dan dimana ia saat ini. Prilly sama sekali tidak bisa meminta bantuan pada siapapun, bahkan meski hanya sekedar melalui ponselnya sendiripun ia tidak bisa? Pasalnya, ponsel miliknya itu berada di dalam tas kecil yang biasa ia gunakan ke kampus, dan masalahnya, tas itu sepertinya tertinggal di dalam mobil milik orang-orang itu?.

Cklek. Krieettt.

Prilly sontak terkejut begitu pintu kamar itu terbuka begitu lebar. Pandangan matanya sama sekali belum terlepas sebelum ia menemukan sosok siapa yang akan masuk kedalam kamar itu.

Terlihat seorang pemuda mulai memasuki kamar tersebut dengan sebuah jas formal yang dikenakan pria itu. Kedua lengannya yang dimasukkan ke dalam saku celananya, semakin membuat karisma jiwanya terpancar. Namun, semua itu tak membuat Prilly ikut terhanyut akan ketampanan yang dimiliki pemuda itu. Justru, gadis itu terlihat begitu marah dari raut wajahnya yang ia perlihatkan.

“Halik.?-” Pekik Prilly menajamkan tatapannya.

“Hallo Prilly? Apa kabar?” Sapa pemuda itu menampilkan senyum kepuasan yang begitu sangat mengerikan.

“Apa maksud lo? Buat apa lo bikin gue kaya gini? Lepasin gue! Gue ga suka ya lo perlakukan gue kaya gini.?-” Seru Prilly berujar begitu marahnya.

Seperti orang yang kehilangan akal. Bukannya menyahuti seruan Prilly dengan baik, justru pemuda itu malah terkikik mentertawakan nasib Prilly yang terikat.

“Dengan keadaan panik, dan ekspresi ketakutan yang lo perlihatkan seperti ini, semakin bikin gue sadar kalau ternyata lo tambah cantik ya setelah lari dari gue? Hummm.” Seru Halik mengangkat wajah Prilly dengan menyetuh dagu gadis itu.

“Hhh.. Jangan sentuh gue! Gue ga sudi tangan kotor lo itu, lo pake untuk sentuh-sentuh gue!” Rontak Prilly membanting wajahnya kearah lain agar sentuhan lengan Halik terlepas dari dagunya.

“Ouu.. Cpcpcpcp.. Seksi juga ya lo kalau lagi marah-marah kaya gini? Gue jadi semakin ga sabar deh, buat nikah sama lo? Ga sabar pengen denger teriakan manja lo yang bikin gue kangen, apalagi kalau gunting ini sampai potong sedikit dari bagian baju lo? Wow?” Ujar Halik mengerlingkan sebelah matanya seraya menjelat bibirnya sendiri.

Menjijikan.

“Ciihh!!!” Prilly meludahi wajah lelaki itu begitu saja. Rasanya ia telah sangat muak dengan pria gila yang satu ini, rasa sakit hati yang masih belum mengering sedikitpun, membuat ia begitu membenci lelaki itu.

Bayangkan saja, pria itu telah melakukan hal yang sama sekali tidak bisa Prilly lupakan hingga sampai saat ini.

Dahulu,
Tepatnya 8 tahun yang lalu, saat Prilly masih bersekolah dan bertempat tinggal di Bandung. Halik mendatangi keluarganya kerumah ayah dan ibunya dengan tujuan untuk melamar Prilly saat itu. Perbandingan usia yang cukup jauh, dengan selisih 5 tahun membuat ayah Prilly tak bisa menjawab langsung lamaran itu. Terlebih lagi, kala itu, Prilly masih duduk di bangku SMP. Bagaimana ceritanya untuk menikah di usia semudah itu? Meski kala itu Halik terkenal dengan status orang tuanya yang merupakan juragan Beras yang disegani banyak orang, ber-uang banyak dengan masa depan yang menjanjikan? Tetap saja, semua itu tidak membuat orang tua Prilly untuk langsung menerima lamaran itu begitu saja.

Lalu kemudian setelah itu, Halik memberikan waktu kepada orang tua Prilly untuk membuat janji agar Halik bisa menikahi putrinya itu setelah Prilly menginjak 17 tahun. Setelah mengikat janji-janji itu, hingga akhirnya usia Prilly beranjak 16 tahun, Halik kembali datang kepada orang tua Prilly untuk mempersiapkan Prilly agar bisa dinikahinya. Namun sayang, di hari itu, ayahnya Prilly mengatakan ketidak persetujuannya atas pernikahan antara putrinya dengan lelaki manja yang hanya bisa mengandalkan kekuatan kuasa orang tuanya itu. Sontak saja, saat itu juga Halik benar-benar murka. Para ajudan-ajudannya atau yang biasa disebut bodyguard-nya itu, lantas merejang ayah Prilly saat itu juga dan kemudian melakukan tindakan berdarah kepada ayah Prilly saat itu juga tepat dihadapan Prilly dan ibunya. Halik menusukkan pisau lipat miliknya kepada Ayah Prilly. Dan membut Prilly semakin membenci lelaki itu. Lalu kemudian, memutuskan pergi ke Jakarta setelah kelulusan dari SMA nya.

*******

“Ouu.. Cpcpcpcp.. Seksi juga ya lo kalau lagi marah-marah kaya gini? Gue jadi semakin ga sabar deh, buat nikah sama lo? Ga sabar pengen denger teriakan manja lo yang bikin gue kangen, apalagi kalau gunting ini sampai potong sedikit dari bagian baju lo? Wow?” Ujar Halik mengerlingkan sebelah matanya seraya menjelat bibirnya sendiri.

Menjijikan.

“Ciihh!!!” Prilly meludahi wajah lelaki itu begitu saja. Rasanya ia telah sangat muak dengan pria gila yang satu ini, rasa sakit hati yang masih belum mengering sedikitpun, membuat ia begitu membenci lelaki itu.

“Uummm... Air liurmu begitu menggiurkan rupanya. Tenang saja, kau pasti sama tidak sabarnya dengan aku-kan? Aku sudah mempersiapkan pernikahan kita Minggu depan, sayang? Kau pasti sangat berbahagia dengan pestanya yang akan begitu meriah nanti?” Ujar Halik setelah mendapatkan air liur Prilly yang sengaja Prilly arahkan pada lelaki itu. Mungkin, persentase kewarasan milik Halik telah benar-benar berkurang, lelaki itu sudah mulai gila. Bukannya terlihat marah atau jijik dengan air liur itu, Halik justru malah membasuhkan air liur Prilly ke seluruh wajahnya dengan penuh gairah. Sungguh, ini benar-benar membuat Prilly ingin muntah saat itu juga melihat lelaki itu yang sudah mulai kehabisan akal sehatnya.

“Engga. Gue gapernah sudi, buat menikah sama laki-laki gila kaya lo, Halik! Gue ga sudi. Lebih baik gue mati dibandingkan harus menikah dengan seorang pembunuh ayah gue sendiri.! Lo gila, Halik. Lo benar-benar ga waras!” Teriak Prilly menolak mentah-mentah seruan Halik saat itu.

Halik kembali tertawa, setelah mendengar seruan gadisnya itu.

“Haha. Gue emang udah gila Prilly sayang, gue emang udah ga waras! Kenapa?? Semuanya karena LO!! GUE GILA KARENA LO, GUE GA WARAS JUGA KARENA LO. Lo malah pergi ninggalin gue, Prilly? Lo ga tau-kan? Gue sudah mempersiapkan pernikahan megah kita dibandung. TAPI APA? HAH? LO? Malah pergi ninggalin gue!” Seru Halik yang tiba-tiba saja membanting kursi yang diduduki Prilly. Untung saja, Prilly tidak sampai jatuh karena hal itu.

Emosi Halik yang naik turun, membuat Prilly merasa ketakutan berada seorang diri di tempat ini. Mungkinkah, akan ada orang yang bisa menolongnya untuk melepaskan dirinya dari tempat ini? Ah, sepertinya tidak akan mungkin. Pasalnya tidak ada seorangpun yang tahu, kecuali kedua orang tua Prilly yang sekarang. Gritte, sahabat baiknya sejak masa SMA dulu saja, sama sekali tidak mengetahui perjodohan dan insiden besar yang pernah terjadi itu. Jangankan masalah besar seperti ini? Mengenai mami dan papinya saja, Gritte sama sekali tidak pernah tahu menahu jika orang tua yang saat ini tinggal bersama Prilly adalah orang tua angkat yang begitu menyayanginya sejak kecil dulu.

“Sampai dunia berbalikpun, gue ga akan pernah sudi untuk menikah sama lo, Halik. GA AKAN SUDI. Aww! Hiks” Seru Prilly kembali menolak dan berakhir sebuah tamparan kuat di pipi Prilly hingga membuat pipi chubi Prilly terasa panas dan meremang kaku.

Halik yang telah muak dengan berbagai penolakan Prilly, langsung bergegas begitu saja setelah menampar kuat Prilly hingga membuat wajah gadis itu memerah.

“Urusi gadis itu, jangan sampai kabur. Pokoknya, lo harus jaga dia, sampai persiapan pernikahan gue sama dia sudah selesai. Paham?” Perintah Halik setelah menemui para anak buahnya.

“Siap tuan, kami akan menjaga gadis itu!” Sahut salah seorang penjaga yang telah menundukkan kepalanya seolah tak berani menatap wajah Halik.

“Bagus! Kalau sampai gadis itu kabur, lo semua yang akan mati ditangan gue.” Ucap Halik yang terakhir kali sebelum akhirnya ia melenggang pergi meninggalkan bangunan itu menggunakan mobil mewahnya.

******

“Lo serius Gritt kalau ini tempatnya? Kita ga akan salah sasaran-kan?” Tanya Aliando seraya terus menelisik ke arah bangunan bercat putih nan megah itu dari dalam mobilnya.

“Dari GPS nya sih, iya kak? Titik kordinat handphone Prilly ada berada sangat dekat dengan titik keberadaan kita. Berarti posisinya Prilly emang berada di dekat sini-kan?” Ujar Gritte begitu yakin.

“Okey, kalau gitu lo tunggu di mobil aja, ya? Gue akan turun dan bawa Prilly, gue cuma butuh doa lo, supaya gue bisa keluar dari rumah itu tanpa halangan apapun.” Seru Aliando mempersiapkan diri.

“Tapi, kak? Gue juga pengen bantuin lo?” Seloroh Gritte keukeh.

“Kalau lo ikut, yang ada lo bukan bantuin gue, Gritt? Yang ada lo malah bikin gue semakin repot. Kita ga tau gimana keadaan Prilly di dalam sana. Mending kalau Prilly dalam keadaan terjaga? Dia bisa lari sendiri. Kalau seandainya keadaan dia ga sadarkan diri?? Pasti ujung-ujungnya, gue yang akan bopong dia-kan? Lebih baik lo tunggu disini. Pokoknya lo harus selalu terjaga, jangan sampai kosentrasi lo terpecah belah.” Ujar Aliando.

Grittepun mengangguk nurut sebelum akhirnya Aliando bergegas turun dari dalam mobil dan memasuki rumah itu dengan mengendap-endap.

~

Aliando bergerak pelan untuk mencoba memasuki halaman dari rumah itu. Dengan langkah yang penuh kehati-hatian, Aliando mengendap berusaha agar para penjaga itu tidak melihatnya. Setelah berhasil memasuki halaman dari bangunan itu, Aliando semakin bergerak melangkahkan kakinya kearah samping rumah itu. Dengan tingkat penuh kewaspadaan, pemuda itu terus menelusup masuk, mencari celah agar ia bisa sampai di tempat mana, Prilly disandera. Dipetengahan aksi menyusupnya, Aliando yang berjalan mundur mendadak bokongnya menabrak seseorang hingga membuatnya benar-benar merasa ceroboh.

BERSAMBUNG ...

Cerbung Aliando dan Prilly "Cinta Dua Menara" All Part >TAMAT<

Tag:

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas