Advertisement

Advertisement

Cerbung Aliando dan Prilly "Princess Lavender" Part 1


Seorang gadis remaja tampak menangis didepan pintu rumahnya, ia mengetuk pintu itu berkali2 agar orang yang berada didalam rumah mau membukakan pintu untuknya. Namun orang itu tidak memperdulikan teriakan gadis itu, dengan cueknya wanita paru baya itu memutuskan untuk tidur. sedangkan cuaca diluar saat ini hujan sangat deras beserta petir yang membuat gadis itu semakin ketakutan.
"Ibu... Tolong buka pintunya. Aku sangat kedinginan disini ibu." Teriak gadis itu sambil menangis sesegukan.
Seberapa kerasnya gadis itu berteriak, wanita yang ada didalam tetap tidak membukakan pintunya. Gadis itupun hanya pasrah untuk tidur diluar dengan badan yang menggigil kedinginan.
Keesokan paginya, wanita paru baya yang merupakan ibu angkat gadis itu langsung menyiramnya dengan Air. Gadis itupun bangun dengan badan yang sudah basah kuyup.
"Hei anak pungut, kenapa kau pulang kesini. Sudah berapa kali aku mengusirmu, tapi kau tidak mau juga pergi dari sini. Aku menyesal sudah menyetujui ide suamiku untuk membesarkanmu dikeluarga kami." Bentak wanita itu pada gadis yang ada dihadapanya, yang tak lain adalah Prilly.
"Ibu. Kalau bukan pulang kemari, kemana lagi aku harus pulang, disini rumahku, kalian adalah orangtuaku." Ucap Prilly disela isak tangisnya.
"Ada apa ini?" Tiba2 saja seorang pria menghampiri mereka, pria tersebut adalah ayah angkat Prilly, beda dari istrinya dimana pria ini sangat menyayangi Prilly.
"Lihatlah anakmu itu, aku tidak suka dia tinggal disini." Jawab wanita itu pada suaminya dengan sinisnya.
"Rista. Jaga ucapanmu! Ayah Prilly membentak istrinya.
"Beraninya kau membentakku, kau lebih membela anak ini dari pada istrimu sendiri." Teriak sang istri yang tak kalah bengisnya.
PLAK!!
sebuah tamparan mendarat tepat di pipi sang istri, Rista pun melotot kaget dengan perlakuan suaminya itu. Kemudian ia beralih menatap kearah Prilly dengan tatapan tajamnya.
"Dasar anak pembawa sial." Ucap Rista dengan geramnya, Rista segera melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar dan menutup pintu kamarnya dengan keras.
Sementara itu ayah Prilly menatap Prilly dengan sedih. Ia tampak iba dengan putrinya itu dan membelai rambut Prilly dengan lembut.
"Prilly, tolong maafkan ibumu. Suatu saat nanti ibumu pasti akan menerima keberadaanmu. Kau harus bersabar hingga hari itu tiba. Sebaiknya gantilah pakaianmu, ayah akan mengantarkan kau kesekolah."
Prilly hanya mengangguk dan menuruti ucapan ayahnya untuk mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah.
***
Tidak hanya dirumah saja Prilly mendapat perlakuan buruk, disekolahpun Prilly juga dibenci dan dihina oleh teman2 sekelasnya. Dan hari ini untuk yang kesekian kalinya Prilly dikerjai oleh genk Amel. Ia dilempari telur, terigu dan cairan berbau aneh. Awalnya, Prilly terdiam seperti ingin menangis. Tapi, ternyata ia sangat senang dan berterimakasih kepada teman-temannya.
Yang sudah mau menyambutnya dengan lemparan yang ditujukan untuknya. Setelah itu Prilly segera berlari keruang ganti dengan ekspresi wajah yang sulit untuk diartikan.
Ketika, pelajaran sedang berlangsung Salah seorang siswi bertanya pada temannya tentang cairan apa yang genk Amel tumpahkan di kepala Prilly tadi. Belum sempat menjawab, tiba-tiba Prilly masuk ke kelas dengan seragam olah raganya. Dan membuat semua siswi dikelas mencium bau yang tidak sedap. Bahkan ketika duduk, teman sebangku Prilly menyuruhnya untuk menjauh. Ternyata, cairan tadi adalah telur busuk.
Bel pun berbunyi, dan ibu guru meminta Prilly untuk menemuinya di kantor. Disana, sang guru bertanya mengapa Prilly selalu memakai seragam olahraga saat jam pelajarannya. Tanpa sepatah kata pun, Prilly hanya tersenyum kecil. Kemudian guru itu bekata apabila terjadi sesuatu, lebih baik Prilly bercerita padanya supaya ia bisa menolongnya. Namun, Prilly hanya berkata bahwa tak ada apapun yang terjadi padanya. Gurunya memaklumi sikap Prilly yang seperti itu dan membiarkanya untuk kembali kekelasnya. Dan Saat ia berjalan di koridor, semua siswi menjauhinya dan menatapnya dengapan tatapan jijik.
***
Dilain tempat ada sebuah sekolah elit, dimana saat ini sebuah mobil dengan diiringi oleh beberapa mobil dibelakangnya tengah berhenti tepat dihalaman sekolah elit tersebut. Dan hal itu tak luput dari pandangan para remaja putri yang berteriak2 memuji orang yang berada didalam mobil itu, dari arah berlawanan terlihat dua orang sisiwi tengah kaget menatap keluar jendela.
“Ah, itu Putra Mahkota.” Ujar salah seorang siswi yang bernama Mila, ia melihat Putra Mahkota Aliando Syarief dari jendela.
“Mana? Mana?“ Grite terlihat antusias.
“Lihat, dia baru tiba di sekolah pukul 11.”
“Pengawalnya sangat tampan. Apa mereka dipilih berdasarkan tingkat ketampanan?”
Putra Mahkota, Aliando Syarief bersekolah di SMA ini.
“Aku fikir kalau Keluarga Istana akan sekolah di Lembaga Istana juga.” Ujar Grite.
“Ini benar – benar tidak terduga. Mungkin karena sekolah ini dekat dengan Istana.”
“Ibuku pernah bercerita, ketika Raja masih muda, dia adalah orang tertampan di negeri ini. Dan Ratu adalah orang yang tercantik. Putra Mahkota itu hasil dari percampuran DNA yang terbaik.”
“Tetapi kenapa… Ekspresi wajahnya terlihat sedih?”
“Yeah, aku fikir juga begitu.”
Tanpa di duga, Aliando menengadahkan kepalanya ke atas. Sontak Mila dan Grite bersembunyi di bawah jendela.
“Dia melihat kita!Dia melihat kita!” ujar keduanya panik.
“Wow! Jantungku berdetak cepat!”
“Ya Ampun! Rasanya mataku berkunang – kunang.”
Perlahan Mila dan Grite mengintip dari bawah jendela. Berharap Putra Mahkota tidak lagi melihat mereka. Padahal sebenarnya Putra Mahkota sedang melihat ke arah langit. Mungkin kedua gadis ini terlalu percaya diri.
Aliando terlihat memandang lurus ke arah langit. Tatapanya terlihat sendu. Seperti ada masalah berat yang ada dalam fikirannya.
Flashback
Pagi ini.
“Putra Mahkota, kau sudah berusia 17 tahun. Kau harus segera menikah.”
“Ibu, aku baru 17 tahun!!”
“Sudah menjadi tradisi. Kau adalah seorang Putra Mahkota.” Ucap Ratu sambil menyesap teh hijaunya.“ Kau akan mendapatkan seorang Istri yang masih muda. Dia akan mudah mempelajari bagaimana peraturan dan sikap sebagai Keluarga Kerajaan. Untuk seseorang yang menghabiskan waktu lama di luar Istana, dia akan sulit beradaptasi di dalam Istana.”
“Putri Mahkota?”
“Ya.”
“Lalu, apa aku boleh mendapatkan istri yang muda dan cantik, ketika aku sudah tua nanti?”
“Putra Mahkota, ini bukan lelucon! Bagaimanapun juga, kita akan mencarikan istri yang masih perawan. Kecuali, jika kau sudah punya pilihan sendiri… Tapi kita lebih senang jika kau menikah dengan gadis pilihan Ayahmu.”
Aliando membulatkan matanya. Ini benar – benar terlalu mendadak.
Flashback End
“Pernikahan di usia muda?? Apakah harapanku harus pupus? Padahal aku berharap menikmati hidupku dengan banyak wanita cantik.”Batin Aliando sambil menerawang kearah langit.
“Bel kelas telah berbunyi, Yang Mulia.” Ujar salah satu pengawal menyadarkan lamunan Aliando.
“Aku berfikir terlalu jauh. Berikan tasku!”
***
Aliando kini sudah berada disebuah ruangan kosong bersama seorang gadis cantik yang tengah duduk dihadapanya.
“Bisakah kita menikah?”
“Kau melamarku? Tapi ini terlalu cepat. Maafkan aku. Kita masih sekolah.” Ucap Gadis itu terkejut dan menolak lamaran Aliando.
"Saat ini aku tidak bisa Menikah denganmu. Kita baru tujuh belas tahun." Sambung gadis itu yang tak lain adalah Cindy.
“Aku adalah Putra Mahkota. Menikah diusia muda adalah tradisi Istana.” Ucap Aliando. “Mereka bilang mereka akan menikahkanku dengan gadis lain jika aku tidak punya pacar. Jadi lebih baik aku menikah dengan orang yang kukenal. Bukankah kita bersahabat baik?”
“Tidak.”Aliando terkejut mendengar jawaban Cindy, gadis yang dilamarnya.“Aku tidak ingin merusak persahabatan kita. Selain itu sangat sulit hidup di Istana dan memiliki tanggung jawab untuk menjadi seorang Ratu. Bukankah aku harus melepaskan semuanya jika aku menikah denganmu? Tidak! Cita – citaku sebagai penyanyi akan hilang begitu saja.”
Setelah menolak lamaran Aliando, Cindy segera pergi meninggalkan Aliando sendirian diruangan itu. Tentu saja penolakan dari Cindy membuat Ali merasa kecewa dan tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menolak perjodohanya itu.
***
Di kediaman Keluarga Prilly. Ayah Angkat Prilly mendapat telepon dari Raja. Suatu kehormatan besar baginya.
“Yang Mulia, seharusnya Anda tidak perlu repot – repot menelpon.”
“Hahaha… Tolong rendahkan suaramu. Aku tidak menelponmu sebagai Raja. Tapi aku menelponmu sebagai adik dari sahabatmu.”
“Begitu…”
“Ketika ayahku masih hidup, dia bercerita banyak tentangmu. Dia mengatakan hanya kau orang yang dipanggil sahabat olehnya. Dia selalu mengingatkan janji antara kau dan Rizal. Dan ketika kematiannya, dia meninggalkan suatu wasiat yang harus dilaksanakan saat itu tiba.”
"Ya yang mulia saya masih ingat akan hal itu. Saat ini gadis itu sudah beranjak dewasa, dia gadis yang cantik dan berbudi luhur. Namun, saya tidak tahu bagaimana caranya untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada gadis itu. Jika kedua orang tuanya meninggal disaat menyelamatkan kerajaan dari pembrontak." Jelas ayah angkat Prilly mengingat akan orang tua kandung Prilly yang telah lama meninggal.
"Sudahlah, yang terpenting saat ini kita harus menepati janji antara keluarga kerajaan dengan orang tua gadis itu yang sudah banyak berjasa untuk kami. Kalau begitu apa Kau masih menyimpan cincin pertunangannya?”
“Ya, Yang Mulia. Tapi…”
“Aku juga punya cincin pertunangannya disini. Kita harus segera menikahkan mereka.”
Ayah angkat Prilly terkejut mendengar ucapan Raja. Menikahkan mereka??
"Ya...karena aku ingin gadis itu mendapatkkan tempat yang layak dikerajaan ini. Dan untukmu aku mengucapkan terimakasih yang sebesar2nya untuk kebaikanmu yang sudah merawat putri Rizal dengan baik." Ucap Raja dengan tulus.
"Yang mulia tidak perlu berterimakasih kepada saya. Karena saya tulus membesarkannya dan menganggap dia sebagai putri kandung saya sendiri." Jawab ayah Prilly dengan perasaan haru.
"Walaupun begitu saya tetap mengucapkan terimakasih padamu bram. Kau sunggu Pria yang berhati malaikat. Dan tentang gadis itu aku ingin dia sekolah ditempat putra mahkota. Itu dilakukan agar putrimu itu bisa lebih dekat dengan putra mahkota . Apa kau menyetujuinya bram??
"Kalau itu memang perintah dari yang mulia. Saya hanya bisa menurut saja." Jawab ayah Prilly dengan bahagianya.
"Kalau begitu, mulai besok kau antar dia kesekolah barunya." Perintah Raja pada ayah Prilly, ayah Prilly langsung mengiyakan. Dan setelah pembicaraan panjang itu selesai, telvonpun terputus dengan diiringi senyum bahagia dari raut wajah Bram.
***
Keesokan harinya, sesuai yang diperintahkan oleh Raja, tanpa diketahui Prilly maksud dari ayahnya, kini Prilly sudah berada disekolah barunya. Dimana ia merasa canggung berada disana, ada rasa takut yang menyelimuti pikiran Prilly. Bagaimana tidak, disekolah elit itu hanya dia sendirilah anak miskin yang berada ditengah orang kaya yang memiliki segalanya. Prilly memikirkan bagaimana nasibnya nanti, jika disekolah lama saja dia diperlakukan buruk oleh teman2nya pasti terjadi juga disekolah barunya ini. Dan lebih buruk dibandingkan disekolah lamanya. Prilly hanya pasrah dan mencoba untuk ramah pada murid yang lewat dihadapanya namun mereka hanya memandang jijik kearah Prilly.
Sedangkan Prilly sendiri hanya bisa diam mendapat tatapan seperti itu dari teman2 barunya.
Prilly kembali melangkahkan kakinya dengan kepala yang tertunduk. baru beberapa langkah Prilly berjalan, tanpa sengaja Prilly malah menabrak tubuh seorang Pria hingga minuman yang dipegangi oleh pria itu pun tumpah diseragamnya, tentu saja Pria itu langsung menatap tajam kearah Prilly karena sudah mengotori seragamnya.
BERSAMBUNG

Tag: ,

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas