Advertisement

Advertisement

Cerbung Aliando dan Prilly "Aku & Kaali" Part 19





Rasa lelah ini masih menjulur ditubuhku hingga sekarang. Rasa lelah, letih semuanya bercampur menjadi satu merasuk ke tubuhku. Apalagi, semalam Kaali begitu buasnya melahap tubuhku hingga aku pun sempat drop. Tapi aku juga menikmatinya semalam, dengan sentuhan demi sentuhan yg memang membuatku seperti sedang terbang dilangit ke7.
Tiba-tiba saja aku merasakan sebuah sentuhan lembut di pinggangku. Yah, aku merasakan tangan kekar itu melingkar sempurna dipinggangku. Aku menoleh dan betapa kagetnya aku ketika pagutan dan cumbuan itu harus terulang lagi dimeja makan.
Ya, Ternyata itu Kaali yg sekarang sudah suamiku. Aku menggeliat pelan, ketika tangan Kaali mulai merabah-rabah buah dadaku dengan sangat lembutnya.
“Ihh Kaali, apa masih kurang yah kejadian semalam?” Tanyaku berbasi-basi yg disambut anggukan olehnya. Huhh, dasar! Memang dasarnya rakus dan omes.
“Ihhh Kaali rakus ahh. Sabar dong Kak, ini kan waktunya sarapan. Aku laper pengen makan.” Sergapku melepas lingkaran tangannya dipinggangku.
“Ayolah sayang, sebentar ajah.” Kaali terus menerus menggodaku bahkan kembali melingkarkan tangannya lagi, tapi ini tidak dipinggangku, melainkan mengalungkannya dileherku. Aku sedikit kesal juga sih dengan tingkahnya yg memang menyebalkan itu. Aku tetap menolaknya dengan selembut mungkin dengan alasan “aku lapar, pengen sarapan.!” Dan alkhamdulillahnya, Kaali menuruti keinginanku dan menundanya nanti setelah sarapan.
“Baiklah sayang, saat ini aku akan menuruti permintaanmu. Tapi nanti setelah sarapan, aku akan kembali meminta jatahku.” Ucapnya mulai melepaskan lingkaran tangannya dileherku. Aku mengangguk pasrah dan kembali melahap sarapanku pagi ini.
~
`Drrrttt....Drttt..drttt`
Tiba-tiba saja ponselku berdering dengan sangat kerasnya. Aku mengangkatnya secara perlahan didepan Kaali yg memang kini tengah sarapan pagi denganku. Ku lihat layar ponselku dan sedikit terkejut dengan sebuah naman yg tertera di depannya. `Mila Calling` Ya, ternyata Mila lah yg menghubungiku.
“Mila....” Pekikku cukup kaget, begitupun dengan Kaali. Ku angkat ponselnya secara perlahan.
-Ponsel On-
Aku : “Iyah Mila...?”
Mila : “................”
Aku : “Hah? Ke Resto? Ngapain?”
Mila : “................”
Aku : “okeh, gue akan segera kesana. Kalian tunggu ajah okeh. Secepatnya gue akan ontheway ke resto.... Tutt..” Telfon terputus ketika aku mematikannya.
-Ponsel Off-
“Ada apalagi? Disuruh ke resto lagi sekarang?” Tanya Kaali nampaknya sangat terkejut dengan respondku ditelfon tadi. Aku mengangguk dan sedikit tersenyum kecil memamerkan deretan gigiku yg rapi dan bersih ini. Sedangkan Kaali, ia hanya tersenyum kecut dan kembali melahap sarapannya.
“Sepertinya Aku harus pergi sekarang deh Kak. Nggak enak juga kan, kalo telat.” Ucapku membereskan piring-piring ini seusai sarapan. Kaali hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab ucapanku. Ahh aku lupa! Mungkin Kaali kecewa denganku. Kan tadi, aku sudah terlanjur janji untuk memberinya jatah. Ahh lupakan! Aku hanya ingin bersenang-senang dengan teman-temanku. Lagian, seusai pernikahanku aku juga sudah lama tidak berkumpul dengan mereka.
“Aku berangkat dulu yah Kaali. Ingat, kalo nanti siang Kaali laper, ambil ajah makanan didapur. Aku udah masak kok buat Kaali.” Ucapku membereskan tas ku.
“Memangnya, kamu bakal pergi selama itu? Sampe kamu menyiapkan makanan segala untukku?”
“Aku pergi nggak akan lama kok sayang. Paling, habis ashar juga aku udah pulang.” Jawabku masih menatapnya yg terlihat sedikit kecewa itu.
“Habis ashar kamu bilang nggak lama? Oh Ya Allah Prilly, ingat!! Kamu sekarang sudah memiliki seorang suami. kamu bukanlah seorang gadis remaja lagi yg dengan bebasnya keluar masuk rumah tanpa memikirkan waktu dan suamimu!” Ucapnya sedikit menaikkan volume suaranya bahkan nada bicaranya bisa kurasa Kaali ngebentak aku.
“Sayang, aku ingat kok kalo aku sekarang udah menikah dan mempunyai seorang suami. Tapi aku juga membutuhkan refreshing Kaali. Aku sangat merindukan teman-temanku disana. Aku sangat merindukan hal-hal konyol yg sering aku lakukan dulu sebelum aku menikah. Jadi aku mohon, Kaali jangan salah paham seperti ini. Aku janji, habis ashar aku langsung pulang kerumah dan nepatin janji aku untuk memberikan Kaali jatah. Aku janji.”
Ku lingkarkan tanganku ke lehernya dan aku sempat akan mencium bibirnya, tapi Kaali selalu menghindar bahkan melepaskan lingkaran tanganku dengan kasarnya. Sepertinya, Kaali benar-benar marah!.
“Kaali, dengerin aku dulu dong. Kaali......” Kaali meninggalkan aku begitu saja, disaat aku tengah menjelaskan semuanya. Aku tau, Kaali pasti marah dan kecewa dengan sikapku yg seperti ini. Tapi ku harap, Kaali bisa menerima sikapku yg memang tidak bisa lepas dari pergaulanku dengan teman-temanku sampai saat ini.
Ya, Bukankah kalau cinta itu harus menerima kita apa adanya? Jadi Yah so Pasti dong, Kaali harus bisa menerima sikapku.
“Kaali, jangan bersikap seperti anak kecil gini dong! Kita tuh udah sama-sama gede kan? Please dong Kak, ngertiin aku sekali ini saja. Aku mohon Kaaaaaaaak.” Ucapku setengah berteriak agar Kaali mendengarnya didalam kamar sana.
1 menit....2 menit....3 menit....4 menit tidak ada jawaban dari Kaali. Dan 5 menit kemudan....
“Terserah kamu saja Prilly. Kaali juga tidak bisa melarang kebiasaanmu untuk bertemu dengan teman-temanmu disana. Silahkan, kalau kamu pengen pergi sekarang. Kaali tidak akan melarangnya.” Ucapnya menampakan wajahnya diambang pintu. Aku berlari kearahnya dan mencium lembut bibirnya berharap Kaali beneran dengan ucapannya.
`CUPP`
“Makasih sayang, karena Kaali udah ngertiin aku sekarang. Aku janji, aku pulang tidak akan sampai maghrib. Aku janji. Aku sayang Kaali.” Ucapku mencium kembali bibir dan pipinya lalu aku segera melangkahkan kakiku untuk keluar rumah.
____o0o____
Author POV
Ditempat yg sama disebuah Resto tepatnya, terdapat seorang gadis cantik lesteran Indo-inggris nampak tengah menikmati hari santainya dengan segerombolan teman-temannya. Bisa dibilang, mereka berasal dari keluarga yg memang sangat terpandang. Buktinya saja, terlihat berbagai pengawalan-pengawalan didekat mejanya.
Prilly yg memang sedang menunggu kedatangan teman-temannya pun hanya bisa memperhatiak gerak-gerak segerombolan dari mereka yg sempat terdengar sebuah nama "GHINA". Yah, mungkin Ghina itu adalah dia. Gadis cantik yg menggunakan high heels tinggi dengan balutan dress pink nya itu yg bisa terlihat sangat pas dan perfect.
“Hay Prill. Udah lama?” Tiba-tiba saja segerombolan teman Prilly pun muncul yg diantaranya itu adalah Mila, Gritte, dan Mita. (Ada tambahan 1 lagi yah guys.)
“Udah lama banget! Dari kemarin mungkin! Lo lihat nih, sampe lumutan kan tubuh gue gara-gara nunggu kalian ber3!” Omel Prilly dengan sangat kesalnya, tapi tetap dengan pandangan mengarah ke segerombolan gadis-gadis disampingnya yg tidak lain dan tidak bukan bernama Ghina itu.
“Liatin siapa sih Bie?” Tanya Gritte mencoba menerkam penglihatan Prilly dan memutar-mutar kedua bola matanya mencari-cari sesuatu yg tengah membuat sahabatnya ini benar-benar tidak fokus itu.
“Siapa sih mereka?”
“Mana sih Bie? Mereka siapa?” Gritte pun kembali bertanya dengan begitu penasarannya, sampe-sampe setiap pengunjung resto ditatapnya lekat-lekat. Haha, itte-itte. Ada ajah yak:v.
“Segerombolan cewek itu loh Te, elo kenal mereka? Sepertinya, mereka pendatang baru deh di Jakarta. Buktinya ajah, wajah-wajah mereka menurut gue sangat asing di Jakarta.” Ucap Bie yg langsung disergap Mita dengan begitu kerasnya. Hingga sempat membuat Ghina yg mendengar namanya disebut pun, begitu terkejut dan langsung menghampiri Prilly dan ke3 temannya. Wo-owh.
“Mereka itu GHINA Cs Bie!”
“Aduh Mita, jangan keras-keras dong! Liat tuh, si Ghina dengar pembicaraan kita kan? Aduhhh, dia kesini lagi. Ahh elo sih Mit, punya mulut nggak pernah disekolain!” Omel Prilly yg semakin was-was dengan kedatangan Ghina yg mengahampiri meja tempat Prilly nongkrong.
`Tapp...Tapp....Tapp`
“Kalian ngomongin gue?” Tanya Ghina yg masih dengan wajah tegasnya bahkan dengan gaya bicaranya yg kebulean itu. Prilly sempat dilema harus menjawab apa! Apalagi, wajah Ghina dan teman-temannya yg begitu terlihat garang itu mampu menyiutkan mental Prilly. Tapi tidak dengan Gritte, Gritte bahkan dengan beraninya membentak Ghina yg semaki membuat Ghina kalap dengan tingkah Gritte yg menjengkelkan itu. *hajar terus Itte tuh sih Ghinon! Duhh, authornya jadi baper kan. . .
“Heh! Yg lagi ngomongin elo tuh siapa? Gue dan temen-temen gue gitu? Sorry yah, nama GHINA tuh bukan hanya elo ajah!” Bentak Gritte yg semakin mengundang perdebatan-perdebatan diantara keduanya. Bahkan teman-teman Ghina pun dengan beraninya, langsung mendekat ke arah Prilly dan ikut mencampuri urusan ini. *Wahhh-waaahh, beraninya keroyokan!
“Nama Ghina memang banyak di Indonesia dan bukan cuma gue ajah! Tapi ucapan kalian, selalu mengarah ke arah gue dan teman-teman gue! Gue nggak budeg yah, stupid! Gue mendengar semuanya, semuanya!” Bentaknya lagi tak kalah hebohnya dengan bentakan Gritte.
“Apa lo bilang? Stupid? Hello, yg stupid tuh elo apa gue?” Perdebatanpun akhirnya menghampiri keduanya, dimana mereka saling melempat kesalahan satu sama lain yg sedikit membuat beberapa pengunjung di Restoran itu sempat panik dan sedikit terkejut. Prilly yg memang sudah menduga kalau akan ada perdebatan pun langsung menarik tubuh Gritte dan meninggalkan Resto saat itu juga. Bukannya Prilly takut atau apa, tapi Ia hanya tidak ingin saja terjadi keributan semacam perdebatan konyol ini ditempat umum. Memalukan saja!!
“Kenapa elo harus narik gue keluar sih Bie? Harusnya tuh gue sekarang masih berada didalam bersama gadis stupid itu! Sumpah, gue enek liat tingkahnya yg sok cantik itu!” Tak henti-hentinya Gritte ngedumel dan ngedumel dihadapa Prilly, Mita dan Mila yg sempat membuat ke3nya pun jengkel dengan dumelan Gritte yg tak kunjung pudar itu.
“Udah lah Te, ngapain sih elo ladenin dia? Nggak ada untungnya juga kan buat elo? Lagian juga benarkan yg dia tuduhkan itu, kalo kita semuah memang sedang membicarakan dia.” Ucap Mila yg semakin memperpanjang dumelan Gritte bahkan sampai mereka memasuki mobil pun, Gritte masih saja ngedumel tidak jelas yg semakin membuat Prilly kesal bahkan jengkel.
“Harus elo tau Te, si Ghina tuh adalah adik dari Artis muda yg sedang naik daun itu lohh. Kalo nggak salah, Namanya itu Elang Nuraga.” Jelas Mita kembali memotong pembicaraan Gritte yg sempat membuat Prilly dan Mila terkejut.
“Artis muda yg sedang naik daun? Elang Nuraga? Siapa dia? Gue nggak kenal dan nggak mau kenal sama yg namanya Elang. Apalagi, dia Kakaknya Si Ghina kan? Males ahh gue kalo harus berurusan lagi dengan si Ghina.” Protes Mila dengan sangat mantapnya itu yg memang sama sekali tidak menyukai Ghina dan teman-temannya, yg bisa disebut sok berkuasa itu.
“Huusssstt. . . Jangan ngomong gitu ahh? Ntar kalo kepincut gimana? Kemakan omongan sendiri lohh nanti Mil.”
“Gue kan udah punya Riza Bie. Lagian, gue juga udah tunangan sama Riza. Bahkan, tahun depan rencananya gue sama Riza akan married. Masa iyah sih, gue kepincut sama Elang Nuraga yg sama sekali gue nggak mengenalnya.”
“Okeh okeh lah yg mau married tahun depan.” Ejek Prilly yg sempat membuat suasana dimobil yg awalnya menegang dan memanas, langsung mencair bahkan gelak canda tawa nampak begitu terdengar dengan sangat keras dan gurihnya.
_____oOo_____
Prilly POV
Tepat pada saat itu jam sudah menunjuk pada pukul 4 sore, sesuai janjiku aku akan pulang lebih awal sebelum jam mengarah ke waktu maghrib. Ya, aku langsung mengarahkan mobilku menuju apartemen yg berada dikawasan jakarta barat itu dengan sangat tergesa-gesa. Aku tergesa-gesa, karena aku sangat tau betul jalanan ibu kota pasti macet jam segini. aku sempat menerkam waktu, kalau aku pasti akan telat bahkan mungkin aku akan tiba sampai rumah pada saat maghrib. Yah, segitu macetnya yah ibu kota.
“Aduhhh macet lagi! Gue pasti telat sampe rumah! Gimana nih, Kaali pasti marah-marah lagi deh!” Omelku menepuk jidatku sendiri dengan perasaan yg benar-benar was-was dan takut itu. Yah, aku memang paling tidak suka kalau aku dengan Kaali harus berdebat lagi seperti tadi pagi pas sarapan. Aku tau betul, Kaali kalau sudah marah pasti dia tidak akan semudah itu memaafkan. Walaupun pada istrinya sendiri, yah begitulah sifat Kaali. Dia kadang pemarah, tapi dia juga kadang romantis dan begitu perhatian. Tapi aku tetap menerima sifat dan sikapnya yg aneh itu, yah apalagi kalau bukan karena CINTA. . .
Aku sengaja menelfon Kaali hingga beberapa panggilan, tapi Kaali belum juga mengangkat telfon ku. Mungkin aku sudah mencoba menelfonnya sekitar 20 kali, tapi tetap belum ada jawaban juga dari Kaali. Sebenarnya, Kaali kemana sih sampai tidak mengangkat telfonku? Apa mungkin dia tidur? Apa mungkin ponselnya ketinggalan, sedangkan dia sedang keluar? Apa mungkin ponselnya dikamar, sedangkan Kaali sedang nonton tv.? Ahh sudahlah lupakan. . .
~
Telah sampailah aku disebuah Aparteman ku dikawasan jakarta barat. Aku tergesa-gesa memasuki rumah setelah aku memakirkan mobilku ke bagasi Apartemen.
“Kaali, Aku pulang..” Ucapku cukup keras ketika aku memasuki pintu utama Apartemenku. Tapi, aku tidak melihat tubuh dan batang hidung Kaali di Apartemen. Entahlah, Kaali berada dimana saat ini. Aku mencoba mencari-cari sosoknya disetiap sudut ruangan, kamar, bahkan taman belakang. Tapi tetap, sosok Kaali tidak ku temukan juga sampai saat ini. Bahkan, Kaali juga tidak menitipkan dan menulis memo apa-apa untukku. Biasanya kan, Kaali selalu menulisnya kalau dia pergi mendadak seperti ini. Tapi sekarang kok tidak sih, sebenarnya Kaali kemana? Apa mungkin ke rumah Riza? Atau ke rumah Papah-mamah di Jakarta?
Aku sudah menghubungi Riza bahkan kedua orang tuaku yg memang masih berada di Jakarta itu. Aku cukup tersentak kaget ketika mendapati jawaban dari mereka kalau Kaali tidak bersama dengan mereka sekarang. Lantas, dimana Kaali sebenarnya?
Aku lelah, letih, penat, dan rasanya aku ingin beristirahat sejenak dengan di Sofa ruang keluarga sampai menunggu Kaali pulang.
Aku cukup terkejut, ketika terdapat 1 tumpukan majalah diatas meja sofa ruang keluargaku. Sepertinya, aku mengenal sosok wajah ini. Ya, bukankah dia itu GHINA SHALSABILA? Adik dari artis muda yg saat ini sedang naik daun itu kan?
Wait-wait, ku lihat cover majalah ini sangat lusuh bahkan berantakan tepatnya pada wajah Ghina S. Sepertinya ada yg sengaja meremas-remas cover majalah ini dengan sangat gemasnya. Tapi siapa? Apa Kaali? Bukankah, di Apartemen ini hanya ada Aku saja dengan Kaali.
“Apa maksud dari remasan majalah ini? Apa mungkin, Kaali yg meremasnya penuh dengan kekesalan sampai robek seperti ini? Tapi dengan alasan apa? Apa Kaali mengenal Ghina? Ahh Prilly, hentikan nething kamu ini Prilly...” Aku mencoba melupakan sejenak masalahku dengan berbaring secara perlahan ke sofa apartemenku. Tapi, sesaat aku mendengar suara mesin mobil diluar Apartemen ini. Kaali?
Aku berlari kencang menuju keluar Apartemen, berniat untuk melihat apa betul itu Kaali atau bukan. Dan ternyata, itu memang benar Kaali. Tapi, dengan siapa? Sosok laki-laki yg seumuran Kaali menurutku. Tapi siapa dia? Apa dia teman kerja Kaali?
Sesaat aku kembali mendengar perbincangan Kaali dengan sosok laki-laki itu yg sepertinya sangat asyik di perbincangkan. Tapi, wait-wait! Kenapa nama "Ghina" bisa diselipkan dalam perbincangan mereka berdua.
Aku mencoba mendekatkan telingaku lagi melalu ventilasi udara jendelaku yg memang jaraknya sangat dekat Kaali.
Dan betapa terkejutnya aku, ketika mendengar penuturan Kaali tentang Ghina.
“Cepat kamu cari tahu tentang keberadaan Ghina di Jakarta? Kalau kamu sudah mendapatkan info tentang Ghina, cepat beritahu aku saat itu juga. Karena bagaimanapun, Ghina dulu adalah mantanku. Lebih tepatnya kekasih masalaluku yg belum pernah melontarkan kata Putus diantara kita berdua.” Jelas Kaali yg langsung membuatku drop! Sangat drop.
`DEGGG`
“Apah? Jadi Kaali dengan Ghina sempat menjalin hubungan waktu dulu? Bahkan, diantara mereka berdua belum ada yg melontarkan kata-kata PUTUS? Oh Ya Allah...” Detik itu juga, air mataku tiba-tiba lolos dari persembunyiannya. Aku menangis, terisak menangis ketika mendengar kebenaran ini. Oh Ya Allah, apakah mungkin Kaali masih mencintainya? Sampai rela menyuruh temannya untuk mencari tahu keberadaan Ghina?
“Tapi Li, bukannya kamu sudah memiliki Istri yg notabennya adalah adik angkatmu sendiri? Lalu, kenapa kamu masih mencari-cari Ghina yg sudah jelas-jelas meninggalkanmu keluar negeri?” Tanya temannya yg sempat aku dengar kembali. Aku tetap mendengarkan percakapan mereka berdua dengan sedetail mungkin. Walaupun batinku tidak sanggup untuk mendengar kebenaran itu.
“Aku memang sudah memiliki Istri. Tapi walau bagaimanpun, Ghina adalah cinta pertama ku. Dan aku masih menyayanginya seperti aku menyayangi Prilly.” Jelas Kaali kembali. Yg lagi-lagi membuatku kembali tersentak kaget bahkan kembali drop dan terisak menangis.
Rasanya, aku ingin sekali detik itu juga untuk menampar Kaali didepan temannya. Tapi aku juga harus ingat, Kaali adalah seorang suami sekaligus Kakak bagiku. Aku juga tidak mungkin setega itu menampar Kakaku sendiri sedangkan Kaali masih menyayangi Ghina. Aku hanya takut, kalau aku menamparnya bahkan memarahi Kaali atas semuanya, aku takut kalau sewaktu-waktu Kaali akan meninggalkan aku demi Ghina karena sifat arrouganku yg tidak bisa terkontrol.
“Elo harus bisa mengntrol emosi lo Prill, elo harus bersikap tenang dan santai didepan Kaali. Elo tidak boleh memperlihatkan emosi lo atau amarah lo didepan Kaali. Yah, gue harus bisa. Semangaaat.” Aku menyemangati diriku sendiri setenang dan serilek mungkin. Aku hanya tidak ingin bersikap aneh yg akan membuatku menyelas dikemudian hari.
“Hay Kaali. Kaali rupanya sudah pulang? Kenapa nggak langsung masuk ajah sih kak sekalian ngeteh-ngeteh atau ngopi-ngopi dengan teman Kaali.” Ucapku selembut mungkin menghampiri Kaali yg terlihat sangat kaget itu dengan kedatanganku yg secara tiba-tiba. Yah, aku bisa merasakan kalau Kaali benar-benar sangat tersentak kaget dengan kedatanganku yg tiba-tiba itu.
“Ehh Prilly. Ternyata kamu sudah pulang? Nggak usah sayang, lagian Nick juga harus segera pulang kerumahnya. Iyah kan Nick.” Ucapnya yg langsung dibalas anggukan oleh temannya itu yg ternyata bernama Nick.
“Kalau begitu, aku pamit pulang dulu yah Li, Prilly.” Ucapnya langsung berpamitan, dan setelah itu Kaali langsung merangkul tubuhku untuk memasuki Apartemen kembali.
~
“Kaali, sebenarnya Kaali darimana ajah sih? Aku sampai lelah tau nggak sih mencari-cari Kaali.” Tanyaku masih tetap tenang dan serileks mungkin.
“Kaali tadi habis dari proyek sayang. Kebetulan, Klien perusahaan Kaali yg dari jepang, sudah sampai di jakarta. Dan Kaali harus menemuinya untuk membahas proyek.” Jelas Kaali yg sudah pasti bohong itu. Aku tahu, kalau Kaali sebenarnya tidak pergi ke proyek dan menemui kliennya yg dari jepang itu. Aku tahu, kalau Kaali sebenarnya menemui Nick temannya hanya untuk mencari-cari informasih saja tentang keberadaan Ghina yg notabennya masih kekasih masalalunya itu. Tapi kenapa dia harus berbohong sih? Apa sepenting itu kah sosok Ghina dihatinya, sehingga Kaali tidak ingin aku mengetahuinya.
“Oh. Yaudah, Kaali mandi gih sekarang. Aku sudah siapin air hangat dan juga makan malam untuk Kaali.” Ucapku sedikit mengalihka pembahasan dan juga penjelasan Kaali yg nantinya pasti membuatku semakin drop dan kecewa.
Sejenak, aku melangkahkan langkah ku mengarah ke dapur untuk menyiapkan makan malam dengan Kaali. Tapi tiba-tiba saja, langkahku terhenti dan Kaali memelukku begitu saja dari arah belakang yg sempat membuatku terkejut bahkan tersentak kaget.
“Kamu pasti belum mandi juga kan?” Tanya Kaali yg masih melingkarkan tangannya itu diperutku. Aku mengangguk pelan.
“Kalau begitu, Kaali ingin kita berdua mandi dalam 1 kamar mandi. Mau yah sayang, Please......” Ungkapnya terus menggoda dan merengek-rengek padaku. Aku sedikit berfikir tentang hal yg tadi aku dengar soal Pembicaraan Ghina. Sebenarnya, aku ingin mengiyakan ajakan Kaali untuk menemaninya mandi malam ini. Tapi, rasanya hatiku masih belum bisa menerima ucapan dan perbuatan Kaali yg memang menyakitkan itu. Yah menyakitkan!! Ternyata Ghina adalah kekasih Kaali di masalalunya. Dan sampai saat ini juga, Kaali masih menyayanginya walaupun Kaali sendiripun tahu kalau dirinya sudah menikah.

Bersambungg

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas