Advertisement

Advertisement

Cerbung Aliando dan Prilly "Orange Marmalade" Part 4



Langit yang cerah di Seoul, matahari sudah mulai naik ke atas, tepat di puncak kepala. Di sekolah Prilly, datang seorang wanita cantik berusia 25 tahun. Wanita itu sedang mencari Prilly.
Para siswa yang berpapasan dengannya akan merasa takjub dengan kecantikan dan keelokan tubuhnya.
"Dia cantik banget!"
"Super cantik!" seru para murid.
Bapak guru yang melihatnya pun langsung terpukau. "Huah~!"
Wanita ternyata adalah tante Prilly. Namanya adalah tante Nabi Ha.
"Di mana Prilly?" batin Nabi Ha sembari berjalan ke sebuah kelas.
"Kurasa dia ada di dalam kelas ini." gumamnya seraya membuka pintu kelas.
Ia pun menjumpai dua anak yang sedang bersenang ria dan menghampiri mereka. Dua anak tersebut adalah Gritte dan Jessica.
"Horeee!! Kita sekarang menjadi anggota band sekolah!" seru mereka begitu sangat gembira. Mereka saling memegang tangan dan berseri-seri. Lalu saat mereka melebarkan tangannya ...
Dzigg!
Tangan keduanya tak sengaja mengenai pipi tante Nabi Ha dengan sangat keras
"Eh kenapa?" tanya Gritte polos sambil menoleh heran pada tante Nabi Ha.
"Dia kayak yang sakit." celetuk Jessica.
"Dasar bocah..!" batin tante Nabi Ha kesal.
"Apa Prilly ada di sini? Di mana dia?" tanya tante Nabi Ha sambil memegang pipinya yang sakit.
"Wow bu! Anda benar-benar tipeku!" celetuk Gritte ikut-ikutan takjub padanya seperti yang lain.
"Di mana Prilly?" tanya tante Nabi Ha lagi.
"Prilly? Maksudnya si anak baru?" kata Gritte.
"Ah~ dia ada di sana. Keliatannya dia sedang sakit." sambung Gritte sambil menunjuk pada sebuah bangku dekat jendela yang tengah diduduki oleh seorang murid perempuan. Dia adalah Prilly. Kepalanya menunduk dan terlihat sangat lesu.
Tante Nabi Ha memandangnya khawatir. Ia pun menghampirinya. "Prilly, kamu nggak apa-apa?" tanyanya sambil tersenyum. "Aku sudah ijin dengan gurumu. Kita keluar aja yuk." lanjutnya sembari akan memegang tangan Prilly.
Dash!
Namun, tiba-tiba Prilly menepisnya dengan kepala masih menunduk. Tante Nabi Ha begitu terkejut atas apa yang terjadi.
"Aku nggak apa-apa. Biarkan aku sendirian saja." sahutnya dengan sangat lirih.
Tante Nabi Ha semakin khawatir dengan keadaan Prilly sekarang.
"Prilly. Aku tantemu." ucap tante Nabi Ha.
Prilly pun langsung bangun dan menoleh padanya. "Tante Nabi." gumam Prilly agak kaget dengan kedatangannya.
"Tante di sini ..."
SEET!
Punggung tangan tante Nabi Ha langsung memegang kening Prilly. "Kamu demam tinggi. Yuk kita makan siang." ajaknya sangat ramah.
***
Di sebuah taman sekolah, nampak Prilly dan tantenya sedang duduk di sana dengan menghadap ke laut.
Prilly langsung menghabiskan darah kelinci yang tante Nabi Ha berikan. Ia begitu sangat kelaparan.
"Ha~ tadi itu nyaris saja." seru Prilly lega.
"Kenapa kamu gak pulang saja? Dasar..." kata tante Nabi Ha.
"Aku nggak pernah begitu. Terus aku nggak tau harus berbuat apa." sahut Prilly.
"Toh kan ada Tante." sambungnya sambil nyengir.
"Memangnya tante kurir kamu? Ini yang terakhir kali ya!" seru tante Nabi Ha.
"Bagaimana kehidupan di sekolahmu?"
"Baik. Aku baik-baik saja tante."
"Kamu sudah punya teman?"
"Phh... Memangnya aku butuh mereka?"
"Kamu jadi kacau begini. Kenapa kamu nggak senang-senang sih? Setahun lagi kan kamu lulus." kata tante Nabi Ha seraya menoleh pada Prilly.
"Terserah. Aku tidak suka itu." sahut Prilly datar.
"Hmm.. Ah! Mau lagi? Tante punya banyak." seru tante Nabi Ha sambil memperlihatkan 2-5 kantong darah di dalam tasnya.
"Serius?" Prilly langsung saja mengambil satu.
"Ah, aku seharusnya nggak boleh minun di sini." gumam Prilly seraya lirik kanan-kiri, takut ada yang lihat.
"Kenapa? Kan gak ada orang. Orang-orang akan mengira kamu minum jus tomat." sahut tante Nabi Ha. Memang bungkus kantong darah itu berkemasan jus tomat.
"Tapi tetap saja..." kata Prilly menggantung.
"Jangan-jangan kamu minum ini di WC?" tanya tante Nabi Ha.
"Iya." sahut Prilly menunduk.
"Kamu terlalu memaksakan diri." ucap tante Nabi Ha.
"Gimana kalau ada yang tau ini darah?" tanya Prilly kemudian.
"Kalau mereka tau, mereka akan perlakukan aku seperti monster. Terus kalau gosipnya menyebar, aku bisa-bisa pindah lagi." lirih Prilly.
"Aku nggak mau..." sambungnya. Tante Nabi Ha tersenyum.
***
Prilly dan tantenya berjalan meninggalkan taman. Mereka berjalan sambil asik mengobrol. Prilly menceritakan soal kejadian lusa kemarin. Soal tragedi di kereta dan di lorong kelqa tadi.
"Hahahaha! Beneran? Kamu betulan lepas kendali!" ucap tante Nabi Ha tak percaya seraya tertawa terbahak-bahak.
"Lucu banget, kamu sampai begitu! Dua kali lagi!" seru tante Nabi Ha lagi.
"Nggak lucu lagi! Itu aneh banget. Aku nggak pernah alami seperti itu sebelumnya." sahut Prilly merasa heran.
"Apa kamu begitu karena kamu suka dia?" tanya tante Nabi Ha iseng.
"Apa? Tante bercanda?" Prilly langsung salah tingkah.
"Haha~ ya sudah. Itu bisa aja terjadi. Setelah dipikir-pikir tante juga pernah begitu. Kadang, kita jadi sulit mengendalikan diri saat bertemu manusia berdarah manis. Itu sebabnya kamu merasa kesulitan sekali." gumam tante Nabi Ha tersenyum.
"Apa yang terjadi kalau kita benar-benar minum darah?" tanya Prilly sangat penasaran.
"Kenapa kamu sampai kepikiran begitu? Kamu selalu merawat taringmu kan?" tante Nabi Ha balik bertanya.
"Gimana rasanya ya? Apa lebih enak dari darah kelinci?"
"Kenapa kamu tanya?"
"Aku penasaran saja." sahut Prilly menunduk.
"Yah... Tante dengar, kamu jadi sulit mengendalikan diri setelah merasakannya. Jadi bisa ditebaklah seenak apa." sahut tante Nabi Ha sambil tersenyum manis.
''Lalu, sekali kamu terjerumus, tubuhmu akan sakit kalau kamu tak lagi meminumnya. Terus efek setelahnya juga buruk banget..." jelas tante Nabi Ha. Prilly pun menoleh kaget padanya.
"Darah manusia persis sepertu narkoba. Dengan kata lain, kita dalam masalah kalau kita ketagihan darah manusia." jelasnya lagi.
"Oh begitu ya." sahut Prilly.
Tante Nabi Ha menoleh padanya. "Sepertinya kamu jadi penasaran karena kejadian itu. Berhenti, ya. Kamu paham kan maksud Tante?" kata Tante Nabi Ha seraya menyentuh lembut pipi Prilly.
"Aku tau." jawab Prilly sembari menyunggingkan senyuman manis di bibirnya.
Prilly dan tantenya sudah sampai di tepi jalan. Tante Nabi Ha berjalan menuju mobilnya yang terparkir di sana.
"Jangan lupa, akhir minggu ini datang main ke cafe tante ya." sahut tante sambil membuka pintu mobil dan melambaikan tangannya pada Prilly.
"Oke." kata Prilly yang tengah berdiri di tangga depan gerbang sekolahnya.
Akhirnya tante Nabi Ha masuk ke dalam mobilnya dan langsung menyalakan mobilnya.
Brmmm~
Mobil tante Nabi Ha sudah melaju meninggalkan Prilly. Kemudian wajah Prilly yang awalnya tersenyum berubah menjadi kusut. Prilly menunduk memikirkan sesuatu.
"Iya, aku tahu ..."
"Aku penasaran sekali. Rasa seperti apa yang bisa punya aroma manis begitu.." gumam Prilly sambil membayangkan leher Ali.
"..."
"Nggak! Lupakan saja. Sudahlah~" cetusnya yang sebelum akhirnya pergi kembali ke kelasnya.

Cerbung Aliando dan Prilly Terbaru

Ali sedang duduk di ruang ganti pakaian dekat lapang tenis. Ia melempar bola tenis ke tembok. Bola itu memantul kembali ke tangannya. Ia terus melakukan itu sambil memikirkan seseorang.
"Apa dia psikopat? Dia langsung melakukan apa yang dia mau..." batin Ali langsung diam termenung.
"Tapi, lalu setelah itu dia seperti nggak melakukan apapun." gumamnya sambil melempar bola lagi.
"Lalu tiba-tiba dia peluk aku."
Tak!
Ali langsung menangkap bolanya yang kembali memantul padanya.
Ali kembali terdiam dan kembali teringat kejadian tempo lalu. Bayangan Prilly yang tiba-tiba memeluknya dan ingin menggigit lehernya lagi kembali terngiang-ngiang di kepalanya.
"Yah dia benar-benar aneh." Ali kembali melempar bola tenisnya. Bola itu mengenai dinding dan memantul kembalu padanya.
TAK!
Ali langsung menangkap bola itu.
"Dan bahkan aku lebih aneh dari dia." cetus Ali.
***
Senja sudah datang. Prilly sedang membuang sampah di belakang sekolah.
"Aku nggak tau, bagaimana aku berhasil melewati hari ini..." gumamnya sangat lirih. Ia menumpahkan semua sampahnya ke tong sampah yang lebih besar.
"Sungguh hari yang panjang."
Klontang~
Tiba-tiba kaleng jatuh dan menggelinding menuju gerbang kecil. Saat Prilly memungutnya dan berdiri tegak kembali ia melihat sebuah poster di depannya.
"Eh?"
Poster itu bertuliskan 'Band Room' dan ada sebuah panah yang menunjuk ke ruangan di dalam sana. ternyata di sana ada sebuah ruangan kecil seperti sekre untuk organisasi.
"Grup band." gumamnya seperti memikirkan sesuatu.

Bersambung....

Cerbung Aliando dan Prilly "Orange Marmalade" All Part >TAMAT<

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas