Advertisement
Advertisement
Cerbung Aliando dan Prilly "Sheet of Black Paper" Part 2 (Menikah?!)
Kau tahu rasanya menikah dengan calon iparmu?
Kau tahu rasanya menikah tanpa ada embel-embel persiapan?
Kau tahu rasanya menikah dengan terpaksa?
Kau tahu rasanya menikah tanpa mencintai dan dicintai?
Kau tahu rasanya menikah karena sebuah 'pesan 'amanat?
Dan kau tahu? rasanya itu begitu sakit menyesekkan menelesup masuk seperti menancapkan sebuah pedang kearah dadamu? Sakit, sangat amat sakit?!
Semua itu yang dirasakkan Prilly, belum larut dari kesedihannya atas kehilangan orang yang berharga baginya dan sekarang ia sudah duduk dihadapan penghulu-ayahnya dan di sebelahnya terdapat Aliando.
Hari ini mereka akan menikah!
Prilly memejamkan matanya sesaat, menikmati setiap goresan sesak yang menyeruak hatinya.
Ini bukan pernikahan yang ia inginkan, bayangkan apalagi impiannya.
Pernikahan yang hanya dihadiri dengan beberapa makhluk saja dan Mempelai yang bukan ia cintai.
Demi apapun Prilly muak dengan ini semua?! Rasanya ingin berlari namun tertahan.
"Saya terima nikahnya Priska Latuconsina,"
Tak terhitung berapa kali Ali mengulang kata-kata itu.
Dan entah mengapa perasaan sesak tiba-tiba menggerogoti relung hati Prilly.
Sakit! Hanya kata itu.
"-sah?!"
Lamunan Prilly buyar ketika mendengar seruan itu. Ia menghapus jejak air mata dipipinya.
Tidak ada rasa lega terlebih bahagia ketika Ali lolos mengikrarkan janji suci itu. Pernikahan ini begitu lucu bagi Prilly.
Ali tak menatap kearah Prilly sedikitpun, hanya saja mengangkatkan telapak tangannya dihadapan Prilly.
Dengan keraguan yang mendalam Prilly mengamit lengan Aliando-menciumnya.
Lagi, tak ada rasa apapun ketika lengan itu bersentuhan. Getaran hebat yang biasa pasangan baru menikah rasakan sama sekali Prilly tak merasakkannya.
Aliando kini menatap Prilly malas, menempelkan bibirnya sekilas kearah kening Prilly kemudian buru-buru menghapus bekas kecupannya menggunakkan lengan bajunya.
Prilly yang melihatnya hanya berteriak dalam hati, tak tahan akan kesesakkan yang sudah bergerumbul direlung hatinya.
Sesak? Pantaskah Prilly merasakkan itu.
Cerbung Aliando dan Prilly Terbaru
Acara pernikahan Prilly dengan Aliando, berjalan dengan sempurna. Tak ada perasaan lega bahkan senang atas semua itu, yang ada hanya kesesakan yang keduanya rasakan.
Prilly memandang dirinya di cermin, terlihat sorot mata itu tak menampakkan kebahagian sama sekali.
Ayolah, ini bukan pernikahan yang Prilly impikan-selesai ijab qabul kemudian tidak ada acara apapun lagi.
Tidak ada yang memberikan selamat selain keluarga keduanya, tidak ada hadia atau-ah Prilly terkekeh sempat-sempatnya ia memikirkan itu.
"Bang,"
Kata itu sukses terucapkan oleh bibir Prilly meski dengan nada yang begitu pelan.
"Hmm." Tanpa melirik, Aliando hanya membalas dengan gumamman.
"Gue tau ini semua terpaksa, tapi please jangan gini. Gue juga nggak mau atas ini semua." Nadanya masih pelan, mata Prilly menatap Aliando berharap siempu dapat balik menatapnya.
"Gini gimana? Gue pusing!"
Aliando masih enggan menatap Prilly, matanya masih asik menatap depan.
"Ya, gue nggak enak aja. Apa ada pernikahan seperti ini? Gue tau lo sedih apalagi gue bang!" Entah kenapa kata-kata itu dapat Prilly ucapkan.
aliando menatap Prilly datar, "Lo berisik! Gue nggak mencintai lo, jadi jangan harap banyak gadis kecil."
Damn! Ucapan Aliando mampu membuat dada Prilly bergemuruh sesak.
"Lo pikir gue cinta sama lo! Tapi gue ingin belajar mencintai lo demi kak Pris."
Oh, ayolah malam pertama pasangan baru bukan diawali dengan pertengkaran seperti ini.
"Lo berisik! Pergi jangan harap lo bisa tidur disamping gue."
Jadi, ini sikap asli Aliando? Dimana kelembutannya, oh kelembutan itu mungkin hanya pantas untuk Priska.
"Lo tidur di kamar sebelah okey, paham?"
Lagi, sesak yang Prilly rasakan. Jika posisinya bukan sebagai 'istri, demi Tuhan Prilly akan memusnahkan laki-laki dihadapannya.
"Lo paham 'kan?" Lembut namun menyakitkan.
Buliran air mata lolos mendara dipipinya, Prilly tersenyum getir-bangkit meninggalkan kamar mereka berdua. Ya, mereka berdua; Aliando dan dirinya.
"Lagi dan lagi, kenapa takdir harus selucu ini?!"
Lagi, sesak? Kenapa ada perasaan itu. Bukankah rasa cinta Prilly telah hilang. Ketika mengetahui Priska mencintai Aliando. Ayolah, tidak lucu jika perasaan itu kembali hadir.
Bersambung....
Cerbung Aliando dan Prilly "Sheet of Black Paper" All Part >TAMAT<
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar