Advertisement
Advertisement
Cerbung Aliando dan Prilly "You're The Light" Part 2
“Kau harus membawakan tas dan buku pelajaranku sampai mobil. Dan itu berlaku selama 1 minggu. Dan ohh, aku lupa. Kau juga harus menemaniku makan dikantin. bahkan setiap aku membutuhkanmu, kau harus selalu siap sedia. Mengerti?”
“Itu tidak mungkin! Waktuku bukan hanya untukmu saja! Aku harus membagi waktuku untuk kegiatan lainnya. Aku tidak setuju!” Protesnya yg semakin membuat Aliando terlihat geram bahkan mengepalkan kedua tangannya.
“Kau harus setuju! Apa kau lupa dengan ucapanku? Kalau aku, paling tidak suka ditolak! Dan kau tidak boleh menolaknya, Nona! Ingat, kau harus bertanggung jawab!” Jelas Aliando kembali, yg membuat Prilly sedikit berfikir keras menanggapinya. Tanggung jawab sih tanggung jawab, tapi tidak seperti ini juga kali ahh Bang!
“Tapi.......”
“Kau harus setuju! Kalau tidak...... Aku akan memperkosamu!”
“Kau gila! Kau benar-benar gila! Baiklah, aku setuju dengan permintaan gilamu itu. Dan sekarang, izinkan aku untuk kembali ke kelas!” Ucap Prilly langsung berlalu pergi meninggalkan ruang uks tanpa mendapat anggukan Aliando.
“Yah! Tapi ingat Nona, 1 mingguuuuuuu!” Gumamnya setengah berteriak. Ia terkekah mengeluarkan gelak tawanya seusai kepergian Prilly dari uks. Dalam benaknya “lagipula, siapa juga yg ingin menikmati tubuh kurcaci sepertimu! Sudah pendek, gendut lagi! Ahhh, kau benar-benar sangat bodoh! Bodoh sekalii.” Umpatnya terlihat sangat begitu puas, karena ia sudah berhasil mengelabui Prilly dan membuatnya menuruti segala kemauan Aliando. Termasuk, harus menjadi pembantunya selama di sekolah. 1 minggu lagi! Heuhh.
Prilly POV
Ku telusuri koridor panjang ini dengan langkah yg memang sangat tak bersemangat. Yah, tidak biasanya aku berangkat sekolah tidak bersemangat seperti ini.
Aku masih memikirkan ucapan ibuku tadipagi dirumah, yg selalu memaksaku untuk bertemu bahkan makan malam dengan laki-laki pilihannya. Ia sering dipanggil, Ricky Harun.
Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan fikiran ibuku sendiri. Kenapa dia begitu tega memaksaku untuk menerima pertunangan ini tanpa didasari rasa cinta. Ia selalu beralasan, ia menjodohkanku hanya untuk membuat hidupku bahagia dalam segi ekonomi. Yah, mungkin dari segi ekonomi hidupku akan terjamin, tapi tidak dengan perasaanku! Mungkin, perasaanku akan tersiksa dengan perjodohan ini.
“Kenapa harus ada perjodohan sih? Kenapa, kenapa dan kenapa?” Gumamku keras, sama sekali tidak menatap jalanan sekolah didepanku.
BRAKK
“Maaf.” Desisku pelan tanpa mendongakan kepalaku ke atas. Aku tetap menunduk malas,.
“Kalau jalan, hati-hati!” Omelnya tepat didepan wajahku. Aku sangat familiar sekali dengan suara ini. Suara khas laki-laki sengklek yg tempo hari mengerjaiku. Ku dongakan kepalaku menatap tubuhnya. Dan benar saja, itu dia!!
“Kau lagi????” Ucapku bebarengan, mungkin diapun terkejut dengan pertemuan kedua ini. Apalagi, bertemu dalam kejadian yg sama. Ohh, ini diluar dugaanku.
“Sepertinya, matamu katarak!” Ejeknya terus mengejekku. Aku tetap diam, bahkan tidak memperdulikan ocehan-ocehan tidak bermutunya itu.
“Kenapa diam? Kau budeg yah? Ahh, bisa kutebak! Kau pasti budeg.” Ocehnya untuk kedua kalinya. 1 kali lagi dia mengoceh seperti ini, bisa kupastikan dia mendapatkan 1 buah mangkuk cantik.
“Heeeeeeey! Kau benar-benar membuatku marah! Kau fikir, ucapanku ini sama sekali tidak berarti? Kau harus minta maaf!” Ocehnya untuk ke3 kalinya. Selamat, anda mendapatkan 1 buah mangkuk cantik! Owahahaha, pasti aku sudah tertular gilanya sama seperti dia! Jangan sampai Tuhan.....jangan sampai.
Ku acuhkan dia, ku tinggalkan dia yg masih mengoceh-ngoceh tak jelas entah mengarah kemana. Kurasa, dia sangat cocok menjadi seorang MC disalah satu hiburan kawinan. Dia laki-laki, tapi lagaknya sangat mirip seperti perempuan! Mungkin yg menjadi kekasihnya pun, bosan atau kalau tidak sangat jijik mendengar ocehannya.
“Heeeeey! Mau kemana kau? Aku belum selesai berbicara!” Ucapnya setengah berteriak yg sempat ku dengar samar-samar. Ku tak perduli, dia mau memarahiku atau tidak! Yg jelas, saat ini aku sangat malas untuk menanggapi hal gila seperti itu! Biarkan aku sendiri dulu, wkwkwkwk.
Author POV
“Jadi kau sudah mengenal laki-laki itu Piel?”
“Laki-laki? Yang mana?” Tanya Prilly berbalik bertanya.
“Laki-laki tampan itu Piel. Masa kau tidak faham dengan maksudku?”
“Laki-laki yg tampan disini banyak Dinda! Termasuk Aditya. Jadi, laki-laki yg kau maksud itu siapa? Dan dia kelas berapah?” Tanya Prilly semakin was-was nampak penasaran.
“Ituloh, yg kemarin menarik paksa tanganmu. Yg tampan itu Piel.” Tegas Dinda kembali. Ia nampak mengingat-ngingat siapa nama laki-laki yg ia maksudkan. Tapi sayangnya, Dinda belum juga menemukan namanya. Emang dasar, dia otak udang!
“Laki-laki yg menarik paksa tanganku? Siapa?” Tanya Prilly kembali dan langsung memasang otaknya betul-betul untuk segera menemukan jawaban dari pertanyaan Dinda.
“Ohh, laki-laki itu. Yah yah yah, aku memang mengenalnya. Kenapa,? Apa kau juga mengenalnya?” Dinda menggeleng keras lalu melontarkan pertanyaan kembali.
“Aku tidak mengenalnya Piel. Tapi dari berita yg ku dengar, laki-laki itu adalah anak dari pem.......................”
“Hay kau! Sini!”
Prilly dan Dinda menghentikan ucapannya lalu berniat menoleh ke arah sumber suara yg didengarnya.
Dan betapa terkejutnya mereka, ketika harus menyaksikan sosok itu muncul kembali dengan sangat gagahnya berdiri diambang pintu kelas.
Prilly menyembunyikan kepalanya dibalik kedua tanganya itu yg ia sengaja menaruhnya tepat diwajahnya.
Dalam benaknya “Ahh, mampus! perbudakan bakalan dimulai hari ini juga.” Umpat batinnya terlihat jengkel.
Aliando yg melihat ekspresi wajah Prilly berubah pun, hanya bisa terkekeh dan kembali mengejeknya bahkan mengancamnya. “Heh, nona! Apa-apaan kau ini! Aku sudah menunggumu 1 jam di kantin, tapi kau tak juga datang. Kau mau, aku memper........”
“Iyah Iyah dan Iyah! Aku akan menemanimu makan di kantin, puas??” Jawabnya terlihat pasrah bahkan mendahului langkah Aliando didepannya.
Aliando tak henti-hentinya terkekeh bahkan melemparkan senyum ejeknya didepan wajah masam Prilly.
Prilly semakin geram bahkan kembali emosi, ketika Aliando menyuruhnya untuk berjalan dibelakang.
“Memangnya, aku pembantumu apa?” Umpat kesalnya dalam hati.
...
Di kantin, nampak kedua insan berbeda jenis ini kembali berdebat dan berdebat. Berbagai pasang mata pun menyoroti keduanya dengan sorotan dan tatapan yg memang tak suka.
“Aku tak suka dengan makanan ini! Ganti.” Oceh Aliando kembali memalingkan wajahnya menghindari tatapan sadis Prilly. Yah, sudah kesekian kalinya Aliando selalu menolak makanan yg dibawa Prilly. Mungkin, sudah ke3 kalinya.
Prilly yg memang berhati sabar dan tegar pun, hanya bisa menghela nafasnya berat-berat. Iyah selalu berharap, Tuhan bisa lebih melipatkan pahalanya atas kesabarannya dalam menghadapi makhluk seperti Aliando.
“Tapi, kau sudah membuang makanan ini untuk yg ketika kalinya! Mubazir, sayang kalau makanan ini harus dibuang.” Protes Prilly kembali memunguti sisa-sisa makanan yg harus terbuang percuma dilantai. Yah, Ali memang terkenal memiliki sifat menghambur-hamburkan dunia yg sudah ia miliki saat ini.
“Kalau kau sayang dengan makanan ini, kau bisa memungutinya dan membawanya pulang kerumah. Bereskan? Clear kan masalahnya?” Jawabnya seakan-akan menggampangkan dan menghalalkan cara untuk mengerjainya.
“Astaghirullah hal'adzim. Kau benar-benar boros! Kau fikir, dengan memiliki sikap boros seperti ini, kau akan mendapatkan banyak teman? Kau akan mendapatkan seorang sahabat? TIDAK! Tidak sama sekali.” Tegas Prilly yg semakin membuat geram Aliando.
“Sudahlah, jangan mengurusi hidupku. Urusin saja hidupmu itu, Nona.” Bantahnya kembali menatap wajah Prilly dengan segerombolan kenafsuan.
Dalam benaknya “gadis ini cantik juga. Sexy dan............ Membuatku semakin nafsu.” Gumamnya pelan dalam hati. Tapi ia kembali membantahnya. “Tapi dia menyebalkan! Tidak seasyik Jessica kekasihku!” Protesnya lagi dalam hati.
“Jangan menatapku dengan nafsumu seperti itu! Aku tidak suka! Kau sangat tidak sopan sekali!” Bentak Prilly yg langsung membuat Aliando tersentak kaget bahkan membuyarkan lamunan nafsunya itu.
“Memangnya, kenapa? Kau mau protes? Ini mataku, dan aku bebas menatapmu kapan saja yg ku mau!” Jawab Aliando kembali terlihat menyepelekan bahkan menantang.
“Ahh suudahlah,! Aku malas berdebat denganmu! Lantas, kau mau makan apa sekarang?”
“Aku sudah kenyang! Aku tidak bernafsu lagi untuk makan! Tapi.............” Ucapnya sedikit menggantung yg membuat Prilly penasaran.
“Tapi apah? Jangan membuatku penasaran seperti itu!”
“Tapi aku bernafsu, ketika melihat wajahmu Nona!” Jawabnya tanpa berfikir panjang lagi.
DEGGH
Prilly kembali tersentak kaget dengan ucapan Aliando yg memang terkesan sangat volos ini. Blak-blakannya sangat menggiurkan! Sangat mengejutkan dan........... Sangat menantang!
Selalu saja kata-kata 'kutip' itu yg biasa Ali lontarkan untuk mengancam Prilly. Dan sekarang, Ali dengan beraninya melontarkan kata-kata 'bernafsu ketika melihat wajahnya' didepan wajah Prilly langsung tanpa bersikap kikuk dan semacamnya.
Dalam benaknya “Gila! Dia benar-benar gila! Berani sekali dia menggoda dan bernafsu padaku!” Umpatnya terkejut dengan penjelasan Aliando.
Seketika itu juga, wajah Prilly berubah merah padam tanpa pucat sedikitpun. Keringat dingin mulai bercucuran dibalik seragam yg ia pakai. Dan tak ketinggalan juga, irama detakan jantungnya, yg kini mungkin sudah seperti alunan musik dangdut yg mengasyikan.
Apalagi, ketika Mata elang Aliando menatapnya dengan tatapan meminta.
“Apa maksudmu? Jangan menatapku seperti itu!” Protes Prilly kembali, berusaha untuk tetap terlihat enjoy didepan Ali. Padahal......ia pun benar-benar kikuk dibuatnya.
“Ahhhh, jangan sok Volos begitu Nona! Aku yakin, kau pun ingin mencobanya kan? Ayolah, aku pun ingin mencobanya denganmu. Kalau kau setuju, aku akan membayarmu sesuai kesepakatan. Dan kulihat, seragam sekolahmu sudah mulai jelek dan kucel. Ahh, bisa kutebak. Pasti kau tidak mampu kan untuk membeli seragam yg baru? Dan dengan cara ini, kau bisa membelinya. Bahkan, kau pun bisa membeli tas dan sepatu yg kau inginkan. Jadi, kita adil kan? Kita sama-sama untung. Aku mendapatakn tubuhmu, dan kau....... Mendapatkan uang.!” Jelasnya semakin ngelantur tak tahu kemana. Perasaan kikuk Prilly, seketika itu juga berubah menjadi perasaan kalap bahkan kembali meluapkan emosinya.
PLAKKK
“Kau sangat tidak sopan! Kau fikir, aku wanita pemuasmu? Ingat baik-baik, aku BUKAN WANITA PEMUASMU!” Bentak Prilly bangkit dari duduknya dan mendaratkan 1 tamparan keras tepat dipipi Aliando. Seluruh siswa-siswi di kantin pun sangat terkejut bahkan tersentak kaget dengan apa yg dilakukan Prilly.
Mungkin diantara mereka banyak yg melontarkan ucapan tak percaya akan hal yg Prilly lakukan saat ini.
“Itukan Aliando, anak dari pemilik sekolah ini. Kenapa Piel menamparnya? Berani sekali yah, Piel menampar anak pemilik sekolah ini?”
“Iyayah, apa dia tidak tahu yah kalau laki-laki yg ditamparnya itu adalah anak dari pemilik sekolah ini?”
“Ahhh Piel bodoh! Sangat bodoh! Dia sudah menampar pangeranku, awas saja kau Piel.”
Dan masih banyak lagi, ocehan-ocehan lainnya yg dilontarkan dibelakang Prilly dengan Aliando.
“Hay kurcaci, kau mau kemana? Tugasmu melayaniku belum selesai! Hay......” Teriak Aliando dengan sangat erat bahkan kembali mengejar tubuh Prilly yg semakin menjauh dari kantin.
“Tunggu, kurcaci! Kau mau kemana?” Aliando berhasil meraih tangan kanan Prilly dan menggenggamnya dengan sangat erat. Prilly terus meronta berusaha untuk melepaskan genggaman kuat ini, tapi sayangnya sia-sia.
“Lepaskan! Kenapa kau mengejarku? Bukankah kau sudah menghinaku habis-habisan di kantin? Lantas, apa gunanya lagi diriku untukmu?”
“Kau bilang, apa gunanya lagi dirimu?” Tanyanya kembali terkekeh bahkan kembali menertawakan Prilly dengan sangat puasnya ketika kedua mata Aliando tidak sengaja melirik sekilas kebawah dan bertemu dengan rok yg dipakai Prilly.
“Kenapa kau tertawa? Ada yg lucu dengan diriku?”
“Yah, kau memang sangat lucu Nona.” Jawab Ali tetap terkekeh menertawakan tubuh Prilly. Tanpa Prilly sadari, resleting rok abu-abunya telah terbuka beberapa centi yg sangat jelas dan sangat nampaklah jelas terlihat boxer doraemon yg ia pakai.
“Kau baru tahu, kalau aku lucu?” Tegasnya tetap santai, bahkan tidak memperdulikan lalu lalang murid yg lainnya yg memang terlihat menertawakannya itu.
Dalam benaknya, “Kenapa mereka menertawakanku? Memangnya, ada yg lucu dari tubuhku? Make-Up? Menurutku, Make-Up tidak terlalu tebal. Apa mungkin rambut? Ahh, rambutku pun rapih. Lantas, apa? Apa mungkin..........” Geramnya dalam hati yg tiba-tiba saja menggantung, setelah Aliando membisikan sesuatu tepat ditelinganya.
“Resleting rokmu, Nona. Lihat ke belakang. Ahhh, kau sangat memalukan!” Desisnya pelan lalu membiarkan Prilly merogoh resleting roknya dan membenarkannya.
Ini memang kejadian luar biasa. Memalukan, tapi juga mengasyikan!
Mengasyikan bagi Aliando, tapi memalukan bagi Prilly.
“Arrrgggght! Kenapa kau tidak memberitahuku daritadi? Apa kau sengaja, ingin membuatku malu didepan anak-anak yg lainnya? Kau memang menyebalkan!” Umpatnya terlihat sangat kesal. Bahkan, Prilly kembali melayangkan aksi cubitannya pada lengan Aliando, yg sempat membuatnya sedikit mengernyitkan alis menahan rasa nyeri.
“Awwwwwwwws” rintihnya cukup keras. Prilly pun kembali menertawakannya, ketika wajah putih dan tampan Aliando seketika berubah merah padam, menahan rasa nyeri di lengannya.
“Sakit?” Aliando mengangguk pelan.
“Segitu saja sakit? Kau mau merasakan yg lebih dari ini? Kalau kau mau merasakannya, aku bisa melayangkannya saat ini juga pada lenganmu ataupun wajahmu kembali.” Jelasnya yg semakin membuat Aliando kembali menggeser sedikit posisi tubuhnya lebih menjauh dari tubuh Prilly. Pergeseran tubuh ini, sempat dirasakan Prilly yg kembali membuatnya terkekeh.
“Laki kok nyalinya ciut sih! Pake rok sono, kau sangat pantas memakai rok.” Ejeknya masih tetap tertawa puas tanpa memperdulikan yg disekitarnya. Aliando sedikit geram bahkan terlihat mengepalkan kedua tangannya.
Entahlah, apa yg akan dilakukan Aliando pada Prilly yg memang belum menyadari hal ini. Mungkinkah Aliando akan mendaratkan sebuah tamparan keras dipipi Prilly? Atau sebuah bugeman keras, sebagai tanda pembalasannya atas kejadian kemarin? Atau mungkin, Aliando akan mencubit balik lengan Prilly dengan jarinya? Ohh, hanya Aliando dan authornya yg tahu wkwkwk.
Aliando kini semakin mendekati tubuh mungil Prilly yg sempat membuatnya terkejut. Aliando semakin mendekat, mendekat, bahkan sangat dekat dengan kedua tangan mengepal yg diangkatnya tinggi-tinggi tepat didepan wajah Prilly.
Dalam benak Prilly, “Astaga, apa cowok ini akan menamparku? Atau, dia akan melayangkan bugeman keras diwajahku? Atau mungkin............”
“Awwwwwwwwww” teriaknya cukup keras, ketika hampir beberapa centi lagi, kepalan kedua tangan Aliando menyentuh wajah cantik Prilly. Prilly menutup kedua matanya rapat-rapat dan.......
CUPPP
Sebuah kecupan lembut, telah mendarat dipipi kiri Prilly dengan sangat lembutnya. Prilly pun langsung tersentak kaget, ketika Aliando dengan beraninya harus mengecup lembut pipi kirinya tanpa seizin dirinya. Ini memalukan! Tapi ini suatu kenikmatan sendiri yg mungkin baru Prilly rasakan pertama kali.
“Apa-apaan kau!” Bentaknya kembali mengusap-ngusap pipi kirinya dengan tisyu yg barusan ia beli dikantin.
“Alaaaaaah, kau menikmatinya kan? Jangan malu-malu begitu, jujur saja Nona. Tak apalah, apa kau malu mengakuinya kalau kau sebenarnya itu menikmati kecupanku? Ahhh bisa ku tebak, pasti kau malu mengakuinya.” Ocehnya yg semakin membuat Prilly geram bahkan kesal.
“Kau..............”
NJEGGG'
“Terlalu kepedean!” Tegasnya yg langsung menginjak keras kaki kanan Aliando dengan sepatunya yg cukup ber-hak itu. Aliando kembali merasakan nyeri yg sangat-sangat di kakinya.
“Hey, kau! Ku.......kurang ajar!” Umpatnya kesal terbata-bata menahan rasa nyeri di bagian kakinya. Prilly langsung berlalu pergi tanpa berpamit terlebih dahulu, ini semakin membuat rasa geram bercampur kesal Aliando semakin menggebu-gebu.
“Dasar cewek......... Abal-abal”
PLETAKK'
“Awwwwwwws sakit.” Prilly kembali merasakan nyeri dibagian kepalanya, yg sempat dilempar satu sepatu secara mendadadak itu oleh Aliando.
Yah, Aliando sengaja membalas perbuatan Prilly dengan melemparkan salah satu sepatu yg ia pakai tepat di kepala Prilly.
Prilly kembali merintih menahan nyeri di bagian kepalanya.
“Kenaaaaaaaaapa, kau melempar sepatu jelek ini ke kepalaku? Kau mau mencari ribut lagi denganku?” Ocehnya kembali mendekat ke arah Aliando.
“Ohhh, jadi kau kesakitan Nona? Baguslah, berarti kita impas! ” Jawab Ali masih dengan gaya santainya.
“Kau bilang Impas? Ckckckckck, jadi kau balas dendam?”
“Aku tidak balas dendam, hanya saja....... Aku ingin kau merasakan penderitaanku ini Nona. Kau sudah membuat Kakiku nyeri seperti ini, dan akupun sudah membuat kepalamu terasa nyeri. Berarti, kita IMPAS!” Jawabnya langsung berlalu pergi dari pandangan Prilly dengan sangat santainya. Prilly yg melihat tingkah seenaknya Aliando pun, langsung mengejarnya untuk menuntut permintaan maaf.
“Hey, kau mau kemana? Urusan kita belum selesai! Kau harus minta maaf padaku! Aku tidak mau tahu yah, kau harus minta maaf sekarang juga!” Oceh Prilly terus membuntuti Aliando sampai tubuhnya berhenti mendadak tepat di depan wajah Prilly. Wajah keduanya nampak berhadap-hadapan yg semakin membuat pemandangan sedap untuk dipandang. Apalagi, bibir keduanya pun nampak sangatlah dekat dengan jarak yg memang tidak terlalu jauh.
“Kalau aku tidak mau meminta maaf, lalu apa urusannya denganmu?” Jawabnya langsung berbalik badan yg cukup membuat Prilly tersentak kaget ketika bibir Aliando hampir menyentuh bibirnya.
DEGGH
Tiba-tiba saja, Prilly merasakan ada yg berbeda dengan hatinya saat ini. Sebuah detakan jantung yg memang tidak biasanya ia rasakan akhir-akhir ini.
“Wow sexy-nya” desis Ali pelan yg sempat terdengar samar-samar oleh pendengaran Prilly. Keduanya nampak menikmati aksi saling pandang-memandang ini, sampai mereka berdua pun tidak menyadarinya kalau berbagai pasang mata tengah menatap keduanya dengan tatapan tajam penuh terkaman. Salah satunya Yunia, siswi centil yg selalu saja merusak mood Prilly disekolah.
“Ekhem...ekhem! Ohhh God, SADAR WOY! INI SEKOLAH! BUKAN TEMPAT BERCIUMAN!” Teriaknya yg mampu menghancurkan lamunanan aksi saling pandang Prilly dengan Aliando.
Aliando dan Prilly nampak terlihat salah tingkah, ketika teman dari mereka harus mendapati keduanya yg hampir saling berciuman di area sekolah.
“Ehhhhh” desisnya pelan lalu berusaha melepaskan pelukan lembut Aliando yg menempel ditubuh Prilly.
“Kalian tidak bermoral yah! BERCIUMAN KOK DI AREA SEKOLAH! Kau juga Piel, kenapa sih kau selalu membuatku ilfiel setiap bertemu denganmu? Kau tahu kan Piel, kalau ini area sekolah? Lantas, kenapa kau nekat melakukan ciuman disini? Kenapa, kenapa dan kenapa?” Yunia tak henti-hentinya menuntut penjelasan dari Prilly, yg semakin membuatnya sedikit jenuh bahkan kembali geram dengan pertanyaan-pertanyaan Yunia yg membisingkan ini.
“Sudah selesai bertanya? Kalau sudah, izinkan aku untuk memasuki kelas sekarang juga, Yunia!” Tegas Prilly masih tetap dalam nada datar sedatar mungkin. Yah, kalau ia harus menjawab semuah pertanyaan Yunia yg konyol ini, pasti memakan waktu 7 hari 7 malam lamanya. Dan jalan satu-satunya adalah........ Meninggalkannya!
“Eehh ehhh ehhh, Piel! Kau mau kemana? Aku belum selesai berbicara denganmu! Kau juga belum menjawab pertanyaanku! Ihhh dasar Piel! Selalu saja membuatku mu.......”
“PLEASE, JANGAN BERISIK OKEH!” Tegas Aliando yg langsung membukam keras bibir Yunia saat itu juga dan detik itu juga.
~
Berbeda dengan Aliando dan Prilly yg selalu saja terlibat perdebatan itu, kini nampaklah sosok gadis cantik berlesung pipit dengan menggunakan dress pinknya dan juga high heels yg senada dengan dressnya nampak terlihat lesuh bahkan jenuh mungkin di bandara.
Yah, berbagai tas dan kopernya telah menjadi temannya diruang tunggu didepan bandara udara yg saat ini mungkin telah sepi.
“Panaaaaaaas! Aliando kemana? Oh Tuhan, kau kemana darling? Aku lelah menunggumu disini! Nomermu pun tidak pernah aktiv! Sebenarnya, kau berada dimana darling?” Ocehnya nampak kesal bahkan jenuh.
Yah, gadis cantik ini rupanya tengah menantikan Aliando menjemputnya di bandara.
BUGGGH
“Sorry....” Desisnya pelan, lalu langsung mendongakan kepalanya ke atas. Dan betapa terkejutnya dia, ketika yg ia lihat itu ternyata........
“Darling?” Pekiknya cukup keras dan langsung memeluk tubuh jangkung Aliando yg terlihat sangat lesuh itu.
“Owalah Darling, kau kemana saja sih? Aku lelah menunggumu, sangat lelah! Kenapa kau telat menjemputku sih, darling?” Protesnya kembali memanyunkan bibir yg rupanya membuat Aliando terlihat gemas bahkan berniat untuk menciumnya.
“Ehh ehh STOP! Kau mau apa? Kau mau mencium bibirku? Sabar dong Darling, tunggu sampai rumah yah.” Tolak gadis ini cukup menantang nyali Aliando. Aliando tak henti-hentinya merengek, bagaikan anak kecil yg meminta jatah jajan harian.
“Ayolah Baby, 1 kali saja. Lagipula, sepi juga kan? Aku sudah sangat merindukanmu. Sangat merindukan........ Bibirmu yg sexy ini.” Desisnya pelan nampak terlihat sangat bernafsu.
.
.
Bersambung...
Cerbung Aliando dan Prilly "You're The Light" All Part >TAMAT<
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar