Genre : Romance, Sad
ali mendorong tubuh angel dengan sangat kasar sehingga membuat gadis itu sedikit terpental ke tepi tempat tidur, ia menatap geram ke arah ali karna merasa kecewa dengan perlakuan pria itu.
"jangan pernah menyentuhku lagi" geram ali dengan menyentikan telunjuknya di wajah angel.
"kau? Kau menolakku?" angel melontarkan pertanyaan merasa tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh ali, padahal sebelumnya ali tak pernah bersikap kasar terhadapnya.
Ali tak menjawab, ia memainkan jarinya mengancing kembali baju kemeja putih yang ia pakai
"oh, aku tau. Kau berubah karna gadis itu kan?" lanjut angel mengerutkan jidatnya. Ali kembali memberi tatapan geram ke arah gadis jerman itu "menurutmu? Dari awal aku tidak menyukaimu" jawab ali. Selang beberapa detik kemudian, ia bangkit dari tempat tidur lalu meninggalkan angel begitu saja dengan suara bantingan pintu yang keras.
Angel semakin kesal, bahkan ia masih merasa tak percaya bahwa ali menolaknya padahal baginya ia dan prilly sangatlah berbeda. Prilly adalah gadis kampung yang tidak memiliki keseksian sama skali dan dirinya terlihat seksi dengan tubuh langsingnya. Namun apa di kata? Ali hanya mencintai prilly dan ia bahkan rela melakukan apapun demi mendapatkan gadis itu.
Sekali lagi angel mendegus kesal "baiklah kalau sperti itu maumu sayang.. Kita akan bermain api" seringai licik pun muncul di pikirannya, gadis itu benar-benar merasa murkah.
Angel semakin kesal, bahkan ia masih merasa tak percaya bahwa ali menolaknya padahal baginya ia dan prilly sangatlah berbeda. Prilly adalah gadis kampung yang tidak memiliki keseksian sama skali dan dirinya terlihat seksi dengan tubuh langsingnya. Namun apa di kata? Ali hanya mencintai prilly dan ia bahkan rela melakukan apapun demi mendapatkan gadis itu.
Sekali lagi angel mendegus kesal "baiklah kalau sperti itu maumu sayang.. Kita akan bermain api" seringai licik pun muncul di pikirannya, gadis itu benar-benar merasa murkah.
*******
sesampainya ali di apartemen miliknya, ia langsung di sambut dengan beberapa pelayan di tempat itu. Rasa amarahnya masih berkecamuk dalam dirinya membuat para pelayan merasa ketakutan untuk menatap wajah amarah ali.
"apa prilly sudah ada?" tanyanya tampa menoleh ke arah pelayan
"belum tuan" jawab salah satu pelayan. Seketika amarah ali semakin memuncak sebab gadis yang ia cintai tak kunjung pulang. Perasaannya mulai resah karna takut akan kehilangan pujaan hatinya.
Ali melangkah ke arah kamar yang biasa prilly tempati, sebelum itu ia mengambil sebotol vodka red dan gelas. Di tuankannya vodka itu ke dalam gelas lalu di minumnya dalam sekali tegukan.
Ali melangkah ke arah kamar yang biasa prilly tempati, sebelum itu ia mengambil sebotol vodka red dan gelas. Di tuankannya vodka itu ke dalam gelas lalu di minumnya dalam sekali tegukan.
"sebenarnya kau kemana?" tanyanya pada dirinya sendiri. Sekali lagi ia menuangkan vodka red ke dalam gelas untuk di minumnya. Kini rasa mabuk tak lepas darinya. Terlebih lagi saat berada di club ali memang sudah mabuk. Dengan langkah gontai pria itu berjalan ke arah ranjang dan tubuhnya di hempaskan begitu saja. Para pelayan yang melihat kekacauan ali hanya bisa diam tak bergeming, mereka merasa tak berani jika harus medekati ali dalam keadaan sperti itu.
Ali menarik salah satu bantal guling lalu di hirupnya dalam-dalam
Ali menarik salah satu bantal guling lalu di hirupnya dalam-dalam
"harum tubuhmu masih terasa" gumamnya pelan sembari memeluk bantal guling tersebut.
*****
pagi menjemput, suara kicauan burung terus bernyanyi mengiringi sunyinya pemakaman.
Sesuai janji, varrel mengantarkan prilly ke pemakaman milik naufal. Mereka berdua berjongkok di tepi makam. Sejak tadi prilly terus terisak tangis sembari mengelus-elus batu nisan pria yang ia cintai selama ini. Bahkan hal yang sangat menyedihkan, mereka harus di pertemukan dengan keadaan yang tak terduga.
Sesuai janji, varrel mengantarkan prilly ke pemakaman milik naufal. Mereka berdua berjongkok di tepi makam. Sejak tadi prilly terus terisak tangis sembari mengelus-elus batu nisan pria yang ia cintai selama ini. Bahkan hal yang sangat menyedihkan, mereka harus di pertemukan dengan keadaan yang tak terduga.
Varrel menarik nafas panjang, tangan kananya tak henti-hentinya mengelus punggung prilly karna merasa ikut prihatin.
"naufal meninggal karna kecelakaan, waktu itu aku dan dia sedang berjalan-jalan ke dareah puncang dengan menggunakan mobil sport miliknya, ia pikir di jalan sana sangat sepi dan bagus untuk arena balap. Tapi nyatanya di saat kita berada tepat di pertigaan, tiba-tiba saja sebuah trek melaju kencang tepat dari arah samping, naufal berusaha menghindari trek itu tapi malah menabrak pohon besar. Dia terluka sangat parah, dan aku kedua mataku tertusuk pecahan kaca mobil sehingga aku di fonis buta oleh dokter. Naufal tau hal itu saat dia masih sempat sadar, kata ibuku, dia ingin mendonorkan matanya untukku dengan alasan ia ingin melihat seorang gadis melaluiku. Aku tak tau siapa gadis itu, tapi menurutku kaulah gadis yang ia maksud" jelas varrel semakin membuat prilly terisak tangis, bahkan ia tak sanggup berkata apa lagi kepada pria itu.
"dia sangat beruntung memiliki pacar spertimu prill" lanjutnya. Prilly menyeka air matanya yang menggantung di pipi chubby-nya seakan berusaha mengurangi hisak tangisnya
"bukan dia yang beruntung, tapi aku" balas prilly.
"bisa jadi. Mungkin mata naufal adalah penyebabnya membuatku tak hentinya menatapmu. Terkadang aku tersenyum sendiri saat melihat kau juga tersenyum"
prilly berusaha memberi sluet senyum di wajahnya, pikirannya mungkin bisa sama dengan apa yang di ucapkan oleh pria itu, sebab jika harus bertemu pandang, prilly sangat sulit memalingkan tatapannya serasa kedua mata varrel telah memberi magnet untuk gadis itu.
"ohya, kita balik yuk?" ajak varrel. Meski terasa berat prilly mengangguk seraya setuju. Gadis itu mengucapkan kata perpisahan sebelum pergi
prilly berusaha memberi sluet senyum di wajahnya, pikirannya mungkin bisa sama dengan apa yang di ucapkan oleh pria itu, sebab jika harus bertemu pandang, prilly sangat sulit memalingkan tatapannya serasa kedua mata varrel telah memberi magnet untuk gadis itu.
"ohya, kita balik yuk?" ajak varrel. Meski terasa berat prilly mengangguk seraya setuju. Gadis itu mengucapkan kata perpisahan sebelum pergi
"aku pergi ya? Lain kali aku akan kembali" ucapnya mengelus sekilas nisan di hadapannya. Ia pun bangkit dan berjalan di ikuti oleh varrel, akan tetapi pikirannya kembali teringat oleh sosok wanita yang sudah melahirkannya. Prilly berhenti melangkah lalu menoleh ke arah varrel
"bisahkan kita ke satu pemakaman lagi? Ada orang yang harus aku temui?" pintanya berharap pria di hadapannya mengabulkan keinginannya. Varrel mengerutkan jidatnya seraya bertanya akan pinta prilly, akan tetapi pria bertubuh jangkung itu tak ingin bertanya banyak, ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
Senyum kembali terukir di wajah prilly, ia berjalan belok untuk mencari hal yang ingin dia temui.
Senyum kembali terukir di wajah prilly, ia berjalan belok untuk mencari hal yang ingin dia temui.
" nah! Ini dia" serunya sambil sedikit berjongkok di sampin sebuah pemakaman.
"ini pemakaman siapa?" tanya varrel bingung
"ibu aku" jawab prilly. Ada rasa sesal saat varrel mendengar jawaban gadis itu. Tapi, mana varrel tau?
"ow. Aku turut berduka ya?" ucapnya pelan. Prilly hanya memberi senyum tipis lalu kembali fokus pada pemakaman ibunya.
******
seorang pria berjaz hitam turun dari mobil, ia melangkah ke arah belakang dan membuka pintu mobil sehingga turunlah seorang gadis cantik bersamaan dengan pria bertubuh jangkung yang tak lain adalah varrel.
"terimakasih ya? Aku selalu membuatmu repot" ucap prilly merasa tak enak hati kepada varrel. Pria itu yang telah menolongnya dan membuat rasa rindunya sedikit berkurang terhadap dua orang yang ia cintai, yang ia tak pernah bertemu pandang sejak 7 bulan yang lalu.
"sudah kewajiban. Ohya, jadi kau tinggal disini?"
prilly diam sejenak, ia merasa bingung harus menjawab apa
prilly diam sejenak, ia merasa bingung harus menjawab apa
"em.. Sebenarnya__"
"iya, dia tinggal di apartemen ini"
seketika pandangan varrel dan prilly tertuju pada sumber suara, ia mendapati seorang pria dengan beberapa bodyguard yang berdiri tepat di belakang.
seketika pandangan varrel dan prilly tertuju pada sumber suara, ia mendapati seorang pria dengan beberapa bodyguard yang berdiri tepat di belakang.
"ali?" seru varrel terkejut saat melihat ali
"rupanya kau ada bersama pria ini" ucap ali melirik ke arah varrel. Pria bertubuh jangkung itu masih merasa kebingunan melihat ali dan prilly yang seakan sudah kenal lama.
"a_aku bisa jelasin..."
"aku tidak butuh penjelasanmu" sela ali saat prilly belum usai melanjutkan ucapannya. Gadis itu kini merasa ketakutan saat melihat tatapan ali yang begitu tajam setajam pisau yang siap menusuknya (yaelah! Lebay)
"sekarang, ikut aku" ali langsung menarik kasar tangan prilly. Baru saja ali ingin membawa gadis itu, tiba-tiba saja varrel ikut menarik tangan prilly seakan tak membiarkan gadis itu di bawa oleh ali.
"lepaskan dia!!!" geram varrel.
Ali tersenyum getir tak melepas genggamannya dari tangan prilly
Ali tersenyum getir tak melepas genggamannya dari tangan prilly
"jangan ikut campur" cetus ali menatap geram varrel
"bukannya aku ingin ikut campur, tapi aku tidak suka jika kau memperlakukan dia dengan kasar" balas varrel tampa lepas dari tatan ali
"ini bukan urusanmu, jadi enyahlah!!" ali kembali menarik paksa tangan prilly dari varrel sehingga membuat gadis itu benar-benar terlepas dari genggaman varrel.
Sang bodyguard pun menghalangi pria bertubuh jangkung itu di saat ia melangkah ingin mengejar prilly.
Dengan amat sangat terpaksa varrel kembali ke dalam mobil miliknya dengan perasaan kesal karna sudah merasa gagal menyelamatkan prilly. Gadis polos yang tak seharusnya di kasari.
Sang bodyguard pun menghalangi pria bertubuh jangkung itu di saat ia melangkah ingin mengejar prilly.
Dengan amat sangat terpaksa varrel kembali ke dalam mobil miliknya dengan perasaan kesal karna sudah merasa gagal menyelamatkan prilly. Gadis polos yang tak seharusnya di kasari.
Jika ali benar-benar mencintai prilly tidak seharusnya ia bersikap sperti itu. Namun apa boleh buat? Sikap ali memang sangat pemarah, tetapi ada sebuah makna, bila cinta telah ada, hal yang mustahil pun akan menjadi kenyataan.
"kau tau kesalahanmu apa hem??" geram ali. Kini mereka berada di dalam apartemen miliknya yang bernomor 26
"maaf, kemarin__"
"kemarin apa? Kau berduaan bersama pria itu? Bermesraan. Gitu?" lagi-lagi ali menyela apa yang akan di ucapkan oleh prilly, rasa amarahnya benar-benar sangat memuncak saat melihat prilly bersama varrel.
"ohh. Atau jangan-jangan kalian berdua__"
"cukup!!!" selah prilly dengan cepat. Perkataan ali seakan telah menuduhnya sperti wanita murahan.
"kau pikir aku wanita murahan hem? Aku dan varrel sama skali tidak ngapa-ngapain. Kau paham??? Aku capek li. Aku capek tiap saat kau perlakukan dengan kasar, aku tau aku hanyalah gadis biasa yang bisa tiap hari kau kasari. Tapi aku juga punya kesabaran. Dan menurutku kau dan varrel sangat berbeda" prilly benar-benar merasa tak tahan dengan sikap ali kali ini, dengan dorongan ia pun akhirnya berhasil melawan ali meskipun ia tau pada akhirnya ali akan bersikap lebih kasar terhadapnya.
"kau.. Berani.. Membentakku?" ucap ali terbata-bata karna baru kali ini ada seorang gadis yang membentaknya.
"iya? Kenapa? Kau pernah bilang kau mencintaiku? Apa ini yang namanya cinta?"
deg...
Ali terdiam, ia tak tau harus menjawab apa lagi. Prilly berhasil membuat pria itu skak mat dalam tingkahnya sendiri. Jika di cerna dalam-dalam perkataan prilly ada betulnya.
Ali terdiam, ia tak tau harus menjawab apa lagi. Prilly berhasil membuat pria itu skak mat dalam tingkahnya sendiri. Jika di cerna dalam-dalam perkataan prilly ada betulnya.
"kenapa? Kau diam? Kau tak...."
seketika ucapan prilly terhenti. sebuah benda lunak menempel di bibirnya. Dalam seketika gadis itu tercekang hebat mendapati ali menciumnya. Namun ciuman kali ini berbeda, ali tak lagi melakukan hal itu dengan kasar.
Dalam beberapa detik, ali melepas ciumannya lalu memeluk erat tubuh prilly seraya menyalurkan semua rasa yang ada dalam hatinya.
seketika ucapan prilly terhenti. sebuah benda lunak menempel di bibirnya. Dalam seketika gadis itu tercekang hebat mendapati ali menciumnya. Namun ciuman kali ini berbeda, ali tak lagi melakukan hal itu dengan kasar.
Dalam beberapa detik, ali melepas ciumannya lalu memeluk erat tubuh prilly seraya menyalurkan semua rasa yang ada dalam hatinya.
"maafkan aku. Maaf karna perbuatanku sangat keterlaluan terhadapmu" sesal ali semakin mempererat pelukannya. Ada rasa nyaman dalam benak prilly, bahkan ia menikmati pelukan ali yang begitu dalam terhadapnya.
"aku merasa bingung dengan semua ini" prilly melepas pelukan ali lalu meninggalkannya begitu saja.
Ali hanya bisa menatap punggung prilly dari belakang sebelum gadis itu benar-benar masuk ke dalam kamar. ..
Ali hanya bisa menatap punggung prilly dari belakang sebelum gadis itu benar-benar masuk ke dalam kamar. ..
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar