Sementara itu, setelah selesai mengganti pakaiannya, Zidan langsung bergegas ke arah dapur untuk menyiapkan makanan untuk Prilly langsung buatan tangannya. Dengan bantuan si bibi, Zidan mencoba membuat spageti spesial sosis ala chef Zidan. Setelah selesai, dengan penuh kebanggaannya, Zidan berjalan menuju kamar tamu tempat dimana sebelumnya Prilly berada di dalam sana dengan membawa nampan berisi spageti.
“Sorry udah nunggu lama, ini gue bawa spa- ??? Prilly?” Zidan mendadak dibuat bingung dengan keberadaan gadis itu yang entah dimana. Rasa bangga yang sebelumnya membara, justru kini berbalik kecewa ketika dirinya tak lagi mendapati gadis itu berada di tempatnya.
Zidan lantas mencoba menghubungi Aliando, berharap gadis itu benar-benar bersama saudara kembarannya. Namun, lagi-lagi Zidan harus menelan kekecewaannya karena Aliando sama sekali tak menghiraukan panggilan teleponnya.
Di lain tempat..
Aliando menghentikan laju mobilnya di sebuah gedung mewah yang tampak begitu ramai di datangi para pengunjung. Prilly benar-benar terkejut, ketika Aliando berhenti di sebuah gedung yang di depannya terpajang jelas beberapa huruf raksasa berwarna merah yang berlampu membentuk sebuah kata “ Hotel Nusa Indah Permata ” Prilly sangat mengenal gedung ini, gedung ini adalah Hotel berbintang yang sangat ternama di bilangan ibu kota Jakarta.
“Hotel .....?????” Pekik Prilly benar-benar tak menyangka.
“Lo mau ngapain?” Lanjut Prilly meminta penjelasan.
“Banyak tanya lo! Ini-kan yang lo mau? Yaudah, lo diem aja bisa-kan?” Protes Ali langsung bergegas keluar mobil.
Terlihat lelaki itu jalan memutar dan kemudian membuka pintu mobil tempat dimana Prilly duduk di sisinya.
“Sekarang lo turun!” Perintah Aliando setelah membuka-kan pintu mobilnya.
“Ga! Ga mau. Lo aja sana sendiri yang masuk. Gue sih ogah! Mendingan gue balik sendiri ketimbang harus tidur di hotel itu.” Tolak Prilly mentah-mentah membuat Aliando semakin geram.
“Gue ga mau tau, lo harus ikut. Buruan!” Seru Aliando menarik paksa Prilly untuk turun dari dalam mobil.
Dengan raut wajahnya yang menampakkan membaranya sebuah amarah dari dalam dirinya, Prilly harus mengikuti lelaki itu dengan sangat terpaksa.
“Selamat malam,, ada yang bisa kami bantu?” Sapa hangat resepsionis hotel itu menyambut kedatangan Aliando dan Prilly.
“Saya minta satu kamar kosong untuk saya dan istri saya, bisa?” Ujar Aliando merangkul paksa Prilly yang masih menahan emosi karena kekesalannya pada lelaki itu.
“Bisa mas, tolong perlihatkan tanda pengenalnya.” Seru resepsionis itu mulai memfokuskan diri pada layar komputer yang terpajang di depannya.
Aliandopun mengeluarkan tanda pengenal miliknya untuk kemudian ditujukan pada resepsionis itu.
“Atas nama bapak Aliando Syarief ?? Di kamar 275 lantai 2 ya pak? Umm.. Untuk berapa malam?” Seru resepsionis itu berakhir pertanyaan.
“Untuk satu malam!” Jawab Aliando seperlunya dengan masih merangkul Prilly yang sesekali memberontak.
“Ini kunci dan kartunya. Selamat beristirahat, semoga layanan hotel kami bisa membuat anda merasa nyaman. Selamat malam, terimakasih!” Seru resepsionis itu menyatukan telapak tangannya di depan dada sebelum akhirnya menunduk hormat pada costumer hotel(?).
“Lo ngapain sih pake ngaku-ngaku suami gue? gue masih kuliah! Dan lo bukan siapa-siapa gue. Jadi, lepasin gue, gue mau pulang !” Geram Prilly melepaskan diri dari rangkulan Aliando.
“Tunggu! Kalau gitu yaudah, lo kasih tau alamat lo dong! Dari tadi juga-kan gue emang mau anter lo pulang? Tapi, lo malah ga kasih tau dimana alamat lo? Kenapa gue selalu salah di mata lo sih?” Ujar Aliando terdengar pasrah. Mendengar seruan itu, Prilly lantas berpura-pura tak mendengar seruan lelaki itu agar dia mengulang kalimat terakhirnya lagi.
“What? Haha, apa?? Gue ga denger lo ngomong apa. Bisa ulangin sekali lagi?” Seru Prilly memasang telinganya dihadapan Aliando.
“Gue bilang, Kenapa, gue selalu salah dimata lo?” Ulang Aliando mengatakan seruannya tadi setelah ia menarik nafasnya dalam-dalam. Sontak Prilly benar-benar terkikik geli sendiri mendengar kata-kata itu terucap jelas dari Aliando.
“Kenapa lo tanyain itu ke gue? Lo coba aja tanya sama diri lo sendiri!” Sahut Prilly bergegas pergi dari hadapan Aliando, dengan penuh rasa kesalnya.
“Asli. Tuh cewek bener-bener bikin gue ga bisa berpaling dari dia!” Gumam Aliando sebelum akhirnya berusaha mengejar gadis itu.
********
“Iiiiiihhhh....
Tok tok tok...
Di sela-sela emosinya yang masih membara, pintu kamar Prilly tiba-tiba saja terketuk, dan beberapa detik kemudian, masuklah seorang wanita setengah baya yang datang measuk menghampiri Prilly.
“Mami?? Kok tumben, mami udah ada dirumah?” Pekik Prilly sedikit tak percaya.
“Iya, mami hawatir sama kamu, ketika mami tau kamu ngilang dari kampus! Kamu kemana aja sih sayang? Gritte, yang biasanya selalu deket kamu aja sampe nyari-nyariin keberadaan kamu loh? Kamu ga marahan-kan sama Gritte?” Sahut mami Prilly yang tampak sedikit hawatir
“Engga kok, mi? Aku sama Itte ga ada masalah apapun! Ini semua itu, gara-gara cow..... Ahh, maksud aku, emmm-” Prilly mendadak bimbang ketika hampir saja ia mengatakan hal yang seharusnya tidak perlu diceritakan pada maminya. Tapi sayang, sang mami terlanjur kepo dengan seruan Prilly yang mendadak gagu.
“Gara-gara apa sih? Jawabnya ketapa dipotong gitu? Am em am em? Ada yang kamu sembunyiin dari mami-kan?” Tuding mami Prilly sedikit geram.
“Engga gitu mi, emm, yaudahlah? Lagian juga yang penting aku pulang-kan? Intinya aku ga ada masalah apa-apa kok mi? Serius deh!” Seru Prilly tetap terkeukeuh dengan pendiriannya.
“Serius? Tapi, mami bingung. Yang kamu pakai ini kemejanya siapa? Kayanya, waktu berangkat ke kampus pagi tadi, kamu ga pake kemeja ini deh? Kok modelnya kaya kemeja cowok gini ya? Jujur, kamu habis kemana?” Kecurigaan mami Prilly berlanjut ketika wanita setengah baya itu mendadak mempertanyakan kemeja panjang biru kotak-kotak yang dikenakan putrinya itu.
“Ah.. Emm, ini, ini kemejanya Amanda mi, iya, ini kemejanya temen baru aku di kampus! Hehe, udahlah mi, aku tuh tadi cuma main-main aja ke rumah amanda, eh tadi baju aku sempet kotor gitu ketumpahan jus. Jadi, aku pake kemejanya dia deh! Mi, aku capek banget nih, besok ada jam kuliah pagi, kayanya aku mau istirahat deh, mami bisa tinggalin aku ga? Hehe” Jelas Prilly mengelak penuh kenyataannya. Mami Prilly sedikit meragukan, namun pada akhirnya pasrah juga.
“Yaudah, kalau begitu mami juga mau istirahat dulu ya? Biar nanti, makan malam kamu, mami minta bibi aja yang anter kesini. Selamat istirahat sayang.” Seru mami Prilly mengecup kening Prilly sayang.
Sementara itu...
Dilain tempat, Aliando tampak baru saja sampai dihalaman rumahnya. Belum sampai ia membuka pintu utama rumahnya, Zidan sudah mendahuluinya lebih dulu, dan menghadang langkahnya untuk masuk kedalam rumahnya.
“Lo ngapain sih berdiri di pintu kaya gini? Ngalangin jalan gue aja? Minggir.!” Ujar Aliando tak suka.
“Lo bawa kemana, Prilly? Terus, sekarang dia dimana? Kenapa ga sama lo lagi?” Tanya Zidan begitu hawatir pada gadis itu.
“Ga tau!” Jawab Aliando culas.
“Kok lo malah ga tau dimana keberadaan dia sih? Lo bawa dia kemana, Li? Hah? Lo gila ya? Kalau dia kenapa-kenapa, gimana? Lo bukannya anter dia pulang, malah bawa dia pergi dari rumah ini tanpa tujuan yang jelas, lagi? Lo itu sebenernya mikir ga sih, Li?” Geram Zidan yang begitu marahnya pada Aliando.
“Santai dong! Lo kalau ngomong sama gue, ga perlu pake emosi! Asal lo tau ya, awalnya gue juga mau anterin dia buat pulang kok? Tapi dianya aja yang ga mau kasih tau gue dimana rumahnya dia! Giliran gue bawa dia ke NIP, dia malah kabur! Ya bukan salah gue dong?” Sahut Aliando mulaik ikut menggeram.
“Nusa Indah Permata? Lo ngapain bawa dia kesana? Kenapa lo ga tanya sama gue dimana rumah dia? Lo juga, kenapa ga angkat telepon dari gue sih? Sekarang lo ga taukan dia dimana? Kalau dia kenapa-kenapa, sumpah lo parah banget! Kalau lo masih perlakuin Prilly dengan cara yang salah terus-terusan seperti ini, gue bersumpah akan merebut dia dari lo!” Geram Zidan begitu marahnya.
“Maksud lo apa, mau rebut dia dari gue?” Tanya Aliando semakin terpancing.
“Gue tau ya, Li. Lo sebetulnya suka-kan sama dia? Itu kenapa lo selalu cari-cari kesalahan dia kaya gitu selama ini. Demi Tuhan, cara lo ga cukup baik untuk ditunjukin ke dia! Dia perempuan Li, dia beda, dia ga sama seperti perempuan-perem
*****
S
K
I
P
Notes : langsung percepat aja ya?? Kalau dilama-lamain takutnya alurnya semakin tak terarah dan tidak jelas. Maaf bagi yang tidak berkenan. S.K.I.P. Ini juga sebagai jalan penulis ketika penulis tidak mendapatkan ide cerita untuk melanjutkan kasusnya yang mendadak membuatnya harus berpikir keras. Haha. Maafkan untuk kali ini.~
“Apa?? Prilly diculik?” Pekik Aliando ketika mendapati kabar itu dari Gritte.
“Iya kak, saat itu, keadaan bener-bener ga berpihak sama gue dan Prilly. Prilly dibawa orang-orang itu, tapi gue sama sekali ga bisa nolongin dia kak! Maminya Prilly sekarang jatuh sakit waktu tau Prilly diculik, dan papinya sekarang lagi nunggu waktu supaya bisa langsung lapor ke polisi, kak? Gue bingung sekarang!” Ujar Gritte yang dilanda kepanikan.
“Lo ikut gue, kita cari Prilly saat ini juga. Cepetan !!!” Ujar Aliando yang mendadak menarik lengan Gritte begitu saja untuk segera masuk kedalam mobilnya.
Bersambung ......
Cerbung Aliando dan Prilly "Cinta Dua Menara" All Part >TAMAT<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar