Sebelum tidur aku menuju balkon sejenak mengingat apa yang baru saja terjadi padaku. Aneh, memang sungguh aneh. Kenal belum sampai 24 jam uda jadian?
Aku hanya senyam senyum mengingatnya hingga seseorang berdiri di dekatku.
"Uda nglamun senyum2 lagi, kayak orang kehabisan obat aja." Ucap Ali yang tiba2 muncul di sampingku.
"Maksud kamu aku gila gitu?"
"Hhh. Y enggak, mikirin apa sih?"
"Mikirin kamu tuh."
"Cie yang udah jago gombal, yaudah sana gih tidur, uda malem."
"Iya ntar dulu deh."
"Gak usah bandel, atau perlu aku gendong ke kamar?"
"Iya2 bawel."
Aku hanya senyam senyum mengingatnya hingga seseorang berdiri di dekatku.
"Uda nglamun senyum2 lagi, kayak orang kehabisan obat aja." Ucap Ali yang tiba2 muncul di sampingku.
"Maksud kamu aku gila gitu?"
"Hhh. Y enggak, mikirin apa sih?"
"Mikirin kamu tuh."
"Cie yang udah jago gombal, yaudah sana gih tidur, uda malem."
"Iya ntar dulu deh."
"Gak usah bandel, atau perlu aku gendong ke kamar?"
"Iya2 bawel."
Aku pun langsung menuju kamar. Sebelum tidur aku masih saja kepikiran hal yang sama. Ku amati cincin pemberian Ali tadi. Ah bodohlah uda ngantuk juga.
---^^^---
Sahur pun tiba. Semua sudah kumpul di ruang makan, termasuk aku dan Ali.
Saat makan tiba2 Umi terfokus pada cincinku dan punya Ali.
"Bi, kayaknya misi kita kalah cepet deh." Ucap umi pada abi yang aku sendiri tidak tau maksudnya.
"Misi yang mana mi?" Ucap Abi yang sepertinya juga belum mengerti yang dikatakan umi.
"Itu, misi kita dengan mas Rizal sma mbk Ully."
Lhah kok bawa mamah sama papah sih.
"Maksudnya kalah cepet gimana sih mi?" Tanya Abi lagi.
"Lihat tuh si manis uda pake hollahop."
"Iya tuh."
Saat makan tiba2 Umi terfokus pada cincinku dan punya Ali.
"Bi, kayaknya misi kita kalah cepet deh." Ucap umi pada abi yang aku sendiri tidak tau maksudnya.
"Misi yang mana mi?" Ucap Abi yang sepertinya juga belum mengerti yang dikatakan umi.
"Itu, misi kita dengan mas Rizal sma mbk Ully."
Lhah kok bawa mamah sama papah sih.
"Maksudnya kalah cepet gimana sih mi?" Tanya Abi lagi.
"Lihat tuh si manis uda pake hollahop."
"Iya tuh."
Aku dan Ali hanya saling pandang tak tau apa tang di maksud Abi sama Umi.
"Gini Prill maaf yah sebenarnya Abi, Umi, Papah kmu, sma Mamah kamu itu sepakat mau ngejodohin kamu sama Ali. Eh ternyata jari manis kalian udah ada iketnya tuh." Ucap umi panjang lebar. Yang hanya kita balas dengan anggukan faham.
"Eemmzz kalo gitu nanti Abi rundingkan sama papah kamu tanggal pernikahan kalian."
Mendengar ucapan Abi aku langsung terbatuk.
"Uhuk uhuk uhuk."
"Pelan2 makannya, nih minum dulu." Ucap Ali menyodorkan segelas air.
"Gak kecepetan Bi kalo nikah?" Tanyaku pada Abi.
"Lebih cepat lebih baik, ya gak Bi?" Timpal Ali sambil melahap makanannya.
"Ngebet banget sih kamu."
"Bodoh amat."
"Kira2 2 atau 3 bulan lagi." Ucap Abi tiba2.
Lagi2 aku terbatuk mendengar ucapan Abi.
"Prilly, makannya pelan2 nanti keselek." Ucap Ali menyodorkan Air lagi. Yah mau gak mau, siap gak siap itu takdir.
"Gini Prill maaf yah sebenarnya Abi, Umi, Papah kmu, sma Mamah kamu itu sepakat mau ngejodohin kamu sama Ali. Eh ternyata jari manis kalian udah ada iketnya tuh." Ucap umi panjang lebar. Yang hanya kita balas dengan anggukan faham.
"Eemmzz kalo gitu nanti Abi rundingkan sama papah kamu tanggal pernikahan kalian."
Mendengar ucapan Abi aku langsung terbatuk.
"Uhuk uhuk uhuk."
"Pelan2 makannya, nih minum dulu." Ucap Ali menyodorkan segelas air.
"Gak kecepetan Bi kalo nikah?" Tanyaku pada Abi.
"Lebih cepat lebih baik, ya gak Bi?" Timpal Ali sambil melahap makanannya.
"Ngebet banget sih kamu."
"Bodoh amat."
"Kira2 2 atau 3 bulan lagi." Ucap Abi tiba2.
Lagi2 aku terbatuk mendengar ucapan Abi.
"Prilly, makannya pelan2 nanti keselek." Ucap Ali menyodorkan Air lagi. Yah mau gak mau, siap gak siap itu takdir.
Kehidupan baruku akan segera dimulai.
* dalam sebuah hubungan tidaklah baik jika menunda acara penghalalan, kecuali mereka2 yang belum mengerti apa itu cinta sebenarnya *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar