Advertisement

Advertisement

Cerbung Pendidikan Petualangan Romantis "Iqbaal dan Nama Kamu (NK)"

Iqbaal menghentikan mobilnya diseberang restaurant, ia menatap seorang wanita paruh baya yang tengah membantu seorang pelanggan yang sakit perut. Ia memarahi pelanggannya seperti pada anak sendiri, dan menasehatinya agar makan dengan baik.
Iqbaal masuk ke restoran dengan pakaian tertutup dan kacamata lebar, ia duduk bangku seberang wanita tadi. “Gue ingin pesan seratus mangkok sup daging pedas.” ujar Iqbaal
Wanita itu hanya menatap Iqbaal dalam diam. Iqbaal pun menoleh. 



"apa lo pikir gue nggak bisa menghabiskan seratus mangkok sup daging pedas?" Tanya Iqbaal
“Kami tidak menjual sup daging pedas, tuan.” Jawabnya.
“Bagaimana bisa restoran yang khusus menjual sup daging pedas tak menjual sup daging pedas?” ujar Iqbaal
"Maaf tapi, kami tidak menjualnya. Silahkan cari toko lainnya." Ujarnya.
Wanita itu tetap menolak, terserah pemilik restoran mau menjualnya atau tidak. Kalau memang iqbaal ingin makan, maka dia bisa mencarinya di tempat lain. 
"Maaf tapi, gue nggak mau karena gue malas untuk pergi mencari ke tempat lain." Ujar Iqbaal santai
Wanita itu, Shin Young Ok kehilangan kesabaran dan membentak iqbaal. “Sudah ku katakan, kamu tak mau menjualnya padamu!”
Iqbaal sama kesalnya, ia membuka penutup kepala dan melepas kacamatanya. Ia meminta agar paling tidak Young Ok bisa menghidangkan nasi putih dan kimchi. Pelanggan lain menyadari kehadiran Iqbaal, mereka langsung mengambil gambarnya.
Seseorang datang sambil membawa kardus, ia terkejut dengan kehadiran Iqbaal dan meminta pelanggan lain berhenti mengambil foto Iqbaal.
"Tolong, jangan mengambil gambar disini." Teriaknya.
"Jung shik. Sebaiknya lo menuangkan garam di sini agar tempat ini suci kembali." ujar Young Ok kemudian pergi.
Iqbaal memberikan uang pada Jung Shik untuk bayaran 100 mangkok sup meskipun dia tak mendapatkannya. Jung Shik menerima uangnya dan menyuruh Iqbaal untuk datang besok dan besoknya lagi sampai Young Ok mau memberikan semangkok sup untuknya.
“CK... Ya.” Ucap Joon Young ngeloyor pergi. Tapi sesaat kemudian ia kembali lagi, dan duduk didepan meja pelanggan lain.
“Gue minta maaf, tapi bolehkah gur meminta satu sendok sup milikmu?”
*
(Namakamu) memijati punggung yang pegal setelah seharian bekerja. Ia berkhayal andai saja ada seseorang yang mau mengirim uang kepadanya. Dia hanya punya sisa uang 230000 won dikartunya padahal dia harus membantu pendidikan adiknya dan mengirimnya masuk ke perguruan tinggi. (Namakamu) mendesah.
TING!! Sebuah pesan masuk dan (Namakamu) membukanya dengan malas-malasan tapi seketika dia bangkit. 
Ia menerima pesan dari Bosnya, 
"Lo tak perlu datang untuk bekerja lagi! Perusahaan kita tak membutuhkan sampah sepertimu!" Isi Pesan tersebut
*
Jung Shik menghampiri Young Ok, ia menyurunya 
"Seharusnya lo tak terlalu keras pada Iqbaal . Bahkan Iqbaal sampai harus meminta satu sendok sup pada pelanggan lain. Selain itu, dia tetap putramu.”
“Itu tak seperti dia menjadi gelandangan.” Jawab Young Ok bersikap seolah tak perduli.
Jung Shik menganggap pemikiran Young Ok terlalu kolot. Sekarang, menjadi selebriti itu bukan hal yang dipandang rendah. Dan pendapatan Iqbaal juga jauh lebih tinggi dibanding hakim, seperti yang Young Ok paksakan pada Iqbaal.
“Young Ok, lo tak ada diposisi dimana lo bisa mengabaikannya. Apa yang akan lo lakukan jika dia mengabaikanmu juga? Seperti yang lo lakukan padanya?”
Young Ok menampok mulut Jung Shik dengan pengaduk bubur, Jung Shik telah membuat makanannya jadi buruk karena ludah Jung Shik.
*
Terpaksa, Iqbaal memakan ramen yang sudah ia masak tadi. Ia bertanya pada anjingnya. 
"Apakah harus kukatakan pada ibu kalau gue akan segera mati? Agar dia mau memberikanku sup daging pedas?
Iqbaal tersenyum miris sambil memakan mie dengan malas.
Gook Young datang dan langsung mengomeli Iqbaal yang tak mau melakukan dokumentasi. Iqbaal enteng, aku hanya tak ingin melakukannya.
“Hanya karena lo tak menginginkannya? Berhenti bicara omong kosong. Lo tahu berapa banyak uang dan pekerjaan yang menjadi taruhan disini? Selebriti lain berebut agar bisa punya kesempatan untuk melakukan syuting ini, dan lo....”
“Bagus. Jadikan satu diantara mereka melakukannya.” Asal Iqbaal.
“Apa lo murid SMP? Dua hari yang lalu lo bahkan tak mau syuting untuk ending drama dan membuat keributan untuk hal itu.”
Iqbaal menegaskan kalau ia tetap melakukan syuting untuk ending drama itu. Dan mulai sekarang, dia tak mau melakukan hal yang tak ia inginkan. Iqbaal menyelesaikan acara makannya dengan kesal lalu meninggalkan Gook Young.
*
PD SNU Production tengah melakukan rapat mendadak dan (Namakamu) datang dengan tergesa gesa. Kedua tangannya membawa minuman sesuai kesukaan masing–masing diantara mereka, ia memberikan minuman itu dengan bertingkah manis. Tapi PD SNU Production menanggapinya dengan tatapan sinis.
"Bukankah gue sudah mengirimkan pesan atas pemecatanmu, (Namakamu)?" Tegasnya
(Namakamu) mengalihkan pembicaraan lain dengan memberikan topik lain tentang kasus Kang In Pharmaceuticals. Tapi salah seorang Sunbae memotong perkataanya. 
“Mendapatkan uang sebanyak itu dari DL Industrial dan menutupi kasus pembuangan ilegal apa tak cukup untukmu?”
“Tidak, itu sudah cukup.” ujar (Namakamu) tersenyum manis.
"Gue nggak mendapatkan sebanyak apa yang kalian pikirkan. Gue rasa DL industrial juga telah berkontribusi di negara kalian." Lanjut (Namakamu)
CEO membentak No Eul yang tak punya intregritas dan jiwa tanggung jawab akan pekerjaanya. 
“YAAK!! Pergi lo sekarang, kembalikan semua uang yang lo dapat dari DL industrial sebelum gue melaporkanmu dan pergi jauh dari sini. Jangan kotori nama perusahaan kita lebih jauh, dan pergi dari sini!” bentak CEO
(Namakamu) menatap satu persatu rekan kerjanya tapi mereka semua memalingkan wajahnya. Ia menghela nafas dalam dan berdiri dari kursinya.
(Namakamu) berhenti sebelum meninggalkan ruang meeting.
“Tapi, bukankah lo juga menerima suap 100 atau 200 juta menutupi insiden dengan Menteri Han In Shik selama nominasi?”
“Hey.. hey.. apa lo kehilangan akal?” tanya CEO dengan gugup.
“Dan lo juga, Sunbae. Bukankah lo juga mendapat saham perusahaan dan sebuah mobil untuk menutupi skandal korupsi Yooil Auto’s supplier? Jadi tolong, berikan gue kesempatan. Kali ini saja.” ujar (Namakamu).
*
Setelah stress dengan situasi di kantornya, (Namakamu) berakhir mabuk di kedai. Dia menyumpahi rekan–rekannya yang ia anggap sebagai bajingan.
“Siapa.... siapa yang bajingan?” tanya Choi Ji tae
“Semua orang yang ada di planet ini.” jawab (Namakamu) mabuk.
Ji Tae marah pada sikap (Namakamu), baginya orang yang buruk adalah (Namakamu) sendiri. Orang yang menerima suap adalah orang yang buruk tapi kenapa (Namakamu) malah menyalahkan orang lain yang tak bersalah.
(Namakamu) membandingkannya dengan Sunbae dan CEO yang melakukan hal sama tapi mereka baik–baik saja.
Ji Tae malah merasa bersyukur karena pencuri yang mencuri dalam skala kecil lama kelamaan akan berani mencuri dalam skala besar. Jadi kalau (Namakamu) tak dipecat kali ini, maka nantinya dia juga akan menerima suap yang lebih besar.
Seorang pelayan menghampiri Ji Tae dan meminta ia untuk duduk. Ji Tae menolak, kali ini dia tak mau minum dengan seseorang seperti (Namakamu).
“Ahjussi” Teriak No Eul.
“Ya, jangan bermain denganya hari ini. Dia harus dihukum sedikit.” Ucap Pelayan itu, Kim Bong Sook.
"Hei! Diam!" (Namakamu) berteriak pada Bong Sook. Bong Sook memukul kepala (Namakamu), dia bahkan belum berperilaku baik tapi sudah berani teriak. Apa (Namakamu) pikir ibunya akan bangga disurga kalau tahu apa yang (Namakamu) lakukan.
Bong Sook pergi meninggalkan (Namakamu) begitu pula dengan Ji Tae. "Berkacalah pada piring dan renungkan perbuatanmu." Ujarnya
"Tolong! Piringmu mana! Bagaimana gue bercemin. Hah! Piringmu" rengek (Namakamu). Sedangkan Ji Tae yang berdiri didepan pintu kedai mendengar rengekan No Eul.
"Nak. Pulanglah hari sudah malam." Ujar Bong Sook. (Namakamu) menolak. Pokoknya (Namakamu) mau mati saja disana.
“Kenapa lo tak mau menunggu? Mati setelah gue, oke?” balas orang mabuk yang duduk semeja dengan Gook Young.
*
Produser Film Dokumenter mengumpat dan menjelek – jelekkan Iqbaal dan menganggapnya sebagai bajingan. Gook Young yang sudah lama bersama dengan Iqbàl tak terima kalau dia dikatai sebagai bajingan. Baginya Produser sudah kelewatan. Teman Produsen membela Produser yang sedang tak waras dan mabuk berat.
“gue tak mabuk. Bajingan Iqbaal, Dia pikir bisa semaunya karena dia seorang bintang top! Besar kepala karena seorang bintang Hallyu? Bisa mengubah kontrak seperti yang dia mau karena dia seorang bintang?” teriak Gook young. Dia kan sudah membayar uang penalti untuk pembatalan kontrak.
(Namakamu) rupanya masih mendengarkan perdebatan Gook Young dan yang lain. Apalagi saat melihat PD-nim menangis karena dia sudah berinvestasi besar untuk film dokumenter tersebut.
Sepertinya uang telah membuat (Namakamu) bergerak untuk menemui Gook Young dan yang lain. Dia menawarkan diri untuk bisa membujuk Iqbaal. Ia tahu tentang film dokumenter yang mereka biarakan.
“Siapa lo?” tanya Gook Young.
“Gue bekerja di dunia entertaiment juga. Gue dipecat setelah menerima suap untuk kelima kalinya.” Jelas (Namakamu) tanpa malu. Dia meyakinkan kalau dia akan membujuk Iqbaal.
“Apa lo kenal Iqbaal? Apa lo dekat dengannya?”
“Apa ada orang dinegeri ini yang tak mengenalnya?” jawaban (Namakamu) membuat Gook Young jadi tak percaya.
"Pergilah. Gue tak percaya jika lo bisa membuju Iqbaal untuk menerima kontrak ini lagi. Pergilah"
“Apa yang akan kalian lakukan kalau gue berhasil membujuknya?” tanya (Namakamu).
“Kalau gue bisa membujuknya untuk kalian, berikan gue pekerjaan sebagai PD dimanapun. Gue tak akan menerima suap dan akan bekerja dengan jujur kali ini. Sungguh, gue akan melakukannya! Mau tanda tangan kontrak untuk kalian sekarang?”
Rupanya sejak tadi Ji Tae tak benar–benar pergi, dia memperhatikan (Namakamu) dari kejauhan dan mendengar semua percakapan mereka.
*
Salah seorang Fans Iqbaal, Choi Ha Ru sedang ribut karena foto Iqbaal di club malam yang beredar diinternet sedang ramai dibicarakan. Ayah Ha Ru, Choi Hyun Joon bertanya apakah Ha Ru benar – benar sangat menyukai Iqbaal?
Ha Ru membenarkan bahkan dia mau kalau harus menikah dengannya. Hyun joon melihat wajah Iqbaal , baginya pria tampan tidak begitu baik apalagi pekerjaanya.
“Bukankah bukan salah dia untuk terlahir tampan? Maksud gue , apa yang bisa kita lakukan karena orang tuanya telah melahirkannya begitu tampan?” tanya pembantu mereka, Jang Jung Ha.
Hyung Joon sempat terdiam mendengar ucapan pembantunya tersebut.
Ibu Ha Ru datang, dan Ha Ru langsung berpura – pura pusing. Ia pun meminta izin untuk kembali ke kamar. Ibu haru khawatir melihat putrinya itu tapi Hyun Joon memeluk istrinya, ia memintanya untuk lebih mengkhawatirkan dirinya juga. Dokter sudah menyuruhnya untuk berhati – hati sejak pembengkakan livernya kembali meningkat.
“Fakta bahwa lo menjadi istriku masih membuatku tak percaya. Gue masih sangat bahagia dan bangga karena lo menjadi istriku.” Ucap Hyun Joon lembut.
*
Young Ok membersihkan daun bawang dan tanpa sengaja melihat wajah Hyun Joon yang termuat dalam koran, ia dinobatkan sebagai politisi favorite. Young Ok termenung menatap wajah Hyun Joon.
Bruk! Sampai suara benda jatuh menyadarkan ia dari lamunannya.
Jung Shik memunguti pecahan wajah dilantai, ia dengan gugup menjelaskan kalau dia tak akan memberikan makanan itu pada Iqbaal. Dia hanya.. hanya... akan memberikannya pada Gook Young.
Young diam. Ia sudah tahu pasti kalau semua makanan itu pasti akan diberikan pada Iqbaal. Jung Shik pun mendekati Young Ok.
“Sejujurnya, bolehkan gue memberikannya sedikit saja? Dia seorang yang pemilih hingga dia tak mau makanan buatan pembantu. Dan dia terus bilang kalau dia ingin makanan buatan ibunya. Ini membuat hatiku sakit hanya dengan memikirkan Iqbaal. Jadi, bagaimana bisa lo begitu dingin, meskipun dia putramu?”
“Maka lo ambil saja peran sebagai ibunya.” Ketus Young Ok sambil menampik mulut Jung Shik.
*
Iqbaal mematung saat melihat seseorang yang bertamu ke rumahnya. Dia (Namakamu) berbicara dengan sopan pada Iqbaal dan mengaku kalau dia bukanlah orang jahat ataupun stalkernya. Dia juga menunjukkan kartu ID miliknya.
Gook Young yang sedang berada dirumah Iqbaal terkejut melihat kedatangan (Namakamu).
“Gue bertemu dengannya saat minum – minum. Dia bilang kalau dia akan membujukmu untuk melakukan syuting film dokumenter. Dia pernah jadi PD tapi dipecat karena kasus penyuapan. Dia seperti penipu dan tampaknya dia agak gila.”
(Namakamu) berkata kalau dia tak gila. Dia berkata lewat kamera dan menyuruh Manager Oppa membantunya membujuk Iqbaal. (Namakamu) memberitahukan Iqbaal kalau Managernya sudah mengatai dia saat di kedai.
“Ayo kita bicara! Dan kalau lo merasa gue seperti psiko maka lo bisa menendangku pergi.”
“Tak usah dipikirkan, karena gue telah menendangmu sekarang juga!” ucap Iqbaal.
(Namakamu) memencet bel berkali kali hingga kesal, “YAAAKK.... IQBAAL!!”
(Namakamu) lelah mengetuk dan memencet bel. Saat ia berbalik, ia melihat ada CCTV terpasang disana dan tersenyum kecil.
Benar saja, Iqba yang sedang menonton TV melihat disudut layar ada (Namakamu) yang sibuk menunjukkan tulisan ke arah CCTV.
"Gue tahu kalau lo mungkin sedang menahan diri. Tolong pergunakan waktumu untuk melakukan apa yang lo butuhkan dan tolong hubungi gue kalau lo berubah pikiran."
*
(Namakamu) menanti sampai hari gelap dan ia kedinginan karena hari ini salju turun. Ia menelfon adiknya.
“Gue menyuruhmu untuk memfoto makan malammu, tapi kenapa lo tak melakukannya? Lo makan roti lagi, kan? Kenapa lo tak mendengarkan perintahku, lo bocah! Apa lo meremehkanku?”
(Namakamu) meninggalkan teras rumah iqbaal dan ia meninggalkan boneka salju yang bertuliskan, 'Gue akan kembali.'
Sedangkan Iqbaal menghabiskan waktu untuk merawat Pororo. Saat ia kembali ke kamar, ia mengecek CCTV dan (Namakamu) sudah pergi.
*
Keesokan paginya, Iqbaal menyiapkan peralatan untuk mendaki. Ia bergegas pergi tapi (Namakamu) tiba – tiba muncul dan menghadap mobilnya. (Namakamu) tanpa izin langsung masuk ke mobil Iqba dan menyapanya dengan ramah, “Selamat pagi.”
“Apa yang lo lakukan?” tanya Iqbaal dingin.
(Namakamu) mengatakan kalau ia sudah melakukan investigasi di fancafe Iqbaal. Mendaki dan bersepeda adalah salah satu hobinya saat dia punya masalah. Iqbaal menyuruh (Namakamu) untuk keluar atau ia yang akan menariknya. (Namakamu) tahu kalau Iqbaal pasti terganggu dengan adanya dia, tapi dia juga sedang terburu – buru.
(Namakamu) memasang sabuk pengaman. Iqbaal kembali menyuruhnya keluar dalam hitungan ketiga.
“Satu.”
“Tolong berhenti mengabaikanku. Tolong syuting lah film dokumenter, Tuan Iqbaal.”
“Dua.”
“gue akan melakukan photoshop yang menakjubkan padamu. Semua pori – porimu juga akan hilang.”
“Tiga.”
Iqbaal melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. (Namakamu) yang duduk disamping terus menjerit sambil berpegangan. “Bisakah lo lebih pelan sedikit?”
Bukannya pelan, iqbaal malah menginjak gasnya lebih dalam.
Mobil pun berhenti saat lampu merah, “Mau keluar?”
(Namakamu) menggeleng. Iqbaal makin tak keruan mengemudikan mobilnya, bahkan mereka hampir menabrak truk.
Akibatnya, (Namakamu) muntah – muntah setelah keluar dari mobil Iqbaal. Iqbaal melemparkan beberapa lembar uang untuk biaya berobat. Dia meminta (Namakamu) agar mereka tak perlu bertemu lagi.
Setelah Iqbaal pergi, (Namakamu) merebahkan tubuhnya ditengah jalan dan melihat beberapa lembar uang tergeletak disana. Ia berubah sedih, tanpa ia sadari air mata mengalir dari matanya.
Dalam perjalanan kembali, iqbaal mendengarkan berita di radio. Reporter tengah menyiarkan tentang kecelakaan yang terjadi di Nampyeong dan menewaskan seorang wanita berusia 20 tahun. Kini keadaan kritis dan ia sedang dilarikan ke rumah sakit.
Iqba teringat akan ambulance yang baru saja berpapasan dengan mobilnya. Dia juga melihat kaleng kopi yang dijatuhkan (Namakamu) dimobilnya.
Iqbaal memutuskan memutar balik mobilnya.
Saat ia kembali, uang yang ia jatukan maupun (Namakamu) yang ia tinggal pergi sudah tak ada.
Iqbaal mencari keberadaan (Namakamu) . Ponselnya berdering menerima panggilan dari pengacara Pyo. Iqbaalmeminta maaf karena dia sedang buru-buru.
"bisakah lo menelfon lagi nant..."
“Gue telah menemukan keberadaan wanita yang lo cari.” Ucap pengacara Pyo.
Iqbaal menghentikan mobilnya, “Gue juga. Gue pikir gue telah menemukannya.”
Iqbaal melihat (Namakamu) yang berjalan dengan kelelahan ditengah cuaca dingin. Dia bahkan terjatuh. Iqbaam mengejar (Namakamu) dan berdiri tepat dihadapannya.
“lo berubah pikiran?” tanya (Namakamu).
“lo tahu,gue melakukan ini bukan hanya untukku agar gue mendapatkan perkerjaan. gue pikir film dokumenter ini akan membuatmu terbebas dari image buruk. Dan bukankah akan baik kalau lk mendapat banyak uang dari ini?”
Mulut iqbaal bergetar, "LO TAHU SIAPA GUE?!”
(Namakamu) tersenyum, tentu saja dia tahu. Bahkan anak dari ibu kos juga tahu Iqbaal.
"(Namakamu)! APA LO BENAR-BENAR TIDAK MENGENALKU?!” teriak Iqbaal
“Ya, gue tahu siapa lo. Lo adalah si bajingan."

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas