Advertisement

Advertisement

Cerbung Coboy Junior dan Nama Kamu (NK) "Cinta atau Obsesi?" Part 1



Cinta dan Obsesi itu dua hal yang berbeda.
Seringkali banyak orang yang salah menafsirkan dua kata tersebut. Sebagian besar dari mereka, mengatakan bahwa cinta dan obsesi itu sama. Nyatanya, cinta dan obsesi itu berbeda.
Cinta adalah perasaan murni yang tumbuh dari hati. Cinta akan tetap berharga meski kau telah memilikinya. Bahkan akan terasa lebih berharga saat kau berhasil menaklukannya.
Sedangkan obsesi?
Obsesi timbul karena suatu hasrat ingin memiliki. Obsesi melihat dari sisi kesempurnaan, bukan kekurangan seperti cinta. Obsesi seperti suatu hasrat ingin memiliki yang sangat tinggi. Kau merasa sangat-sangat menginginkannya. Namun setelah kau dapat memilikinya, benda itu tak lagi berharga.
Kau pernah bukan, menginginkan sebuah mainan yang menurutmu sangat indah sewaktu kecil? Kau bahkan sampai rela menangis dan merengek agar orangtuamu membelikannya untukmu. Tapi, setelah kau memiliki mainan itu kau malah tidak memainkannya dan membiarkan barang itu tergeletak tak berguna. Kau mengatakan lebih menyayangi mainan bututmu, karena mainan bututmu itulah yang membuatmu nyaman. Bukan mainan baru yang terlihat indah namun tak lagi berharga setelah kau memilikinya.
Sekali lagi, obsesi dan cinta itu berbeda. Jangan samakan kedua hal itu

Iqbaal duduk dikursi kantin paling ujung. Kedua bola matanya, tak lepas memandangi seorang gadis cantik yang hanya berselang 4 meja darinya. Rambut pirang sebahu milik gadis itu melambai-lambai membuat gadis itu tampak mempesona meski dalam suasana riuh dikantin. Iqbaal mengagumi gadis itu sejak lama. Sejak Iqbaal baru saja menginjak bangku SMP. Iqbaal juga selalu satu kelas dengan gadis itu sewaktu SMP, namun Iqbaal tak pernah berani menyapanya. Gadis itu terlalu sempurna untuk Iqbaal. Iqbaal selalu merasa gugup saat disapa olehnya.
Zidny Iman Lathifa. Gadis cantik berperawakan tinggi yang Iqbaal kagumi sejak SMP. Bahkan, mereka juga bersekolah diSMA yang sama. Hanya saja, Iqbaal mengambil jurusan MIA sedangkan Zidny IIS saat SMA *maafnggakdibuatsekelas :D*. Iqbaal selalu memilih tempat duduk favoritnya yaitu disamping pintu karena agar dapat mencuri pandang ke kelas Zidny waktu SMA. Karena entah kebetulan atau apa, tempat duduk Zidny juga di meja paling depan. Hal itu tentu saja membuat Iqbaal selalu bisa mencuri pandang ke arah zidny saat pelajaran berlangsung. Tak jarang pula Iqbaal dihukum oleh guru karena terlalu asyik memperhatikan Zidny dan mengabaikan penjelasan guru saat mengajar.
Kini, mereka sudah menginjak semester dua di bangku universitas. Mereka berada di universitas yang sama namun fakultas yang berbeda. Iqbaal fakultas kedokteran, dan Zidny fakultas ekonomi.
Brak!
Seseorang menggebrak tepat didepan Iqbaal membuat pria itu terlonjak. Iqbaal menatap tajam gadis penggebrak meja dihadapannya yang saat ini menghalangi pandangannya menatap wajah cantik Zidny. Gadis itu sepertinya tak mengindahkan tatapan tajam Iqbaal, terlihat dari tingkah lakunya yang kini malah mendudukkan pantatnya pada kursi didepan Iqbaal.
“Lo ngapain sih duduk disitu?” kesal Iqbaal. Gadis itu mengacau pandangan Iqbaal untuk melihat Zidny.
Gadis itu menatap sinis Iqbaal, “Ini tempat umum kali, ibu kantin juga nggak ngelarang. Lagian siapa elo ngelarang-larang gue? Emang ini kantin milik nenek lo?!”
“Njiirr, gila! Gue yang duluan disini bego! Lo nyari tempat lain aja deh!” umpat Iqbaal. Iqbaal sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat Zidny yang masih duduk dibangku kantin bersama teman-temannya.
“Eh, gak usah ngatain bego kalo lo sendiri juga bego!” balas gadis itu sengit membuat Iqbaal kini menatap gadis menyebalkan itu.
“Lo yang bego!”
“Lo!”
“Lo!”
“Lo!”
“Lo!”
“Elo!”
“Udah sesama bego jangan saling menyalahkan,” ujar sebuah suara yang terdengar sangat menyebalkan.
“BASTIAAAAAANNN!!!” teriak gadis ini geram. Bastian secara tidak langsung mengatainya bego, bukan? Bastian datang dengan wajah santainya dan duduk disebelah (nama kamu).
Bastian menutup telinganya mendengar teriakan gadis itu. Semua orang dikantin itu memandang gadis itu dengan kesal. Gadis itu mengganggu dengan teriakannya yang sangat memekakakn telinga.
“Berisik banget sih lo jadi cewek!” komentar Iqbaal. Gadis itu menatap Iqbaal dan Bastian tajam.
“Udah deh, (nam). Gak usah melotot gitu, kayak mau keluar tuh mata lo” celetuk Bastian.
Gadis yang tak lain bernama (nama kamu) itu mendengus sebal mendengar celetukan Bastian yang asal-asalan.
“Gak usah dimaju-majuin bibirnya. Gue cium juga, lho (nam)?” seru Bastian lagi. (nama kamu) benar-benar dibuat kesal oleh Bastian. (nama kamu) merasa mood hari ini benar-benar hancur. Tadi,saat ia datang menggebrak meja kantin ia juga sedang merasa kesal. Nah sekarang? Moodnya tambah menurun karena ocehan Bastian.
“Lo berdua ngerusak pemandangan sama hati gue taugak?” ucap Iqbaal kesal.
“So, gue mesti peduli gitu?” celetuk (nama kamu) lalu mengikuti arah pandangan Iqbaal.
(nama kamu) tersenyum miring, “Zidny, eh?” pancing (nama kamu) menaikkan sebelah alisnya.
“Apa sih lo, sok tau banget jadi cewek!” gerutu Iqbaal.
(namakamu) menyeringai, “Bodo! Tapi bener kan?” kali ini (nama kamu) menaik-turunkan alisnya untuk menggoda Iqbaal membuat Iqbaal berdecak. Kesal akan tingkah (nama kamu).
Bastian nimbrung, ”Zidny cewek cantik dari fakultas ekonomi itu?”(nama kamu) mengangguk mantap.
“Sok tau lo berdua!” Iqbaal menoyor kening (nama kamu) dan Bastian bersamaan dengan kedua tangannya.
“Udahlah gakusah ngelak, lo yang tiap hari ngasih mawar merah buat Zidny, kan?” tebak (namakamu) membuat Iqbaal gelagapan. Bastian tidak akan mendengarnya, karena Bastian baru saja beranjak untuk memesan makanan setelah mendapat toyoran Iqbaal tadi.
“Hahaaa bener kan? Lo nggak bisa jawab. Gue juga kenal kali sama Zidny” lanjut (nama kamu) tertawa melihat raut wajah Iqbaal yang telihat seperti maling yang tertangkap basah.
“Lo kenal sama Zidny?” tanya Iqbaal dengan mata menyipit. Tatapan tajamnya kini beralih menjadi tatapan penuh harap. (nama kamu) meringis menyadari ekspresi itu.
“Emang siapa yang nggak kenal Zidny? Cewek cantik yang famous dikampus ini. Dia juga ramah”
‘dan Zidny itu sepupu gue,’ tambah (nama kamu) dalam hati. Zidny memang cantik dan juga manis, jadi tidak heran jika banyak pria yang mendekatinya.
“Lo mau gue comblangin sama Zidny?” tawar (nama kamu) membuat Iqbaal terkesiap. Dengan cepat Iqbaal menggeleng, membuat tawa (nama kamu) meledak.
“Haahhaa..gue juga nggak mau kali! Paling gue Cuma mau ngasih tau kalo lo suka sama dia” (nama kamu) terkekeh diakhir kalimatnya. Ia akan mengancam Iqbaal kali ini.
“Jangan! Lo mah main ancem-ancem aja”
“Kenapa? Takut?” tantang (nama kamu).
“Nggak!”
“Yaudah,gue bilangin ke Zidny”
“Eh,eh! Jangan dong. Lo tuh yaa..jadi cewek kok ember banget” ejek Iqbaal.
“Dasar pengecut. Oke, gue gakbakal bilangin ke Zidny asal-”
“Gue bukan pengecut” potong Iqbaal cepat.
“Ohya? Kalo lo bukan pengecut, kenapa lo nggak nyatain ke Zidny?” (nama kamu) menaikkan sebelah alisnya membuat Iqbaal tampak gelagapan.
“Gue..ehm, gue Cuma nunggu waktu yang tepat” jawab Iqbaal sedikit gelagapan. (nama kamu) memutar bola matanya. Iqbaal pria, bukan? Nunggu apalagi,coba? Yang ada nantinya Zidny sudah jadi milik orang lain. Dasar pria pengecut, desis (nama kamu) dalam hati.
“Bantuin gue bikin makalah!” ucap (nama kamu) tiba-tiba dengan santainya hingga membuat Iqbaal yang tengah menyeruput minuman miliknya tersedak.
“Apa?” Iqbaal tidak tuli, bukan?
“Pendengaran lo masih normal, kan? Yaudah sih kalo nggak mau, gue bilangin ntar ke Zidny,”(nama kamu) tersenyum miring. Sepertinya Zidny bisa menjadi ancaman yang ampuh bagi (nama kamu).
“Eh, jangan dong!”
“Yaudah, bantuin yah? Ntar sore lo kerumah gue”
“Kita beda fakultas, bego! Gimana gue bantuinnya?”
“Bisa nggaksih lo nggak usah bego-begoin gue? Iya, gue tau IQ lo lebih tinggi daripada gue, Calon Dokter! ” cibir (nama kamu) sinis sekaligus kesal.
Iqbaal menghela nafas, “Emang itu kenyataan. Yaudah gue mau, untung lo fakultas Biologi jadi gak jauh beda sama kedokteran” gerutu Iqbaal. (nama kamu) mengumpat Iqbaal yang menurutnya terlalu percaya diri. Rasanya ingin sekali (nama kamu) menggetuk kepala Iqbaal tapi dia sendiri butuh bantuan Iqbaal untuk membantu mengerjakan makalahnya. Kalau ia menggetok kepala Iqbaal lalu Iqbaal hilang ingatan? Cih, itu bisa merepotkan.

Cerbung Coboy Junior dan Nama Kamu (NK) Terbaru

“Gue pikir lo nyasar,” ucap (nama kamu) saat baru saja membukakan pintu untuk Iqbaal. Iqbaal tidak menanggapi dan langsung masuk ke dalam rumah (nama kamu). Ia sudah berjanji untuk membantu gadis itu membuat makalah demi rahasia perasaannya terhadap Zidny tidak terbongkar.
“Ohiya, lo mau minum apa?” tanya (nama kamu) sedikit lembut. Iqbaal menggeleng menandakan ia tidak ingin meminum apa-apa.
“Yaudah sih, gue ambilin jus alpukat aja yaa? Oh iya, lo cobain deh kue buatan gue enak lho? Gue baru nyoba bikin” (nama kamu) menyodorkan sebuah kue bolu buatannya yang sedikit tidak mengembang dan keras. Maklum, baru pertama kali bikin colonthree emotikon.
“Bisa langsung aja nggak sih? Gue juga masih banyak tugas, (nam)” kesal Iqbaal. Ia tidak mau berbasa-basi dan berlama-lama dirumah (nama kamu).
(nama kamu) mendengus sebal, kemudian meraih laptopnya dan menunjukkan hasil ketikannya semalam. (nama kamu) paling malas membuat makalah. Terlihat dari ketikannya yang asal-asalan.
“Gila lo! Lo anak fakultas Biologi, kan?” tanya Iqbaal dengan nada tinggi begitu melihat tulisan dilaptop silver milik (nama kamu).
“Iya, kenapa? Gakusah pake gila, berapa bang?” oceh (nama kamu) kesal. Iqbaal menggelengkan kepalanya. Kesal akan tingkah (nama kamu).
Bagaimana mungkin gadis seperti (nama kamu) bisa masuk fakultas Biologi? Cara membuat pendahuluan dalam makalah saja masih ambur-adul. Iqbaal heran, bagaimana caranya gadis itu lolos tes fakultas Biologi padahal...
“Eh, gakusah gitu kali ngeliatinnya! Gue tau gue cantik,” celetuk (nama kamu).
Iqbaal membulatkan matanya, “Heh! Jangan kegeeran deh lo jadi cewek! Gue heran aja, nilai IPA lo berapa sih? Kok bisa masuk fakultas Biologi? Padahal kan difakultas Biologi hampir mirip sama ilmu kedokteran, bedanya kal-”
“Ooh, lo ngehina gue gitu? Ya, okeh. Gue tahu IQ lo emang lebih tinggi dari gue. Kalo gue lebih pinter dari lo gue nggak bakal kali minta bantuan lo! Kalo gue pinter juga gue bakal masuk kedokteran, bukan Biologi kek gini. Nanggung taugak? :3” seketika tawa Iqbaal pecah. Gadis seperti (nama kamu) masuk kedokteran? Itu terdengar konyol. Iqbaal yakin, pasti tidak ada pasien yang mau berobat kepada gadis itu jika memanng gadis itu menjadi dokter.
(nama kamu) mendengus sebal. Iqbaal menertawainya,padahal ia memang bercita-cita menjadi dokter sejak dulu.
“Udah ah,nggak usah ketawa. Gue sumpel juga mulut lo! Bantuin gue bikin makalah, buru!” (nama kamu) berusaha mengalihkan tawa Iqbaal.
Tawa Iqbaal mereda, “Gimana mau bikin? Lo ngaku anak Biologi buat teks laporan observasi aja masih ngarang. Lo tau kan? Teks laporan hasil observasi itu harus berdasarkan FAKTA! Bukan opini seenak jidat lo” jelas Iqbaal. (nama kamu) hanya mengangguk. Ia memang salah, harusnya dia tidak mengarang sendiri saat menulisnya.
“Terus gimana dong caranya?” tanya (nama kamu) bingung. (nama kamu) benar-benar malas mengerjakannya.
Iqbaal menghela napas, “Hh..gini, kita nggak mungkin ngerjain ini sekarang karena bahan ajarnya kurang. Besok, lo mesti pinjem buku ke perpus gue bakal tulis buku apa aja yang mesti lo pinjem. Dan gue nggak mau tau, semua buku itu harus ada besok. Kalo nggak? Gue ngak bakal bantuin lo lagi” (nama kamu) tercengang. Jika Iqbaal tidak membantunya, siapa yang akan menolong nilainya? Baiklah, untuk kali ini (nama kamu) akan mengusahakannya.
Iqbaal tampak menulis judul buku yang harus dipinjam (nama kamu) ada secarik kertas lalu menyodorkan kertas itu pada (nama kamu).
7 jenis buku? Seketika (nama kamu) membulatkan matanya. Bagaimana ia meminjam sebanyak itu? Maksimalnya saja 2 jenis buku?
“Lo gil-”
“Gue nggak terima alasan apapun. Besok buku itu harus udah ada” potong Iqbaal cepat semari mengibaskan tangannya.
“Maksimalnya aja 2, bego! Yang ada gue kena semprot tuh penjaga perpus” protes (nama kamu).
“Eitss, gue nggak terima penolakan. Lo rayu aja tuh petugas perpus”
“Dih, gue? Ngerayu penjaga perpus yang sok kecentilan sama cowok itu? Cih,gakbakal. Dia tuh ramahnya Cuma sama cowok kalo sama cewek mah, siap-siap aja dibuat mati kutu sama dia”
Bayangkan! Untuk menginjakkan kakinya ke perpustakaan kampus saja rasanya enggan karena pasti akan bertemu dengan penjaga yang super-duper galak dan menjengkelkan. Baru saja masuk selangkah, sudah kena semburannya. Apalagi kalau meminjam 7 buah buku? T-U-J-U-H?
“Gue nggak mau tau! Gue pulang dulu, bye!” Iqbaal mengambil tas ransel hitamnya sebelum kemudian beranjak meninggalkan (nama kamu) yang belum sempat melontarkan protesannya. Iqbaal pergi tanpa pamit dulu kepada tuan rumahnya.
Ck, dasar tidak sopan! Komentar (nama kamu) dalam hati.
(nama kamu) tersenyum samar melihat kepergian Iqbaal. Kemudian (nama kamu) beranjak ke jendela untuk melihat Iqbaal hingga keluar dari pekarangan rumahnya.
“Kalo dengan cara kayak gini gue bisa deket sama lo, gue bakal lakuin baal. Meskipun gue tau lo cuma tertarik sama Zidny. Maaf kali ini gue pengen egois,” gumam (nama kamu) masih menatap kepergian Iqbaal melalu jendela rumahnya.
Mencintai tanpa dicintai bukanlah suatu keinginan, namun merupakan suatu pilihan. Kau yang lebih memilih untuk mencintai, maka kau pula yang harus menanggung resikonya. Karena, mencintai itu mudah hanya perlu hati yang siap untuk terluka nantinya, jika orang yang kau cintai lebih memilih yang lain.
Dan (nama kamu) sudah menentukan dia ingin ‘mencintai’ meski ada lelaki lain yang sebenarnya masih menunggunya.

Bersambung ...

Cerbung Coboy Junior dan Nama Kamu (NK) "Cinta atau Obsesi?" All Part >TAMAT<

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

search
Kontak · Privasi · Tentang
© 2015 Cerbung Romantis. Template oleh Naskah Drama. ke Atas