Prilly sengaja mencium pipi serta bibir Ali dengan sangat nakal dan liarnya. Begitupun dengan Ali. Ali langsung membalikan tubuh mungil Prilly dan memeluknya dari arah belakang hingga Prilly tidak bisa melepaskan pelukannya.
Ali lantas, langsung menyerbu leher jenjang Prilly dengan kecupan dan lumatan-lumatan yg menggairahkan yg sudah mulai meninggalkan bekas cupangan merah dilehernya.
Ali lantas, langsung menyerbu leher jenjang Prilly dengan kecupan dan lumatan-lumatan yg menggairahkan yg sudah mulai meninggalkan bekas cupangan merah dilehernya.
“Aahhhh....” Prilly mendesah begitu kerasnya yg semakin membuat Ali kembali liar memainkan lidahnya. Ali melumat habis dan tidak menyisahkan sedikitpun kesempatan emas ini untuk melumat bersih lidah dan bibir Prilly.
Lidah keduanya, saling mengulum dan saling melumat satu sama lain yg membuat suasana sore itu kembali sangat memanas di Apartemen. Entahlah, setan apa yg tengah merasuki tubuh keduanya sore itu, hingga keduanya begitu saling menikmati sentuhan demi sentuhan.
Tak terasa, tangan Ali kini sudah mulai menyikap dress pink Prilly dan perlahan-lahan terlepaslah sudah ikatan bra Prilly yg mungkin ini adalah benang atau kain satu-satunya yg menutupi buah dada yg indah miliknya itu.
Sesaat, Ali terdiam dan begitu mengamati hingga Ali kembali menelan ludahnya sendiri dengan apa yg ia lihat saat ini didepan matanya.
Sesaat, Ali terdiam dan begitu mengamati hingga Ali kembali menelan ludahnya sendiri dengan apa yg ia lihat saat ini didepan matanya.
Yah, gadis cantik yg biasa dipanggil Prilly itu memanglah sangat cantik luar dalam. Ia adalah ciptaan Tuhan yg sangat amat cantik dan sempurna dengan memiliki tubuh mungil, wajah cantik bersih dan memiliki kulit yg putih mulus dengan ukuran dada bisa ditebak sih kira-kira standart lah untuk ukuran dada gadis remaja sepertinya.
“Ahh Prilly, kau sangat cantik sayang” gumam Ali pelan tetap mengarahkan bibirnya di dada sexy Prilly dan kembali menggigit pelan puting yg berwarna pink itu.
“Prilly, ternyata kamu memiliki dada yg begitu indah sayang.” Tak henti-hentinya Ali menggoda dan menggoda yg semakin membuat Prilly kembali merasa terbang dibuatnya.
“Ahh, Kaali suka yah mainin dada Prilly? Kaali nakal, aahhhh..” Gumam Prilly pelan bahkan tertahan dengan desahannya kembali. Tak henti-hentinya Prilly mendesah hebat ketika tangan dan bibir Ali kini berpindah posisi menjadi turun kebawah dan kebawah lagi dan........... Hanya mereka berdualah yg tau.
~
“Hoammm” Prilly menggeliat sempurna dengan mata masih terpejamkan. Sesaat matanya terbuka sempurna ketika ia mendapati tubuhnya dan dirinya tengah berada disebuah kamar yg tentunya bukan kamarnya.
“Hah? Tubuhku?” Gumamnya pelan, ketika mendapati tubuhnya sudah telanjang berat. Wait-wait? Terlihat jelas sosok laki-laki tampan disampingnya masih tertidur pulas yg biasa ia panggil Kaali itu.
“Jangan jangan........ ” Terkamnya pelan lalu sesaat mencoba mengingat-ngingat kejadia tadi sore sampai saat ini ia terlelap dikamar Apartemen Aliando.
-Flashback On-
Yah, tadi sore sehabis mereka party dan merayakan ulang tahunnya disebuah restoran, Aliando dan Prilly langsung menuju kamar untuk beristirahat sekaligus bercumbu dengan mesrahnya.
Bahkan tak ketinggalan juga aksi panas Aliando yg terus menerus menggoda Prilly sampai hal itu pun mereka berdua lakukan tanpa sadar.
Bahkan tak ketinggalan juga aksi panas Aliando yg terus menerus menggoda Prilly sampai hal itu pun mereka berdua lakukan tanpa sadar.
Prilly berhasil dan selalu meronta-ronta tekanan demi tekanan yg selalu membuatnya membubui tinggi bagaikan terbang ke angkasa.
Tanpa sadar, Prilly selalu mendesah dan mendesah atas perlakuan hangat dan lembut Aliando yg selalu menggairahkan itu.
Tanpa sadar, Prilly selalu mendesah dan mendesah atas perlakuan hangat dan lembut Aliando yg selalu menggairahkan itu.
”Ahhh....” Hanya itulah yg bisa Prilly ucapkan melewati bibi sexy-nya.
-Flashback Off-
“Astaghfirullah! Jadi, semalam aku sama Kaali.................. Oh Tidaaaaaakkk!” Teriaknya histeris hingga mampu membangunkan tidur pulas Aliando disampingnya.
“Mmm, Prilly. Ada apa sih sayang? Ini masih pagi juga, udah teriak-teriak!” Desisnya pelan lalu melanjutkan tidurnya kembali, hingga membuat Prilly kembali kesal dan terpaksa harus menggoyang-goyangkan tubuh kekar Aliando sampai ia terbangun.
“Kaali, bangun! Kaali”
“Hoaaammm, ada apah sih sayang?” Tanyanya masih sedikit membuka mata dan kembali menggeliat sempurna.
“Apa yg semalam kita berdua lakukan Kak? Kenapa Prilly bisa tidur disini? Kenapa bisa, Prilly tidak mengingat betul kejadiannya.?” Tanya bertubi-tubi penuh kecemasan. Yah, mereka berdua telah melakukan hal yg tidak sewajarnya. Padahal, 1 minggu lagi pernikahan mereka berdua akan dilangsungkan.
“Entahlah sayang, Kaali sendiripun tidak tau betul apa yg semalam kita lakukan.” Jawabnya masih menatap wajah cemas Prilly. Prilly menangis jika ia harus kembali mengingat kejadian malam itu.
“Bagaimana kalo sampai Aku......hamil Kak? Mamah dan Papah pasti marah dan kecewa besar padaku. Hikss...hiks...hikss.” Prilly masih terisak menangis meratapi hal yg semalam mereka lakukan. Ini memang diluar rencana dan alam sadar mereka. Awalnya memang hanya sebuah cumbuan dan kecupan mesrah yg terjadi. Tapi lama-kelamaan, cumbuan dan kecupan mesrah pun mengarah ke........ Ahh kalian pasti sudah mengetahuinya sendiri!
____o0o____
-Prilly POV-
2 hari setelah kejadian itu, tiba-tiba saja......
“Uueekk....Uueeekk”
Tiba-tiba saja, aku merasakan perutku mual sangat mual. Entah karena apa, tapi yg jelas hari ini aku sudah 9kali bolak-balik toilet untuk mengeluarkan segala muntahan dari perutku. Kurasa, aku tidak seperti ini biasanya. Kalaupun aku masuk angin, pasti itu tidak akan seperti ini. Tapi ini, bukan hanya mual yg menemaniku hari ini. Tapi lemas, kepala pusing, meriang pun juga. Sepertinya menemaniku.
Betapa terkejutnya aku, ketika bulan ini aku tak juga datang bulan. Tidak biasanya juga, telat seperti bulan ini. Aku mencoba untuk menenangkan diriku sejenak agar fikiranku lebih tenang lagi. Yah, mungkin karena stress dan kondisiku yg sibuk akan mempersiapkan pernikahan inilah yg jadi pemicu ketelatan datang bulan ku. Yah semoga saja karena itu, bukan karena yg lainnya.
Ku tunggu sampai besok bahkan 2 harui kemudian. Tapi tetap, rasa mual bahkan meriang ini masih menemaniku. Bahkan, sudah beberapa hari ini aku malas untuk keluar kamar dan makan. Ahh entahlah, apa yg terjadi pada diriku.
Ku tunggu sampai besok bahkan 2 harui kemudian. Tapi tetap, rasa mual bahkan meriang ini masih menemaniku. Bahkan, sudah beberapa hari ini aku malas untuk keluar kamar dan makan. Ahh entahlah, apa yg terjadi pada diriku.
“Ueekk...Ueekk...Uekk” tanpa terasa, rasa mual ini kembali menyerbu dan mengangguku tepat disaat aku dan Kaali tengah menikmati sarapan pagi.
“Sayang, kamu kenapa?” Tanyanya sedikit cemas sepertinya.
“Nggak tau Kak, dari kemarin perut Prilly selalu mual seperti ini.”
“Kamu sakit?”
“Apa jangan-jangan aku___” sengaja kuhentikan ucapanku dan perbincanganku dengan Kaali. Kaali terlihat sangat penasaran dengan penuturanku yg kuhentikan sejenak ini.
“Jangan-jangan apa?”
“Jangan-jangan, Aku hamil!” Tegasku, tapi Kaali tetap menepis rasa cemasku. Bahkan, Kaali tak henti-hentinya menertawakanku dengan tawaan mengejeknya.
“Prilly Prilly. Yah itu nggak mungkin lah sayang. Kita kan cuma ngelakuin ini hanya sekali. Jangan ngaco ahh. Ohh Kaali tau, jangan-jangan kamu pengen cepet punya baby yah dari Kaali? Ahh Kaali bisa menebaknya kok. Tenang yah sayang, sebentar lagi kita bakal sah kok. Dan Kaali janji, kita akan sesegera mungkin untuk membuat Baby.” Tegasnya yg lagi-lagi membuatku sedikit jengkel. Tapi sedikit senang juga sih, bagaimana tidak senang? Setelah sekian tahun aku memimpikan hal ini, ternyata aku pun bisa meraihnya dan mewujudkannya bukan hanya di mimpi. Tapi di dunia nyata.
“Tapi, aku belum datang bulan Kak bulan ini.” Ucapku cemas.
“Prilly sayang, mungkin ajah kan gara-gara aktivitasmu yg padat ini, mangkannya memicu ketelatan datang bulanmu. Bisa saja kan karena hal itu, Prilly? Ayolah sayang, jangan berfikir negative begitu.” Sergapnya terus menenangkanku dari rasa gelisah ini.
Tapi jujur, hal seperti kemarin baru pernah aku lakuin dengan Kaali. Sebelumnya, aku tidak pernah melakukan hal itu dengan Rendy ataupun mantan-mantanku yg lainnya. Jangankan melakukan, memikirkannya saja aku sudah jijik.
Tapi jujur, hal seperti kemarin baru pernah aku lakuin dengan Kaali. Sebelumnya, aku tidak pernah melakukan hal itu dengan Rendy ataupun mantan-mantanku yg lainnya. Jangankan melakukan, memikirkannya saja aku sudah jijik.
“Yah benar kata Kaali, mungkin Stress lah yg menjadi penyebabnya. Yah, mungkin saja besok Prilly akan datang bulan Kak. Semoga ajah.” Jawabku tetap menepis semua rasa cemas dan khawatirku dan melanjutkan sarapannya dengan Kaali.
~
“Ueekk...Uekk..Uekk”
Rasa mual ini kembali menghampiriku. Bahkan sangat parah mungkin dari hari kemarin. Yah, hari ini tidak 1 pun makanan yg masuk keperutku. Jangankan makanan, minum saja perutku langsung mual. Sudah seperti ibu ham...........
“Ueeekk...Ueekkk..Uekkk” ku arahkan langkah ku menuju toilet. Setelah itu, aku langsung membeli alat tes kehamilan di sebuah apotek depan Apartemenku. Yah, aku melakukan ini karena memang aku sangat cemas. Aku takut, kalau tes iniu menunjukan keadaanku yg positive hamil. Karena memang, sampai hari ini pun aku belum datang bulan. Kan aneh menurutku.
Dan betapa terkejutnya aku, ketika hampir 2 jam aku menunggu alat tes ini berjalan dengan baik dan hasilnya ternyata.......Aku positive hamil. Oh Ya Tuhan....
Dan betapa terkejutnya aku, ketika hampir 2 jam aku menunggu alat tes ini berjalan dengan baik dan hasilnya ternyata.......Aku positive hamil. Oh Ya Tuhan....
“APA? Ini nggak mungkin! Ini nggak mungkin. Aku harus secepatnya menunjukkan hasil tes ini ke Kaali.” Ucapku langsung mengarah keluar kamar dan menuruni anak tangga ini satu-persatu dengan langkah yg tergesa-gesa. Dan betapa kagetnya aku, ketika tiba-tiba saja kaki ini terasa begitu keram yg mengakibatkan tidak seimbangnya tubuhku. Dan....
`Taapp....Tapp.....Tapp`
“Awwwwwwwhh” tubuhku terjungkal ke bawan lantai. Aku tak henti-hentinya merintih kesakitan menahan nyerinya perutku. Tubuhku tidak luka, hanya saja...............darah segar ini terus mengucur dari balik dress putihku. Oh YaAllah, ada apa denganku. Kenapa darah ini terus mengucur tak henti-hentinya? Apa aku.....
“Oh Yaallah, Prilly. Ada apa dengamnu sayang? Kenapa kamu____” Kaali menghentikan ucapannya sejenak, ketika mata Kaali beralih pandang ke arah dress ku yg memang penuh darah saat ini. Belum sempat aku menjawab pertanyaan Kaali, tiba-tiba saja tubuhku lemas dan entahlah apa yg terjadi denganku.
...............
...............
-Author POV-
Terlihat jelas sekali seorang laki-laki tengah meratapi kesedihannya saat ini. Yah, Aliando syarief begitu menyesali perbuatannya yg ia lakukan akhir-akhir ini dengan Prilly. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa, kalau sampai Prilly beneran hamil bagaimana? Itu sama saja, ia telah menodai kesucian Prilly sebelum mereka berdua sah menjadi sepasang suami-istri.
“Shittt! Kenapa gue sebodoh ini! Kenapa gue senafsu ini melihat Prilly? Apa yg sudah terjadi sekarang, itu adalah kesalahan gue! Gue harus menghadapi masalah ini dengan sidingin mungkin! Jangan sampai Prilly histeris dengan masalah ini. Jangan sampai.” Desisnya pelan lalu kembali menyenderkan kepala dan tubuhnya di dinding rumah sakit yg memang sekarang Prilly tengah berada di dalam ruangan ICU akibat pendarahan.
“Shiitttt! Maafkan gue Prilly! Maafkan gue. Gue terlalu bernafsu! Gue tidak bisa mengontrol nafsu gue sendiri! Maafkan Kaali Prilly, maafkan Kaali. Bertahanlah disana sayang, Allah pasti melindungimu.” Desisnya lagi. Tapi kali ini segerombolan 3 sekawan tengah menatap Ali dari arah kejauhan dan mendekatinya.
“Ali.........” Panggil mereka yg tak lain adalah Gritte, Riza dan Mila.
“Apa yg sudah terjadi Al? Bagaimana keadaan Bie didalam?” Tanya Mila. Ali menggeleng pasrah dan kembali menyalahkan dirinya sendiri.
“Gue yg salah! Ini semuah salah gue!” Amuknya yg semakin membuat Riza pun tidak tega melihatnya dan berusaha menenangkannya.
“Sabar broh, tenangkan diri elo dulu. Dan ceritakan smuanya yg terjadi pada adik elo.”
Lambat laun, Aliando pun akhirnya menceritakan semuanya yg terjadi antara dirinya dengan Prilly di kamar Apartemen itu. Yah, begitu Aliando menceritakan semuanya, emosi dan amarah Gritte sahabat Prilly pun langsung meledak. Hingga tanpa sadar, tangan lembut Gritte refleks mendaratkan tamparan keras di pipi kiri Ali.
`PLAKK...`
“Bajingan!! Kenapa elo sebodoh itu sih Al? Kenapa elo begitu sangat bodoh melakukan hal kotor itu? Lihat sekarang apa yg terjadi, Bie masuk ICU gara-gara pendarahan.” Bentak Gritte meluapkan semua emosinya.
“Gue memang bodoh Te! Gue memang bajingan! Tapi sumpah demi Allah, kita berdua melakukan itu pun atas dasar saling suka dan benar-benar dibawah alam sadar gue.” Jelas Ali berusaha meyakinkan Gritte, kalau yg terjadi padanya itu hanya musibah saja.
“Jadi maksud elo, kejadian semalam antara elo dan Bie hanyalah musibah? Gitu Al maksud elo?” Ali kembali mengangguk yg membuat emosi Gritte kini semakin meledak-ledak. Tapi emosi dan amarahnya terhentikan, ketika ruangan ICU terbuka dan munculan beberapa pasien beserta sang dokter yg menangani Prilly. Dokter itu nampak tegang dan terlihat sekali dari raut wajahnya beberapa kekecewaan. Ada apa? Why?
“Bagaimana keadaan calon istri saya dok? Apakah dia baik-baik saja?” Tanya Ali langsung menghampiri dokter dengan begitu cemasnya.
“Apakah anda keluarganya?”
“Kami semuah sahabat dekatnya Prilly dok. Bagaimana dengan sahabat saya,? Dia baik-baik saja kan dok?” Gritte dan Mila pun semakin panik dan cemas dengan raut wajah dokter yg mencirikan kegagalan bahkan kekecewaan.
“Baiklah, silahkan diantara kalian disini ikut keruangan saya.” Ucap Dokter lalu bergegas mengarah keruangannya yg diikuti Gritte dan Aliando. Sedangkan Mila dan Riza, ia tetap menunggu Prilly sadar di dalam ruang ICU.
.
.
.
“Apa dokter, Prilly keguguran?” Terkejutlah Aliando dan Gritte ketika mendengar penjelasan yg detail dari dokter yg menangani Prilly.
.
.
.
“Apa dokter, Prilly keguguran?” Terkejutlah Aliando dan Gritte ketika mendengar penjelasan yg detail dari dokter yg menangani Prilly.
“Yah, janin yg didalam perut Nona Prilly masih sangatlah rentan akan sebuah gesekan-gesekan bahkan sentuhan kasar.” Jelas dokter kembali.
“Lalu, apa Prilly baik-baik saja dok? Lantas, sebenarnya usia kandungan Prilly berapa minggu dokter?”
“Usia kandungan Nona Prilly terbilang masih sangat muda. Ia baru 1 minggu ini mengandung. Tapi,..........” Dokter kembali menghentikan ucapannya yg lagi-lagi membuat Prilly dan Gritte cemas dan khawatir.
“Tapi apa dok? Cepat katakan!”
“Team dokter tidak bisa memastikan, apakah Nona Prilly bisa hamil lagi atau tidak.”
`DEGG`
Aliando tersentak kaget ketika mendengar penjelasan Dokter tentang masalah ini. Bagaimana bisa dokter menjamin semuah itu tentang keadaan Prilly.
“Maksud dokter, untuk kedepannya Bie tidak bisa hamil lagi? Begitu dok?” Tanya Gritte semakin menjadi-jadi, ketika dokter menganggukan kepalanya dan menjelaskannya kembali, kalau Rahim Prilly ternyata mengalami sedikit kerusakan yg fatal yg berakibat, ia bisa dipastikan tidan akan bisa mengandung dalam waktu yg sangat lama.
“Ini nggak mungkin dokter, ini nggak mungkin!” Gritte semakin kalap dan langsung mengejar Aliando yg memang sudah meninggalkan ruangan dokter karena tidka kuat mendengar penjelasannya tentang Prilly. Gritte semakin menjadi-jadi, ketika ia berhadapan langsung dengan Ali dilorong rumah sakit.
“Elo harus tanggung jawab bangsat! Bajingan lo Ali! Bajingan! Elo sudah merusak masa depan Prilly, dan sekarang elo sudah membuat harapan terindah Prilly lenyap begitu saja! Elo memang bajingan Al, elo bajingan!” Bentaknya lalu kembali mendaratkan tamparan keras di pipi kanan Ali yg membuat Mila dan Riza tersentak kaget lalu keluar ruangan ICU.
`PLAAK...`
“Elo harus bisa ngerasain, apa yg Prilly rasain didalam sana Al. Elo harus bertanggung jawab! Dengar Al, Prilly begitu sangat menyukai baby! Dia pernah cerita ke gue, kalau dia dan elo kelak akan menikah, dia begitu menginginkan 10 baby yg dia lahirkan dari rahimnya sendiri. Dan elo tau itu apa,? Itu adalah salah satu keinginan terbesar Prilly Al! Tapi elo malah merusaknya! Bajingan” bentak lagi, bahkan Gritte kembali mengangkat tangannya untuk mendaratkan tamparan lagi, tapi sialnya Mila dan Riza berhasil menghentikan aksi kalap Gritte.
“Hentikan Te, hentikan!!”
“Apa-apaan kalian? Kenapa kalian ribut seperti ini? Kalian harus ingat, Prilly sampai saat ini belum juga membuka matanya. Bahkan, tubuhnya selalu mengejang hebat! Tapi kalian berdua malah bertengkar disini.” Ucap Mila penuh kekesalan.
“Prilly.....” Gumam Ali pelan dan langsung meninggalkan mereka ber3 untuk mengarah keruangan Prilly.
“Heh, bajingan tungguuuuuuu! Jangan ganggu Prilly! Bajingaaaaaan” langkah Gritte kembali terhenti, ketika Mila menghentikan dan mencegahnya.
“Jangan Te, biarkan Ali menjaga Prilly. Mungkin dengan hadirnya Ali disamping Prilly, setidaknya Prilly bisa membuka matanya kembali.”
____o0o____
-Ali POV-
Andai waktu bisa ku ulang kembali, pasti semua coretan tinta ini ku hilangkan dan kubiarkan angin ini meniupnya secara perlahan.
Aku bisa apa, ketika kertas putih ini sudah terpenuhi dengan segala macam tinta yg menodainya. Aku bisa apa? Dan apa yg bisa aku lakukan untuk menjadikannya kembali putih dan suci tanpa noda sedikitpun.
Kalaupun itu bisa, pasti itu semuanya sudh terlambat. Hanya puing penyesalan yg saat ini mendekam dilubuk jiwa ku yg paling dalam...... Oh Angin, hilangkanlah noda ini dengan kesejukanmu.
Aku bisa apa, ketika kertas putih ini sudah terpenuhi dengan segala macam tinta yg menodainya. Aku bisa apa? Dan apa yg bisa aku lakukan untuk menjadikannya kembali putih dan suci tanpa noda sedikitpun.
Kalaupun itu bisa, pasti itu semuanya sudh terlambat. Hanya puing penyesalan yg saat ini mendekam dilubuk jiwa ku yg paling dalam...... Oh Angin, hilangkanlah noda ini dengan kesejukanmu.
~
“Maafkan Kaali sayang, maafkan Kaali sudah membuatmu seperti ini. Ini memang salah Kaali.” Gumamku pelan mencium punggung jari jemari Prilly yg memang hangat itu.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar