Advertisement

Advertisement

Cerbung Prilly dan Aliando "Married With Senior" Part 5


Hujan...
Rintik-rintik kecil air murni yang turun dari langit membasahi semua yang berada di bawah, dan taman yang menjadi saksi keromantisan Ali dan Prilly juga ikut basah.
Dedaunan bergerak seiring air hujan jatuh tepat di atas nya, pohon-pohon memasrahkan
diri basah kuyup dan meresap nya dengan nikmat.
Dan di sebuah rumah keong bercat emas yang menjadi tempat tongkrongan di taman itu di jadikan Ali dan Prilly sebagai peneduh mereka.
Hujan deras terus turun hingga 25 menit berlalu mereka masih di rumah keong itu, Prilly berada di sisi kanan dan Ali berada di
sisi kiri menangani sendiri-sendiri rasa dingin yang mengkelabati sekujur tubuh mereka.
Bibir ranum Prilly mulai membiru dan bergetar, wajah nya putih pucat dan pastinya
menggigil merasakan dingin yang menusuk hingga ketulang.
Ali beringsut mendekati Prilly membuang jarak di antara mereka,”Dingin?”Gumam Ali
bertanya, ia melepas jaket kulit nya dan mengenakan nya pada tubuh mungil Prilly
dengan cepat. Meraih tangan Prilly yang sedingin es itu untuk ia kecup, lalu meniup
nya dengan kehangatan napas. Ali menggosok-gosok kedua telapak tangan nya
lantas meletakan nya di kedua sisi pipi Prilly sembari memandangi wajah Prilly yang pucat memusatkan pada mata cantik yang
terpejam itu.
“Masih dingi?”Tanya Ali iba.
Prilly tidak menjawab, gadis ini terus memejamkan mata nya seolah merasakan dingin nya hujan pagi yang akan menjelang siang ini. ”Buka mata lo.”Ali meminta dengan
lembut, nada bicara nya kuatir.
”Dingin Ka..”Lirih Prilly menundukan kepala nya kebawah.
”Hei,, hei... Lo gak papakan? Prill bangun... Prill..”Seketika itu Ali mulai panik mendapati
gadis di hadapan nya terkulai di rangkulan nya memejamkan mata dan tak bergerakm.
Ia takut, detak jantung nya memacu hebat. Menerobos hujan untuk membawa Prilly
pulang seperti nya hanya membuat gadis ini semakin menggigil. Tapi apa boleh buat? Sampai berapa lama lagi ia mematung menatapi Prilly yang tak berdaya.
“Tahan dingin nya ya Pril,“Gumam Ali menggendong tubuh Prilly dan berlari dari ujung komplek menuju rumah Prilly.
Sekitar 10 menit berlalu Ali yang berlari menggendong Prilly sampai di tempat tujuan, rumah Prilly. Pria ini pun langsung membawa
gadis nya ke dalam kamar dan berterik mencari seseorang selain ia dan diri nya.
Namun tanpa Ali sadari, ketika ia memasuki rumah Prilly, Atta mengintip nya dari
pekarangan dan menggeram kesal pikiran buruk dan sejuta pertanyaan mengkelabati
benak Atta. ”Ali? Kenapa pria itu bisa gendong lo pri? Bisa masuk rumah lo sesuka dia?”
-
”Mamah! Papah! Ayah! Ibu!”Sangking panik nya semua orang yang ada di rumah Ali panggil dengan suara yang sangat keras
bahkan hampir membuat suara derai hujan sirna sejenak.
”Aduh!!! Gimana ini??”Ali mengacak rambut nya frustasi dan menghantam pintu berkali- kali. Sebuah respon lebay namun sungguh mengejutkan jika Prilly mengetahui nya,
mungkin gadis ini akan terkejut si Populer sebegitu peduli dengan nya. Dan seperti nya benar jika kepanikan terkadang membuat seseorang tak bisa berfikir jernih.
Dan yang sekarang ada di otak Ali hanyalah cara menggantikan baju basah Prilly dengan yang kering, sama sekali tak terpikir jika ia
harus menelpon dokter atau anggota keluarga lain nya.
”Gue suami nya, gak masalah dong gue yang
gantiin.”Ali bergumam ragu dengan tangan yang mulai melepaskan setiap kancing dari piyama cute Prilly.
Bibir nya terus berkata tidak, tapi hati nya terus memaksa melakukan ini. Ali takut jika
hasrat liar nya tak dapat di kendalikan, apa lagi gadis yang hampir bugil di depan nya ini adalah istri nya sendiri. Ia bisa saja melakukan apa pun yang ia mau, tapi sesuatu membuat nya tidak tega.
”Arghh!! Fokus Ali fokus!!”Ali menggelengkan kepala nya berkali-kali, ujian bertubi-tubi
menghampiri nya apa lagi saat harus melepaskan bawahan Prilly, ingatan saat-saat ia bergumul dengan para gadis itu membuat nya menyesal. Ia memandang tubuh Prilly dengan seksama, darah nya berdesir kuat,
tubuh nya menegang ia hampir kelewat batas. ”Ah, gila ni cewe!”Ali memekik geram, ia berjongkok dan menutup mata sambil
tangan nya menutup Prilly dengan dua selimut sekaligus.
”Apa yang buat gue ngehargain ni cewe? Gue
bisa ko sekarang juga ngelakuin apa pun
yang gue mau. Tapi...
”Ck! Dia beda dari cewe yang gue tidurin dia lebih.... Terhormat, mungkin ini saat nya gue ngehargain cewe. Tapi kalo cewe nya cabe-
cabean kaya di sekolah ngapain di hormatin.
Kalo kaya Prilly baru deh... Gue beruntung... Jadi.. Suami.. Si ceroboh.”
-
Lamat-lamat Ali memandangi wajah Prilly,
mulai dari dagu mungil nya, bibir ranum nya, hidung mancung nya dan mata indah yang saat ini terpejam rapat. Ia cemas Prilly tidak
akan lagi membuka mata, perlahan tangan nya menyentuh kening Prilly dan seketika berdecak kesal karena mendapati istri nya ini
tengah di landa demam.
Ali langsung turun kedapur mengambil sehelai kain dan air kompresan. Mencelupkan kain lunglai itu ke baskom berair membilas nya lalu meletakan kain itu di kening Prilly. Sungguh suami yang telaten Prilly akan
bangga pada suami nya ini, ”Gue gak mau tau, lo harus sembuh!”Pekik Ali dengan gigih.
30 menit berlalu, Prilly mulai mengerjapkan mata nya, dan sedetik kemudia membuka
mata sepenuh nya. Ia sedikit kaget melihat Ali nampak sibuk dengan baskom berair dan sehelai kain yang berulangkali ia letakan di
kening Prilly.
”Ahh, syukurlah lo bangun gue kira lo udah mati tadi.“Ali bergumam sambil mengelus-
elus dada nya dan menghembuskan nafas lega.
Dan siapa kira orang yang baru pingsan itu
lemes? Buktinya, Prilly ia langsung membelalakan mata mengambil guling di
sebelah nya lalu menimpuk Ali dengan sekeras yang ia bisa.
”Aww!! Cewe gila ih!! Gue ini suami lo!!”Ali berkata dengan lantang dan menunjuk diri
nya sendiri dengan bangga, bahkan pria ini tidak menyadari jika ia telah menerima kondisi nya sebagai seorang suami Prilly.
Guratan bahagia mulai terpancar di wajah Prilly, urat-urat halus di pipi chuby nya
bermunculan dan akhirnya merona hanya karena perkataan Ali yang bernada tegas namun juga menegaskan bahwa ia dalah
suami Prilly.
”Apa? Kenapa senyum?”Ali bertanya dengan nada melankolis.
”Laper..”Sahut Prilly mengelus perut nya. Namun, seperti nya ada yang salah dari Prilly dan ia baru menyadari nya setelah berlama-lama siuman.
”Lo apain gue ha!! Lo kira gue cabe-cabean? Yang bisa lo tidurin kapan aja dan lo tinggalin kapan aja? Lo belum dapet izin dari gue buat....
”Ssstt.. Prill, lo gak ingat pas kita ciuman di taman di depan lansia? Gue gak minta izin dan lo juga gak ngasih izinkan? Tapi nyatanya lo mau-mau aja gue cium...”Ali bergumam dengan kepede-an tingkat tinggi nya, seolah
baru saja ia meniduri Prilly tanpa izin nya.
”Jadi lo udah... Parah!!! Ihh Kaka lo tu ya!! Arggh Mamahh!!”Seketika itu pula gadis tanpa busana ini merengek keras suara nya
cempreng dan terdengar bagaikan seorang balita tengah menangis histeris meminta balon.
”Mamah? Mamah lagi gak ada di rumah. Udah
gak usah takut, lagi pula kenapa enggak kita
suami istri kan?”Ali kembali bergumam, namun kali ini ia beringsut mendekati Prilly
yang ketakutan mencengkran selimut nya kuat-kuat.
”Lo mau apa hah!!”Pekik Prilly hampir menangis.
”Lo masih laper gak??”
Prilly melongo memandangi Ali dengan murka, ”Mau nanya gitu aja make deket-
deket loh!! Iyah gue laper ambilin baju gue kalo gak gue bakal makan Lo!!! Buruan!!”Ia memerintah dengan bengis membuat Ali
langsung mengambilkan baju baru buat Prilly namun terlihat jelas wajah Ali yang merasa super duper puass!!
Tawa nya berusaha ia sulutkan agar Prilly tidak semakim kesal lagi.
”Kita mau kemana?”Ali bertanya pada Prilly yang terlihat hendak berpergian.
”Kita? Gue aja kali lo gak!”Sahut Prilly yang terlihat masih kesal.
”Yaelahh!! Gue mau ikut!! Gak mau tau harus ikut gue!! Beli makanankan?”Ali menuntut dan terdengar hampir merengek pada Prilly, ia memohon.
”Terserah!”
-
Ali dan Prilly memutuskan untuk membeli bakso dan makan dirumah, sekaligus
mengambil sepeda yang tergeletak tanpa nyawa di depan taman.
Dan setelah sampai di depan rumah, seseorang menghadang mereka dengan
wajah merah dan tatapan yang penuh kemurkaan tangan nya mengepal dan siap menhantam.
Dan dalam hitungan detik si penghadang memukul Ali tepat di sudut bibir berisi nya
hingga mengeluarkan darah, bahkan Ali tersungkur ke tanah sangking kuat nya
pukulan itu, dan sayang nya dua porsi bakso berserakan ke segala penjuru.
”Atta!! Lo apa-apa in sih!!”Prilly memekik ia
langsung memekik kaget, ia membantu Ali untuk bangun.
Dua pria ia saling menatap dengan sorotan mata yang saling mengincar, Tangan Ali
mengepal tapi Prilly menahan nya.
”Eh Curut!! Siapa lo berani nampar gue? Lo bokap gue? Nyokap gue? Bukan!!!”Tukas Ali dengan emosi yang membeludak.
”Gue.. Gue sahabat cewe yang lo cium tadi di taman? Sekarang gue tanya sama lo, siapa lo berani nyium sahabat gue?? Lo BUKAN siapa-siapa!!”Atta membalas tak kalah emosi nya, ia
meninggikan nada bicara nya hinha maximal.
”Atta!!”Prilly lagi-lagi memekik namun tak bisa
berbuat apa-apa.
Ali menyeringai ngeri, ia tertawa remeh pada Atta, ”Gue SUAMI Prilly!!! Puas lo?!”
”Apa???”
”Hehehhh sekarang lo mau apa hah curut!! Dan Prilly sebagai suami sah aku perintahin kamu buat bilang ke Nih Curut kalo kalian
cuma sahabatan dan bilangin juga untuk jangan berharap lebih sama kamu karena,
kamu udah punya suami dan itu aku!!”Prilly hampir serangan jantung mendengar
nya bukan masalah perintah itu, tapi ada yang sadar
"Aku"."Kamu" maksud nya?
”Okehh tenang semua nya... Tta gue emang istri Ka Ali maaf kalo gue gak jujur. Dan lo masih berpegang teguhkan sama prinsip yang kita pegang dari awal sahabatan, lo ingat kan? 'Kita hanya akan bersama jika ada
persahabatan tidak ada cinta dia antara kita'lo ingatkan Tta? Dan gue yakin lo gak pernah berharap sama gue, gue yakin kalo lo cuma
menganggap gue sebagai sahabat lo begitu juga sebalik nya.”Prilly meraih tangan Atta yang membatu, namun pria ini menepis nya dan Prilly hampir terhuyung namun Ali
menahan nya.
”Gue cuma kecewa lo gak bilang ini dari awal, gue kecewa.”Atta dengan langkah berat terus menyusuri jalan setapak yang akan membawa nya keluar dari pekarangan
rumah Prilly, ia tidak tahu jelas tapi yang ia rasakan sekarang. Hancur.
-
Menyaksikan kepergian Atta, Ali dan Prilly menghembuskan napas lega karena pertikaian telah reda entah usai atau belum.
Prilly seketika menatap Ali dengan aneh dan berbagai pertanyaan muncul di benak nya.
”Gimana sama 'Aku dan Kamu'?”Tanya Prilly
memiringkan kepala nya.
”Apa salah nya?”Ali balik bertanya dan menarik Prilly dalam dekapan nya lalu melanjutkan langkah yang sempat terhenti.
”Gimana sama bakso nya?”Prilly pun murung
mengetahui bakso yang ia beli berserakan dan itu karena Atta.
”Yaudah kita makan mie ajalah, pasti ada di kulkas.”Ali memberi solusi, dan berjalan
gontai ke westafel mencuci sudut bibir nya dengan air mengalir seketika itu pula darah nya mulai berhenti mengalir.
”Astaga!! maaf, lupa kalo bibir lo... Eeehhh kamu... Berdarah.”Prilly menunduk malu saat berdialog dengan kata 'Kamu dan Aku' apa
setabu itu?
”Ciehh aku kamu... Udahlah Prill kita bakal terbiasa ko.”Goda Ali sembari menoel hidung mancung milik Prilly.
”Ali!!!”
“Apa??? Prilly??”

Bersambung...

Tag: ,

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas