Kemana ku harus melangkah....
Jejakmu samar-samar ku ikuti.
Kemana ku harus melangkah...
Cintamu terlalu sulit untukku!
Terangilah kasih, lentera cintamu itu.
Agar ku tak jatuh dalam kegelapan..
Agar ku tak jatuh dalam kegelapan..
Sebait lirik lagu yg sedang kuputar ini, mewakilkan perasaan lelah dan kecewa ku atas sikap Aliando yg memang tidak bisa ku percaya.
Yah, Aliando menghamili Felly? Itu memang tidak mungkin! Aku kenal betul Aliando. Dia memang cowok konyol, tapi dibalik kekonyolannya dia itu bertanggung jawab. Dan tidak mungkin, seorang Aliando melakukan hal yg tercela seperti itu. Tapi Felly, dia telah berhasil membuat kedua orang tuaku percaya kalau ini memang salah Aliando.
Yah, kemarin malam pas aku pulang dari rumah Aliando, Felly sengaja menemuiku dirumah dan bertemu langsung dengan kedua orang tuaku. Bahkan mengobrol.
Yah, Aliando menghamili Felly? Itu memang tidak mungkin! Aku kenal betul Aliando. Dia memang cowok konyol, tapi dibalik kekonyolannya dia itu bertanggung jawab. Dan tidak mungkin, seorang Aliando melakukan hal yg tercela seperti itu. Tapi Felly, dia telah berhasil membuat kedua orang tuaku percaya kalau ini memang salah Aliando.
Yah, kemarin malam pas aku pulang dari rumah Aliando, Felly sengaja menemuiku dirumah dan bertemu langsung dengan kedua orang tuaku. Bahkan mengobrol.
-Flashback On-
`tok...tok..tok`
Belum sempat aku menaiki anak tangga rumahku, suara ketukan pintu terdengar ditelingaku dengan begitu keras. Aku membalikan tubuhku dan langsung bergegas membukakan pintu. Dan kebetulan juga, kedua orang tuaku tengah menonton tv diruang keluarga setelah mereka berdua memarahiku atas keterlambatanku pulang sekolah.
“Felly.......?” Aku tersentak kaget, ketika yg datang adalah Felly. Kekasih Aliando. Ia menghampiriku dengan wajah yg memerah dan kedua mata yg sembab. Sepertinya Felly habis menangis.
Dia memelukku dengan sangat erat yg membuat kedua orang tuaku pun tersentak kaget dan mengahampiri aku dengan Felly.
Dia memelukku dengan sangat erat yg membuat kedua orang tuaku pun tersentak kaget dan mengahampiri aku dengan Felly.
“Felly.....?” Gumamku pelan.
“Siapa nak?” Tanya papahku.
“Teman Pah.” Jawabku langsung mengajak Felly memasuki rumahku dan kubuatkan dia 1 gelas teeh hangat untuk menenangkan fikirannya sejenak.
“Sebenarnya, apa tujuanmu kesini Fell? Apa ada yg menyakitimu, sampai kamu menangis seperti itu?” Tanyaku langsung pada topik pembicaraan dan pembahasan.
“Gu. . . . Gue Hamil Prill.!”
`DEGGG`
Betapa terkejutnya aku dan kedua orang tuaku, ketika mendengar pengakuan dari Felly kalau dirinya sekarang tengah hamil dan mengandung.
“Apa, Hamil?” Tanya Papahku sangat syok dan histeris. Ya, Papah ku mungkin sangat kecewa dengan sosok Felly yg tengah hamil diluar nikah. Apalagi, aku memperkenalkan dia disini sebagai teman ku. Pasti, Papahku langsung menyuruhku untuk menjauhinya demi kebaikan ku.
Felly mengangguk mantap, masih dengan tetesan air mata yg mengalir dipipinya.
Felly mengangguk mantap, masih dengan tetesan air mata yg mengalir dipipinya.
“Siapa yg menghamilimu Nak?” Tanya Mamahku, sudah siap siaga menanti jawaban dan pengakuan dari mulut Felly langsung. Sedangkan aku, aku hanya diam dan terus diam. Roman-romannya, pasti bakal berujung ke perdebatan. Ya, aku sudah merasakan hawa yg panas dan tidak enak disini. Apa mungkin, nama 'Ali' akan dibawa-bawa dalam masalah ini? Semoga saja tidak.!
“Aliando, Tante. Yah, dialah yg menghamiliku. Ali Prill, yg sudah membuatku seperti ini.” Jelasnya lagi.
`DEGG`
Aku kembali tersentak kaget ketika mendapati dan menjumpai nama 'Ali' didalamnya. Sudah ku duga, pasti masalah ini akan mengarah ke perdebatan antara aku dengan kedua orang tuaku. Walau bagaimanapun jugakan, aku pernah menceritakan sosok Ali pada Mamahku waktu itu.
“Nggak mungkin Fell! Ali nggak mungkin berbuat hal sekeji itu. Pasti kamu salah paham deh. Nggak mungkin ini ulah Ali Fell! Nggak mungkin.” Sergapku menepis prasangka buruk itu.
“Ali? Apa dia itu Aliando temanmu Prilly?” Tanya Mamahku begitu khawatir dan was-was. Benarkan dugaanku, pasti masalah ini berujung perdebatan. Aku mengangguk pasrah.
Dan berharap, ini adalah salah paham dan hanya kekeliruan Felly saja. Yah, semoga saja.
Dan berharap, ini adalah salah paham dan hanya kekeliruan Felly saja. Yah, semoga saja.
-Flashback Off-
Yah, saat itulah kepercayaan kedua orang tuaku runtuh seketika ketika mendengar penjelasan Felly tentang Aliando yg telah menghamilinya. Mamah ku yg memang telah menyetujui pertemananku dengan Ali yg notabennya Non-Muslim pun, sepertinya sudah terbawa arus angin. Mungkin, setelah mendengar detail penjelasan dari Felly, Mamah dan Papahku akan melarangku atau mungkin menyuruhku untuk menjauhi laki-laki yg bernama Aliando itu. Oh Yaallah, padahal aku pun yakin kalau Ali tidak ada sangkut pautnya dengan kehamilan Felly. Yah, aku yakin itu.
Aku memasuki pekarangan rumahku setelah aku memasukan mobil sport ini ke bagasi rumah. Ku langkahkan langkah gontai ini memasuki rumah, masih berselimut was-was juga sih. Apalagi, saat ini hubunganku dengan Mamahku masih belum membaik dan belum juga menemukan jalan dari semuah masalah ini.
Ku lihat, adikku Raja tengah asyik-asyiknya bermain mobil-mobilan didepan meja tamu. Aku mendekatinya dan menanyakan tentang keberadaan Mamahku dimana.
Ku lihat, adikku Raja tengah asyik-asyiknya bermain mobil-mobilan didepan meja tamu. Aku mendekatinya dan menanyakan tentang keberadaan Mamahku dimana.
“Halo Laja sayang. Sudah makan belum? Nih, Kak Piyi tadi mampil sebental ke supelmalket. Telus ingat Laja dan beliin Laja pelmen lollipop deh. Laja senang nggak, sudah Kak Piyi beliin pelmen.” Ucapku menirukan gaya bicara adikku yg menggemaskan ini. Dia mengangguk senang dengan langsung melahapnya.
“Mmm, Laja. Mamah dimana?” Tanyaku pelan. Raja sejenak terdiam dan memutar-mutarkan bola matanya ke kiri dan kanan mencari-cari sosok Mamah mungkin. Lalu dia menunjuk ke sebuah kamar dilantai kedua, yg pastinya itu adalah kamar Mamahku.
“Disana, Kak Piyi. Mamah abis nangis, gala-gala Laja nakal.” Jelasnya menundukan kepalanya sejenak lalu memelukku.
“Mamah menangis? Memangnya, Laja nakal kenapa sampe membuat Mamah menangis?” Tanyaku masih memeluknya dengan sangat erat.
“Laja tadi beltemu sama kakak ganteng. Dan Mamah, langsung malahin Laja. Gara-gara kakak ganteng itu kenal sama Kak Piyi. Telus, Mama menjewel telinga Laja deh. Telus, Mamah sekalang menangis deh di kamal dan belum kelual dali tadi siang.” Jelasnya kembali menjelaskan. Aku sempat menerkam penjelasan Raja mengenai ia bertemu dengan seorang kakak ganteng dan Tampan yg mengenalku. Bisa ku tebak, pasti itu Aliando.
“Yaudah, Laja main lagi yah. Kak Piyi mau ke kamal Mamah dulu.” Sejenak, aku mencium pipi adikku dan langsung mengarahkan langkah ini menemui Mamahku dilantai 2.
~
Aku melihat sosok wanita tengah baya yg masih tetap anggun dalam balutan long-dress pink dan hijabnya yg semakin membuatnya sangat anggun dan terlihat lebih muda itu. Yah, dialah Mamahku. Seorang wanita yg telah berhasil membuatku menjadi gadis sekuat dan setegar ini. Makasih Mah.
Aku mendekatinya yg masih mengarahkan tubuhnya menghadap balkon lantai 2 kamarnya. Aku masih bisa mencium amarah kemarahan, kekesalan, bahkan kekecewaan dari tubuh mamahku. Aku mendekatinya dan langsung memeluknya dari arah belakang.
“Maaahh....” Panggilku pelan. Tapi Mamah tetap tidak menoleh bahkan merespond panggilanku. Ya, aku pun tahu akan hal ini. Pasti Mamah masih kecewa dan marah denganku gara-gara masalah Felly kemarin yg datang kerumahku.
“Maaahh, maafin Prilly. Demi Allah, Prilly tidak ada hubungan apa-apa dengan Aliando. Prilly hanya menganggapnya sebagai teman, tidak lebih. Mamah harus percaya akan hal itu Mah.” Jelasku masih dalam posisi memeluk Mamahku, bahkan ku pererat pelukanku ketika Mamah membalikkan tubuhnya dan ingin meninggalkanku. Ke cegah Mamah ku, dan kupeluk Mamahku kembali dengan terisak menangis.
“Maafin Prilly Mah, Prilly tidak bermaksud untuk membuat Mamah kecewa ataupun marah sama Prilly. Mamah harus tau, Kalau Aliando tidak mungkin berbuat hal sekeji itu Mah. Mamah harus percaya sama Prilly, kalau foto yg ditunjukkan Felly kemarin itu hanyalah editan.” Jelasku lagi yg terus-menerus meyakinkan Mamahku, kalau foto itu memang editan. Tanpa harus aku cek di pakar telematika, aku pun sangat yakin dengan seyakin-yakinnya kalau foto itu memang editan, dan bukan foto yg sebenarnya.
“Bagaimana bisa, kamu sangat yakin kalau Aliando tidak melakukannya. Sudah jelas-jelas, Felly membawa bukti foto yg memang itu wajahnya kan? Lantas, apa lagi yg harus Mamah percaya, Prilly? Mamah menyesal, sudah memperbolehkanmu berteman dengan Aliando. Lebih baik, kamu jauhin Aliando atau kamu akan Mamah pindahkan kesekolah di luar negeri.”
`DEGG`
Aku tersentak kaget, ketika mendengar penuturan dan ancaman Mamahku yg akan memindahkan sekolahku di Luar Negeri, kalau aku tidak menjauhi Ali. Ini sungguh tidak adil. Ali itu benar, tapi kenapa terus disalahkan seperti ini.
“Kenapa Mamah menjadi seperti ini? Kenapa Mamah selalu memilih-milih teman untuk Prilly.? Prilly sudah dewasa Mah, Prilly berhak nentuin mana teman yg baik untuk Prilly dan mana teman yg tidak baik untuk Prilly. Bukankah, Mamah sendiri yg ngajarin Prilly kalau mencari teman itu jangan pilih-pilih. Tapi kenapa, Mamah mengingkari kata-kata Mamah sendiri.? Kenapa Mah? Prilly bukan anak kecil lagi, dan sebentar lagi Prilly akan lulus SMA dan menuju jenjang kuliah. Tidak seharusnya, Mamah selalu mengekang Prilly seperti ini. Prilly pun ingin bebas Mah, ingin bergaul dengan teman-teman disekeliling Prilly. Kenapa Mamah tidak pernah mengerti sih Mah?”
`PLAKK`
Baru pertama kali ini, Mamah mendaratkan tamparan keras dipipiku. Yah, Mamah menamparku dengan nafsunya. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mamah setega ini menamparku. Aku anaknya! Tapi kenapa Mamah tega menamparku? Oh YaAllah, sakit sekali tamparan ini. Aku menangis pelan menatap wajah Mamah yg terlihat menyesal itu.
“Mamah menampar Prilly, Mah.? Prilly benar-benar masih tidak percaya, Kalau Mamah setega ini menampar Prilly. Mamah benar-benar jahat dan tega . . !!!!!” Detik itu juga, Air mataku tak kunjung redah dan terus mengalir membasahi Pipi. Dan detik itu jugapun, aku langsung melangkahkan kaki meninggalkan Mamah dan keluar rumah entah kemana. Kubawa mobilku, ku tinggalkan rumahku yg memang sudah tidak adalagi kata harmonis itu. Yah, akhir-akhir ini banyak sekali pertengkaran dan perdebatan didalam rumahku. Aku sendiripun, sempat merasa kalau aku ini sudah seperti remaja yg Broken-Home. . .
~
“Mamah tega menamparku! Mamah sekarang sudah berubah! Dia semakin sensitive, arrougant dan juga sesaat dia pun sering berubah menjadi sosok Mamah yg devil.
Aku terus melajukan kendaraanku seiring berjalannya arah mobil. Entahlah, aku sendiripun bingung dengan tujuanku sekarang. Aku tidak ingin pulang kerumah untuk sementara waktu ini. Yah, mungkin aku akan menginap dirumah Mila ataupun menyewa kamar hotel untuk sementara waktu.
Aku terus melajukan kendaraanku seiring berjalannya arah mobil. Entahlah, aku sendiripun bingung dengan tujuanku sekarang. Aku tidak ingin pulang kerumah untuk sementara waktu ini. Yah, mungkin aku akan menginap dirumah Mila ataupun menyewa kamar hotel untuk sementara waktu.
`Drttt....Drttt..drttt`
Tiba-tiba saja, ponselku berdering dengan sangat kerasnya. Kulihat sejenak layar touch-screen ponselku, dan terlihat dengan jelas sebuah nama yg terpampang dilayar touch-screenku yg tak asing lagi bagiku. Yah, "Mila". Kuangkat dan ku tekan tombol hijau ini agar aku ponselku terhubung dengan cepat ke nomer Mila.
`clekk`
-Ponsel On-
Aku : “Iyah Mila.....?”
Mila : “lagi dimana sih Bie? Kesini dong, kerumah gue. Ada Aliando nih, lagi maen. Katanya, dia ingin bertemu sama elo. Kesini yah Bie...” Ucapnya yg sempat membuatku tersentak kaget. Yah, bagaimana bisa Aliando berada dirumah Mila saat ini? Apalagi, Aliando ingin bertemu denganku. Pasti dia akan membahas soal Felly yg bisa memancing emosiku kembali.
Aku : “mmm, Aku nggak bisa deh Mil sepertinya. Aku hari ini harus mengantar Mamah ke pengajian. Mmm, mungkin lain waktu deh Insyaallah...” Jawabku sedikit berdusta. Oh YaAllah, Maafkan aku telah membohonginya. Sungguh, aku tidak bermaksud untuk berkata bohong. Tapi ini demi kebaikan Aliando, maka aku harus menjauhinya untuk semenatara waktu.
Mila : “Yaaaah. . . . Kok gitu sih Bie? Padahal, Aliando udah daritadi siang tau disini. Katanya sih, dia pengen minta maaf sama elo atas bentakannya dia waktu itu di taman...”
Aku : “Tidak perlu dia harus minta maaf langsung denganku, Mila. Aku sudah memaafkannya kok. Sepertinya, aku harus sesegara mungkin nih untuk mengantar Mamah ke pengajian..”
Mila : “Okeh. . . Baiklah. Sampai jumpa Bie, hati-hati dan salam yah buat Mamah Uly...” Setelah Mila memutuskan telfonnya pun, Telfon langsung terputus.
Mila : “lagi dimana sih Bie? Kesini dong, kerumah gue. Ada Aliando nih, lagi maen. Katanya, dia ingin bertemu sama elo. Kesini yah Bie...” Ucapnya yg sempat membuatku tersentak kaget. Yah, bagaimana bisa Aliando berada dirumah Mila saat ini? Apalagi, Aliando ingin bertemu denganku. Pasti dia akan membahas soal Felly yg bisa memancing emosiku kembali.
Aku : “mmm, Aku nggak bisa deh Mil sepertinya. Aku hari ini harus mengantar Mamah ke pengajian. Mmm, mungkin lain waktu deh Insyaallah...” Jawabku sedikit berdusta. Oh YaAllah, Maafkan aku telah membohonginya. Sungguh, aku tidak bermaksud untuk berkata bohong. Tapi ini demi kebaikan Aliando, maka aku harus menjauhinya untuk semenatara waktu.
Mila : “Yaaaah. . . . Kok gitu sih Bie? Padahal, Aliando udah daritadi siang tau disini. Katanya sih, dia pengen minta maaf sama elo atas bentakannya dia waktu itu di taman...”
Aku : “Tidak perlu dia harus minta maaf langsung denganku, Mila. Aku sudah memaafkannya kok. Sepertinya, aku harus sesegara mungkin nih untuk mengantar Mamah ke pengajian..”
Mila : “Okeh. . . Baiklah. Sampai jumpa Bie, hati-hati dan salam yah buat Mamah Uly...” Setelah Mila memutuskan telfonnya pun, Telfon langsung terputus.
-Ponsel Off-
“Maafkan aku Mil, aku sudah berbohong padamu tentang hal ini. Aku hanya tidak ingin, salah paham ini terus berlanjut. Aku lelah Mil, aku lelah dengan semuah masalah ini. Aku harap, Allah masih bisa memaafkan perbuatanku.” Gumamku pelan masih tetap fokus menyetir. Dan setelah beberapa menit, sampailah aku disebuah hotel yg memang jauh dari jalanan kota.
Ku fokuskan fikiranku dalam masalah ini, sungguh aku tidak sanggup untuk menjalankan semuah masalah yg menghambat hidupku. Terlalu banyak masalah yg menghampiriku, Ya mungkin ini adalah suatu ujian dan cobaan yg Allah berikan untukku agar aku lebih sabar dan tawakal lagi menghadapinya. Yah, semoga saja aku bisa melewatinya.
Tiba-tiba saja, entah kenapa aku terlelap tidur dengan sangat lelapnya. Dan ketika aku terbangun, aku seperti melihat sosok Aliando yg tengah tersenyum padaku. Dia mengulas senyumnya ke arahku lalu menghilang. Aku mencoba mencarinya disetiap sudut kamar hotel ini, tapi tidak ketemu. Sesaat aku terdiam dengan hal aneh ini, tapi tiba-tiba saja sosok yg memang sedang kurindukan ini merangkul serta memelukku dari arah belakang.
“Aliando....” Panggilku pelan, bahkan aku sepertinya menikmati pelukan ini dan tidak meronta-ronta sedikitpun.
lalu setelah Aliando memelukku, ia sempat menyerahkan secarik kertas bertuliskan I LOVE YOU.
Aku sangat senang dengan hal ini, ternyata Ali memang mencintaiku. Kubalas dengan mengucapkan “aku juga mencintaimu Al, sangat mencintaimu.”
lalu setelah Aliando memelukku, ia sempat menyerahkan secarik kertas bertuliskan I LOVE YOU.
Aku sangat senang dengan hal ini, ternyata Ali memang mencintaiku. Kubalas dengan mengucapkan “aku juga mencintaimu Al, sangat mencintaimu.”
Tapi, tiba-tiba saja Aliando melepaskan pelukannya ditubuhku dan mengarah keluar kamarku dengan seorang wanita yg sangat cantik. Entah itu siapa, tapi menurutku itu bukan Felly. Dia merangkul dan kembali memeluk wanita itu dengan sangat lembutnya. Bahkan kata I LOVE YOU pun kembali Ali lontarkan didepannya dan berhasil mencium bibirnya didepan wajahku.
Bukan hanya itu saja, tiba-tiba Ali menyempatkan sebuah cincin cantik dijari manisnya dengan mengucap “maukah kau menikah denganku? Maukah kau menjadi pendamping hidupku dan ibu dari anak-anak kita kelak? Maukah kau menjadi penyemangatku hari ini dan selamanya?” Kemudian, wanita itu mengangguk dan kembali mencium lembut pipi Ali.
Bukan hanya itu saja, tiba-tiba Ali menyempatkan sebuah cincin cantik dijari manisnya dengan mengucap “maukah kau menikah denganku? Maukah kau menjadi pendamping hidupku dan ibu dari anak-anak kita kelak? Maukah kau menjadi penyemangatku hari ini dan selamanya?” Kemudian, wanita itu mengangguk dan kembali mencium lembut pipi Ali.
`DEGG`
Saat itu juga, air mataku telah berhasil lolos dari persembunyiannya.
Apa maksudnya? Apa maksud dari semuah ucapannya ini Ya Allah? Ohh, aku tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihanku. Kenapa dia mengatakan kata I LOVE YOU padaku, kalau ujung-ujungnya dia bakal menikah dengan wanita itu? Kenapa Ali tega Ya Allah? Kenapa?
Sejenak aku terdia melihat kemesraan mereka berdua didepan mataku sendiri. Aku mencoba fokus dan tiba-tiba saja dering ponsel ini membangunkanku. Ya, aku tersentak kaget ketika dering ponselku dengan sangat kerasnya mampu membangunkanku dan menyadarkanku.
Oh YaAllah, ternyata ini hanyalah sebuah Mimpi. Mimpi buruk menurutku, tapi apa arti dari mimpiku? Kenapa Mimpi ini terlihat sangat begitu nyata dimataku. Oh YaAllah, mungkinkah mimpi ini adalah pertanda, kalau hubunganku dengan Ali tidak akan bisa bersatu dan bersama. Apa mungkin, mimpi ini menandakan kalau Ali bukanlah jodohku? Oh YaAllah, semuanya hanyalah engkau mengatur jodoh yg terbaik buatku. Kalau memang Ali bukanlah jodohku, aku akan belajar ikhlas untuk melepaskannya secara perlahan-lahan.
Apa maksudnya? Apa maksud dari semuah ucapannya ini Ya Allah? Ohh, aku tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihanku. Kenapa dia mengatakan kata I LOVE YOU padaku, kalau ujung-ujungnya dia bakal menikah dengan wanita itu? Kenapa Ali tega Ya Allah? Kenapa?
Sejenak aku terdia melihat kemesraan mereka berdua didepan mataku sendiri. Aku mencoba fokus dan tiba-tiba saja dering ponsel ini membangunkanku. Ya, aku tersentak kaget ketika dering ponselku dengan sangat kerasnya mampu membangunkanku dan menyadarkanku.
Oh YaAllah, ternyata ini hanyalah sebuah Mimpi. Mimpi buruk menurutku, tapi apa arti dari mimpiku? Kenapa Mimpi ini terlihat sangat begitu nyata dimataku. Oh YaAllah, mungkinkah mimpi ini adalah pertanda, kalau hubunganku dengan Ali tidak akan bisa bersatu dan bersama. Apa mungkin, mimpi ini menandakan kalau Ali bukanlah jodohku? Oh YaAllah, semuanya hanyalah engkau mengatur jodoh yg terbaik buatku. Kalau memang Ali bukanlah jodohku, aku akan belajar ikhlas untuk melepaskannya secara perlahan-lahan.
PONSEL ON
Aku : “Iyah Mila?”
Mila : “elo lagi dimana Bie? Cepat pulang sekarang juga. Keadaannya sangat gawat sekali dirumah lo.” Ucapnya terdengar sangat kacau dan ricuh. Aku tersentak kaget, ketika mendengar penuturan Mila tentang Aliando yg saat ini sedang berada dirumahku dan berdebat dengan Mamahku. Oh Yaallah. . .
Aku : “Apah? Aliando sekarang berada dirumahku? Dan berdebat dengan Mamahku? Kenapa kamu tidak mencegahnya sih Mil? Baiklah, aku akan segera pulang kerumah sekarang juga. Tutt. . .” Sambungan telfon terputus, ketika aku mematikan dan mengakhiri percakapanku dengan Mila dan langsung bersiap untuk pulang.
Mila : “elo lagi dimana Bie? Cepat pulang sekarang juga. Keadaannya sangat gawat sekali dirumah lo.” Ucapnya terdengar sangat kacau dan ricuh. Aku tersentak kaget, ketika mendengar penuturan Mila tentang Aliando yg saat ini sedang berada dirumahku dan berdebat dengan Mamahku. Oh Yaallah. . .
Aku : “Apah? Aliando sekarang berada dirumahku? Dan berdebat dengan Mamahku? Kenapa kamu tidak mencegahnya sih Mil? Baiklah, aku akan segera pulang kerumah sekarang juga. Tutt. . .” Sambungan telfon terputus, ketika aku mematikan dan mengakhiri percakapanku dengan Mila dan langsung bersiap untuk pulang.
PONSEL OFF
____o0o____
Author POV
Dilain tempat tepatnya dirumah kediaman Prilly, nampak jelas terlihat sosok pria tampan yg mungkin saat ini tengah berdebat dengan seorang wanita cantik paruh baya berusia sekitar 35 tahunan. Bukan berdebat sih, lebih tepatnya saling salah-menyalahkan. Yah, merekalah Aliando Nathael dan sang Mamah Ully. Aliando tak henti-hentinya menjelaskan semua kebenaran tentang foto mesrah yg menyerupai dirinya dengan Felly di hotel itu. Aliando pun tak henti-hentinya berucap, kalau semua tuduhan itu memanglah salah besar dan tidak sesuai kenyataannya. Tapi Nyonya Uly tetap bersikekeh dan tidak merespond penjelasan Aliando sama sekali.
“Demi Tuhan, saya tidak pernah melakukan hal sekeji itu! Apalagi dengan Felly gadis yg memang sudah saya putuskan sejak beberapa hari yg lalu.” Jelasnya yg semakin mengundang perdebatan.
“Lalu, kalau kamu tidak melakukan hal sekeji itu, kenapa ada bukti foto ini yg menggambarkan wajahmu Aliando? Tante tidak membencimu ataupun tidak menyuruhmu untuk meninggalkan anak tante Prilly, tante hanya ingin kamu menjauhi Prilly untuk saat ini Aliando. Tante tidak ingin, Prilly selalu dipojokkan oleh sosok Felly yg menyebutnya sebagai pihak ketiga dihubunganmu dengan Felly. Tante mohon, kamu mengerti dengan keadaan ini.” Nyonya Uly tak henti-hentinya meminta Aliando untuk menjauhi Prilly demi kebaikannya. Tapi tetap, Aliando tidak menyerah bahkan menurutinya dengan begitu saja tanpa sebuah perjuangan.
Disisi lain, nampaklah sosok Prilly yg memang tengah sampai dirumahnya lalu memasuki pekarangan rumah dengan langkah yg tergesa-gesa.
“Cukup!! Cukup dan hentikan perdebatan ini. Aku mohon, hentikan!” Ucapnya cukup keras yg sempat membuat Nyonya Uly, Aliando dan Mila tersentak kaget dengan kedatangan Prilly yg tidak terduga itu.
“Prilly . . . . ” Gumam Ali pelan.
“Hentikan Mah! Hentikan meminta Ali untuk menjauhi Prilly. Ali tidak salah Mah, cukup Mamah menyalahkan Ali seperti ini. Ini semuah hanya sebuah fitnah Mah, Prilly yakin ini hanya sebuah Fitnah.” Jelasnya lalu mendekati sang Mamah dan memeluknya.
“Prilly Mohon Mah, kasih Aliando waktu untuk membuktikan kebenarannya. Prilly yakin, Kalau semuah tuduhan ini hanyalah fitnah. Prilly berjanji, kalau ternyata terbukti ini memang bener, Prilly sendiri yg akan menjauhi Ali dan meninggalkannya.” Ucapnya lagi yg mampu membuat Ali kembali tersentak kaget dengan ucapannya.
“Tapi Prill......”
“Cuku Al, cukup! Kalau kamu memang sayang aku, buktikan semuah kebenarannya demi aku. Buktikan didepan kedua orang tuaku, kalau semuah tuduhan itu tidak benar dan salah! Buktikan, kalau kamu memang pantas untuk diperjuangkan. Dan satu lagi, untuk saat ini lebih baik kamu jauhin aku dan jangan ganggu hidupku lagi sebelum kamu mampu membuktikannya.. Aku tidak ingin dianggap sebagai pihak ketiga lagi dihubungan kalian Al.” Jelas Prilly yg mau tak mau harus Ali iyakan demi mendapatkan hati gadis pujaannya itu.
“Baiklah, demi kamu aku akan mencari kebenaran itu Prill. Aku akan membuktikan ucapanku, kalau aku tidak salah dan tidak pernah melakukan hal sekeji itu.!!” Tegasnya lalu dengan hati yg sedikit kecewa, Ali langsung meninggalkan rumah Prilly dan disusul oleh Mila.
“Maafkan Aku Al, aku sengaja melakukan hal ini. Aku hanya ingin melihat seberapa besarkah perjuanganmu untuk mendapatkan hati kedua orang tuaku. Semoga kamu bisa menunjukan kalau kamu memanglah sangat pantas untuk diperjuangkan Al. Karena aku yakin, kamu tidak akan pernah berbuat hal sekeji ini.” Gumanya pelan lalu kembali memeluk tubuh Nyonya Uly yg notabennya adalah mamahnya sendiri.
Bersambuuunng
Bersambuuunng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar