“Sudah...sudah! Menggurui saya saja kau ini. Cepat katakan, berapa yg kamu inginkan?”
“100 Juta Bos.” Jawabnya dengan menunjukkan sederet giginya yg memang rapi dan putih itu.
“APAH? 100 Juta? Yg benar saja kamu ini, Prilly.! Kamu fikir, ini Bank apa? Tidak, tidak!” Bentakku. Yah, nih cewek benar-benar Gila.! Kurasa, dia bukanlah meminta padaku. Melainkan memoroti hartaku secara perlahan. Tapi demi Kedua orang tuaku, yah aku pun harus merelakan uang 100 juta ku.
“Yah, saya sih terserah Bos Ali saja. Kalau Bos keberatan, yah saya juga tidak akan bersedia untuk menjadi Sisi. Ingat loh Bos, berpura-pura menjadi orang lain itu, sama saja menipu. Dan Bos tau kan, menipu itu bisa dimasukan ke penjara dalam waktu yg sangat lama.” Gertaknya lagi. Kali ini aku cukup sependapat dengannya. Yah, walau bagaimanapun juga kan ini adalah rencanaku. Dan aku pun harus rela untuk mengeluarkan uangku demi berjalannya rencana ini.
Tapi kurasa, aku pun sudah terlalu jauh menuruti keinginannya ini. Yah, aku ini kan Bos. Masa aku kalah dengan gertakan Asistenku sendiri? Hah, Kacau !!
Tapi kurasa, aku pun sudah terlalu jauh menuruti keinginannya ini. Yah, aku ini kan Bos. Masa aku kalah dengan gertakan Asistenku sendiri? Hah, Kacau !!
“Baiklah, ini cek 100 juta untukmu Prilly. Tapi ingat, besok kamu harus berdandan secantik dan seanggun mungkin seperti Sisi. Kamu sudah tahu kan, style Sisi bagaimana?” Tanyaku, dia mengangguk mantap.
“Bagus! Tapi ingat, jangan pernah berani bicara sebelum aku menyuruhmu berbicara. Dan jangan pernah membuatku malu. Sekarang, keluarlah dari ruangan saya. Engap, melihatmu seperti ini Prilly” tegasku sengaja mengusirnya secara halus dan lembut. Karena jujur, dia memang tipe wanita yg sangat sensitive.
“Okeh baiklah, Bos ku yg tampan.” Ucapnya menggodaku dan kembali mencolek lembut pipiku. Ahh, dia benar-benar gesrek bin Gila. Seenaknya saja dia kepadaku yg jelas-jelas aku adalah Bos-nya. Huff, godaannya membutaku semakin bernafsu saja. Apalagi, dedekku sudah mulai terbangun rupanya.
Ahh Prilly, kau telah membangunkan singa yg sedang tertidur pulas saat ini.
Ahh Prilly, kau telah membangunkan singa yg sedang tertidur pulas saat ini.
____o0o____
-Author POV-
Hari itu akhirnya tiba juga, hari dimana Aliando Syarief mengawali kebohongannya sendiri dengan memperkenalkan Prilly Latuconsina sebagai Sisi Calon tunangannya yg telah lama meninggal.
Semua ini dilakukannya karena semata-mata Aliando begitu sangat menyayangi keluarganya dan kedua orang tuanya.
Semua ini dilakukannya karena semata-mata Aliando begitu sangat menyayangi keluarganya dan kedua orang tuanya.
“Ingat yah, Prilly. Jangan berbicara apapun kalau aku belum menyuruhmu untuk berbicara.” Ingat Aliando kembali mengingatkan. Prilly mengangguk mantap.
“Baiklah, Bos Ali.” Jawabnya yg sedikit kikuk hari ini.
“Jangan panggil aku Bos kalau didepan kedua orang tuaku dan keluargaku. Panggil saya Honey, Prilly. Karena itu adalah panggilan Sisi untukku semasa dia masih hidup.” Tegasnya lagi mencoba mengingatkan Prilly. *tegas amat bang, udah kaya hakim ajah setegas itu, weka weka weka. . .
“Honey? Okeh, baiklah Honey sayang” ucapnya terkekeh ketika ia harus memanggil sang CEO-nya sendiri dengan panggilan Honey. Ini suatu mimpi baginya, bisa bertemu langsung dengan seorang pemimpin Perusahaan Syarief Group beserta keluarga besarnya.
~
“Wellcome in Indonesian, Dady-Mommy.” Sambutnya dengan sebuah pelukan ketika Tn Al-Syarief beserta Ny Resi telah dan juga semuah keluarga besarnya menginjakkan kakinya di tanah Indonesia. Terlihat jelas, raut wajah cemas Aliando kini mulai tertampakkan dengan sangat jelasnya. Begitupun dengan Prilly, Ia bingung harus bersikap seperti apa.
“Hay Aliando Syarief. Sekarang kau sudah dewasa anakku. Dimanakah Sisi, tunanganmu?” Tanya Tn Syarief langsung mencari-cari sosok Sisi yg tak lain dan tak bukan adalah Prilly Latuconsina.
“Hay Dady-Mommy” yah, tiba-tiba saja munculah sosok gadis dengan tubuh mungil yg terbalutkan kain dress pink yg sungguh sangat cantik dan anggun dengan berpoleskan make-up yg seNatural mungkin. Siapa lagi kalau bukan, Prilly Latuconsina.
“Sisi? Kau sungguh sangat cantik nak. Mom sangat merindukanmu, Nak.” Ny Resi langsung memeluk Prilly dengan sangat eratnya, yg sempat membuat Aliando menitikan air matanya lalu ia tepis kembali.
“Sisi, Maafkan aku. Aku telah melakukan hal konyol ini tanpa sepertujuanmu Si. Tapi, ku lakukan ini karena terpaksa. Kau lihat sendirikan, Mom sangat menyayangimu seperti dia menyayangiku. Dan aku tidak mungkin tega, kalau aku harus mengatakan yg sejujurnya tentang kematianmu Si. Karena itu akan membuat Mom semakin terpukul dan kecewa. Ku harap, kau diatas sana bisa mengerti keadaanku Si disini.” Ucapnya dalam hati.
___o0o___
“Bagaimana keadaanmu Sisi? Apakah, kedua orang tuamu baik-baik saja nak?” Tanya Ny Resi yg sempat membuat Prilly panik harus menjawab apah. Dia terus mencari-cari sosok Aliando yg memang tidak ada disampingnya itu. Entahlah, Aliando saat ini berada dimana. Yg pasti, Prilly begitu kesal dengan hilangnya Aliando yg tidak izin seperti ini.
“Mmm, ba...baik Mom. Alkhamdulillah, Mamah sama Papah sehat-sehat semua” jawabnya penuh harap, semoga jawabannya selalu tepat dan tidak meleset.
“Lantas, kapan kedua orang tuamu datang ke Indonesia nak? Bukankah, kalian sudah bertunangan dan akan mengarah ke jenjang Pernikahan?” Ny Resi terus-menerus mempertanyakan hal itu, yg membuat Prilly kembali panik dan gugup harus menjawab apa.
“Mmm... Mamah sama Papah, akan ke Indonesia itu........”
“Mereka sudah tidak ada Mom.”Sergap Aliando langsung menghampiri Prilly dan Mommynya diruang tamu. *udah kaya jelangkung ajah yah bang, datang tak dijemput pulang yah sok dah.
“Kedua orang tua Sisi, sudah lama meninggalkannya Mom.” Ucapnya lagi, kali ini Ali tengah duduk berdampingan dengan Prilly di kursi tamu dengan se-rileks mungkin.
“Meninggal? Kapa? Kenapa Mom tidak mengetahuinya, Ali?” Tanya Ny Resi semakin menjadi-jadi, dan kembali membuat Ali dengan Prilly harus ekstra berfikir dengan jawaban yg akan mereka berdua lontarkan didepan Mom-nya. *Nahloh, bingung kan? Mangkannya jangan pernah berbohong abang! Dosa loh. Weka weka weka. . .
“2 bulan yg lalu. . . . 4 bulan yg lalu” ucap mereka bebarengan dengan jawaban yg masing-masing sangat berbeda. Ny Resi pun terkejut ketika mendengar jawaban yg berbeda ini dari mulut keduanya.
“2 bulan yg lalu, atau 4 bulan yg lalu sih Ali?” Ali dan Prilly kembali saling tatap menatap satu sama lain. Mereka pun bingung harus menjawab apa. Sedangkan, sebelumnya mereka tidak ada pembahasan tentang masalah ini. Mereka mengira, kalau Mom-nya itu tidak menanyakan keberadaan Kedua orang tua Sisi yg jelas-jelas masih berada Washington.
“Mmmm. . . 3 bulan yg lalu Mom. Iyakan Si?” Jawab Ali pasrah, lalu kembali mencoba meyakinkan Prilly atas jawabannya itu. Prilly mengangguk pasrah dengan jawaban paksaan yg Ali tuturkan didepan Mom-nya.
“Iyah Mom, Mamah sama Papah meninggal 3 bulan yg lalu.” Jawabnya pasrah yg membuat Ny Resi menganggukan kepalanya pertanda paham. Syukurlah. . . Akhirnya berhasil juga terjawab 1 pertanyaan yg memang konyol ini. *abang-abang, orang tua belum meninggal kok di bilang meninggal sih . .!
“Lantas, kedua orang tuamu meninggal karena apa Nak? Sakit kah, atau kecelakaan?” Tanya Ny Resi lagi yg membuat Ali dan Prilly harar-harap cemas menanti jawaban apa yg akan mereka lontarkan didepan Mom.
“Sakit Mom” Ali langsung dengan cepat menjawab pertanyaan Mom-nya itu dengan tergesa-gesa yg membuat Ny Resi sedikit jengkel melihat tingkah anaknya yg selalu menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Padahalkan, itu pertanyaan diajukan untuk Prilly! Bukannya abang wek. . .
“Ali,! Mom tidak bertanya padamu, tapi Mom bertanya pada Sisi, calon menantu Mom.” Omelnya yg membuat Ali kembali menelan lidah kekecewaan dan kecemasan dengan jawaban yg akan Prilly lontarkan saat ini. Dia yakin, kalau Prilly tidak mungkin berhasil untuk menjawab pertanyaan Ny Resi. Karena apa? Karena Prilly bukanlah Sisi.
“Okeh baiklah Mom, silahkan Mom bertanya pada Sisi sesuka Mom. Ali laper, pengen makan dulu Mom. Bye Sisi. . .” Huwah, Si Ali keterlaluan yah! Maen ninggalin Prilly seenaknya ajah! Kan Prilly pasti gugup tuh, dengan semua pertanyaan-pertanyaan calon mertua. *Sabar yah Bie. . .
~
“Ali, . .” Panggilnya kasar menghampiri Ali yg tengah melahap makanan dengan sangat lahapnya.
“Hemm . .”
“Ali, . !” Panggilnya kembali dengan nada yg sedikit menjengkelkan.
“Apa sih, Prilly?” Ujar Ali dengan mulut yg masih penuh dengan seribu makanan didalamnya. Ia sedikit menggeser tubuhnya untuk menoleh sejenak ke arah Prilly yg disampingnya.
“Aku laper, .” Ucapnya sangat jujur. Bukan jujur sih menurutku, tapi terlalu volos.
“Yah makan dong, Prilly. Rempong amat sih hidup kamu! ” Jawabnya setengah terkekeh melihat ekspresi wajah masam Prilly yg terlihat memang sangat kelaparan itu.
“Suapin, .” Pintanya terus merengek berglambotan manja dilengan Ali, yg membuat bulu kuduk Ali tiba-tiba saja merinding hebat. Bukan karena dia merinding atau apa, tapi karena dia geli ketika kulit lembut Prilly menyentuh dadanya yg bidang. Huff, Prilly. . . Prilly. Membuat Nafsu abang saja, weka weka. .!
“Yaelah,. belum juga jadi bini, udah bikin repot ajah kamu ini .!” Protes Ali sangar ketika harus meraih sendok dan mengambil nasi beserta lauknya lalu menyuapkannya ke mulut sexy Prilly. Sebenarnya Ali menolak.! Tapi kalian kan tau sendiri, Prilly kalau sudah menjerit histeris tuh seperti apa kan? Ahh, jangan dibayangin.!
“Biarin, wek. Kan aku sebentar lagi jadi istri kamu Li. Jadi, suka-suka aku dong mau disupain sama kamu apa tidak. Daripada, yg nyuapin aku si Kevin hayo? Apa kamu rela, melihat calon istrimu ini disupain makanan oleh Kevin?” Cibir Prilly sedikit menggoda Ai dengan menyelipkan nama 'Kevin' didalam topik pembicaraanya.
--------Flashback On----------
Bicara mengenai nama 'Kevin', itu sama saja mengundang amarah Aliando sang CEO muda yg dikenal dengan ketampanan rupanya dan kecerdasan otaknya.
Yah, Kevin adalah salah satu pegawainya di Perusahaan Syarief Group yg merangkap menjadi mantan Prilly rupanya.
Yah, Kevin adalah salah satu pegawainya di Perusahaan Syarief Group yg merangkap menjadi mantan Prilly rupanya.
Ali pun masih tidak percaya dengan kenyataan ini, kalau Mantan Prilly yg dulu bajingan dan sembrono itu ternyata adalah 'Kevin' pegawainya sendiri di kantor.
Itupun, karena dulu Prilly sempat bercerita mengenai mantannya yg memang bajingan plus bangsat itu.
Itupun, karena dulu Prilly sempat bercerita mengenai mantannya yg memang bajingan plus bangsat itu.
Bagaimana tidak bajingan plus bangsat, Masa Kevin tega morotin gadis sepolos Prilly hingga ia harus berhenti di jenjang SMA. Yah, dulu Prilly sempat mempunyai rencana untuk melanjutkan study kuliahnya ke Jerman. Tapi uanganya, harus ia berikan untuk Kevin dengan beralasan Kevin saat itu lagi butuh-butuhnya uang untuk membangun usaha. Padahalkan, uang itu Kevin pergunain untuk foya-foya dengan beberapa kekasihnya. Sadis banget kan men! Memang sadis. . Kalau gue mah, langsung gue santet tuh kevin. Weka weka, kidding . .
----------Flashback Off-----------
“Sok silahkan. .! Palingan juga, diporotin lagi seperti dulu.” Ejek Ali tersenyum kecut ke arah Prilly yg lagi asyik-asyiknya melahap makanan.
“Uhuukk. . Uhukk.!” Ia tersedak cuy. Kasian kan Prilly, Abang sih.! Prilly meraih sebuah gelas yg berisikan jus sirsak kesukaannya itu, lalu langsung menenggakan Jus kedalam rongga mulutnya dengan tergesa-gesa.
“Eukk,.” Ali hanya mampun menelan ludahnya dalam-dalam, ketika melihat Prilly bersenggama di hadapan wajahnya bahkan disamping telinganya.
“Dasar. . . Jorroks.!” Omelnya. Bukan jorok yah cuy, tapi ini joroks.! Lebih barah dari jorok, yah semacam kakaknya jorok. Wekawekaweka, . .lupakan !!
“Biarin wek. .” Prilly menjulurkan lidahnya dihadapan wajah Ali, yg membuat Pria tampan itu kembali menelan ludahnya sendiri yg memang sedang bernafsu itu. Bagaimana gak nafsu, Lidahnya itu loh. . . Tidak tahan men. Ingin sekali dia melumatnya tak tersisa. Huff.! Lagi-lagi Prilly membangunkan singa rakus yg sedang tertidur.
“Mau aku cipok tuh, bibir (?) Menggairahkan sekali.!” Cibirnya mendekatkan bibirnya tepat di depan bibir Prilly. Dan. . . Hanya mereka yg tau, wekaweka. Padahal, itu lagi di meja makan loh lokasinya. Tapi berani amat yah Abang, seusai melahap makanan ehh gantian sekarang melahap Bibir sexy Prilly. Abang. . Abang.
_____o0o_____
Prilly POV
Seusai acara pertemuanku dengan keluarganya Ali tadi pagi, sekarang aku sudah mulai sampai lagi di kontrakan sederhanaku yg memang jauh dari kata mewah ini. Yah, aku di antar Ali dong pulangnya. . . Huaaaa jangan pade ngiri yah. Terutama authornya, wekaweka. . Uhh ngiri!! *garuktembok*
Ali memarkirkan mobil sportnya di salah satu pekarangan depan kontrakan sederhanaku. Tapi sebelum ia memperbolehkanku untuk keluar dari mobilnya, tiba-tiba saja tangan kekarnya meraih pergelangan tanganku dan mencium lembut punggung jari-jemariku. Oh romantisnya. . Jangan ngiri lagi yee!
“Thanks, atas semuanya. Tanpa bantuanmu, mungkin aku tidak sebahagia ini hari ini. .” Ucapnya lembut dan lagi-lagi Ali mencium punggung jari-jemariku yg sesaat membuat darahku berdesir hebat! Sangat hebat . . Parahkan aku? Sudah memiliki kekasih yg jauh disana juga, tapi kalo deket Pria tampan ini rasanya aku begitu bahagia, nyaman dan. . . . Dag-dig-dug seeeerrr. Ohehe.!
“Sama-sama. .” Bibir ini terasa bergetar hebat ketika aku harus mengeluarkan kalimat singkat ini. Yah, aku gugup di depannya.! Oh God, apa yg terjadi padaku (?) Kenapa setiap aku menatap matanya, jantung ini seakan-akan berhenti sejenak. Kenapa? Why God, why?
“Aku. . . Harus pulang Li. Terimakasih untuk hari ini, dan sampai ketemu lagi yah di kantor besok. Bye. . .” Ucapku melambaikan tanganku seusai aku membuka pintu mobilnya dan mengarah untuk meninggalkannya. Sesaat, tubuhku ku balikkan kembali menghadap mobil Ali yg memang masih berada didekatku. Aku melihat, Ali tersenyum puas kearahku. Begitupun dengan aku, ku balas senyumannya dengan sebuah lambaian tangan yg langsung disambut anggukan olehnya lalu kembali melepas rem gas dan mengemudikan kembali mobilnya.
“Hati-hati Ali. .” Gumaku pelan. Aahhh, ada apa sebenanrnya denganku? Kenapa aku parno seperti ini? Kenapa juga, aku harus melambaikan tanganku seperti tadi? Memalukan saja kau ini Prilly. Ingat. .! Kau bukanlah seseorang yg berarti dihidup Ali. Kau hanya seseorang yg disewa untuk berpura-pura menjadi Sisi, kekasih Ali yg sudah meninggal. Jadi? Yah lupakan tentang mimpimu itu, untuk menjadikan Ali seseorang yg mencintaimu dengan dirimu yg sebagai Prilly, bukan Sisi.
~
Ku rebahkan tubuh mungilku yg memang lelah dan letih ini. Sesaat, bayang-bayang Ali kembali hadir beterbangan di atas kepalaku dengan begitu hebohnya. Ahh, dia seperti kunang-kunang . .!
Sejenak, aku mengingat-ngingat kejadian tadi pagi yg sampai dengan malam ini yg Ali mengantarkanku sampai depan kontrakan.
Dari tingkahnya yg konyol pas di Bandara Soe-ta, ucapannya yg benar-benar membosankan itu yg selalu bilang “jangan bicara, sebelum aku menyuruhmu berbicara!” Hanya kalimat itu yg selalu ia lontarkan di depan telingaku. Yah, aku juga paham dan mengerti kali ahh. ! Lagian juga kan untuk apa aku menduluinya berbicara, sedangkan aku juga bingung dengan topik yg akan aku bicarakan. Huff, topiknya aja bingung! Apalagi aku. . Wekawekaweka.
Sejenak, aku mengingat-ngingat kejadian tadi pagi yg sampai dengan malam ini yg Ali mengantarkanku sampai depan kontrakan.
Dari tingkahnya yg konyol pas di Bandara Soe-ta, ucapannya yg benar-benar membosankan itu yg selalu bilang “jangan bicara, sebelum aku menyuruhmu berbicara!” Hanya kalimat itu yg selalu ia lontarkan di depan telingaku. Yah, aku juga paham dan mengerti kali ahh. ! Lagian juga kan untuk apa aku menduluinya berbicara, sedangkan aku juga bingung dengan topik yg akan aku bicarakan. Huff, topiknya aja bingung! Apalagi aku. . Wekawekaweka.
Lalu setelah itu, dengan sikap Ali yg selalu mengistimewakan Sisi di hadapan Mom dan Dad nya yg sempat membuatku iri. Bagaimana tidak iri, masa orang yg sudah tiada tetap di istimewakan seperti itu sih.! Padahalkan disitu sudah jelas-jelas terdapat sosok aku, Prilly Latuconsina. Kenapa coba, dia nggak mengistimewakan sosok aku? Kenapa harus Sisi, yg jelas-jelas sudah tiada.! Dasar aneh. .!
“Ohh, Ali. .” Gumamku pelan. Ya, hanya nama itulah yg saat ini aku ucapkan dan aku bayangkan dalam mimpiku.
Hah, Ali? Wait-wait, kenapa harus ALI yg aku bayangkan? Kenapa tidak Riza ajah sih, yg jelas-jelas adalah kekasihku? Huh, sepertinya aku gila! Sepertinya aku begitu menggilainya! Ya, siapa lagi kalo bukan Ali. . Sosok tampan yg menjabat sebagai CEO di perusahaan yg aku tempatin.
Hah, Ali? Wait-wait, kenapa harus ALI yg aku bayangkan? Kenapa tidak Riza ajah sih, yg jelas-jelas adalah kekasihku? Huh, sepertinya aku gila! Sepertinya aku begitu menggilainya! Ya, siapa lagi kalo bukan Ali. . Sosok tampan yg menjabat sebagai CEO di perusahaan yg aku tempatin.
“Fokus Prilly Fokus. .! Elo harus Fokus, dan jangan sampe elo jatuh hati ataupun jatuh cinta padanya. .! Ingat. . Ada sosok Riza yg menantimu disana.” Ya, aku mengoptimiskan diriku sendiri saat ini. Aku tidak mau, kalo aku harus jatuh hati apalagi jatuh cinta padanya. Ya, ini hanyalah sandiwara sementar Prilly! Bukan selamanya. . Lagian juga kan, Ali memintamu untuk berpura-pura menjadi sosok Sisi, itu bukan karena Ali berharap lebih padamu karena rupamu yg memang mirip dengan kekasihnya. Melainkan, Ali hanya tidak mau saja membuat kedua orang tuanya kecewa dan stress menerima kenyataan kalau Sisi ternyata sudah tiada. Ya, aku harus mengingat misi ku dengan Ali tentang itu. Harus . . .!
____o0o____
Aku berjalan dengan tergesa-gesa ke kantor. Karena apa, karena aku sudah telat 15 menit ini huaaaaahh. . . Lupakan. Pasti, Ali kembali mengomeliku atau bahkan kembali menghukum dan mengerjai ku lagi seperti waktu itu. Ahh, tidak bisa ku bayangkan kalo sampai hal itu terulang kembali yg aku haras bersih-bersih seperti OB! Padahalkan aku ini seorang Asisten Bos, bukan OB. Ingat itu. . .!
Aku berjalan dengan sangat cepatnya menyusuri koridor kantor yg memang sangat luas ini, engap juga yah. . .
Dan tiba-tiba saja, kejadian tak mengenakan hati dan perasaan jiwa ini kembali terulang dihidupku. Tapi bukan dengan Ali, CEO ku. Melainkan dengan si bangsat dan bajingan . . . Anyirr.!
Dan tiba-tiba saja, kejadian tak mengenakan hati dan perasaan jiwa ini kembali terulang dihidupku. Tapi bukan dengan Ali, CEO ku. Melainkan dengan si bangsat dan bajingan . . . Anyirr.!
`BRUGGG`
Tas beserta isinya berjatuhan dengan sangat hebohnya di lantai kantor. Masalahnya bukan hanya Tas ku saja yg berserakan, tai Make-up dan berbagai barang 'kutip' seperti minyak wangi dan 'sensor' juga ngikut-ngikutan berserakan tak karuan. Owalah. .
Aku panik dan langsung dengan cepat membereskan serta memunguti barang-barang 'sensor' ku yg memang tak sedap dipandang mata itu kedalam tas ku.
Aku panik dan langsung dengan cepat membereskan serta memunguti barang-barang 'sensor' ku yg memang tak sedap dipandang mata itu kedalam tas ku.
“Kau. . .” Gumamku geram plus jengkel ketika harus bertatap muka secara live ekslusif plus langsung dengan bajingan dan si bangsat ini.
Ya, siapalagi kalo bukan 'Kevin'.! Si bangsat dan bajingan yg dulu dengan teganya memoroti uangku yg akan ku pergunakan untuk study kuliahku ke Jerman. Tega banget kan guys.? Memang! Kalo aku gak kasian sih, udah aku santet tuh bajingan. . . Lupakan!
Ya, siapalagi kalo bukan 'Kevin'.! Si bangsat dan bajingan yg dulu dengan teganya memoroti uangku yg akan ku pergunakan untuk study kuliahku ke Jerman. Tega banget kan guys.? Memang! Kalo aku gak kasian sih, udah aku santet tuh bajingan. . . Lupakan!
“Hey. . Tunggu dulu sayang.! Buru-buru amat sih! Aku hanya ingin reuni mantan saja denganmu. Hey. . . Tunggu Baby.” Busyeeeeeet nih bajingan.! Tadi memanggiku dengan panggilan Sayang, sekarang berganti menjadi Baby. Sudah ku duga, nih bajingan tetap saja belum kapoks plus berubah. Harusnya tuh dia tobat, karena apa? Karena yg dia lakukan itu memanglah hal yg sangat tidak terpuji. Ckckckck. . .!
`PLAKKK`
“Jangan memanggilku dengan panggilan sayang atau Baby atau apalah itu. .! Kau dengar, aku sangat tidak sudi mendengar kata sayang bahkan Baby dari mulut bajinganmu itu . .!” Bentakku. Sengaja menamparnya detik itu juga. Terlihat sekali raut wajah kekesalan yg terpancar dari sudut kedua bola matanya saat itu juga. Horeee, akhirnya aku berani juga untuk menamparnya seperti tadi. . .
“Kau menamparku, Baby (?) Shittttt, kau benar-benar gadis 'kutip' Baby.! Berani sekali kau menamparku di depan seluruh pegawai di perusahaan ini. Kau sudah mempermalukanku, Baby. .! Sekarang ikut aku. .! Ikut aku Baby.! Aku akan memberimu pelajaran yg akan membuatmu sadar Baby. Cepat ikut aku.” Ya, Kevin menarik tanganku secara paksa dengan sangat kerasnya. Bahkan dia dengan cepat kini mulai membopong tubuhku melewati puluhan pegawai di kantor ini. Benar-benar tidak tau diri. .! Memalukan. .!
“Turunkan tubuhku. .! Lepaskan aku, Bajingaaan . .!” Aku terus meronta-ronta dengan nada suara yg sengaja ku perkeras lagi. Ya, siapa tau aja CEOku itu yg tak lain dan tak bukan adalah Ali, dapat menolongku dari cengkeraman bajingan ini. Yah, semoga saja.
“Lepaskan aku, Bajingaaaan. Mau dibawa keman aku ini? Turunkan tubuhku, lepaskan aku ku mohon.” Aku tetap meronta-ronta bahkan sampai terisak menangis ketika Kevin membawaku kesebuah ruangan gudang dibawah tanah. Apa yg akan dia lakukan Oh God (?) Kenapa dia membawaku ke tempat gelap dan sepi dari kata ramai ini (?) Apa yg akan dia perbuat, apakah dia akan. . . . Memperkosaku (?) Atau bahkan. . . Membunuhku (?) Ahh, kurasa Kevin tidak akan setega itu untuk membunuh ataupun memperkosaku. Karena aku tau, kalau aku ini bukanlah tipe wanita idamannya. Tapi, sepertinya dugaanku meleset besar. Astaghfirullah, dia kini melempar tubuhku dengan kerasnya ke arah meja kosong didepan ku. Bahkan, kini dia mendekatiku dan semakin dekat dengan jari yg secara perlahan menyikap rok miniku. Oh God, apa yg akan dia lakukan (?)
“Apa yg akan kau lakukan Bajingan? Stop.! Jangan sentuh tubuhku apalagi merenggut kesucianku. .! Lepaskan aku, kumohon. Jangan sentuh aku. Hiks. . . Hiks. . . Hiks” aku menangis! Ya, aku menangis didepan Bajingan itu. Melihat aku menangis sepertinya, hanya membuat dia tertawa lepas tanpa merasa kasihan sedikitpun kepadaku. Dia memang bajinan.! Bangsat. . Oh Ya Allah, tolong beritahu Ali tentang keadaanku saat ini. Karena hanya dialah yg bisa menolongku saat ini. Aku tidak memperdulian gengsiku lagi pada Ali. Yg aku perdulikan dan aku butuhkan saat ini adalah kehadiraanya disini yg mampu menolongku terbebas dari bajingan keparat ini.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar