Advertisement

Advertisement

Cerbung Prilly dan Aliando "Wanita Pilihan" Part 29


“Iya pah, tapi mama minta tolong bukan senghaja nyuruh nyuruh.” setelah cukup lama berdiam diri, akhirnya mama meliya pun angkat bicara.
“kamu denger kan li? minta tolong, bukan nyuruh.” Ujar Papa ferry kemudian pergi menuju kamarnya. Ia merasa sangat lelah, dan tidak mau berdebat perpanjangan.
“Pasti tante cuma alesan doang. ngaku aja deh tan, dari awal tante emang gak suka sama prill.” Aliando kekeh bahwa mama meliya memang senghaja menyuruh nyuruh prilly agar terlambat ke sekolahan.
“Ini semua gara gara kamu!
kamu senghaja kan prill, ngadu yang gak gak sama ali. Kamu benci sama saya? tapi gak usah fitnah juga dong. kan saya cuma minta tolong.
“meliya, sebaiknya kamu jangan salahin prilly dulu. mungkin prilly cuma mau jujur aja.” sahut bunda alia.
“kenapa salahin prilly? dia cuma jawab pertanyaan aku. lagian dia bilang juga tante cuma minta tolong. AKU! aku yang menyimpulkan kalau tante emang senghaja.” Sambung aliando.
“Ali bener. kalau emang mama cuma minta tolong, kenapa gak ke brandon aja? pasti mama gak mau brandon telat kan? kalaupun mama cuma minta tolong, pasti bisa nanti - nanti. kan mama tau pada saat itu waktunya bener bener mepet. kenapa mama tetep kekeh mau prilly yang ngerjain nya?” setelah berfikir fikir akhirnya brandon mendapatkan kesimpulan.
“ah terserah kalian deh. percuma, otak kalian udah di cuci sama anak gak jelas ini.” karena merasa sudah terpojokan, mama meliya memutuskan untuk menghentikan atau mengakhiri topik pembicaraan dengan pergi dari hadapan bunda alia, brandon, prilly dan aliando.
“Ali, harusnya lo gak boleh negur tante meli. lo kan gak tau niat tante meli gimana. nyesel tau gak jujur sama lo. gue bilang juga kan tante meli cuma minta tolong.” ujar prilly.
“Ya ampun, prill. gue belain juga bukan nya terimakasih malah marah marah. lagian emang lo tau niat dia ape? kalau ternyata di mulut minta tolong, tapi dalem hati senghaja nyuruh nyuruh gimana? dasar lo ya.” Jawab aliando, lalu pergi meninggalkan tempat Prilly berdiri bersama bunda alia dan brandon. Aliando masih sedikit terbawa emosi.
“Prilly, maafin mama aku yaa.” Brandon merasa tidak enak karena semua ini perbuatan buruk sang mama.
Prilly menjawab nya dengan senyuman sambil menganggukan kepala dalam arti ia memaafkan.
“Bunda alia, aku minta maaf karena udah sering bikin keributan disini.” dengan wajah sendu karena bersalah, prilly memintaaf. ia merasa bahwa semua yang terjadi di rumah ini adalah salah nya.
“bukan salah kamu kok sayang. gih kamu masuk, kamar.” Bunda alia mengusap rambut prilly prilly sekilas.
oOo
keesokan hari nya~
Adelia, Michael, Prilly dan aliando keluar dari satu mobil yang sama. Mobil milik aliando yang berhenti di lapangan parkiran yang tersedia di sekolahan.
Prilly meminta aliando untuk berangkat bersama sama dengan adelia dan michael, maka dari itu sebelum aliando kesekolah ia menjemput saudara dan perempuan yang sedang dekat dengan suadara nya itu.
Prilly berjalan di belakang Aliando karena ia sempat berhenti untuk mengecek buku buku pelajaran yang ia takutkan ada yang tertinggal.
Aliando berhenti secara mendadak, alhasil Prilly menubruk tubuh aliando dari belakang dan terjatuh.
“Aduhhh.”
mendengar rintihan kecil, refleks adelia dan michael menolehkan kepala nya kearah sumber suara rintihan yang berasal dari mulut Prilly.
“Ya ampun gasp emotikon ”Adelia terbelalak kaget melihat prilly terjatuh dibelakang aliando.
“Kaya ada suara pacman emotikon ” aliando melihat kesegala arah untuk mencari suara rintihan.
“Wooooooy.” Prilly memukul betis aliando dariarah belakang. Spontant
Aliando pun membalikan badan nya kebelakang.
“Lah prilly, ngapalo ngejomprak di sana? pacman emotikon ”
“Waah tegaa lo Bang sama Doi sendiri pacman emotikon .” Michael
dan adelia membantu prilly untuk segera bangkit dari jatuh nya.
“Lo gimana sih, berhenti nya mendadak sih, prilly jadi jatoh kan.” Protes adelia.
“Eghh. Sompreet lo ya. Jatoh kan gue jadi nya.” Kesal prilly sampai sempat memukul pelan bahu aliando.
“hahaha, maaf maaaf.” Aliando sedikit membungkukkan tubuh nya lalu membersihkan rok prilly yang kotor karena menduduki tanah saat jatuh.
“maaf maaf colonthree emotikon.” mulut prilly berkumat kamit meniru ucapan aliando tadi.
“hahahaa, maaf sih. udah sini ayo gue gendong.” Aliando kembali berbalik membelakangin prilly. ia Jongkok di hadapan prilly.
“Nah gitu dong. haha” Prilly naik ke punggung aliando, lalu melingkar kan tangan nya di leher aliando agar tidak jatuh.
“Aduh berat cooy.
Mike, bantuin gue.” Aliando mengulurkan sebelah tangan yang kemudian di raih oleh Michael.
Aliando pun berdiri dengan susah payah sambil berpegangan ke tangan michael, setelah berdiri aliando menarik tangan nya kembali dan memegang kedua kaki prilly.
Aliando berjalan ke lorong sekolahan sembari menggendong prilly.
“lo mau gue gendong juga gak? sini ayo.” Michael membelakangi adelia lalu jongkok di hadapan nya.
Adelia menempelkan Jari telunjuk di Bibir nya sendiri, meminta pada siswa/i untuk tidak berisik atau memberitahu bahwa Adelia akan meninggalkan michael. Yaa, Adelia Perlahan mundur beberapa langkah.
“eh sebentar ya,tali sepatu gua lepas.” Michael sedikit menundukan kepalanya,tangan nya bergerak mengikat tali sepatu nya yang lepas.
ketika Michael sedang membenarkan tali sepatu, Adelia segera lari ke lorong sekolahan meninggalkan michael.
“Ay—” michael menghentikan ucapan nya sendiri saat menengok kebelakang, dan pandangan nya tidak menemukan sosok adelia.
“Lah, mana calon pacar gue.” Michael melihat kearah kanan dan kiri, mencari keberadaan adelia.
“Udah penuh tuh. hahaha. ” Michael ditertawakan oleh beberapa siswi yang melintasi tempat michael jongkok.
Michael langsung berdiri karena di kira membuang air besar.
sementara itu Brandon berdiri tepat di depan ruangan perpustakaan.
Brandon diam di tempat memandangi sebuah pemandangan yang membuat dada nya sesak, Yaitu dimana Aliando tengah menggendong
prilly sampai tiba didepan pintu kelas.
Brandon hanya bisa diam saja melihat adegan yang menjadi perhatian banyak orang itu.
“ekhem..”
Brandon membuyarkan tatapan nya lalu menoleh ke arah seseorang yang berdehem (?).
“Cerel.” Brandon memekik melihat cerelia yang kini berdiri di samping nya.
“cuma ini yang bisa lo lakuin?”
Cerelia tersenyum meremehkan Brandon.
“maksud nya?” brandon bingung menanggapi ucapan cerelia pada nya.
“gue tau lo envy, iya kan? terus kenapa lo cuma bisa diem ?”
“ Cinta itu bukan memaksa seseorang yang kita cinta, untuk mencintai kita. kadang kita harus mengalah demi kebahagiaan seseorang yang kita cinta.” Jawab brandon dengan tenang sambil memasukan tangan nya ke dalam saku celana.
“Aduh cupu banget sih lo. harusnya lo lakuin apapun buat dapetin cinta lo. Harus berjuang. gimana sih lo. gimana kalau kita kerja sama aja ? lo bisa dapetin prilly, dan gue Bisa dapetin al—”
“maaf gue gak tertarik.” Brandon memotong ucapan Cerelia. ia menolak ajakan dari cerelia. lalu melangkah meninggalkan Cerelia yang berdiri di depan Ruang perpustakaan.
“heeeh guee beluuum selesaai ngomoooong.” Cerelia berteriak sekerasnya.
Brandon mendengar teriakan itu, namun ia tidak memperdulikan dan tetap berjalan menuju kelasnya.
“harusnya lo ngelakuin apapun buat dapetin cinta lo. harus berjuang.” Tiba tiba saja kata kata yang Keluar dari mulut cerelia, mengiang ngiang di indra pendengaran milik Brandon.
oOo
~ SKIP ~
Sekitar pukul jam 3 sore.
Aliando masuk ke dalam rumah mewah nya usai mengantarkan prilly yang memutuskan untuk langsung ke cafe tempat bekerja, sepulang dari sekolahan.
‘Kringgg kringggg. (?) ’
Aliando belum sempat duduk di sofa untuk melepas sepatu nya, ia berjalan ke arah tempat telpon rumah yang berbunyi (bertanda) ada telpon masuk.
Aliando menekan salah satu tombol untuk mengangkat telpon nya.
“Hallo?” Aliando menempelkan telpon ke telinga nya.
“Ini majikan prilly ya? prilly nya ada? saya kakak nya.” tanya seseorang yang menelpon ke nomer telpon rumah.
“Iya bener. saya majikan nya. prilly lagi gak ada di rumah.” Aliando berharap jawaban nya ini tidak salah. Ia takut prilly marah jika aliando menjawab bahwa aliando mantan majikan nya. karena jika begitu, pasti orang orang dikampung akan tau jika prilly di pecat dari pekerjaan sebelum nya.
“Kira kira kemana yaa? saya ada urusan” (kakak prilly)
“Emm, mending gini aja tulis nomer hp saya terus telpon lagi ke nomer hp saya.” [Aliando]
“Oh iyaudah, berapa nomer nya?” [Kakak prilly]
“08×××××××××× ” Aliando menyebutkan sau persatu (angka) nomer ponsel genggam nya itu.
“Terimakasih yaa.”
“iyaa.”
Aliando mematikan telpon tersebut lalu meletakkan telpon nya di tempat semula.
Lalu aliando Berjalan cepat untuk pergi menemui Prilly.
“Ali, mau kemanaa?” Bunda alia sedikit teriak. dan bertanya pada aliando yang sudah pergi keluar dari rumah nya, padahal aliando baru pulang dari sekolah.
“Kesini dulu sebentaaaar.” Aliando menjawab nya dengan berteriak. dan masuk ke dalam mobil.
oOo
Setiba nya di Cafe, Aliando langsung masuk ke dalam cafe tersebut dan menghampiri prilly yang sedang mengantarkan pesanan ke salah satu meja pelanggan.
“Prill, ikut gue dulu cepet.”
“Bentar.” Prilly meletakkan gelas berisi minuman dan piring makanan di atas meja tersebut.
“ada apa sih?” tanya Prilly.
tanpa menjawab Pertanyaan dari prilly. aliando langsung menarik pelan tangan Prilly, dan membawa nya keluar dari cafe milik adelia.
Aliando berhenti didepan pintu cafe itu, lalu menyodorkan ponsel milik nya ke hadapan Prilly.
“apaan?” prilly semakin bingung dan tak mengerti dengan apa yang di maksud kan oleh Aliando.
“Tadi, kakak lo telpon. tapi karena gue masih diperjalanan jadi gue gak angkat deh. mending lo telpon balik.”
“kakak? ada apa dia nelpon.” Prilly bergum pelan.
Ia mengambil ponsel dari tangan aliando, lalu menatap layar ponsel yang menampakkan nomer telpon sang kakak perempuan nya.
Prilly menghubungi nomer tersebut lewat ponsel genggam yang di miliki oleh aliando.
Selang benerapa detik kemudian, kakak prilly pun mengangkat telpon yang menghubungi nya.
[ Via telpon ]
“hallo kak? ada apa?” Tanya Pilly.
“Ini kakek neng. neng cepet pulang ke.. pung.. na.. bun... kit... pa... tan.. ya.—”
“Hallo? kakek, apa apa? gak jelas kek.
coba ulangin lagi.” prilly nampak panik karena tidak bisa mendengar jelas ucapan sang kakek yang bicara lewat ponsel milik sang kakak prilly.
“...mu ...pet... pu... na.. ..nda
..Sa... rah..”
“Kakek, sumpah gak kedengeran jelas. ada apa kek? kenapa”
‘Tutt...tutt...tuttt’
Tiba tiba saja telpon nya teputus secara mendadak.
Prilly mengembalikan ponsel nya pada Aliando.
“Ada apa?” Tanya aliando dengan wajah penasaran.
Prilly mengangkat kedua bahu nya dalam arti tidak tahu.
“Soalnya gak kedengeran jelas.” Ujar prilly.
“Mungkin sinyal di sana jelek. jadi nya gak jelas.”
“Duh, ada apa ya? kok tiba tiba perasaan gue gak enak.” Prilly kini di landa Rasa gelisah. entah mengapa perasaan nya berkata ada yang tidak beres. prilly sangat takut ada sesuatu yang terjadi pada keluarga nya atau salah satu anggota keluarga nya yang ada di kampung.
“............”

Bersambung...

Tag:

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas