Advertisement

Advertisement

Cerbung Horor Romantis dan Petualangan "Iqbaal dan Nama Kamu (NK)"

Denting suara lonceng bergema disetiap sudut gereja, sepasang kekasih yang saling menautkan tangan mereka, kini tengah mengucap janji untuk sehidup semati. Sang wanita mulai menangis saat janji sakral itu selesai diucapkan. Iqbaal-pun mengusap lembut air mata yang mengalir di pipi pasanganya.



BRAKK!! 
Gerombolan preman mendobrak pintu gereja. Salah seorang dari mereka memanggil pria itu sebagai penghianat yang telah membawa lari wanita bos mereka.
“Dia adalah wanitaku sejak awal.” Jawab Iqbaal. Si Wanita yang ketakutan pun bersembunyi dibalik punggung Iqbaal.
"Enak saja. Lo nggak bakal bisa rebut apa yang gue miliki. Termasuk wanita itu. Sebaiknya serahkan wanita itu jika lo nggak mau terjadi apa-apa." Teriak Boss premannya.
Boss tak mau banyak bicara, ia pun mengerahkan anak buahnya untuk menyerang Iqbaal.
Meskipun awalnya Iqbaal tak ragu untuk melawan mereka, tapi 1 lawan banyak bukan hal yang mudah. Iqbaal pun mulai babak belur dipukuli lawannya.
“Tidakk” teriak kekasih Iqbaal. Wanita itu di bawa oleh pasukan preman lainnya.
Teriakan itulah yang membuat Iqbaa mulai bangkit dan memukul lawannya satu persatu.
"Gue nggak bakalan nge-biarin apa yang telah gue punya lo ambil, Bajingan!" Teriak Iqbaal.
"Kita lihat saja. Mungkin lo bakal menang, atau gue yang bakal menang. Huh." Teriak Boss preman.
Bos tak habis pikir dia akan kalah, ia mengarahkan pistolnya kearah Iqbaal. 
DOR!! Tembakan itu tepat mengenai dada Iqbaal. Hening, perlahan mata Iqbaal mulai memberat dan menitikkan setetes air mata. Iqbaal terbangun dan bangkit dan berjalan menghampiri boss, dia merebut pistolnya.
“Gue tak mau mati! Ini bukan Hollywood, lo tahu. Apa ada orang mati dengan pistol di jaman sekarang?” teriak Iqbaal.
Ternyata semuanya tengah menjalani proses Syuting. Pemain lain bertanya–tanya dengan sikap Iqbaal yang menolak untuk mati. Iqbaal tak menanggapi dan berjalan menghampiri Produser.
“Apa yang lo lakukan? Akting mati telah ditentukan sejak awal.” ujar Produser.
“Gue berubah pikiran. Gue tak bisa mati seperti ini, apapun yang terjadi. Jadi tolong, perbaiki skripnya.” Pinta Iqbaal santai dan meninggalkan lokasi syuting.
"Hei! Iqbaal. Kemari lo! Tidak ada perbaikan dalam skripnya. Iqbaal! Argh!" Bentak Produsernya.
"Yasudah! Kalo tak mau!" Teriak Iqbaal sembari berjalan.
"Lo! Gue bersumpah bakal melenyapkanmu Iqbaal! Arghh!" 
.
CEO Namgoong datang ke lokasi syuting setelah mendengar keributan yang dibuat Iqbaal. Jang Kook Young segera menghampirinya. Gook Young memberitahukan kalau penulis skenario tak mau mengganti skripnya. Dia bahkan menyumpahi dan ingin melenyapkan Iqbaal.
"Astaga! Iqbaal ada saja kelakuannya!" Gumam Namgoong.
CEO Namgoong mendecit pusing apalagi melihat Produser sedang ngamuk. Ditambah kehadiran Jang Man Ok yang membacakan headline berita terkait Iqbaal di internet. CEO Namgoong menatap Man Ok dengan marah, “Dimana Iqbaal sekarang?!” teriak Namgoong.
*
Iqbaal kini tengah berdiri di koridor rumah sakit. Seorang dokter mengenalinya, “Iqbaal-shi?” 
Iqbaal menoleh dan mendapati dokter itu. Alis kiri iqbaal terangkat seolah menanyakan 'Ya?'
Iqbaal mengungkapkan keluhannya beberapa hari ini dimana ia tak bisa tidur dan ia merasa tak percaya akan semua hal yang dialaminya.
“Apa maksud anda?” tanya dokter.
Raut wajah Iqbaal berubah sendu, “Bahwa Gue punya penyakit yang sulit untuk diobati dengan teknologi pengobatan saat ini. Dan bahkan hanya Gue bertahan hidup kurang dari satu tahun. Dokter bahkan tak tahu bagaimana gue menjaga kesehatan tubuhku, kan? Gue bisa berlari 100 meter dalam 11 detik dan gue tak butuh waktu 30 menit untuk mendaki gunung Cheonggye. Gue tidur dengan baik, makan dengan baik. Dan Gue baik–baik saja, kecuali sakit kronis yang Gue derita.” jelas Iqbaal.
"Apakah diagnosa dokter itu benar, apa dokter tak salah dalam mendiagnosa?" Tanya Iqbaal.
"Apakah anda ingin saya merekomendasikan dokter lain untuk memeriksamu?" Tawar Dokter.
Iqbaal menahan air mata dan kesedihannya, seolah hidupnya memang benar – benar akan berakhir.
“Dokter tahu, apa yang akan terjadi kalau gue menolak untuk mati? Apa dokter bisa berkata akhir meskipun anda dokter? Bagaimana dokter tahu kalau gue akan mati? Kalau gue bilang, gue menolak mati, lalu apa yang akan terjadi?” tanya Iqbaal lemah.
*
CEO namgoong memohon pada Joon Young agar ia bersedia untuk melakukan adegan mati ini sekali saja. Iqbaal mendengarkan ocehan CEO Namgoong dalam diam.
“Gue akan pastikan kalau anda hanya mendapatkan skrip yang berakhir dengan bahagia. Jadi tolong, pertimbangkan sekali saja. Sekali saja!” Pinta Namgoong.
Joon Young tetap diam, perlahan air matanya pun mulai mengalir.
*****
Disisi lain, seorang wanita tengah melakukan pengintaian dan merekam penyelidikanya tentang pembuangan limbah oleh DL Industrial. Suara tangisan seseorang terus terdengar melalui alat komunikasi wanita itu. Dia, (Namakamu) bertemu dengan wanita yang tengah menangis itu.
“Apa ada yang mengejekmu dan mengataimu gendut? Cepat tulis semua namanya, gue akan mengakhiri mereka semua.” tanya (Namakamu).
"Tidak. Iqbaal meninggal, dia pemain yanv sangat bagus dalam memerankan peran apa saja." jawab Wanita itu.
(Namakamu) terdiam sejenak.
“Episode terakhir Eternal Love sudah berakhir, dan Pria itu tertembak.” Sambung teman (Namakamu). (Namakamu) yang tadinya sempat terkejut berubah kesal. Dia pun mengakhiri panggilannya.
Sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempat persembunyian (Namakamu), ada tiga orang yang mengangkut tangki berisi limbah. (Namakamu) merangkak di balik semak–semak meskipun saat ini hujan sangat lebat. Dia kembali memfokuskan kameranya.
“Dimana yang satu pergi? Bukannya tadi ada tiga orang?” tanya (Namakamu).
Kamera (Namakamu) terjatuh, (Namakamu) terkejut. Saat dirinya mendongak, seorang pria dengan wajah datar kini sedang menatapnya. Situasi sungguh mencekam, berasa film horror.
*
(Namakamu) tak bisa duduk tenang di tempat penyekapannya. (Namakamu) berteriak minta dikeluarkan dan menendang–nendang pintu tapi tak seorang-pun datang menemuinya.
“Kalau lo tak membukakan pintu sekarang, aku akan kencing disini. Teriak (Namakamu).
(Namakamu) bersiap mendobrak pintu dengan kursi namun tepat saat itu seorang pria menemuinya. Pria itu dengan santai berkata kalau diruangan itu juga ada toilet.
“Lo sudah membuang limbah secara ilegal dan Lo merampas barang milikku. Lo mencoba mengancam seorang warga negara tak bersalah. Apa lo berniat untuk melakukan pembunuhan juga?” tanya (Namakamu) dengan melipat kedua tangannya didepan dada.
Pria tadi tersenyum dengan ramah, dan menyuruh sekretarisnya untuk membawakan kamera milik (Namakamu). (Namakamu) mengecek kameranya. Dan ternyata rekaman yang tadi terhapus.
“Hei! Lo telah menghapus barang bukti yang sulit untuk kudapatkan.” teriak
“Wah, lo merekam sesuatu?” tanya Direktur Yang Joon Ho sok polos.
(Namakamu). tersenyum mengejek. “Tak apa–apa, gue sudah punya cukup materi untuk membuat pertunjukan. Lo dengan ilegal membuang limbah pada tanggal 3-10-18 bulan lalu. Dan 5-13-19 pada bulan ini. Jadi total ada 6 kali. Kalau lo tak ingin membunuhku, maka tunjukkan gue jalan keluar? Kalau gue telat kembali, maka staffku akan melaporkan kehilangan pada polisi.” jelas (Namakamu).
Direktur Yang mulai panik. "Apa yang lo sebenarnya inginkan?" Tanya Direktur. 
Direktur juga menyodorkan uang suap pada (Namakamu).
“Tolong jangan laporkan. Tolong, maafkan gue. Dan kalau lo merasa ini masih kurang, beritahu padaku.” pinta Direktur.
“Hei! Lo pikir Gue sangat bodoh? Lo pikir hidup itu sangat mudah, dan uang dapat mengatasi segalanya? Lo pikir aku bisa menutupi kebenaran dengan uang segini?!!” bentak (Namakamu).
Dan uang pun mengakhiri kisah pembuangan uang ilegal dan mengirimkan uang tersebut pada seseorang yang ia beri nama Dewa Kematian.
(Namakamu) menghubungi Dewa Kematian, “Gue sudah mengirimkan 4,95 juta won. Jadi aku hanya meminjam 32,25 juta won.”
*
Iqbaal menerima panggilan dari Pengacara Pyo saat ia sibuk berolah raga. Pengacara Pyo menanyakan tentang seberapa dalam dia harus mencari tahu tentang wanita yang Iqbaal cari.
“Dimana dia tinggal dan apa yang ia kerjakan. Apakah dia tinggal dirumahnya sendiri atau dia hanya menyewa. Berapa banyak uang yang dia punya. Dan apa dia masih kuliah. Apa dia sudah menikah atau belum..” menyebut kata menikah membuat Iqbaal terdiam sejenak, “Kalau dia menikah, pria seperti apa yang menikah dengannya.”
Pengacara Pyo mengerti, apakah ia harus membawa wanita itu jika dia sudah menemukannya?
Iqbaal menolak, dan jangan katakan kalau ia mencari keberadaanya. Pengacara Pyo paham, ia pun pamit dan mengakhiri panggilannya.
*
(Namakamu) kembali dari pekerjaannya, dia memasukkan selembar uang suap yang ia sisihkan ke kotak bantuan. (Namakamu) menghela nafas lelah dan melihat pantulan wajah Iqba di genangan air. Saat ia mendongak, ada wajah Iqbaal tersenyum di layar. 
Disana tertulis, 'Kau sudah bekerja keras hari ini, semangat!'
(Namakamu) tersenyum kecil menatap layar tersebut.
*
[Putar lagu Kisum&Seulong – Find The Differences]
Dirumah mewah miliknya, Anjing Iqbaal membangunkannya dari tidur lelap. Iqbaal memberikan makan untuk anjingnya. Dia menceramahi anjingnya yang hanya mau makan–makanan mahal. Kalau seandainya dia tak ada dan Gook Young merawatnya, maka dia tak akan mau membeli makanan anjing yang mahal.
Sambil memasak ramen, Iqbaal masih ngedumel agar anjingnya mau makan makanan manusia. Tapi anjingnya malah pergi, Iqbaal mendecit sebal.
“Enaknya...” ucap Iqbaal menyeruput mie buatannya. Tapi Iqbaal menghentikan acara sarapannya. 
“Ini karena gue keseringan makan ramen daripada makan asli makannya gue sakit." Ujar Iqbaal
Iqbaal memutuskan untuk mencari makan diluar.
*
(Namakamu) tengah mencuci piring dan dua anak kecil terus menganggunya dengan pistol mainan. (Namakamu) masih bersabar dan meminta anak itu untuk menggunakan kata–kata saat bermain, kalau menggunakan senjata itu tak baik.
Dua anak itu tak menggubris, mereka menusuki (Namakamu) terus menerus. (Namakamu) yang kesal pun merebut senjata mereka hingga keduanya menangis. Anak itu mengadu pada ibu kos sekaligus tante mereka, ia menunjuk (Namakamu) jahat pada mereka. (Namakamu) mengelak tapi Ibu Kos tetap memarahinya, dia akan menaikkan uang sewa (Namakamu) meskipun (Namakamu) sudah melakukan pekerjaan rumahnya.
(Namakamu) menawar tapi Ibu Kos tetap kekeuh, kalau memang tak mau, ia boleh pergi. (Namakamu) merengut, sekalipun ia ingin pergi tapi tak ada tempat untuk ia tempati.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas