Genre : Sad, Romance
"maaf.. Maaf.. Maaf..."
kata itu terus keluar dari muluk al.
Entah itu tulus atau tidak. Semuanya terjadi tampa prilly duga. Ada rasa
iba yang muncul di dalam hatinya membuat gadis itu berusaha untuk
membangunkan al.
"bangunlah. Aku tidak suka jika kau sperti ini"
pinta prilly. Sekilas ia menatap iris mata hitam al dan menemukan
keseriusan di sana berharap pria itu bersungguh-sungguh meminta maaf.
"apakah kau mau memaafkanku?" sekali lagi al bertanya untuk memastikan
dan mendapatkan anggukan kecil dari prilly di sertai senyum pertanda ia
telah memaafkan al.
"kau benar-benar memaafkanku?" tanya al lagi
untuk memastikan. Pria itu sangat berharap apa yang telah ia lakukan
membuahkan hasil.
Prilly menarik nafas sekilas lalu menatap mata al kembali "iya. Aku memaafkan mu"
tampa aba-aba dan entah ada angin apa, al langsung memeluk prilly.
Ternyata usahanya berhasil membuat gadis itu untuk memaafkannya. Inilah
hal yang di lakukan oleh al yang pertama kalinya. Meski sedikit membuang
harga diri, apa boleh buat(?)
"trimakasih.." ucap al tampa
melepas pelukannya. Sepertinya pria ini sangat senang memeluk gadis itu,
namun berbeda dengan prilly. Dengan susah payah ia melepas pelukan al
meski tenagannya tak sebanding.
"al, lepasin.."
dengan amat
sangat terpaksa al pun melepas pelukannya meski senyum dan rasa senang
tak lepas dari raut wajahnya. Seakan tengah memenangkan tander baru.
Entah! Mungkin inilah pertama kali pria itu tersenyum.
"sorry, kebawa suasana"
"i..ia" jawab prilly gugup. Sampai saat ini mereka masih tak sadar
bahwa dua orang pria berwajah tampan tengah menatap geram ke arah
mereka.
Yah! Bisa di bilang cemburu(?) #hadeh
****
jam istirahat telah berkumandang pertanda waktunya semua siswa
meluangkan waktunya untuk beristirahat. Ada pula beberapa siswa lebih
memilih membawa buku di perputakaan.
Gritte membereskan
buku-bukunya lalu memasukkannya ke dalam tas miliknya. Sejak tadi ia
terus bersikap dingin terhadap sahabatnya. Tentu saja hal ini membuat
prilly sedikit tak enak, karna tampa sebab gritte sang sahabat berubah
begitu saja. Dengan keberanian prilly pun mulai bertanya
"kau kenapa? Kenapa sejak tadi kau mendiami ku?"
"tidak papa" jawab gritte acuh. Selepas semua buku tlah ia bereskan,
gadis tomboy itupun pergi meninggalkan prilly dengan seribu tannya.
Tak biasanya gritte sperti itu(?) pikir prilly. Jika ia memang mempunyai kesalahan setidaknya bicaralah.
"kenapa sih dia??" tanya prilly entah kepada siapa.
Gadis itupun memutuskan untuk mengejar sahabatnya mencari kepastian apa
yang sebenarnya terjadi terhadapnya. Kenapa ia berubah(?)
"tungguuu" sergah prilly ngos-ngosan. Ia menarik tangan gritte membuat si empunnya menoleh
"kau ini.. Sebenarnya.. Kenapa sih?"
"aku sudah bilang. Aku tidak kenapa-napa. Apakah kau tuli? Huh?" kesal gritte. Rasa cemburu telah menutupi jalan pikirannya.
Prilly tercekang, sejak awal ia mengenal gritte sebagai gadis lembut
tak pernah membentak atau berkata kasar sperti ini, meskipun
penampilannya terkesan tomboy tapi baru kali ini gadis itu benar-benar
murka karna kecemburuan.
"gri..grite"
"maaf! Tapi bisakah kau tidak menggangguku? Aku ingin sendiri"
gritte kembali menarik langkah namun lagi-lagi prilly menghalanginya
dengan mengambil gerakan cepat hingga kini ia berada di hadapan gritte
"jika kau ada masalah, ceritakanlah kepadaku. Aku ini sahabat mu.." ucap prilly berusaha membujuk.
"tidak ada masalah. Aku hanya ingin sendiri.. Jadi, minggirlah" dengan
satu gerakan gritte sedikit menyenggol tubuh mungil prilly hingga gadis
itu sedikit terdorong. Ia benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya
terjadi kepada sahabatnya itu.
Kali ini prilly hanya pasrah dan membiarkan sahabatnya sendiri. Mungkin itu adalah yang terbaik untuknya.
Dengan langkah lunglai, prilly memutuskan untuk berjalan entah kemana,
pikirannya tak lepas dari sahabatnya. Akan tetapi hal itu tak
berlangsung lama ketika seorang pria berdiri di hadapannya dan sontak
menjadi pusat perhatian prilly.
"ali?" ucap prilly. Ali yang tadi nya berdiri dengan posisi tersandar pun berjalan mendekati gadis yang ia cintai.
"kau kenapa?" tanya ali seraya tau bahwa sesuatu tengah terjadi kepada prilly.
Prilly menggeleng "tidak. Aku hanya merasa lelah" dusta prilly. Menurutnya hal ini tak perlu di ceritakan
"yasudah jika kau tak ingin jujur"
ali menarik tubuh prilly membawa gadis itu kepelukannya.
Hal itu tentu membuat prilly terkejut, dan bertanya-tanya
"ali, lepaskan! Gak enak sama anak-anak yang lain" prilly berusaha
melepas pelukan itu namun pada akhirnya pasrah, karna pelukan ali
semakin erat kepadanya
"biarkan sperti ini, aku hanya ingin memeluk mu" sergah ali seakan tak rela untuk melepas pelukannya.
Seperti ada yang yang ia sembunyikan. Sesuatu yang orang lain tak tau namun sangat berat. Entahlah!
Bersambung..
Advertisement
Advertisement
Cerbung "Suffer" Part 11
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar