Advertisement

Advertisement

Cerbung Aliando Prilly "Ketika Cinta Harus Memilih" Part 1



CINTA!
.
.
Kadang sulit dimengerti.. Cinta menjabarkan banyak rasa ketika sudah diserang Virus CINTA!
.
.
Author
Sakit!
.
Perih!
.
Sesak!
.
Semuanya bercampur jadi satu, harapan itu seketika pupus!
Siapa yang mengingin kan kenyataan paling buruk dalam hidup nya seperti ini?! Kurasa tidak ada yang mau!
Awal yang indah, __sekarang semua sirna tertelan oleh kenyataan pahit yang menghadang didepan mata.!
Ini semua seakan mematikan seluruh fungsi kinerja otak!
Mematikan seluruh fungsi persendian!
Hatinya serasa dihantam ribuan anak panah dengan luka yang tak terlukiskan sakitnya...!
Apa yang akan kalian lakukan jika semua ini terjadi? Sanggup kah kalian tersenyum? Tertawa bahkan tertidur sangat lelap?
Wanita ini--wanita yang baru saja berbahagia karena telah mendapat kan segala impian nya menikah dengan Pria yang sangat ia cintai, tapi kini harus pupus ketika awal kebahagiaan ini baru dimulai.
Semua berawal dari ambisi nya yang ingin tau tempat tinggal Suami nya itu.
Yap, wanita bernama Prilly ini seminggu yang lalu pergi ke Ibukota untuk melihat tempat tinggal Suami nya.
Padahal Suami nya--Aliando sudah melarang agar Prilly tak pergi kesana.
Karena ego nya sedikit tinggi, _Prilly akhirnya menelan pil pahit.
Semua dunia seakan jatuh menimpa kepalanya, rasa remuk redam kepingan kecil hati miliknya.
Ketika tau...ketika mendengar...kalau,__Suami nya telah Ber'Istri..
Shock!
Itulah yang Prilly rasakan saat ini,_apalagi ketika tahu kalau dirinya adalah Istri kedua dari Aliando Syarief si CEO muda dengan sejuta pesona itu.
**
Prilly terpekur sambil bersandar diheadboard kingsize empuk dihotel tempat nya menginap.
Pikiran nya menerawang jauh entah kemana. Memikir kan nasib nya. Kenapa dia harus jadi yang....kedua?
Apa anggapan orang lain kalau tahu tentang hal ini. Mungkin dirinya akan dicap sebagai gadis murahan perebut suami orang, perusak kebahagiaan rumah tangga orang lain.
Dan mungkin__orangtua nya akan menanggung malu atas perbuatan dirinya.
`ddrrrrttt...drttt...`
Ponsel Prilly bergetar dengan iringan nada dering dari salah satu band favorit nya. Dia segera melihat Id pemanggil yang bernari-nari dilayar toch scren miliknya ituu sambil menghembuskan nafas panjang.
“Hallo..“ Suara Prilly terdengar lesu, lemah tak bergairah.
`Hallo, Prilly kamu dimana? Kenapa tadi nggak aktif?` suara diseberang sana terdengar memberondong dengan nada cemas.
Prilly menghelas nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan dari orang yang kini memenuhi relung hatinya.
“Aku baik-baik saja., tak perlu khawatir.. Sudah ya Mas aku capek pengen istirahat.. Assalamu'alaikum..“
`klik!`
Prilly memutuskan sambungan telpon nya sebelum suara diseberang sana membalas ucapan salam nya.
Dia segera menon'aktifkan ponsel nya dan berbaring diatas tempat tidur.
Perasaan sesak tiba-tiba menelusup dalam relung hatinya yang semula bahagia, kini sirna sudah ditelan oleh rasa sakit yang mendera.
Inikah jawaban dan ikhtiar nya selama ini? Menikah dengan suami orang? Kenapa dia tak tahu sebelum nya?
Prilly memejamkan matanya rapat-rapat sehingga buliran bening meluncur indah dari pipi mulusnya yang sedikit chubby itu.
Kenapa harus dirinya?!
Berpuluh kali pertanyaan itu memenuhi benaknya, serasa berat menjalani hari esok.
“Kenapa? Kenapa dia nggak jujur? Hiks hiks..“ Prilly terisak sambil menekan dadanya kuat-kuat.
Rasanya sulit pulang membawa sejuta luka yang menggores hatinya.
**
Taksi yang ditumpangi Prilly berhenti didepan sebuah rumah besar yang keseluruhan bangunan nya terbuat dari kayu ulin atau sering juga disebut kayu besi tersebut.
Setelah membayar taksi, Prilly buru-buru mengetuk rumah orangtua nya itu dan mengucap salam dengan lembut.
Ibu Prilly menyambut Putri nya itu dengan penuh suka cita, ya walau pun Prilly hanya pergi beberapa malam saja, tapi mereka sangat merindukan.
“Prilly ke kamar ya Bu..“
“Iya.. Istirahat dulu, jangan lupa sholat Dzuhur ya nak..“ Prilly mengangguk sambil berlalu menuju kamar nya yang sudah ia tempati sedari dia kecil itu.
.
.
.
•••
Setelah menunaikan kewajiban nya sebagai seorang umat Muslim, wanita cantik bertubuh mungil ini segera membantu sang Ibu memasak didapur, menata makanan diatas meja dan memanggil seluruh anggota keluarga nya untuk makan.



“Prill.. Ali mana ?“ Aryani yang merupakan kakak tertua Prilly bertanya pada adik bungsu nya itu.
“Belum pulang kak, masih ada kerjaan di Jakarta..“ Prilly tersenyum agak kikuk, entahlah dia tidak tahu apa yang akan terjadi kalau sampai keluarga nya tahu hal yang sebenarnya.
“Owh.. Kamu beruntung lho dek dapat suami CEO gitu, mana ganteng lagi..“
“Bener tuh..“ Pujian-demi pujian meluncur dari mulut kakak-kakak Prilly.
Sedang dia--? Wanita itu hanya bisa mengukir senyum diatas luka hatinya.
Menguatkan hatinya ketika bersama keluarga nya, dia tak mungkin memupuskan harapan keluarga nya yang ingin dirinya hidup bahagia. Apalagi dirinya merupakan pengantin baru.


Seminggu kemudian Prilly memutuskan pindah ke Apartemen yang baru dia beli dari uang tabungan nya, cukup sederhana. Tanpa sepengethauan Ali yang ketika itu belum kembali dari Jakarta.
Prilly menempatkan dirinya pada tempat yang jauh dari keluarganya agar bisa menenangkan hatinya yang semakin hari semakin berombak oleh rasa sakit yang mendera.
Setelah membereskan barang-barang nya, Prilly segera merebahkan tubuh mungil nya diatas matras yang tak terlalu besar namun lumayan empuk.
Pikiran nya semakin hari semakin kalut, apalagi setiap Ali menelpon selalu beralasan masih ada pekerjaan yang belum diselesaikan.
Tentu saja pekerjaan itu adalah keluarganya. `Istri`-- terutama!
Hari-hari Prilly berlalu begitu saja, tanpa melewati dengan rasa sakit dihatinya. Ingin sekali dia marah, tapi pada siapa? Tak pantas jika marah kepada Ali, _karena menurutnya dia sendirilah yang salah tak pernah menyelidiki terlebih dahulu status Ali ketika itu.
Seharus nya dia tahu kalau seorang CEO seperti Ali pasti sudah mempunyai Istri.


Hening!

Prilly asyik dengan makan malam nya itu, ya walau pun sebenarnya dia tak mampu menelan buliran-buliran nasi yang ia makan.
.
“Kamu kenapa Prill? Dari tadi Mas perhatiin kok seperti gak selera makan gitu?“ Prilly tersenyum dengan paksa ketika suara bariton suami nya membuat ia tersadar.
Ali memang sudah pulang tadi pagi, dan dia cukup marah ketika tahu Prilly membeli Apartemen tanpa sepengetahuan nya, apalagi dengan uang nya sendiri dan membeli Apartemen yang kecil.
“Nggak apa-apa Mas.. Maaf aku udah kenyang, aku duluan ya Mas..“ Prilly buru-buru menyelasikan makanan nya yang masih terlihat utuh itu, hatinya tak karuan kalau melihat apalagi bertatapan dengan Suami nya itu.
Sedangkan Ali hanya bisa menggeleng pelan melihat sikap Prilly yang tak biasa.
Ali juga segera beranjak menyusul Prilly, karena sedari dia datang sikap Prilly sangat aneh dan terkesan menghindar.
Ali melihat Prilly sudah tertidur diatas kasur, wajahnya terlihat sedikit sembab.
Apa dia menangis? Batin Ali terasa nyeri kalau benar dugaan nya itu.
“Met tidur sayang..cups..“ Satu kecupan mendarat dikening Prilly.
Ali melepas sepatu dan pakaian nya, berganti dengan piyama tidur berwarna biru gelap. Lelaki tampan itu segera merebahkan tubuhnya disamping Prilly, menyelami alam mimpi nya karena dia sangat lelah.
Prilly membuka matanya perlahan, karena sedari tadi dia tidak tidur, hanya saja dia tak mampu kalau harus ngobrol dengan Suami nya.
Bayangan dan suara perempuan yang ia temui kemarin saat ke Jakarta terus terngiang ditelinga nya.
FlashBack On
.
.
“Maaf cari siapa mbak?” Tanya seorang wanita yang terlihat sangat modis cara berpakaian nya, kulit putih dengan tubuh tinggi semampai.
“Emm.. Mbak ini siapa? Saya ingin bertemu pemilik rumah ini mbak?“ Tanya Prilly dengan senyuman ramahnya.
“Saya sendiri pemilik rumah ini..“ Jawab Wanita itu.
“Mbak siapa nya Aliando Syarief?“ Tanya nya lagi penasaran, rasa was-was mulai menyerangnya.
“Saya Istri nya Mbak!“
.
`DEG!`
.
Bagai dihantam ribuan ton gunung batu diatas kepalanya, Prilly merasakan sesak luar biasa! Sakit yang ter'amat nyeri!
Sekujur tubuh nya terasa kaku!
FLASHBACK OFF
.
Prilly menggigit bibir bawahnya agar isyakan nya tak terdengar oleh Ali.
Hatinya benar-benar sakit!
Sangat sulit memejamkan mata dengan luka hati yang semakin terasa perih.
BERSAMBUNG

Tag: ,

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas